You are on page 1of 18

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
NOMOR : 445.4/033/PKMPDPC/2018

TENTANG
PELAYANAN FARMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas


yang berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, pelaksanaannya
dapat berdayaguna dan berhasil guna. Efektif dan efisien perlu
menetapkan keputusan kepala UPT Puskesmas Pondok Pucung dalam
pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Pondok Pucung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang
Kebijakan Obat Nasional;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 922 tahun 2008 tentang Obat dan
Perbekalan Kesehatan;

MEMUTUSKAN:
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG TENTANG


TATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kesatu : Pelayanan farmasi UPT Puskesmas Pondok Pucung sebagaimana tersebut
tercantum dalam lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini
Ketiga : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan surat
keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya;

Ditetapkan di : Tangerang Selatan

Pada Tanggal : 6 Januari 2018

KEPALA UPT UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG

Suminah

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT UPT


PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

NOMOR : 445.4/033/PKMPDPC/2018
TENTANG : PELAYANAN FARMASI UPT
PUSKESMAS PONDOK PUCUNG

A. Menilai, Pengendalian, Penyediaan serta Penggunaan Obat

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan


seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
3. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari:

1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu
diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika
dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan
rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a) Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
b) Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
c) Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala UPT Puskesmas
Pondok Pucung tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya
masih mempunyai persediaan banyak.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Pemeriksaan besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara


kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a) Prosentase penggunaan antibiotik.
b) Prosentase penggunaan injeksi.
c) Prosentase rata – rata jumlah Resep
d) Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e) Kesesuaian dengan Pedoman.
f) Upaya untuk meminimalkan adanya obat kadaluwarsa dengan system FIFO dan
FEFO disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO).
3. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
a. Petugas pengelola menilai dan mengidentifikasi obat – obat di Gudang UPT
Puskesmas Pondok Pucung.
b. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat serta
melarang memberikan obat kadaluwarsa,
c. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada kartu stok
oleh petugas pengelola obat.

d. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala UPT


Puskesmas Pondok Pucung.
e. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa
kepada UPT. Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dengan membuat
berita acara pengembalian obat.
Petugas Apotik berupaya untuk meminimalkan adanya obat kadaluwarsa dengan system
FEFO dan FIFO disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First
Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)

B. Penanggung Jawab Pelayanan Obat

1. Sebagai petugas penanggung jawab Gudang Obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung
bertugas:
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

a. Menerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan.
b. Memeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Menyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan.
d. Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan
kesehatan.
e. Mengendalian penggunaan persediaan.
f. Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan.
g. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan.
h. Menyusun persediaan obat dan perbekalan kesehatan.
i. Membuat permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke UPT. Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
j. Menyusun laporan ke UPT. Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
2. Sebagai petugas penanggung jawab Apotek di UPT Puskesmas Pondok Pucung
bertugas:
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan maupun yang diterima oleh Apotek UPT Puskesmas Pondok Pucung
dalam bentuk SBBK dan buku catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan UPT. Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Tanggerang Selatan.
c. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
d. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.

C. Jam Buka Pelayanan Farmasi

Senin s/d kamis, sabtu : Pukul 07.30 – 14.00 WIB

Jumat : Pukul 07.30 – 14.30 WIB

Untuk Pelayanan gawat darurat buka pelayanan obat 24 jam.

Pelayanan obat 24 jam di UPT Puskesmas Pondok Pucung dilaksanakan oleh perawat
atau bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga. Dalam
pelaksanaannya perawat atau bidan piket jaga harus:

Menulis obat yang dikeluarkan dari apotek pada resep pasien.

1. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.


2. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.

3. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

4. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.

5. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di apotek.

D. Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat

Sumber penyediaan obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung berasal dari Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di UPT
Puskesmas Pondok Pucung adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN dan FORNAS
yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung
diajukan oleh Kepala UPT Puskesmas Pondok Pucung kepada UPT. Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub
unit ke apotek dilakukan secara periodik menggunakan SBBK sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di UPT Puskesmas
Pondok Pucung sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Pondok Aren.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan untuk UPT Puskesmas Pondok Pucung.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan Jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari UPT. Farmasi Kota Tangerang Selatan.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung Kebutuhan Obat dengan cara
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus:
Permintaan = SO - SS
Keterangan:

SO = Stok Optimum

SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)

SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat

SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)

SP = Stok Penyangga

SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Kekosongan Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh UPT Puskesmas Pondok
Pucung sampai dengan penerimaan obat di UPT Puskesmas Pondok
Pucung.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan UPT. Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di UPT Puskesmas Pondok Pucung pada
akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.

