You are on page 1of 10

Cendekia Akuntansi Vol. 4 No.

2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

IMPLEMENTASI AKUNTANSI LINGKUNGAN DALAM PELAKSANAAN


CSR PADA PABRIK GULA LESTARI

Oleh :
Ambarwati, Moedjiono, dan Indrian Supheni
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nganjuk
Email : an.indri@yahoo.com

ABSTRAK

Environmental accounting is part of CSR that can not be separated. The


responsibility of a company, is not carried out with the concept of phylantropi alone.
But should also focus on good environmental conditions, making a positive impact
for employees and the surrounding community. This study aims to analyze the
implementation of environmental accounting in the implementation of CSR in the
sugar mills Lestari. This type of research is categorized into research with
qualitative descriptive method. The research object is the enterprise (SOE)
industries under PTPN X, Sugar Factory Lestari. One based on primary data
obtained directly from your internal PG. Lestari and secondary data obtained from
interviews with the community.
The results of this study showed that the Sugar Factory Lestari has implemented
CSR or better known as the Partnership (the Partnership Program and Community
Development), but still there must be improvements in waste treatment process in
order to get a better result again and be awarded PROPER higher again , Similarly,
for the implementation of social responsibility embodied in various social activities,
to be further enhanced. And foremost, there needs to be a change in the reporting of
environmental costs should be reported separately but complement the period-end
financial statements.

Keywords: KBL Program, Environmental Accounting

PENDAHULUAN perusahaan pun akan mendapat timbal


Latar Belakang balik positif dari lingkungan dan
Tujuan utama suatu entitas masyarakat. Akuntansi lingkungan
adalah profit, tetapi lingkungan harus yang dibahas dalam skripsi ini mengacu
tetap diperhatikan baik internal maupun pada PSAK 33 tentang Pertambangan
eksternal. Dengan konsep triple bottom Umum, karena akuntansi lingkungan
lines, tujuan utama meraih keuntungan belum diatur secara khusus dalam
dapat dicapai (profit) namun tetap PSAK.
memperhatikan kesejahteraan sosial PG Lestari yang dalam
masyarakat sekitar (people) dan operasinya mengadakan penggilingan
keberlangsungan lingkungan tetap tebu, banyak menghasilkan limbah.
terjaga (planet). Seperti diatur dalam Diantaranya limbah padat, limbah cair
PSAK 33 revisi 2012 mengenai dan udara yang bila tidak dapat diatasi
Pertambangan Umum, suatu perusahaan dengan baik sangat rentan menimbulkan
diwajibkan untuk memperhatikan gejolak di masyarakat.Untuk itu, PG
lingkungan tempat menjalankan Lestari berupaya melaksanakan CSR
produksi dan dengan sendirinya yang diantaranya adalah dalam wujud

