You are on page 1of 6

Petunjuk Singkat Mencari Topik Skripsi,

Menyusun Proposal Skripsi, Menyusun


Skripsi dan Prasidang+Sidang
Berdasarkan pengalaman saya membimbing skripsi di Ilkom UPI, berikut
beberapa hal penting yang mudah-mudahan bisa membantu mahasiswa
menyelesaikan skripsinya mulai dari mencari topik skripsi sampai dengan
sidang. Bagi mahasiswa di luar Ilkom UPI, mungkin ada perbedaan, tapi
menurut saya ide dasarnya tetap dapat digunakan.

Setelah mengontrak skripsi, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah
mencari topik. Kegiatan ini sangat penting, mendapatkan topik yang baik
berarti sekitar 30% skripsi telah selesai. Jadi persiapannya juga tidak dapat
seadanya. Ini beberapa saran untuk mendapatkan topik yang baik:

1. Skripsi dapat dikatakan sebagai tugas besar terakhir, yang paling besar. Anda
menggabungkan ilmu yang anda peroleh saat kuliah sekaligus praktikum dan
tugas-tugas besarnya. Setelah menyelesaikan semua kuliah, anda seharusnya
sudah punya gambaran untuk mengambil tema apa. Ambil topik yang anda
sukai sehingga saat dikerjakan tidak terasa berat. Itu sebabnya bagi yang masih
kuliah, manfaaatkan kuliah sebaik-baiknya. Jangan ambil kuliah pilihan hanya
karena teman lain mengambilnya dan jangan jadi ‘penggembira’ saat
mengerjakan tugas kelompok
2. Mengenai beban, bayangkan tugas besar yang dikerjakan selama sekitar 4 bulan
intensif (~50 jam per minggu). Kalau anda menemukan topik yang dapat
dikerjakan 1-2 bulan, topiknya pasti terlalu ringan. Walaupun mungkin lolos
seminar proposal tapi akan lebih tidak enak kalau terjegal saat prasidang. Topik
yang dapat dikerjakan dengan formula Excel sederhana (non vb
script), biasanya juga masuk ke kategori terlalu sederhana.
3. Setelah mendapat tema umum, misalnya “jaringan”, “datamining”,
“pemrosesan grafik”, “social media”, “sistem informasi”, “imk” dst, mulailah
mencari lebih dalam. Gunakan google untuk mencari pembahasan tentang itu,
baca ebook, sambil coba cari topik yang lebih khusus (lebih spesifik).
Tujuannya agar anda familiar dengan istilah-istilah atau jargon yang umum
digunakan dalam topik tersebut. Ini akan menjadi bekal saat membaca paper.
Anda mungkin sudah mulai membayangkan masalah-masalah sekitar topik
tersebut yang dapat anda angkat menjadi topik skripsi. Lebih ideal jika anda
mendapatkan topik dari dosen (topik dari saya dapat dilihat
di: tinyurl.com/topikskripsi) . Jika topik diberikan dosen, artinya dosen tersebut
tertarik dengan topik ini sehingga dukungan akan lebih besar. Dosen juga
biasanya sudah tahu cakupan yang tepat dan gambaran kasar solusi. Tentu anda
juga harus cocok dengan topiknya.
4. Jangan mulai dari algoritma, tapi mulailah dari masalah. Jadi tentukan dan
pahami dulu apa masalahnya, baru cari algoritma atau teknik untuk
memecahkan masalah tersebut (jangan dibalik). Salah satu kesalahan yang
sering terjadi adalah terlalu buru-buru menentukan teknik solusi dari masalah.
Contoh yang buruk: “Saya mau menggunakan algoritma/teknik X”, untuk apa?
“Ya belum tahu, yang penting pake X “.
5. Setelah mempunyai bekal dasar-dasar materi, saatnya mulai masuk ke aspek
yang lebih ilmiah yaitu paper. Pada skripsi, mhs tidak diharapkan hanya
sekedar membuat aplikasi biasa tapi harus punya sisi inovatif. Sisi inovatif
tersebut biasanya hanya dapat diperoleh dari paper.
Gunakan scholar.google.com dengan keyword sesuai topik anda. Pilih paper
yang menarik, TIDAK semua paper harus dibaca. Awali baca paper dengan
membaca abstrak lalu kesimpulan (jangan semuanya dulu). Jangan khawatir
jika ada istilah yang anda tidak mengerti. Jika menarik, coba baca sekilas
isinya. Anda TIDAK harus memahami keseluruhan isi paper. Kemudian jarang
sekali paper yang dapat dimengerti dalam sekali baca, ada yang harus dibaca
