You are on page 1of 8

PENGARUH PENAMBAHAN SERUM SAPI PADA MEDIA KULTUR TERHADAP KOMPETENSI

MEIOSIS OOSITANJING DARI BERBAGAI STADIUM ESTRUS SECARA IN VITRO

INFLUENCE OF COWS SERUM ADDITION ON MEIOTIC COMPETENCE OF DOG OOCYT


FROM VARIOUS ESTRUS STADIAE IN I/ITRO

Yuda Heru tr'ibrianto', Claude Mona Airin', Asyhari', Amrullah Anindito', Nuraini Rachmawati',
Koko Kurniawan'o Pradityo Yoga Wibowo'

'Bagian
Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: fibrianto1802@gmail.com

ABSTRACT

Reproductiontechnologyachievementon caninewas fast developed,with born of cloning and transgenic


dog, unforfunately that'stechnology still usedoocyte maturedin vivo becausecanine oocyte matwation in vitro
in this animalnot developedyet andmafurationratestill low. The presentstudywas to investigatedthe effectsof
cow serumsupplementationon meiotic resumptionof canineoocytesfrom various estms stage.Ovary obtained
from bitchesatan-,pro-and di-estrusstageafterovariohysterectomized at clinic veterinarypractice.Ovary were
placed in 0.9o/ophysiologycal saline added 1% pennicilline-streptomycinwith temperature37'C and then
broughtto laboratory.Ovary washedseveraltimesusedPBS andoocyteswere obtainedby slicing ovariantissue
intissueculturemedium(TCM)-l99supplementedwith 25mMHepes,1%pennicillin-streptomycin.Selected
cummulusoocytecomplexes(COCs) were maturedin TCM-199 as control and TCM-1 99 + 10% cow serumas
treatment,on incubator with 38C, 5VoCO, and 5yo Or. After 72 h incubation and Hoechst 33342 staining, the
result shows that cow serum supplement have higher meiotic resumption significantly (P<0.05) in MI
achievementthan in control and oocyte from proestrusirave higher meiotic competent(46.5%) comparing
oocytefrom anestrus(29,4%)significantly(P<0.05)but not significantly(P>0.05)with diestrusstages(34.8%).

Keywords: meiosis,oocyte,ovarium,cowsserum

ABSTRAK

Teknologi reproduksi pada anjing telah berkembangdenganpesatdengandihasilkannya anjing kloning dan


anjing transgenik. Teknologi tersebut masih menggunakanoosit unjing yang masak secara in vivo karena
teknologi pemasakansel telur anjing belum berkembangdenganbaik dan laju maturasinyamasih sangatrendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serum sapi pada media kultur
terhadapkompetensimeiosis oosit anjing dari berbagaistadium estrus secarain vitro. Kompleks.sel telur
dikoleksi dari ovarium anjing stadium an-, pro-, dan diestrusdari anjing yang diovariohisterektomi dan dibawa
ke laboratoriumdi dalam 0.9% NaCl 37'C. Sel telur diperolehdengancaramencacahovarium di dalammedia
tissueculture medium(TCM)-199 dengan25 mM Hepes,dan lYolarutanpenicillin-streptomycin. Sel telur yang
terkoleksi dimasakkanke dalam media TCM-199 sebagaikontrol dan TCM-199 + 10 serum sapi sebagai
perlakuan, pada inkubator dengan suhu 38oC, soh CO, dan 5o/oOr. Setelah inkubasi selama 72 jam dan
pengecatandengan Hoechst 33342 diperoleh hasil bahwa penambahansenrm sapi 10% pada media kultur
memberikanperkembanganmeiosisyang lebih tinggi (P<0,05)dalam mencapaistadiumMI daripadakontrol,

15
J. Soin Vet.Vol.29 No. I Th. 201I

dan oosit dari stadiumproestrusmempunyaikompetensimeiosisyang lebih tinggi (46,5%) dipitaing oosit dari
anestrus(29,4%) secarasignifikan (P<0,05), tetapi tidak berbedanyata (P>0,05) dengan stadium diestms
(34,8%).