E. Pelayanan Obat 24 Jam

1. Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada Instalasi
gawat darurat 24 Jam terbatas dan Instalasi rawat Inap
2. Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di UPT Puskesmas Pondok Pucung adalah
agar :
a. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien UGD 24 jam terbatas dan pasien dapat
terlayani secara optimal selama 24 jam
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

b. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
obat 24 Jam
3. Pelayanan obat 24 jam di UPT Puskesmas Pondok Pucung dilaksanakan oleh perawat atau
bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga. Dalam
pelaksanaannya perawat atau bidan piket jaga harus :
a. Menulis obat yang dikeluarkan dari apotek pada resep pasien
b. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
c. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
d. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan efek
samping obat.
e. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
f. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di apotek.
4. Analisis dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk menentukan obat –
obat yang harus disediakan pada pelayanan obat 24 jam dan memastikan keamanan obat
di apotek.

F. Petugas Yang Berhak Memberi Resep

1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di UPT Puskesmas Pondok Pucung
dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPT Puskesmas Pondok Pucung.
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena
sesuatu hal (misal: menghadiri rapat dll), maka tugas pengobatan dan pemberian resep
didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu
3. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada

G. Petugas yang Berhak Memberi Obat

Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung dilaksanakan oleh :
1. Apoteker sesuai kompetensinya
2. Asisten Apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada.
3. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetensinya memiliki pengetahuan dan pengalaman
di bidang farmasi, yaitu: Perawat/Perawat gigi/Bidan.
Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyedian obat
tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

oleh Dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan untuk melaksanakan tugas manajemen
kefarmasian.

H. Petugas yang Diberi Kewenangan dalam Penyediaan Obat yang


Memenuhi Persyaratan dan Sudah Mengikuti Pelatihan Khusus

1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di UPT Puskesmas Pondok Pucung
dilaksanakan oleh Dokter/Dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai
berikut :
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi
b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPT Puskesmas Pondok Pucung
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena
sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian resep
didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat/perawat gigi/bidan yang bertugas pada hari itu
3. Petugas yang berhak memberikan resep di apotek adalah petugas yang memiliki
Kompetensi dibidang farmasi, yaitu :
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada

I. Peresepan, Pemesanan, dan Pengelolaan Obat

1. Peresepan
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi,
dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di UPT Puskesmas Pondok
Pucung untuk menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien.
Resep merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar
obat berhasil, resep harus rasional
b. Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
 Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya
 Tepat indikasi penyakit.
 Tepat pemilihan obat.
 Tepat dosis.
 Tepat cara pemberian obat.
 Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga
resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

c. Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di UPT Puskesmas Pondok Pucung harus tercantum:
 Tanggal penulisan resep.
 Nama pasien.
 Umur pasien.
 Alamat pasien.
 Diagnosis penyakit.
 Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
 Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
 Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
 Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
 Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
 Kode pasien Umum, JKN, Kartu Sehat
d. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan :
1. Nama Obat
2. Jenis dan bentuk sediaan obat
3. Nama dan umur pasien
4. Dosis
5. Cara Pemakaian dan Aturan Pemberian
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia
8. Penggunaan Sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2. Pemberian obat melalui loket
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.
2. Pemesanan Obat
Sumber penyediaan obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung berasal dari Dinas kesehatan
kota Tangerang Selatan. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di UPT Puskesmas
Pondok Pucung adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di UPT Puskesmas Pondok
Pucung diajukan oleh Kepala UPT Puskesmas Pondok Pucung kepada UPT. Farmasi Dinas
kesehatan Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan
permintaan dari sub unit ke apotek dilakukan secara periodik menggunakan SBBK sub unit.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di UPT
Puskesmas Pondok Pucung sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan
Pondok Aren.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan untuk UPT Puskesmas Pondok Pucung
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah Kunjungan resep
c. Jadwal distribusi obat dari UPT. Farmasi Kota Tangerang Selatan.
d. Sisa stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus:

Permintaan = SO - SS
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Watumalang
sampai dengan penerimaan obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan Gudang Farmasi
Dinas kesehatan kota tangerang selatan.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di UPT Puskesmas Pondok Pucung
pada akhir periode distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar
tidak terjadi kekosongan.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

4. Pengelolaan Obat
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan
kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a. perencanaan dan permintaan,
b. penerimaan,
c. penyimpanan dan distribusi,
d. pencatatan dan pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat

J. Pelayanan Obat Tentang Larangan Pemberian Obat Kadaluwarsa


Untuk Meminimalkan Obat Kadaluwarsa Menggunakan Sistem FIFO
dan FEFO

1. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
a. Petugas pengelola menilai dan mengidentifikasi obat – obat di Gudang UPT
Puskesmas Pondok Pucung.
b. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat serta
melarang memberikan obat kadaluwarsa,
c. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada kartu stok
oleh petugas pengelola obat.
d. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala UPT
Puskesmas Pondok Pucung.
e. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa
kepada UPT. Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dengan membuat
berita acara pengembalian obat.
f. Petugas Apotik berupaya untuk meminimalkan adanya obat kadaluwarsa dengan
system FEFO dan FIFO disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO).