1
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

akuntansi lingkungan. Dengan adanya istilah yang berupaya untuk


program CSR dan program bina mengelompokkan pembiayaan yang
lingkungan di lingkungan kerja Pabrik dilakukan perusahaan dan pemerintah
Gula Lestari, maka akan tercipta dalam melakukan konservasi lingkungan
hubungan baik antara perusahaan dan ke dalam pos lingkungan dan praktik
masyarakat sehingga diharapkan adanya bisnis perusahaan (I Wayan Suartana,
hubungan timbal balik yang saling 2010.Akuntansi Lingkungan dan Triple
menguntungkan (mutualisme) diantara Bottom Line Accounting : Paradigma
keduanya. Untuk itu, penulis berusaha Baru Akuntansi Bernilai Tambah, Jurnal
mengupas masalah yang berkaitan Bumi Lestari, vol 10 no.1, hal.105-112).
dengan pelaksanaan CSR di Pabrik Gula Biaya lingkungan adalah elemen yang
Lestari dengan judul, “Implementasi melekat pada akuntansi lingkungan,
Akuntansi Lingkungan Dalam untuk itu Arfan Ikhsan (2009) mencoba
Pelaksanaan CSR Pada Pabrik Gula membantu kita memberi pemahaman
Lestari” mengenai biaya lingkungan. Biaya
lingkungan adalah dampak baik moneter
KAJIAN TEORI atau non-moneter yang terjadi sebagai
Nurhikmah Mukhtar dalam hasil dari aktifitas perusahaan yang
“Implementasi CSR sebagai Modal berpengaruh pada kualitas lingkungan.
Sosial pada PT.Pertamina EP Region Bagaimana perusahaan menjelaskan
KTI Field Bunyu”, Akmal Lageranna mengenai biaya lingkungan bergantung
dalam “Pelaksanaan Tanggung Jawab pada cara perusahaan menggunakan
Sosial pada Perusahaan Rokok” studi informasi biaya (alokasi biaya,
pada PT.Djarum Kudus, Jawa Tengah penganggaran modal, disain produk dan
dan Nurul Inayah Shabir dalam “Analisis keputusan menejemen lain) dan cakupan
Implementasi Corporate Social aplikasinya. Estimasi, akumulasi dan
Responsibility PT.Semen Tonasa dalam pelaporan biaya lingkungan merupakan
Upaya Pengembangan Masyarakat”, bagian dari proses pengurusan produk
pada ketiga penelitian tersebut yang dikendalikan oleh kondisi masa
mempunyai kesamaan variabel terikat depan dan menjadi bagian integral dari
yaitu CSR dengan variabel bebas modal sistem akuntansi yang sadar lingkungan.
sosial dan pengembangan masyarakat. Menurut Arfan Ikhsan (2009), akuntansi
Sedangkan pada penelitian ini, penulis lingkungan dikelompokkan menjadi 5,
berusaha menjelaskan variabel yang yaitu:
menjadi bahasan, yaitu akuntansi a. Biaya pencegahan, adalah investasi
lingkungan dan CSR/PKBL (dalam yang dibuat dalam suatu usaha untuk
istilah BUMN). Akuntansi adalah sistem menjamin konfirmasi yang
untuk menghasilkan informasi keuangan dibutuhkan. Misalnya kegiatan-
yang digunakan oleh pemakainya dalam kegiatan yang termasuk dalam
proses pengambilan keputusan bisnis orientasi anggota tim, pelatihan dan
(Arfan Ikhsan : 2009) pengembangan standar perencanaan
Di dalam PSAK 33 (2012) dan prosedur.
dijelaskan, lingkungan hidup adalah b. Biaya penilaian, adalah biaya yang
kesatuan ruang dengan semua benda, terjadi untuk mengidentifikasikan
daya, keadaan dan makhluk hidup, kesalahan setelah terjadi. Misalnya
termasuk didalamnya manusia dan biaya yang digunakan untuk kegiatan
perilakunya, yang mempengaruhi pengujian.
kelangsungan perikehidupan dan c. Biaya kesalahan internal.
kesejahteraan manusia, serta makhluk Adalah biaya mempekerjakan
hidup lainnya. Sedangkan pengertian kembali dan biaya perbaikan sebelum
Akuntansi Lingkungan adalah suatu (barang/jasa) diserahkan kepada