Kata kunci: meioses.oosit.ovarium

PENDAHULUAN
tetapi lajn pemasakansel telur anjing in vitro masih
sangatlahrendah (<20%) (Luvoni dkk., 2003; Otoi
Telah lahir anjing afghanhound hasil kloning
dkk., 2000; Songsasen, 2002) diiringi dengan
pertama di dunia (Lee dkk., 2005), serigalahasil
tingginya hal yang tak terduga dipitaing dengan
interspesiescloning (Kim dkk., 2007), dan anjing
mamalialain sepertisapi,babi dll. (Sahadkk., 2000;
transgenik yang berpendar (Hong dkk., 2009).
Telfer dkk., 2000; Hyun dkk., 2003). Media kultur
Keberhasilan teknologi cloning pada dua jenis
adalahfaktor yang paling penting untuk systemIVM
hewan ini merupakanterobosanbaru di dalam dr,rnia
sehinggabanyakpara peneliti telah mencobaunhrk
keilmuan, walaupun dari kedua hasil yang luar biasa
mengidentifikasi kondisi kultur yang memadai dan
ini diperoleh dengan menggunakan sel telur yang
sesuaiuntuk sel telur anjing, seperti:media kultur
masak secaraalami di dalam tubuh (in vivo) dari
yang berbeda dengan berbagai macam tambahan
anjing yang digunakan sebagai pendonor sel telur'.
sumber energi, serum atau hormon (Nickson dkk.,
Pemakaian sel telur yang masak secara in vivo di
1993; Hewitt dan England,1998;Otoi dkk., 1999;
karenakan adanya kekurangberhasilan pemasakan
Srsendkk., 1998;Songsasendkk., 2003; Rodrigues,
buatan sel telur anjing (in vitro) yang umumnya
Rodrigues2003), tetapi hasil yang diperolehmasih
dilakukan pada kloning hewan lain. Pemasakansel
jauh dari yang diharapkan seperti sistem IVM yamg
telur di luar tubuh (in vitro maturation, IVM) yang
diperolehpada hewan domestic lainnya (Sha dkk.,
sesuai dan baik bagi pertumbuhan dan pemasakan
2000;Telferdkk., 2000;Hyun dkk., 2003;Bogliolo
sel telur ini merupakan sebuah prasyarat penting
dkk., 2004).Pembahanyang terjadi padatingkat inti
dalam berbagaibioteknologi yang menggunakansel
dan sitoplasmadari sel telur anjing selamaproses
telur anjing seperli pembuahan di luar tubuh,
pertumbuhandan pemasakansangatberbedadengan
produksiembriodancloning (Lanzadkk., 1999).
sel telur mamalia lainya, sehingga dibutuhkan
Pengembangan sistem kultur yang akan
kondisi dan persyaratantersendiri unhrk lingkungan
menghasilkan sel telur yang siap diferlilisasi akan
mikro dari media kulturnya.
sangat bermanfaat, tidak hanya untuk mengetahui
Perhrmbuhan dan pemasakan sel telur pada
proses folikulogenesis,tetapi juga preservasidan
anjing berbeda sangat nyata dari hewan mamalia
penyimpananjangka panjangdari selkelaminbetina
jenis lain. Pada anjing, sel telur mengalami
(CarroldanGodsen,1993).
pemasakan di dua tempat, setelah mengalami
Berbagai usaha telah dilakukan untuk
pemasakanpertama di dalam folikel, sel telur di
meningkatkan efisiensi sistem IVM pada anjing,
ovulasikandari ovari padastadiumgerminalvesikel

l6
Yuda l-leru Fibrianto. Pengaruh PenambahanSerum Sapi pada Media Kultur terhadapKompetensi Meiosis Oosit Anjing ...