10-20 kali baru terasa jelas. Beberapa paper yang terpilih, yang paling relevan
akan menjadi dasar proposal anda. Untuk tingkat S1 mhs boleh me-
reimplementasi paper yang sudah ada dengan sedikit tambahan atau perubahan.
Sebaiknya jangan menggunakan skripsi S1 mahasiswa lain untuk referensi,
berdasarkan pengalaman saya, kualitasnya sering kurang layak untuk referensi.
6. Bersamaan dengan tahap 5, anda mulai dapat menemui dosen yang terkait
dengan topik anda. Jangan menghadap dosen dengan kepala kosong karena
pertemuannya akan tidak produktif. Manfaatkan dosen untuk saran-saran
berkaitan dengan topik, berdiskusi mengenai bagian paper yang anda tidak
mengerti, apakah topik layak untuk dijadikan skripsi dsb. Cari dosen dengan
bidang yang cocok dengan topik skripsi. Ini bisa dilihat dari matakuliah yang
diajarkan dosen tersebut dan skripsi yang pernah dibimbing sebelumnya (untuk
di UPI bisa dilihat di: http://repository.upi.edu/)
7. Selanjutnya mahasiswa mulai dapat membuat proposal. Bagian yang terpenting
dari proposal adalah bab 1. Pada bab 1, perlu disampaikan latar belakang dan
rumusan masalah atau tujuan. Latar belakang menjawab mengapa topik skripsi
penting dan layak diambil. Saat ditanya “mengapa anda mengambil topik ini?
mengapa ini bisa jadi topik skripsi? apa alasannya? mengapa penting?” itu
dijawab di latar belakang. Sedangkan rumusan masalah atau tujuan
menggambarkan apa yang menjadi masalah yang hendak diselesaikan. Anda
tidak bisa menyelesaikan masalah kalau tidak tahu masalahnya apa. Biasanya
pada tahap ini perlu bolak balik cukup intensif dengan dosen pembimbing.
Jangan masuk ke bab 2 dulu sebelum bab1 benar-benar stabil.
8. Selanjutnya buat bab2. Jika bab 1 (latarbelakang/tujuan) memperlihatkan aspek
“mengapa (why) dan apa (what)”, bab 2 akan menjelaskan aspek “bagaimana
(how)”. Isi dari bab 2 adalah penelitian/buku/materi/teori/library yang
dibuat orang-lain yang relevan dengan skripsi anda. JANGAN memasukkan
materi yang tidak relevan dengan topik. Sebelum mulai, tanyakan pada dosen
pembimbing materi apa saja yang perlu masuk dan urutan pembahasannya.
Untuk tahap proposal tidak perlu dibuat terlalu detil, anda tidak perlu
mengetahui solusi masalah secara rinci tapi anda diharapkan mempunyai
gambaran kasar bentuk solusinya. Pada penulisan bab 2 ini seringkali terjadi
copy-paste, ini WAJIB dihindari karena kalaupun lolos sampai wisuda, kalau
ada yang menggugat di kemudian hari, ijazah anda bisa melayang (terjadi pada
teman S2 saya). Caranya mudah dengan tiga langkah: baca-pahami-tulis. Baca
referensi (bagusnya lebih dari satu), setelah paham baru tulis dengan kalimat
sendiri. Jangan lupa cara pengutipan referensi. Hindari menggunakan referensi
skripsi orang lain, karena seringkali kualitasnya tidak jelas dan akan
memperkuat keinginan untuk copy-paste. Lalu jangan menulis apa yang anda
tidak pahami. Anda harus dapat menjelaskan apa yang anda tulis. Alasan seperti
ini tidak dapat diterima: “saya tidak tahu, dari referensinya sudah begitu”.
9. Jangan terlalu berlama-lama dalam pembuatan proposal. Tidak perlu menunggu
proposal sempurna, karena nanti toh dapat berubah saat perjalanan membuat
skripsi.
10. Saat sidang proposal skripsi, selama anda mengerjakan bab 1 dan 2
dengan baik dan melakukan persiapan presentasi (banyak latihan presentasi),
harusnya anda dapat lolos dengan mudah. Fokus dosen penguji dalam sidang
proposal adalah “apakah ini masalah ini layak untuk dijadikan topik skripsi?”,
“apakah ini feasible untuk dikerjakan dalam waktu 4 bulanan? (terlalu sulit atau
tidak) dan “apakah mahasiswa tahu gambaran solusinya?” (jangan-jangan
hanya punya masalah tapi tidak tahu menyelesaikannya atau bahkan
masalahnya masih kurang paham).
Tahap berikutnya adalah penyusunan skripsi.