2
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

pelanggan. Misalnya biaya perbaikan kebiasaan, peningkatan kualitas hidup,


kesalahan setelah diadakan pengujian kompetensi sumber daya manusia,
internal. penciptaan lapangan kerja dan
d. Biaya kesalahan eksternal, adalah kemakmuran. Bagi perusahaan, adanya
biaya mempekerjakan kembali dan pertumbuhan, laba, citra dan daya saing,
biaya perbaikan setelah (barang/jasa) mendapat dukungan dan niat baik dari
diserahkan kepada pelanggan. masyarakat, rasa bangga dan nilai
Misalnya biaya perbaikan dari hasil spiritual bagi karyawan dan
pengujian yang diterima. keluargannya dan adanya dialog tulus
e. Nilai tambah, nilai tambah mengacu dengan para pemangku kepentingan.
pada dasar biaya yang menghasilkan Bagi dunia dan lingkungan, adanya
produk atau jasa kinerja, tidak pengelolaan limbah, ekosistem yang
digolongkan pada usaha untuk seimbang serta lingkungan yang hijau
menjamin kualitas. dan bersih.
UU No.74/2007 mengisyaratkan Untuk mendorong perusahaan
bahwa tanggungjawab sosial dan untuk meningkatkan kinerjanya dalam
lingkungan merupakan kewajiban upaya pelestarian lingkungan,
Perseroan yang dianggarkan dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
diperhitungkan sebagai biaya perseroan mencanangkan suatu program yang
yang pelaksanannya dilakukan dengan disebut PROPER yang dikemas dalam
memperhatikan kepatutan dan bentuk kegiatan pengawasan dan
kewajaran. PSAK Nomor 1paragraf 14 pemberian insentif dan/atau disinsentif
(revisi 2013) pun telah mengungkapkan kepada penanggung jawab usaha dan
penjelasan mengenai penyajian dampak kegiatan sesuai dengan UU NO.32/2009
lingkungan, sebagai berikut : Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
“Beberapa entitas juga menyajikan, Lingkungan Hidup dan Peraturan
terpisah dari laporan keuangan, laporan Menteri (PERMEN) Negara Lingkungan
mengenai lingkungan hidup dan laporan Hidup No.05/2011 tentang PROPER.
nilai tambah, khususnya bagi industri Adapun penghargaan PROPER itu
dimana faktor lingkungan hidup terdiri dari berbagai macam peringkat,
memegang peranan penting dan bagi yaitu :
industri yang menganggap karyawan 1. Emas, untuk usaha dan kegiatan yang
sebagai kelompok pengguna laporan telah secara konsisten menunjukkan
keuangan yang memegang peranan keunggulan lingkungan dalam proses
penting. Laporan tambahan tersebut produksi atau jasa, melaksanakan
diluar ruang lingkup SAK. ”. bisnis yang beretika dan bertanggung
Adapun manfaat CSR menurut jawab terhadap masyarakat.
Sri Urip (2014) adalah : bagi 2. Hijau, untuk usaha dan kegiatan yang
pemerintah, Keberlanjutan telah melakukan pengelolaan
pembangunan dan percepatan lingkungan lebih dari yang telah
pertumbuhan ekonomi mikro melalui disyaratkan dalam peraturan melalui
tata kelola perusahaan yang pelaksanaan system pengelolaan
baik/perubahan tata nilai dan praktik lingkungan, pemanfaatan sumber
terbaik akan mendorong terbentuknya daya secara efisien dan melakukan
pasar yang kondusif bagi investor lokal upaya tanggung jawab sosial dengan
maupun asing (dengan catatan, tersedia baik.
prasarana, fasilitas pendidikan dan 3. Biru, untuk usaha dan kegiatan yang
kesehatan yang baik, sumber daya telah melakukan upaya pengelolaan
manusia dan pekerja yang terlatih serta lingkungan yang telah disyaratkan
lingkungan yang terpelihara). Bagi sesuai ketentuan atau perundang-
masyarakat, adanya perubahan undangan yang berlaku.

3
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

4. Merah, upaya pengelolaan lingkungan teknik analisis data adalah reduksi data,
yang dilakukan belum sesuai dengan penyajian data dan penarikan
persyaratan sebagaimana diatur dalam kesimpulan/verivikasi data. Kriteria
peraturan perundang-undangan. Keabsahan Data adalah derajat
5. Hitam, untuk usaha dan kegiatan yang kepercayaan, keteralihan, kepastian dan
sengaja melakukan perbuatan atau kebergantungan.
kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran atau kerusakan. HASIL PEMBAHASAN
Pembiayaan PKBL
METODE PENELITIAN Dari data keuangan yang dapat
Jenis Penelitian ini termasuk dilihat pada table 1 dan table 2, dapat
dalam kategori diskriptif. Penulis diuraikan biaya berdasarkan pengeluaran
membatasi ruang lingkup penelitian, untuk masing-masing bidang kegiatan
pada Corporate Social Responsibility CSR, sebagai berikut :
dan Akuntansi Lingkungan. Obyek a. Bidang lingkungan hidup dengan total
penelitian adalah Pabrik Gula Lestari biaya sebesar Rp. 1.967.646.870
dibawah PTPN X (Persero) yang untuk tahun 2011, Rp.2.233.096.261
terletak di Desa Ngrombot, Kecamatan untuk tahun 2012 dan Rp.
Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. 1.571.951.419 untuk tahun 2013
Dengan menggunakan 2 jenis data (untuk penanaman sejuta pohon,
yaitu data kuantitatif berupa RKAP dan biaya dianggarkan oleh kantor direksi
realisasi biaya CSR/PKBL di PG PTPN X).
Lestari dan data kualitatif berupa profil b. Bidang sosial dengan total biaya
perusahaan, jenis kegiatan CSR dan sebesar Rp. 2.151.570.998 untuk
informasi lain yang mendukung tahun 2011, Rp. 1.519.686.909
penelitian ini. Sedangkan sumber data untuk tahun 2012 dan Rp.
berasal dari data primer, diperoleh 1.006.745.817 untuk tahun 2013.
langsung dari wawancara dengan pihak c. Bidang ekonomi, yaitu untuk program
PG Lestari dan data sekunder diperoleh pelatihan kewirausahaan yang
dari literatur kepustakaan. Populasi dan merupakan program dari kantor
sampel, dalam penelitian kualitatif tidak direksi (pusat) yaitu kantor PTPN X
menggunakan istilah populasi, tetapi (Persero) Surabaya yang
situasi sosial. Sedang sampel, dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada
penelitian kualitatif disebut narasumber, PG Lestari sehingga semua biaya
partisipan atau informen. Teknik tersebut tidak masuk dalam RKAP
pengumpulan data yang digunakan PG Lestari.
dalam penelitian ini adalah: observasi, Artinya, tidak semua biaya dikeluarkan
penelitian kepustakaan, wawancara, oleh PG Lestari dan dianggarkan dalam
dokumentasi dan internet. Sedang RKAP.
Tabel 1
Realisasi Biaya untuk PKBL dan CSR