(GV) dan mengalami pemasakan kedua didalam termometer,termos penyimpan ovarium, mikroskop
bagian belakang oviduk sekitar 2-5 hari (Tsutsui, stereolinverted dengan fluorescen, mikropipet,
1989).Komplek kumulus dan sel telur anjing yang inkubatorCOr.
diovulasikan, akan bertahan hidup di oviduk untuk Pembuatan10% Serum Sapi. Semm dibuat dari
periode yang lama dengan sedikit atau tidak ada dalah sapi yang diambil dari nrmah potong hewan.
ekspansidari sel kumulus untuk periode waktu yang Darah tersebutdibekukan hingga terpisah antarazat
lama dengansedikit atau tidak ada ekspansidari sel padat yang terkandung di dalam darah dengan
kumulus dan sel Korona.radiata tetap menempel cairannya. Serum kemudian difilter dengan
sampai setelah setelah fertilisasi. Oleh karena itu, menggunakanmikrofi lter ukuran 0,45pm, disignpan
dibutuhkan cara pendekatan berdasarkan pada dalam tabung ependorf 1,5 mL, dan dibekukan
kondisi linglcungandari oviduk untuk pemasakansel dalam freezer untuk digunakan sewaktu-waktu
telur anjing di luar tubuh. Oviduk mengeluarkan dalam pembuatanmedia kultur.
berbagaikomponen termasuk ion, vitamin, protein Koleksi ovarium dilalcukan dari anjing betina
dankarbohidrat,hanya cairan oviduk, sel oviduk dan sehat,umur lebih dari 6 bulan yang diperoleh setelah
cairan oviduk buatanyang digunakan sebagaimedia operasi ovariohisterektomi pada klinik praktek
atau media tambahan (Hewit dan England 1998; dokter hewan. Saluran peranakanditempatkan pada
Bolombadkk .,2002;Luvoni dkk., 2003). larutan 0,9 oANaCl yang telah ditambah penicillin
Perlu dilakukan penelitian unhrk mengetahui dan streptomycin kemudian dimasukkan ke dalam
pengaruh dari penambahansemm sapi pada media termos dengan temperatur sekitar 35-37 oC,
terhadapprosespertumbuhan dan pemasakanoosit selanjutnyadibawa ke laboratorium. Stadium siklus
anjing pada berbagai stadium estnrs secarain vitro estrus dievaluasi berdasarkan penampakan
karenaserum sapi adalahbahanyang mudah didapat gambaranluar dari ovarium setelahovarium tersebut
dan banyak mengandung nutrisi yang diperlukan diambil dari saluran peranakannya,terlihat adanya
sepertiyang terdapatpadacairan oviduk. satuataulebih follikel (diameter2-10 mm), Diestrus
(fase luteal), terlihat adanya sahr atau lebih korpus
MATERI DAN METODE luteum.
Koleksi sel telur dilakukan dengan caraovarium
Bahan penelitian. Bahan-bahanyang digunakan diambil dan dicuci beberapa kali dengan PBS.
dalam penelitian ini antara lain ovarium anjing Koleksi oosit dilakukan denganmetodepencacahan.
betina sehat,0,9 % NaCl; PBS (PhosphateBuffered Metode pencacahan dilakukan dengan cara
Saline); Penicillin dan streptomycin (Sigma, USA); mencacah ovarium dengan menggunakan skalpel
tissueculturemedium(TCM)-199 (Gibco,USA); 25 pada suhu ruangan dalam medium tissue culture
mM Hepes (4-(2-hydroxyethyl)-1-piperazineetha- medium (TCM)-199 dengan 25 mM Hepes, 1 o/o
nesulfo ni c aci d) ; Ho echst33342 ( Sigma, USA). larutanp eni ci I I in -strep t omyci n. Ko leksi dan seleksi
Peralatanyang digunakan dalam penelitian ini oosit dilakukan di bawah mikroskop dan hanya oosit
antara lain cawan petri, skalpel, gunting, pinset, grade satu yang digunakan untuk bahan penelitian.