BUKU SKRIPSI
Dalam skripsi, ada 3 bab yang paling penting: bab1, bab2 dan bab4 sedangkan
bab3 dapat dikatakan bagian dari bab4. Jika proposal sudah dipersiapkan
dengan baik, harusnya anda hanya akan mengubah sedikit di bab1 dan hanya
melengkapi bab2 (strukturnya akan tetap). Bab 1 dan Bab 2 sudah dibahas
sekilas sebelumnya.
Khusus untuk bab 2, berbeda dengan tahapan proposal yang tidak detil, pada
tahapan skripsi bab 2 harus serinci mungkin sehingga setelah menyelesaikan
bab ini, anda akan mendapat gambaran yang jelas dan rinci bagaimana
menyelesaikan software. Sedapat mungkin gunakan contoh-contoh di bab 2, ini
bermanfaat bagi anda maupun penguji dan pembimbing agar lebih paham
dengan apa yang anda buat. Kalau penguji bingung dengan apa yang dikerjakan
oleh mahasiswa, dia malah akan bertanya kemana-mana. Jangan lakukan
coding sebelum bab 2 selesai, karena efeknya software malah akan sering
dibongkar ulang.

Untuk mengecek apakah bab 2 sudah selesai, coba bayangkan anda serahkan
bab 2 ke mahasiswa ilkom lain tanpa perlu bicara sepatahkatapun, apakah
setelah baca bab 2 dia sanggup untuk mengerjakan softwarenya? jika tidak
artinya bab 2 anda masih kurang rinci.

Langkah berikutnya adalah membuat rancangan yang dituangkan dalam


dokumen teknis (doktek) berdasarkan tujuan yang dituliskan di bab 1 dan teori
di bab 2. Mengapa harus merancang dulu? alasannya sama dengan yang dibahas
di RPL, bongkar-pasang rancangan jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan
bongkar pasang software. Analoginya: bayangkan membuat bangunan 5 lantai
tanpa rancangan terlebih dulu (langsung buat tembok). Akan cepat pada
awalnya tapi ujung-ujungnya malah lebih lambat.

Selanjutnya implementasikan rancangan ini dengan coding dan eksperimen,


catat hal-hal yang penting dan menarik yang ditemukan selama tahapan
rancangan, coding dan eksperimen. Catatan ini akan masuk ke bab 4. Besar
kemungkinan ada hal-hal baru yang anda temukan sehingga doktek, bab 2 atau
bahkan bab 1 perlu diupdate, tidak perlu khawatir karena ini merupakan hal
yang wajar.

Terakhir adalah membuat bab 4. Kontras dengan bab 2 yang berdasarkan teori
orang lain, bab 4 berisi apa yang *anda* kerjakan, dan *tidak-ada* materi
buatan orang-lain di bab 4 ini. Tuliskan semua kegiatan, hasil dan analisis di
bab ini. Dosen akan menilai apa yang anda kerjakan dari bab4, jangan sampai
misalnya ada 10 hal yang anda kerjakan, tapi di bab 4 hanya ditulis 2. Itu
sebabnya bab 2 dan bab 4 adalah bab yang harusnya paling tebal diantara bab
lain.