NAMA AKUN TAHUN PROSENTASE


2011 2012 2013 2012 a/ 2013 a/
2011 2011
Pembersihan IPAL 60.987.999 141.598.186 126.672.428 232,17% 207,70%
Perbaikan IPAL 93.994.652 293.968.009 24.878.650 312,75% 26,47%
Penggantian IPAL 83.645.902 75.849.951 810.500 90,68% 0,97%
Pengoperasian IPAL 81.556.236 69.287.931 45.833.384 84,96% 56,20%
Pemeliharaan bak pengendap 104.380.683 25.263.636 19.956.000 24,20% 19,12%
Pemeliharaan saluran outlet 30.741.480 399.076.668 10.337.166 1298,17% 33,63%
Pembersihan saluan dalam pabrik 67.490.361 253.105.551 34.806.876 375,02% 51,57%
Penyempurnaan IHK 101.600.926 30.195.454 130.960.000 29,72% 128,90%

4
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Pengukuran emisi udara dn 60.890.000 79.890.000 110.030.000 131,20% 180,70%


ambien
Analisis contoh air limbah 132.291.285 216.082.000 214.610.000 163,34% 162,23%
Pembuangan abu ketel 436.977.304 238.764.851 308.253.222 54,64% 70,54%
Pembuangan blothong 713.090.042 410.014.024 544.803.193 57,50% 76,40%
1.967.646.870 2.233.096.261 1.571.951.419
Sumbangan 296.559.850 581.681.960 726.308.876 196,14% 244,91%
Biaya Hansip/Wanra 28.471.000 40.491.500 28.650.000 142,22% 100,63%
Biaya Keamanan 22.115.500 - 34.375.000 0,00% 155,43%
Jamsos/Pensiun 1.105.435.221 606.262.374 143.148.742 54,84% 12,95%
Lain-lain 698.989.427 291.251.075 74.263.199 41,67% 10,62%
2.151.570.998 1.519.686.909 1.006.745.817
Sumber : PG Lestari

Tabel 2
RKAP untuk PKBL dan CSR

KELOMPOK TAHUN
NAMA AKUN
AKUN 2011 2012 2013
515.304.01 Pembersihan IPAL 71.000.000 79.200.000 71.120.000
515.304.02 Perbaikan IPAL 50.000.000 55.000.000 50.000.000
515.304.03 Penggantian IPAL 12.000.000 13.200.000 14.400.000
515.304.04 Pengoperasian IPAL 83.444.000 892.100.000 92.300.000
515.304.05 Pemeliharaan bak pengendap & aerasi 89.750.000 98.500.000 104.500.000
515.304.06 Pemeliharaan saluran outlet 10.150.000 9.280.000 10.560.000
515.304.07 Pembersihan saluan dalam pabrik 61.075.000 65.120.000 60.480.000
515.304.08 Penyempurnaan IHK 60.000.000 70.000.000 100.000.000
515.304.09 Pengukuran emisi udara dn ambient - - -
515.304.10 Analisis contoh air limbah - - -
515.304.11 Pembuangan abu ketel 160.650.000 147.745.000 92.750.000
515.304.12 Pembuangan blothong 416.658.000 434.725.000 465.000.000
1.014.727.000 1.864.870.000 1.061.110.000
519,20 Sumbangan 207.300.000 211.800.000 711.450.000
519,30 Biaya Hansip/Wanra 19.143.000 39.279.000 30.119.000
519,40 Biaya Keamanan 43.000.000 43.000.000 43.000.000
519,60 Jamsos/Pensiun 648.216.000 1.302.659.000 2.042.078.000
519,90 Lain-lain - 937.768.000 1.134.595.000
917.659.000 2.534.506.000 3.961.242.000
Sumber : PG Lestari

Penerapan Akuntansi Lingkungan di rekening 515.304.01 sampai 515.304.12.