t7
J. Sain Vet. Vol. 29 No, I Th. 2011

Klasifikasi kLralitasoosit yang dipakai berdasarkan Data penelitian dianalisa dengan menggunakan
metodeHewitt(1997),yang membagimenjadi3 tipe metode ANOVA, sedangkan analisa pencapaian
kelas, yaihr: grade l) oosit berwarna gelap dan perkembangan meiotik menggunakan metode chi-
sepenuhnyadikelilingi oleh satu atau lebih lapisan souare.
sel kumulus; grade 2) oosit transparan dengan
lapisan sel kumulus yang tidak sempurna;grade 3) HASIL DAN PEMBAHASAN
oosit pucat, tidak utuh, dan tanpa lapisan sel
kumulus. Kemampuan perkembangan oosit diperoleh
Oosit hasil koleksi dicuci tiga kali untuk hasil pada stadiumproestrusyang mencapaistadium
selanjutnyadikultur pada mediurn TCM-199 tanpa Metafase I (MI) rnenggunakan media yang
penambahanserum(sebagaicontrol) dan TCM-199 ditambahkan serum sapi 10% sebesar46,50/0untuk
yang telah ditambahkan serum sapi 10%. Sel telur pada media yang tidak ditambahkan serum hanya
diinkubasikan pada inkubator dengan suhu 38oC, mencapaiI2,5oA.Sedangkanoosit yang degenerasi
kelembabanadara5%oCO dan5o/oO, selama72j am. setelahdiamatimencapai5o/o.Pada
stadiumdiestrus
"
Setelahinkubasi, sel telur dilepaskan dari kumulus diperolehstadiumMI mencapai34,8o/o
pada media
dengancaraberulangkali memipet selama10 menit yang ditambahkanserumsapi 10% dan24,5%opada
dalam Tissue Culture Medium (TCM)-199 yang media yang tidak diberi serum sapi, tidak nampak
mengandung 0,5 mg/mL hyaluronidase. Sel telur adanya oosit degenerasi. Pada stadium anestrus,
yang telah hilang kumulusnya difiksasi perkembangan oosit mencapai stadium MI
menggunakan cairan formaldehyde-Triton X-100 menggunakanmedia yang ditambahkan serum sapi
(Sigma, St Louis, MO) selama 15 menit dan dicuci 10% sebesar29,4%odan pada media yang tidak
denganPBS.Seltelur dipindahkanke deckglassdan ditambahkanserumhanya mencapaistadiumGVBD
dicat dengan i,9 pM Hoechst 33342 (Sigma, St sebesar88,9ohdan tidak terlihat adanya oosit yang
Louis, MO) dalam gliserol (Sigma, St Louis, MO). degenerasi. Penambahan serum sapi l0o/o pada
Status kromatin dan posisi spindle dan migrasinya media kulttu memberikan perkembangan meiosis
diamati di bawah lampu UV untuk menentukan yang lebih tinggi (P<0,05) dalam mencapai stadium
stadium meiosis ciariperkembangansel telur seperti MI daripadakontrol dan oosit dari stadiumproestrus
stadium Germinal Vesicle (GV), Germinal Vesicle mempunyai kompetensi meiosis yang lebih tinggi
Breakdown(GVBD), MetafaseI (MI),I\{etaphaseII (46,5%) dipitaingoosit dari anestrus(29,4o/o)
secara
(Mrr). signifikan (P<0,05), tetapi tidak berbeda nyata
(P>0,05)denganstadirundiestrus(34,8%)(Tabel1).

l8
Yuda Heru Fibrianto. Pengaruh PenambahanSerum Sapi pada Media Kultur terhadapKompetensi Meiosis Oosit Anjing ...

