Professional Documents
Culture Documents
Kekurangan Vitamin A
OLEH :
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok
mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan dengan baik. Makalah ini
berjudulKekurangan Vitamin A.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata Pembiayaan
dan Penganggaran Kesehatan. Kami sepenuhnya sadar, penyusunan makalah ini tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan, dan petunjuk dari beliau. Kami berharap
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi atau bahan bacaan bagi semua
pihak yang ingin mempelajari Kekurangan Vitamin A. Kami sepenuhnya sadar, makalah ini
masih jauh dari sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, kami sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
12
ii
BAB I PENDAHULUAN
Vitamin A), yang diindikasikan dengan prevalensi Bercak Bitot, bukan merupakan
indikator retinol dalam serum S 0,70 pmoln sebagai KVA marginal, maka saat ini
angka KVA masih mengkhawatirkan. Angka KVA pada anak balita di lndonesia
Bagian Timur adalah sebesar 62,5%, sedangkan angka KVA di tujuh provinsi di
lndonesia adalah sebesar 50,6%. Kriteria terbaru yang ditetapkan WHO yang merujuk
pada nilai vitamin A dalam serum menyebutkan bahwa bila >20% anak balita yang
diperiksa mempunyai nilai serum <0,70 pmoVI, maka besar masalah KVA di daerah
Masalah KVA saat ini tidak hanya dikaitkan dengan kebutaan. Masalah
kelulushidupan anak (child survival) sangat eat kaitannya dengan masalah KVA.
Analisis meta yang dilakukan oleh Beaton et. al, yang menguji beberapa peneliian di
Bogor oleh Muhilal, dkk mendapatkan bahwa angka kernatian anak balita di daerah
yang mendapat fortifikasi vitamin A lebih rendah secara signifikan dibanding daerah
1
1.2. Rumusan masalah
vitamin A ?
1.3. Tujuan
masalah vitamin A
2
BAB II TINJAUAN TEORI
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti
diketahui Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
umum, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
Secara kimia, vitamin A berupa kristal alkohol berwarna kuning dan larut
dalam lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh,
vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk
alcohol), retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi
berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol.
Vitamin A mempunyai sifat tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi
tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Dalam proses memasak biasa vitamin A tidak
banyak yang hilang. Tapi pada suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin
A, begitupun oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan buah di
matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A.
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati
(Literatur, n.d.)
3
2.2. Sumber Vitamin A
4
5
2.3. Fungsi Vitamin A
1. Penglihatan
dalam mata, retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi
retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual
merah-ungu (visual purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di
dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen
visual merah- ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin.
Pada saat itu terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata
ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses ini,
sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol.
Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian
mengikat opsin lagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang
selama proses ini dan harus diganti oleh darah. Jumlah retinol yang tersedia di
dengan cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
(Literatur, n.d.)
2. Diferensiasi Sel
6
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat
atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu
perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua. Vitamin A
dalam bentuk asam retinoat diduga memegang peranan aktif dalam kegiatan inti
Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang
paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel
goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
Mukus melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel lain
yang berbahaya. Bila terjadi infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih
mucus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit
menjadi kasar dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat
3. Reproduksi
pada tikus, yaitu pembentukan sperma dan sel telur serta perkembangan janin
7
4. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
kantung kemih. Di samping itu beta karoten yang bersama vitamin E dan C
Tubuh memerlukan asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur dan
memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin yang larut dalam
lemak, vitamin A membangun sel-sel kulit dan memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga
dan melindungi mata, menjaga tubuh dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang
dan gigi. Karena fungsi tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak. Vitamin A juga berperan dalam epitil, misalnya pada epitil
saluran pencernaan dan pernapasan serta kulit. Vitamin A berkaitan erat dengan
kesehatan mata. Vitamin A membantu dalam hal integritas atau ketahanan retina serta
menyehatkan bola mata. Vitamin A fungsinya tak secara langsung mengobati
penderita minus, tapi bisa menghambat minus. Kekurangan vitamin A menyebabkan
mata tak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam
retina. Sebagai konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat kala
senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila kekurangan vitamin A
berkelanjutan maka anak akan mengalami xerophtalmia yang mengakibatkan
kebutaan. Selain itu kekurangan vitamin A menyebabkan tubuh rentan terhadap
infeksi bakteri dan virus. Tanpa vitamin A, sistem pertahanan tubuh akan hilang.Ini
memicu tubuh rentan terserang penyakit.