PG Lestari Dengan memperhatikan tabel 3, biaya
Berdasarkan teori yang telah lingkungan yang ada di PG Lestari
dikemukakan diatas, biaya lingkungan terkonsentrasi pada biaya kesalahan
yang diterapkan PG Lestari belum internal yang tampak nyata pada akun
sepenuhnya mencerminkan ke-5 kategori biaya pemeliharaan dan perbaikan terkait
biaya lingkungan berdasarkan model peralatan dan pabrikasi, serta biaya
kualitas yang diungkapkan oleh Arfan penilaian yang tercermin pada biaya
Ikhsan. Biaya lingkungan yang ada di analisis contoh air limbah dan
PG Lestari, dapat dilihat pada nomer pengukuran emisi udara dan ambien.

5
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Jadi, untuk biaya pencegahan, biaya Kewajiban perusahaan untuk


kesalahan internal dan nilai tambah memperhatikan lingkungan dan
belum ada pada laporan keuangan. masyarakat sekitar selain diatur dalam
PG Lestari, dalam kegiatan PP No.40/2007 pasal 74 tentang
sehari-hari masih menggunakan Perseroan Terbatas sebelumnya juga
akuntansi konvensional (secara umum). telah diatur dalam UU no.04/1982
Yang mana, laporan biaya lingkungan tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan
belum di buat secara terpisah sebagai Lingkungan Hidup. Didalam pasal 14
laporan tambahan, pendukung laporan ayat 1 dikatakan bahwa, untuk menjamin
keuangan. Sebagaimana dimuat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup,
PSAK No.01 paragraf 9 (revisi tahun setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang
2009) atau paragraf 15 berdasar PSAK melanggar baku mutu dan kriteria baku
revisi tahun 2012, dan terakhir diubah kerusakan lingkungan hidup. Artinya,
dengan paragraf 14 revisi 2013 yaitu : kelestarian lingkungan hidup adalah
“Beberapa entitas juga menyajikan, suatu kewajiban bagi entitas yang
terpisah dari laporan keuangan, laporan menjalankan usahanya untuk tetap
mengenai lingkungan hidup dan laporan menjamin keberlangsungannya. Dan
nilai tambah, khususnya bagi industri untuk menjalankan kewajiban itu,
dimana faktor lingkungan hidup perusahaan/entitas wajib melakukan
memegang peranan penting dan bagi analisis mengenai dampak lingkungan.
industri yang menganggap karyawan Dalam UU no.32 tahun 2009 tentang
sebagai kelompok pengguna laporan Perlindungan dan Pengelolaan
keuangan yang memegang peranan Lingkungan Hidup yang merupakan
penting. Laporan tambahan tersebut perubahan dari UU No. 23/1997, dalam
diluar ruang lingkup SAK. ”. pasal 13 ditegaskan mengenai
Maka sudah seharusnya PG pengendalian lingkungan hidup adalah
Lestari melakukan perbaikan atas sistem sebagai berikut :
akuntansi yang diterapkan, yaitu dengan 1) Pengendalian pencemaran dan/atau
memasukkan biaya lingkungan kedalam kerusakan lingkungan hidup
suatu laporan tersendiri sebagai dilaksanakan dalam rangka
pelengkap laporan keuangan, mengingat pelestarian fungsi lingkungan hidup.
PG Lestari merupakan perusahaan 2) Pengendalian pencemaran dan/atau
BUMN yang mempunyai skala cukup kerusakan lingkungan hidup,
besar. Peraturan Menteri meliputi:
No.05/MBU/2007 menyatakan, dana a.Pencegahan b.
PKBL dan CSR berasal dari 2% laba Penanggulangan, dan
perusahaan. Namun, kenyataan yang ada c. Pemulihan
pada PG Lestari dana CSR dan PKBL 3) Pengendalian pencemaran dan/atau
tidak ditentukan sekian persen dari laba. kerusakan lingkungan hidup
Melainkan, dengan mengukur tingkat dilaksanakan oleh Pemerintah,
kemampuan perusahaan. Semua biaya- Pemerintah Daerah, dan Penanggung
biaya itu dianggarkan didalam RKAP jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai
(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dengan kewenangan, peran dan
yang kemudian diajukan ke kantor tanggung jawab masing-masing.
direksi PTPN X Surabaya. Kantor PG Lestari sebagai badan usaha
direksi lah yang menentukan besaran milik pemerintah dibawah PT.
biaya-biaya yang telah diajukan dalam Perkebunan Nusantara X (Persero) yang
RKAP. Apabila telah disetujui, barulah dalam kegiatan usahanya berpotensi
PG Lestari melaksanakan program kerja menimbulkan dampak lingkungan hidup
sesuai dengan RKAP. sudah semestinya melaksanakan
kegiatan-kegiatan pelestarian fungsi