Tabel1. Kompetensimeiotik oosit anjing dari berbagaistadiumestrusyang ditanam pada media kultur yang ditambahr
l0%oserumsapi

Stadium Media Stadium maturasi inti sel

oosit GV MI- Degene


MII rasi
Proestnrs tanpa serum 40 25% 57,5Yo 12,soha 5%
10%Serum 58 l0,3yo 34,4o4 46,5Yob 8,6yo
sapi
Diestrus tanpa serum 45 22,2% 53,30/o 24,5Yoa

10%Serum 69 17,4oh 34,lyo 34,8Yoa 8,1yo


sapi
Anestrns tanpa serLrm l8 ll,lyo 88,9%o

lO%Serum l7 9,4o 4l ,2oA 29,4o/oa


sapi

Ket.: "'osuperscripyang berbeda menunjukkan perbedaanyang signifikan (P<0,05), GV: Germinal Vesikel; GVBD:
GerminalVesikelBreakDown, MI: MetafaseI; MII: MetafaseII

Mekanisme reproduksi anjing betina berbeda telah dilaporkan digunakan (Mahi dan Yanagimachi,
denganmekanismepada mamalia yang lain. Oosit 1976; Yamada dkk., 1992; Nickson dkk., 1993;
anjing diovulasikan pada stadium Germinal Vesikel Hewitt dan England, 1998). Fetal bovine serum
dan membutuhkan waktu 2-5 hari untuk mencapai hanyamendukungkehidupanoosit dalammediajika
pemasakanyang sempurna,sedangkanmamalia lain konsentrasinya lebih dari l0% dengan tidak
sel telur diovulasikan dalam keadaan masak memberikan efek.yang menguntungkan terhadap
(stadiummetafaseII) dan siap untuk dibuahi. Martin maturasi.Namun Bolamba dkk. (2002) melaporkan
dkk. (2006)menunjukkanbahwa oositpadastadium bahwa penambahan serum anak sapi dengan
estrus,oosit yang dikultur berkembang secaracepat albumin serum sapi pada media sederhana
mencapaiMI denganpersentase15,3yo.Konsentrasi menunjukkan tidak essential untuk membantu
plasmaprogesterondalam anjing betina meningkat pemasakanoosit anjing secarain vit ro.
selama fase proestrus sebagaimanawaktu puncak Perpitaingan antara penambahan serum ajing
estradiol.Concanondkk. (1975) menyatakanbahwa estrus dengan serum sapi estrus menunjukkan
oosit dalamkondisi progesteronyang tinggi sebelum perpitaingan tingkat perrtumbuhan lebih baik untuk
ovulasi. serum anjing estrus (10,40 : 4,2o/o) dalam
Banyak macam serum yang telah digunakan pencapaianstadium Metafase I (MI). Penambahan
sebagai zat penambah untuk mendapatkan serum pada media memberikan pengaruh yang
lingkungan yang maksirnal sebagaimana kondisi bermacam-macam: serum anjing estrus(CES) dapat
dalam lingkungan oviduk, tempat oosit diovulasikan meningkatkan pengaruh dari maturasi oosit
seearain vivo. Serum anak sapi atau serum anjing (Otoi,1999) sedangkan dilaporkan tidak
estrus dengan konsentrasi yang bermacam-macam memberikan pengaruh pada penelitian yang lain