K. Pelayanan Farmasi Tentang Ketentuan Yang Berhak Meresepkan Obat


Psikotropika dan Narkotika

Berhak meresepkan obat-obatan psikotropika dan narkotika


Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi, dan
praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di UPT Puskesmas Pondok Pucung untuk
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan
sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar obat berhasil, resep harus
rasional

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:


a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
b. Tepat indikasi penyakit.
c. Tepat pemilihan obat.
d. Tepat dosis.
e. Tepat cara pemberian obat.
f. Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis), sehingga
resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.

Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat jalan
dan rawat inap di UPT Puskesmas Pondok Pucung harus tercantum:

a. Tanggal Penulisan Resep


b. Nama Pasien
c. Umur Pasien
d. Alamat Pasien
e. Diagnosis Penyakit
f. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan
i. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
j. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimum
k. Kode pasien Umum, JKN, Kartu Sehat.
Khusus penulisan resep obat psikotropika dan narkotika harus dilakukan oleh dokter
UPT Puskesmas Pondok Pucung yang sudah memiliki surat izin praktek di UPT
Puskesmas Pondok Pucung.

L. Rekonsiliasi Obat

Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan


Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis
atau interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan
pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada
pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Tujuan dilakukannya rekonsiliasi Obat adalah:


a. memastikan informasi yang akurat tentang Obat yang digunakan pasien;
b. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter; dan
c. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.

Tahap proses rekonsiliasi Obat yaitu:


a. Pengumpulan Data
Mencatat data dan memverifikasi Obat yang sedang dan akan digunakan pasien,
meliputi nama Obat, dosis, frekuensi, rute, Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan
dan dihentikan, riwayat alergi pasien serta efek samping Obat yang pernah terjadi.
Khusus untuk data alergi dan efek samping Obat, dicatat tanggal kejadian, Obat yang
menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan tingkat
keparahan.
Data riwayat penggunaan Obat didapatkan dari pasien, keluarga pasien, daftar Obat
pasien, Obat yang ada pada pasien, dan rekam medik/medication chart. Data Obat yang
dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelumnya.
Semua Obat yang digunakan oleh pasien baik Resep maupun Obat bebas termasuk
herbal harus dilakukan proses rekonsiliasi
b. Komprasi
Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah, sedang dan akan
digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula
terjadi bila ada Obat yang hilang, berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada
penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini
dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan Resep maupun
tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu adanya perbedaan pada saat
menuliskan Resep.
c. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.
Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam. Hal lain
yang harus dilakukan oleh Apoteker adalah:
1. menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau tidak disengaja
2. mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti; dan
3. memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya rekonsilliasi Obat.
d. Komunikasi
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat mengenai
perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi Obat
yang diberikan.

M. Pelayanan Farmasi Tentang Penyimpanan Obat

1. Persyaratan dan Pengaturan, Penyimpanan Obat didalam Gudang Obat Puskesmas


a. Cukup luas minimal 3 x 6.5 M2
b. Ruang kering dan tidak lembab
c. Ada ventilasi agar ada aliran udara
d. Perlu cahaya yang cukup namun jendela harus mempunyai pelindung untuk
menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis
e. Lantai dibuat dari tegel atau semen yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu
dan kotoran lain bila perlu diberi alas papan atau pallet
f. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
g. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci
h. Tersedia lemari atau kunci khusus untuk narkotika dam psikotropika yang selalu
terkunci
i. Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan
2. Pengaturan penyimpanan obat
a. Obat disusun secara kelas terapi
b. Obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO
c. Obat disimpan pad arak dan lemari obat
d. Obat disimpan pada pallet harus sesuai dengan petunjuk
e. Tumpukan dus sebaiknya sesuai dengan petunjuk
f. Obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan suhu penyimpanan
g. Obat – obatan yang harus di simpan pada suhu 2-8º C diletakkan didalam lemari
pendingin contohnya suppositoria.
3. Kondisi Penyimpanan
a. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak tertutup sehingga
mempercepat kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka perlu
dilakukan upaya –upaya berikut :
 Ventilasi harus baik dan jendela dibuka
 Simpan obat ditempat yang kering
 Wadah harus selalu tertutup rapat dan jangan dibiarkan terbuka
 Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC karena makin panas udara
didalam ruangan maka udara semakin lembab
 Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul
 Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki
b. Sinar Matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari
Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari adalah :
 Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap coklat
 Jangan letakan vial atau botol diudara terbuka
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