6
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

lingkungan, meliputi: pencegahan, Perusahaan/industri, didalam


penanggulangan dan pemulihan. melaksanakan kegiatan usahanya baik
Kewajiban tersebut telah dilaksanakan dalam memproduksi barang/jasa maupun
oleh PG Lestari antara lain dengan distribusinya selalu menimbulkan efek
memasukkan biaya lingkungan berupa negatif yang berimplikasi langsung
biaya penghijauan, pengolahan limbah maupun tak langsung pada lingkungan.
industri, pengadaan dan pemeliharaan Disatu sisi, masyarakat membutuhkan
IPAL dan sebagainya. Berdasarkan teori industri dalam upaya pemenuhan
Arfan Ikhsan, biaya lingkungan yang kebutuhan akan barang/jasa dan
dikeluarkan oleh PG Lestari adalah pemenuhan kebutuhan akan
sebagai berikut : penghidupan yang layak. Perusahaan
1. Biaya pencegahan, tercermin pada membutuhkan lingkungan yang sehat di
biaya pembuangan abu ketel dan tempat usahanya untuk menjamin agar
biaya pembuangan blothong, dengan karyawan tetap berada pada kondisi yang
total : baik dan sehat secara fisik dan psikisnya.
Tahun 2011 Rp. 1.150.067.346 , Untuk itu, perusahaan harus tetap
tahun 2012 Rp. 648.778.875 dan menjaga dan menciptakan lingkungan
tahun 2013 Rp. 853.056.415 yang baik dan sehat. Limbah harus
2. Biaya penilaian, tercermin pada biaya dikelola dengan baik agar tidak
analisis contoh air limbah dan mengganggu karyawan dan masyarakat
pengukuran emisi, sebagai berikut : sekitar. Jika limbah dapat diatasi dengan
Tahun 2011 Rp. 193.181.285, tahun baik, maka masyarakat sekitarpun bisa
2012 Rp. 295.972.000 dan tahun menerima keberadaan perusahaan
2013 Rp. 324.640.000 dengan baik pula, sehingga harapannya
3. Biaya kesalahan eksternal, biaya ini keberlangsungan usaha perusahaan dapat
tidak tampak pada laporan keuangan terjamin.
PG Lestari. Namun, pada kenyataan yang
4. Biaya kesalahan internal, biaya ini didapat penulis setelah mengadakan
tercermin pada biaya perbaikan dan observasi di lapangan, ada suatu fakta
pemeliharaan, dengan total : bahwa tidak semua elemen masyarakat
Tahun 2011 Rp. 229.116.815 , tahun bisa menerima niat baik PG Lestari
2012 Rp. 718.308.313 dan tahun dalam mewujudkan program CSR dan
2013 Rp. 55.171.816 bina lingkungan yang diserukan oleh
5. Nilai tambah, biaya ini tidak tampak pemerintah. Dikarenakan masyarakat
pada laporan keuangan PG Lestari masih merasakan dampak buruk dari
seperti halnya biaya kesalahan proses produksi/penggilingan tebu.
eksternal. Untuk desa yang berdekatan langsung
PG Lestari, telah berusaha dengan lokasi perusahaan, memang
menjalankan kewajibannya dalam masih merasakan akibat buruk tersebut.
menjaga kelestarian lingkungan dengan Diantaranya adalah bau menyengat pada
memasukkan biaya analisis contoh air saat perusahaan tidak sedang giling tebu
limbah dan pengukuran emisi udara. (melakukan proses produksi), misalnya
Meskipun biaya-biaya tersebut tidak pada saat lebaran karena semua
dianggarkan dalam RKAP, namun dalam karyawan sedang libur bersama. Selain
realisasinya biaya itu dikeluarkan. itu abu dari cerobong pabrik masih
beterbangan di pemukiman warga. Ini
Manfaat CSR bagi Perusahaan dan sangat dikeluhkan oleh warga,
Masyarakat khususnya Desa Ngrombot dan Desa
Masyarakat, lingkungan dan Patianrowo. Untuk desa-desa lain,
industri adalah suatu mata rantai yang dampak limbah tidak begitu dirasakan
tak dapat dipisahkan. misalnya desa Babadan dan Ngepung.