l9
J. Sain Vet. Vol.29 No, I Th, 2011

(Rodrigues dkk., 2003); penambahan0,3% BSA 2005). Namun, hal yang berbeda ditunjuldcan oleh
(bovine serum albumin) secara langsung Cui dkk. (2005) yang melaporkan bahwa
rnemberikan hasil yang lebih baik dari pada serum penggantian serum dengan BSA dapat
anak sapi, dan dengan konsentrasi semm 200% meningkatkan oosit degeneratif setelah IVM.
merupakan penambahan paling optimal untuk Kondisi ini mungkin disebabkan karena BSA dan
penanaman96 jam (Hewitt dan England, 1998); FBS yang dijual dipasaranmengandungbeberapa
keberadaandari semm bermanfaatuntuk menceqah material yang tidak diketahui secarapasti yang dapat
terjadinya pengerasanzonapelusida. berpengaruhterhadaphasil penelitian.
Ketidakpastian hasil dari penambahan semm Oosit dipilih dari berbagai stadium estmskarena
dikarenakan darah mempunyai kandungan tidak adanya dugaan bahwa stadium estrus berpengaruh
hanya protein, disamping komponen protein terhadap tingkat maturasi inti oosit anjing yang
(albumin), beberapahormon seperti gonadotrophin, dimungkinkan karena besarnya fluktuasi dari
steroid, dan factor perhrmbuhan atau sitokin. Hal reseptor estrogen dan progesteron selama siklus
inilah yang menyebabkan alasan sulitnya reproduksi akan memberikan perbedaan yang
menentukan senyawa spesifik yang memberikan signifikan dalam tingkat IVM. Hasil penelitian
efek positif pada maturasi ooosit anjing (Luvoni menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
dkk., 2005). Mungkin kadar hormon atau protein antarastadium siklus estfus terhadapperkembangan
yang ter(andung pada serum sapi yang diigunakan oosit anjing yang dimasakkan secara in vitro.
tidak mempunyai konsenffasi yang cukup untuk Stadium proestnrs mempunyai persentase yang
pelkembanganmaturasi oosit anjing. Kemungkinan paling besar untuk mencapai stadium MI
lain yang bisa terjadi adalah pencampuran dipitaingkan stadium yang lain. Hubungan atau
pencampuralldari faktor-faktor yang terkandung di komunikasi antar sel merupakanhubunganantarasel
dalam serum sapi sehinggamendapatkanhasil yang kumulus dan oosit yang memfasilitasi perpindahan
kurang maksimal, sehingga salah satu faktor dapat nutrisi, ion dan molekul kecil yang lain sepertiCa'*
bersifat menghambatbagi faktor yang lain. dan cAMP (Rodrigrresdkk., 2002). Hubungan ini
Protein dalam serum mempunyai pengaruh tidak ditemukan selama masa anestrus.Sehingga
terhadap perkembangan oosit karena kandungan oosit yapg ditanam berasal dari stadium anestnrs
growth faktor yang terikat bersamanya. Dengan mempunyai kemungkinan kecil untuk rnencapai
kapasitasyang cukup, albumin serum menyebabkan pembelahanmeiotik (Luvoni dl*., 2001). Padadata
inaktivasi metabolismetoksik dari produksi oksigen menunjukkan kesesuaiandistribusi stadium anestrus
radikal bebas dan mempersatukankomponen yang mempunyai persentase paling rendah jika
lain, seperti steroid, vitamin, asam lemak (Luvoni dipitaingkan denganstadium yang lain (88,9% untuk
dkk., 2004). Penambahan dan ketersediaan yang kontrol dan 24,9%a pada perlakuan) tingkat
baik EGF murni meningkatkan hasil IVM dan dapat perkembangan proestrus yang tinggi mungkin
berpengaruh terhadap tingkat fertilisasi dan disebabkanketersediaand ari gabj unction yang telah
pembelahansel pada berbagai spesies(Cui dkk., terbuka saat perkembangan oosit di dalam folikel.

20
Yuda Heru Fibrianto. PengaruhPenambahanSenrm Sapi pada Media Kultur terhadapKompetensi Meiosis Oosit Anjing ...

Pelepasanoosit dari folikel tidak selalu dalam 2007 yang telah membiayai penelitian ini dengan
stadium GV hal ini sesuaidenganpenelitian Fujii dana PHKA2 Bacth I, sehingga penelitian ini
dkk., 1999 bahwa terdapat l% (l oosit) dari berjalandenganbaikdan lancer.
pemasakaninti langsungke stadiumMI.
Pada tabel 1 terlihat oosit yang mengalami DAFTAR PUSTAKA
degenerasi,pada stadium proestms mencapai 5%o
pada rnedia TCM-199 tanpa serum, sedanguntuk Bogliolo,L,,ZedaM.T.,LeddaS.,Leoni G.,Naitana
S., Pau S. 2002. Influence of co-culture with
mediayangditambahkanserummencapai8%. Pada oviductal epithelial cells on in vitro mafuration
stadium diestnrs hanya media dengan penambahan of canineoocytes.ReprodNutr D ev 42:265-273 .