 Obat yang penting dapat disimpan didalam lemari


 Jendela – jendela diberi gorden
 Kaca jendela di cat putih
c. Temperatur atau panas
Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitif terhadap pengaruh panas
dapat meleleh. Oleh karena itu hindarkan obat dari udara panas.
Contohnya : salep oksitetrasiklin akan lumer bila suhu penyimpanan tinggi dan
akan mempengaruhi kualitas salep tersebut.
d. Kerusakan Fisik
Untuk menghindari kerusakan fisik :
 Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada didalam dus
bagian tengah kebawah dapat pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan
pengambilan obat didalam dus yang teratas
 Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton jika tidak tertulis
pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan dus
 Hindari kontak dengan benda – benda yang tajam
e. Kontaminasi Bakteri
Wadah obat harus selalu tertutup rapat . apabila wadah terbuka maka obat mudah
tercemar oleh bakteri atau jamur
f. Pengotoran
Ruang yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang kemudian
merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca oleh karena itu
bersihkan ruangan setiap hari. Lantai disapu dan dipel, dinding dan rak
dibersihkan.

N. Pelayanan Farmasi Tentang Penanganan Obat Kadaluarsa atau Rusak

Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari
efek samping penggunaan obat kadaluarsa/Rusak
Dalam menangani obat kadaluwarsa/rusak, maka langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Petugas farmasi mengidentifikasi semua obat yang kadaluwarsa / rusak di ruang
penyimpanan obat (gudang obat dan apotek)
2. Petugas farmasi mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsanya
3. Petugas farmasi mengidentifikasi obat yang kadaluarsa / rusak di ruang
penyimpanan obat.

4. Petugas mencatat jumlah, nomor bacth dan tanggal kadaluwarsanya yang ada di
gudang obat dan apotek puskesmas
5. Petugas mengidentifikasi obat yang kadaluarsa / rusak di sub unit eksternal
puskesmas (posbindu dan pusling)
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

6. Petugas mencatat jumlah, nomor bacth dan tanggal kadaluwarsanya yang ada di sub
unit eksternal puskesmas
7. Petugas memisahkan obat kadaluarsa / rusak dari penyimpanan obat lainnya
8. Setiap 6 bulan sekali Petugas membuat Laporan dan berita acara obat kadaluwarsa /
rusak
9. Laporan dan berita acara obat kadaluwarsa / rusak dengan lampiran jenis dan
jumlah obat yang kadaluarsa / rusakdiserahkan ke Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan.
10. Obat – obat yang kadaluwarsa / rusak yang sudah dipisah dikirim kembali ke UPT.
Farmasi untuk dimusnahkan atau dimusnahkan di puskesmas, dengan prosedur :
 Mengajukan permohonan ijin pemusnahan obat rusak dan kedaluwarsa kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
 Apabila memungkinkan mengajukan permohonan personil saksi pemusnahan
obat kepada kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

 Dilakukan Pemusnahan obat Membuat Berita Acara Pemusnahan Obat diketahui


Kepala Puskesmas.

O. Pelayanan Farmasi Tentang Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek


Samping Obat dan KTD

Pengelolaan obat efek samping obat adalah suatu proses kegiatan pematauan setiap
respon terhadap obat yang merugikan atau yang tidak di harapkan yang terjadi pada
dosis normal yang di gunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi serta mengelola obat efek samping di Puskesmas.
Langkah - langkah pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat:
a. Petugas kesehatan dipoli menerima ESO dari pelanggan
b. Petugas kesehatan dipoli mencatat ke dalam buku laporan ESO
c. Petugas kesehatan dipoli menyerahkan buku laporan ESO ke Petugas Farmasi
d. Petugas farmasi merekap semua buku laporan ESO dari petugas kesehatan dipoli
e. Petugas farmasi memilih ESO yang belum pernah terjadi
f. Petugas farmasi mencatat identitas pasien
g. Petugas farmasi membuat laporan ESO

P. Pelayanan Farmasi Tentang Penyediaan Obat Emergensi

 Penyediaan Obat Emergensi di unit Pelayanan 24 jam

No Nama Obat Jumlah Satuan


1 Cairan infus RL 2 Botol
2 Infus set dewasa 2 buah
3 Infus set anak 2 buah
4 Iv catheter no.18 2 buah
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PONDOK PUCUNG
Jl. Santunan Jaya RT 01 RW 03 Kel. PondokPucungKecPondokAeren – Tangerang Selatan
HP. 08119927976, e-mail :pkmpondokpucung@gmail.com

5 Iv catheter no. 20 2 buah


6 Iv catheter no. 22 2 buah
7 Iv catheter no. 24 2 buah
8 Epinefrin inj 2 ampul
9 Dexametason inj 2 ampul
10 Handscoon no. 6.5 2 pasang
11 Alat suntik 3 ml 2 buah

You might also like