BACKUP
Kadang terjadi data hilang akibat virus atau tidak sengaja diformat. Atau
memang laptop/hardisknya hilang dicuri. Penting untuk melakukan backup,
gunakan dropbox untuk dokumen skripsi dan repo seperti github untuk source
code skripsi anda (sekalian untuk version control)

PROSES BIMBINGAN
Setiap dosen punya cara masing-masing dalam membimbing, karena anda
adalah salah satu dari sekian mahasiswa bimbingan, andalah yang harus
menyesuaikan diri. Pahami karakter dosen, apa yang dia sukai/benci dan aturan
mainnya. Jangan ragu bertanya jika ada yang tidak jelas atau ada masalah. Coba
tanya ke alumni atau mahasiswa lain yang sudah lama dibimbing oleh dosen
tsb. Kalau dalam kondisi terpaksa harus berganti dosen pembimbing, lakukan
dengan baik-baik dan lapor terlebih dulu.

PROSES PRASIDANG & SIDANG


Tiga kunci untuk presentasi yang baik: latihan, latihan dan latihan. Buku skripsi
harus anda baca dengan detil dan berulang-ulang. Coba tanya ke teman atau
alumni mengenai gaya menguji calon dosen penguji/pembimbing. Ujian sidang
biasanya lebih ringan daripada prasidang, karena proses pengujian ada di
prasidang. Sidang umumnya hanya untuk melihat perbaikan yang dilakukan
pasca prasidang.

Sebelum mulai prasidang+sidang, test proyektor untuk memastikan bekerja


dengan laptop anda. Lalu anda harus memegang hardcopy buku skripsi, jangan
sampai saat ditanya “coba buka halaman xy”, lalu anda harus membuka
softcopy di laptop. Jangan lupa bawa bolpen dan kertas, catat apa masukan dan
pertanyaan dari dosen. Banyak penguji yang kesal jika masukannya tidak
dihiraukan hanya karena alasan “lupa”.

Jangan berasumsi penguji telah mengerti materi dalam skripsi anda, siapkan
contoh-contoh agar mereka lebih paham, termasuk demo program. Dosen dapat
bertanya sampai source code, oleh karena itu siapkan juga source codenya.
Dalam menjawab pertanyaan, coba cerna dulu pertanyaanya dan pikirkan
jawabannya, jangan langsung menjawab.

Berbeda dengan prasidang, ujian sidang lebih fokus terhadap perbaikan yang
dilakukan. Materi tidak perlu diulang, tampilkan masukan dosen pada
prasidang, lalu apa yang anda lakukan terhadap masukan tersebut.
LAIN-LAIN
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat skripsi

 Jangan menuliskan hal yang anda tidak mengerti. Sangat menyebalkan


mendengar alasan “saya juga tidak tahu maksudnya, saya tulis karena di
referensinya juga ditulis seperti itu”. Kalau sudah masuk ke dokumen skripsi
anda, andalah yang harus bertanggung jawab. Baca, pahami baru tulis. Jangan
hanya menterjemahkan apalagi copy paste.
 Bahasa yang digunakan dalam skripsi tidak sama dengan bahasa yang
digunakan di blog atau novel. Hindari bahasa berbunga-bunga yang dapat
memiliki makna ganda dan tidak akurat. Contoh kalimat yang jelek: “sejalan
dengan berlalunya waktu, permasalahan ini menjadi semakin pelik”. Hindari
kata-kata seperti “mungkin”, “kira-kira”, “sepertinya” dan “biasanya”. Bahasa
yang digunakan di dalam skripsi adalah bahasa kering tapi akurat. Tujuannya
saat pembaca selesai membaca skripsi anda, isi kepalanya akan sama dengan
isi kepala anda saat menulis skripsi tersebut.
 Terakhir tapi penting, jangan lakukan kecurangan (copy-paste, plagiat, program
dibuatkan orang lain). Kalaupun lolos, ada pengadlian akhir yang tetap tidak
dapat dihindari.

You might also like