serllm yang menunjuldcan terjadinya degenerasi Bolamba, D., Borden-Russ, K.D., Durrant, B.S.
oosit. Banyak peneliti yang menyatakantingginya 1998. In vitro mahrration of domestic dog
oocytescultured in advancedpreantral and early
tingkat degenerasipada oosit anjing terjadi sejak antralfollicl es.Theriogenologt 49 :933-42.
pengkoleksian, dan setelah kultur (Hewitt dan
Concannon,P.W.1991. Reproductionin the dog and
England, 1998; Theiss,2001). Hewitt dan England cat. In: Cupps PT, editor. Reproduction in
(1998) melaporkan bahwa efek negatif dari domesticanimals.4thed. SanDiego:Academic
PressInc.:5l7-54.
penggunaan serum dapat meningkatkan tingkat
degenerasi oosit, sehingga dimungkinkan Concannon,P.W., Cowan, R., Hansel,W. 1979.LH
ReleaseIn OvariectomizedDogs In Response
degenerasiyang terjadi pada stadium proestrus dan To EstrogenWithdrawalAnd Its Fasilitation By
diestrus terjadi karena penambahan serum pada Proesterone. Biol Repro I 7: 604.
media.
Cui, X.S, Jin,Y.X., Shen,X.H., Lee, J.Y.,Lee,H.S.,
senrmsapipadamedia TCM
Penambahan100% Yin, X.J., Kong, I.K., Kim, N.H. 2006.
Epidermal growth factor enhances meiotic
199 pada maturasi in vitro oosit anjing secara
resumptionof canineoocytesin the presenceof
keselunrhan tidak memberikan perbedaan yang BSA. Theriogenology 66: 2 67-2 74
signifikan dipitaingkan dengan kontrol, hanya
Fujii, M., Otoi, T., Murakami, M., Tanaka,M.,IJne,
mempunyai makna pada stadium proestrus dan S., Suzuki, T. 2000. The quality and maturation
ofbitch oocytesrecoveredfrom ovariesby the
anestrus(P<0,05). Jumlah dan persentaseoosit pada
slicing method.J VetMed Sci.62(3):305-7.
tiap stadium perkembanganmeiosis tergantungdari
stadiumsiklus estms.Baik penambahanI}Yo senrm Hewitt, D.A., England, G.C.W. 1998.The effect of
oocyte size and bitch age upon oocyte nuclear
maupun kontrol memberikan hasil yang berbeda maturation in vitro. Theriogenology 49:957-
pada persentase perkembangan stadium meiosis 966.

tiaptiap stadiumsiklus estrus. Hewitt, D.A. 1997. Oocyte Maturation and


Fertilisation in the Bitch; The Use of In Wtro^
CuI ture. PhD Thesis,University of London.
UCAPAII TERIMA KASIH
Hyu., S.H.,Lee,G.S,Kim, D.Y.,Lee,S.H.,Kim, S.,
Lee, E.S., Lim, J.M., Kang, S.K., Lee, 8.C.,
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Hwang, W.S. 2003. Effect of maturationmedia
Direktur PHKA2 FakultasKedokteran Hewan tahun and oocytes derived from sows or gilts on the

2l
J, Ssin Vet.Vol.29 No. I Th. 2011

development of cloned pig embryos. with different proteins. In : Proceedingsofthe 3'"