Vitamin A bisa terserap dalam tubuh yang kondisinya baik. Anak usia balita
sangat rentan kekurangan vitamin A karena kondisi tubuhnya rentan terhadap
8
penyakit, seperti diare atau infeksi pencernaan. Untuk itu peran ibu sangat penting
dalam menjaga ketahanan tubuh bayi yakni dengan memberikan ASI eksklusif, agar
mempunyai ketahanan tubuh yang cukup.Kebutuhan vitamin A yang cukup dalam
tubuh, dapat diketahui dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi sehari-
hari dan melihat kondisi tubuh. Jika tubuh anak sering terkena penyakit, seperti diare,
busung lapar atau gangguan saluran pernapasan, maka secara otomatis, asupan
vitamin A-nya kurang (Zulkarnaen, 2012).
9
7. Mengakibatkan campak yang berat yang berkaitan dengan adanya komplikasi
pada anak-anak serta menghambat penyembuhan. (Melenotte et al,2012)
Namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa pemberian dosis Vitamin A yang
terlalu tinggi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan akibat yang kurang baik
antara lain:
1. Hipervitaminosis A pada anak-anak dapat menimbulkan anak tersebut cengeng,
pada sekitar tulang yang panjang membengkak, kulit kering dan gatal-gatal.
2. Hipervitaminosis pada orang dewasa menimbulkan sakit kepala, mual-mual dan
diare. (Sugiarno, 2010).
a) status lnfeksi
Pada peneliian ini, keadaan infeksi pada bayi merupakan faktor yang
terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat diare dengan kadar vitamin
riwayat diare (17). Penyakit infeksi dibandingkan dengan anak yang sehat
untuk mengalami xemftalmia. Hal ini diungkapkan oleh Sommer dkk (1987)
mempunyai risiko xemftalmia 2,5 kali dibandingkan dengan anak yang sehat
setelah 18 bulan pengamatan. Pada bayi risiko tersebut 5,5 kali (18). Dan
10
status infeksi dengan status vitamin A dan sebaliknya, meskipun cara
Faktor lain yang paling berhubungan dengan masalah KVA pada bayi
Telah diketahui bahwa salah satu faktor Yang menentukan status gizi
bayi menyusu adalah status gizi ibu. Demikian pula dengan status vitamin A
bayi. Meialui ASI, kualitas makanan yang dikonsumsi oleh ibu terefleksikan
ke dalam kandungan zat gizi yang ada dalam ASI, yang selanjutnya
dikonsumsi bayi. Sebelum mencapai jaringan atau sel target, vitamin A berada
dalam darah dalam bentuk retinol (19). Oleh sebab itu kandungan retinol
dalam darah ibu secara tak langsung dapat menentukan status vitamin A bayi
menyusu.
nifas tidak saja meningkatkan vitamin A dalam AS1 ibu, melainkan juga status
status vitamin A ibu dan status vitamin kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A.
atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di dalam
11
dilakukan oleh klorofil. Karotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran
digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain untuk memberi warna
kuning pada gelatin, margarine, minuman ringan, adonan kue dan produk
serealia.
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
penyakit jantung
adalah
3.2 Saran
yang baik tentang apa saja masalah gizi kesehatan masyarakat terkait dengan
penyebab beberapa penanggulangan dan apa saja kendala dan hambatan dalam
13
DAFTAR PUSTAKA
Muhilal, et al. Vitamin A Fortified Monosodium Glutamat and Health, Growth, and Survival
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang. Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi
14