7
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Warga yang berada di Desa menguasai ilmu dibidangnya PG Lestari


Ngrombot dan Patianrowo merasa upaya memberikan pesanan pembelian kue dan
PG Lestari melaksanakan CSR dan makanan pada saat mengaadakan hajat.
PKBL yang diimplementasikan dalam Misalnya acara buka giling, halal bihalal
program-program yang telah diuraikan dan lain-lain. Pada kenyataanya menurut
diatas, tidaklah sepadan dengan akibat responden, semua itu dipesan dari pihak
buruk yang diperoleh warga. Meskipun lain. Padahal, apabila pesanan
warga juga mengakui merasa terbantu makanan/kue/catering itu diberikan pada
dengan adanya aliran air limbah binaan PG Lestari, tentu akan sangat
produksi yang telah diolah dengan membantu sehingga tanpa ada bantuan
standar baku mutu untuk pengairan modal pun usaha mereka bisa
sawah-sawah petani. Dengan adanya berkembang.
pengairan ini, petani telah dapat Dari sudut pandang karyawan,
menekan biaya produksi pertanian untuk pelaksanaan CSR PG Lestari sangat
biaya diesel/pompa air. Sedang untuk berpengaruh positif. Perhatian
warga yang tinggal di desa Babadan dan perusahaan terhadap karyawan dan
Ngepung, merasakan bahwa program keluarganya layaknya sebuah keluarga
CSR dan PKBL PG Lestari sangatlah menumbuhkan rasa memiliki, dimana
bagus, bisa membantu warga dengan karyawan bukan hanya sebagai pekerja
adanya pembagian sembako, sunatan tetapi bertanggung jawab menjaga
massal, dan santunan anak yatim. perusahaan sebagaimana miliknya.
Manfaat CSR dan PKBL PG Suasana kerja yang nyaman karena
Lestari bila dilihat dari sisi masyarakat keasrian lingkungan yang terjaga dengan
yang mendapat kesempatan mengikuti baik memberi efek positif dalam
program pelatihan kewirausahaan pun meningkatkan etos kerja sehari-hari.
sangat baik. Umumnya mereka merasa Dengan lingkungan yang
terbantu dengan adanya program terpelihara dan hubungan dengan
tersebut. Dari wawancara dengan masyarakat dan karyawan yang terjaga
beberapa responden yang mengikuti dengan baik mengakibatkan perusahaan
program pelatihan kewirausahaan, dapat beroperasi dengan tidak terkendala
mereka mendapat pengalaman baru yang demonstrasi. Karena apabila perusahaan
dapat memperkaya pengetahuan sesuai tidak pernah mengupayakan kelestarian
dengan bidangnya masing-masing. Juga lingkungan dan memberi perhatian
meningkatkan rasa percaya diri setelah kepada masyarakat dan karyawan,
mengikuti materi character building pastilah tujuan perusahaan tidak dapat
sehingga dapat bersaing secara sehat tercapai. Untuk itu, keselarasan antara
dalam dunia usaha. Namun menurut perusahaan, karyawan/masyarakat dan
responden, setelah mendapatkan ilmu, kelestarian lingkungan harus tetap
pengalaman dan pengetahuan seharusnya sejalan sebagaimana prinsip triple
pihak manajemen PG Lestari dapat bottom lines, dimana selain perusahaan
menindaklanjuti dengan memberi bertujuan meraih keuntungan (profit)
bantuan modal kerja. Karena setelah juga menjaga keberlangsungan
peserta dicetak menjadi tenaga kerja lingkungan.
yang handal, mereka terkendala dengan
modal. Sehingga ilmu yang mereka KESIMPULAN
dapatkan kurang aplikatif. Atau, pihak PG Lestari didalam
manajemen PG Lestari diharapkan melaksanakan program CSR dan PKBL
bersedia menggunakan keahlian anak berfokus pada kegiatan yang bergerak di
didik/binaannya. Misalnya untuk peserta bidang ekonomi, sosial dan lingkungan
pelatihan bidang bakery, pada komitmen hidup. Dibidang ekonomi,
awal pelatihan, setelah peserta mampu diimplementasikan pada program