Theri ogenoIogy 59: | 64 | - | 649. European Veterinary Society of Small Animal
ReproductionCongless,2002, Liege, Belgium.
Lanza,R.P.,Cibelli J.B., West,M"D. 1999.Human Liese:EVSSAR:94-95.
therapeuticcloning.Nat Med 5:975-7.
2002. Meiotic responseof in vitro
Lee, B.C., Kim, M.K., Jang,G., Oh, H.J., Fibrianto, maturated canine oocytes under heterologous
Y., Kim, H.J., Hossein,M.S., Kim, J.J.,Kang, hormonsupplementation.In : Proceedingsofthe
S.K., Schatten,G., Hwang, W.S. 2005. Dogs 3'oEuropeanVeterinarySocietyof SmallAnimal
cloned from adult somatic cell.Nature: 436-64l ReproductionCongress,Liege, Belgium. Liege :
EVSSAR:58-159.
Luvoni, G.C., Chigioni, S., Allievi, 8., Macis, D.
2003. Meiosis resumption of canine oocytes . 2003. Influence of reproductive
cultured in the isolated oviduct. Reprod Dom status on in vitro oocyte maturation in dogs.
Anim38(5):410-414. Theriogenologt 60:9-66.

. 2004.Factorsinvolved in vivo and Saha,S., Shimizu, M., Geshi,M., Izaiki, Y. 2000. In


in vitro maturation of canine oocytes. vitro culture of bovine preantral follicle. Anim
Theriogenolo9,, 63:41-59. ReprodSci 63:27-39.

. 2005. Factorsinvolved in vivo and Songsasen,N, D.E. Wildt. 2007. Oocyte Biology
in vitro maturation of canine oocytes. And Challenges In Developing In Vitro
Theriogenology63: 4I -5 9 Maturation Systems In The Domestic Dog.
Animal reproduction Science98:2-22
Luvoni, G.C., Luciano,A.M., Modina, S., Gandolfi,
F. 2001. Influence of different stages of the SrsenV, Kalous J, Nagyova E, Sutovsky P,King WA,
oestrous cycle on cumulus-oocytes on the Motlik J. 1998. Effects of follicle stimulating
effrcieny of in vitlo maturation. J. Reprod Fertil hormone, bovine somatotrophin and. okadaic
Suppl57:14l-146. acid on cumulus expansion and nuclear
maturation ofblue fox (Alonex lagopus)oocytes
Mahi, C. A., Yanagimachi,R. 1976.Maturation and invitro. Zygote6:299-309.
SpermPenetrationof Canine Ovarian Oocyte In
Vitro. -r.Exp. Zoo., 196:189-196. Telfer E, Gosden RG. 1987. A quantitative
cytological study of polyovular follicles in
Martins,L.R, Ponchirollil C.B.,BeierS.L.,Landim- mammalianovarieswith particular referenceto
Alvarenga,F.C.,Lopes,M.D.2006. Analysis of the domesticbitch (Canis familiaris). J Reprod
NuclearMaturationin InVitro MaturedOocytes FertilSl:13747.
From Estrous and Anestrous Bitches. Anim.
Reprod.,v.3,n.l :49-54. TheissT. l99T.Investigationson the collection,in
vitro maturation and -fertilization of dog
Nickson DA, Boyd JS, EckersallPD, FergusonJM, oocytes. Thesis. Tierartzliche Fakultat der
Harvey MJA, Renton, J.P. 1993. Molecular Ludwig-Max&i&n Universitat Munich.
biological methods for monitoring oocyte
maturation and in vitro fertilization in bitches.-I Tsutsui T. I989.Gamete physiology and timing of
ReprodFertil Sttppl 47: 23 I -4 0. ovulation and fertilization in dogs. -/ Reprod
Fertil 39:269-275.
Otoi I Willingham L, Shin T, Kraemer DC,
Westhusin M. 2002. Effect of oocyte culture Yamada,S.,Shimazu,Y., Kawaji, H., Nakazawa,M.,
densityon meiotic competenceofcanine oocyte. Naito, K., Toyoda, Y. 1992. Maturation,
ReproductionI 24: 775-7B1. fertilization, and development of dog oocytesin
vitro. Biol Reprod 46:853-858.
Rodrigues, 8.A., Rodrigues, J.L. 2002. Maturation
of canine oocytes in TCM-199 supplemented

22

You might also like