8
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

pelatihan kewirausahaan. Bidang sosial Perusahaan telah melaksanakan aturan


diimplementasikan pada program pasar pemerintah tentang pengelolaan
murah, pembagian sembako, operasi lingkungan hidup, namun hanya sebatas
pasar subsidi biaya angkut, bakti sosial melaksanakan saja. Belum ada prestasi
dan donor darah juga pelayanan lebih yang diciptakan dalam hal
kesehatan gratis bagi warga. Dibidang pengelolaan limbah.
lingkungan hidup diwujudkan dengan
penanaman sejuta pohon dan pemelihaan DAFTAR PUSTAKA
lingkungan dengan cara pengolahan
limbah industri. Andreas Lako. (2013). Pengajaran
Program CSR dan PKBL PG Corporate Governance dan
Lestari telah dilaksanakan dengan baik, Perkembangan CG Skoring.
namun untuk warga yang tinggal Disajikan dalam workshop
wilayah yang berdekatan langsung Bidang Governance SNA XVI.
merasa bahwa program tersebut belum Fakultas Ekonomi Universitas
sepadan dengan apa yang didapat dan Sam Ratulangi,Menado 25
dirasakan (limbah abu ketel, dan bau September 2013
blothong yang menyengat). Artinya tidak Djajadiningrat, Surna Tjahja; Hendriani,
semua lapisan masyarakat dapat Yeni dan Famiola, Melia.(2014).
merasakan manfaat CSR dan PKBL PG Green Economy. edisi revisi.
Lestari. Begitu pula dengan peserta Rekayasa Sains, bandung.
pelatihan kewirausahaan, meskipun Ikhsan, Arfan. (2009).Akuntansi
sangat terbantu dan merasakan Manajemen Lingkungan, Graha
manfaatnya namun mereka berharap ada Ilmu, Yogyakarta.
tindaklanjut dari pihak manajemen PG Inayah Shabir, Nurul (2014). Analisis
Lestari. Implementasi Corporate Social
PG Lestari telah mengeluarkan Responsibility PT. Semen Tonasa
biaya-biaya lingkungan, namun dalam Dalam Upaya Pengembangan
akuntansinya biaya lingkungan tidak Masyarakat
secara khusus diidentifikasi sebagaimana Lageranna, Akmal (2013). Pelaksanaan
dilakukan oleh Arfan Ikhsan karena Tanggung Jawab Social
masuk dalam biaya overhead. Biaya (Corporate Social
lingkungan terkonsentrasi pada biaya Responsibility/CSR) Pada
pencegahan, biaya penilaian dan biaya Perusahaan Industri Rokok (studi
kesalahan internal. Pun PG Lestari tidak pada PT. Djarum Kudus, Jawa
membuat laporan biaya lingkungan yang Tengah)
terpisah sebagai pelengkap laporan Mukhtar, Nurhikmah. (2012).
keuangan. Tidak semua biaya yang Implementasi Corporate Social
digunakan untuk CSR dan PKBL Responsibility (CSR) sebagai
terutama program pelatihan Modal Sosial pada PT.
kewirausahaan dan gerakan penghijauan Pertamina EP Region KTI Field
(menanam sejuta pohon) dianggarkan Bunyu. Skripsi. Fakultas
dalam RKAP , namun didanai oleh Ekonomi Universitas
kantor direksi PTPN X, yang Hasanuddin.
pelaksanaanya diserahkan pada PG PSAK 33 revisi 2012
Lestari. Rudito, B dan F, Melia, (2013) CSR
Selama empat (4) tahun berturut-turut, (Corporate Social
PG Lestari mendapatkan penghargaan Responsibility), Rekayasa Sains,
Proper kategori biru. Artinya, sistem Bandung
pengelolaan limbah yang dilaksanakan Sugiyono, (2014), Memahami Penelitian
oleh PG Lestari jalan ditempat. Kualitatif; CV Alfabeta, Bandung

9
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Suartana, I Wayan. (2010).”Akuntansi


Lingkungan dan Triple Bottom
Line Accounting : Paradigma
Baru Akuntansi Bernilai
Tambah”. Jurnal Bumi Lestari ,
Volume 10 No.1. hal. 105-112
Suaryana, Agung.”Implementasi
Akuntansi Sosial dan Lingkungan
di Indonesia ”
Undang-Undang Nomor. 40 Tahun 2007
bab V pasal 74, tentang
Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 04 tahun 1982
pasal 14( ayat 1) tentang
Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Urip, Sri. (2014). Strategi CSR :
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan untuk Peningkatan
Daya Saing Perusahaan di
Pasar Negara Berkembang, ,
tangerang selatan, Penerbit
Literati imprint.
Wirawan, Sugiono.(2012). Penilaian
Masyarakat Terhadap Corporate
Social Responsibility pada
PT.Sari Husada, Yogyakarta.
http://www.csrpkbljombang.org/tentang/
sejarah-csr

10

You might also like