You are on page 1of 8

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

DENGAN METODE MANUFACTURING RESOURCE PLANNING

ANDRI SULAKSMI
Jurusan Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
Email: andri@gmail.com

ABSTRACT
Planning material control have a purpose to compile a system capable to yield information to conduct correct action
(reordering, scheduleng repeat, determining the amount of requirement at the time of is correct). One of the step performed
within standard material control that is deermining best raw material ordering method utilize to get the expense of mot
message of minimum. Utilize to support plan produce which have been made and fulfill Planned Order Release pursuant
to calculation of MRP hence one of the capacities type from company that is labour factor had also have to be reckoned
by do existing amount last for fulfilling requirement which have been reckoned. The object of this UD PATRIOT which
located in Mojokerto.This company produce various shoes type which in its operation have constrain in determining
best ordering method to each every ordered by raw material item as well as standart material control system which good
to menimalize production cost. Planning material control by using this MRP II system was proposed to be applied by
at company utilize to yield correct action that is determining maount, time, scheduling repeat, and ordering execution
requirement of raw material. With applying MRP II can cost effective equal to Rp4,372,413.88 or 35.91% from expense
of before using MRP II.

Key words: forecasting, MRP 2

PENDAHULUAN Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan


UD PATRIOT yang berlokasi di daerah solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
Mojokerto memproduksi berbagai macam jenis perusahaan dengan menerapkan pengendalian
sepatu. Namun pada dasarnya hanya ada empat bahan baku dengan sistem MRP II nantinya
jenis sepatu saja yang diproduksi oleh UD PATRIOT, diharapkan dapat membantu mengatasi
yaitu GT Cempaka, GT Jaguar, Rexdal dan Black. permasalahan yang ada dan dapat menekan
Pada saat ini masalah yang dihadapi perusahaan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan
adalah penentuan rencana pesan dari setiap item keuntungan.
beli serta penentuan jumlah persediaan bahan Tujuan penelitian ini adalah memperoleh
baku yang kurang tepat. perencanaan persediaan komponen dan bahan
Sistem MRP II merupakan suatu sistem baku yang dibutuhkan dengan metode lot yang
informasi manufacturing formal dan eksplisit tepat, untuk memperoleh biaya yang lebih rendah
yang mengintegrasikan fungsi-fungsi utama jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan
dalam industri manufactur, seperti keuangan, metode MRP II.
pemasaran dan produksi (Toomey, 1996). Sistem
Manufacturing Resource Planning (MRP II) METODE
mencakup dan mengintegrasikan semua aspek Data yang diperlukan dalam penelitian ini,
bisnis dari perusahaan industri manufactur, yaitu data jumlah mesin, jumlah tenaga kerja, data
sejak perencanaan strategik bisnis pada tingkat permintaan, data persediaan dan jumlah bahan
manajemen menengah dan supervisor, kemudian baku, struktur produk, catatan biaya pesan dan
memberikan umpan balik kepada tingkat simpan bahan baku, komposisi bahan baku setiap
manajerial di atasnya. produk. Data-data tersebut diperoleh melalui

14
pengamatan di lapangan, arsip dari perusahaan lembur sesuai ketetapan perusahaan) sedangkan
serta hasil wawancara langsung dengan karyawan untuk hari kerja dalam seminggu yaitu selama
perusahaan. Langkah selanjutnya yaitu: 5 hari kerja (senin-sabtu),dalam 1 hari kerja ada
Peramalan. Perhitungan peramalan 1 shift dengan 7 jam kerja untuk hari biasa dan
menggunakan software Minitab dan selanjutnya 6 jam kerja untuk hari Jum’at.
penentuan metode peramalan terbaik didasarkan Produk yang menjadi objek penelitian ini yaitu
pada nilai MAPE terkecil. sepatu merk GT Jaguar, GT Cempaka, Rexdal dan
Jadwal Induk Produksi (JIP). Pembuatan Black Top yang merupakan produk paling banyak
JIP merupakan suatu tahapan rencana produksi jumlah pesanannya dan paling laku di pasaran.
akan menjadi pedoman untuk jadwal produksi Berdasarkan data permintaan maka dilakukan
perusahaan. Dalam penelitian ini JIP dibuat peramalan permintaan untuk 6 periode yang akan
berdasarkan hasil peramalan ditambah persentase datang dengan menggunakan beberapa metode
cacat produk. peramalan di antaranya Moving Average, Single
Rough Capacity Planning (RCCP), merupakan Exponential Smoothing, Double Exponential
urutan kedua dari hierarki perencanaan prioritas Smoothing, Winter’s, dan Trend Analysis. Adapun
kapasitas yang berperan dalam pengembangan pemilihan kriteria metode peramala terbaik, yaitu
JIP. Pada dasarnya RCCP didefinisikan sebagai nilai MAPE terkecil yang kurang dari 10%. Berikut
proses konvensi dari Rencana Produksi dan/ ini contoh perhitungan peramalan dengan metode
atau MPS kedalam kebutuhan kapasitas moving average (Assauri, 1984).
yang berkaitan dengan sumber-sumber daya
kritis seperti tenaga kerja manusia,mesin dan Peramalan dengan Metode moving average GT
peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok Jaguar dengan n = 2
material dan sparts, dan sumber daya keuangan Permintaan Sept, Okt
Rata-rata bergerak =
(Noor dan Radford, 1995). 2
Material Requirement Planning (MRP). MRP 6060 + 6192
= = 6126
yaitu suatu prosedur logis, aturan keputusan dan 2
teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang Jadi peramalan permintaan untuk bulan Desember
untuk menterjemahkan JIP menjadi rencana adalah sebesar 6126.
pemesanan untuk bahan baku dan komponen.
Capacity Requirement Planning (CRP). Pada Peramalan dengan Metode moving average Rexdal
tahap ini kita malakukan perhitungan apakah dengan n=2
tenaga kerja yang ada pada tiap pembuatan Permintaan Sept, Okt
Rata-rata bergerak =
komponen cukup memenuhi rencana pemesanan 2
pada MRP. Input dari proses CRP ini, yaitu: jadwal 5244 + 5340
= = 5292
dari rencana pemesanan masing-masing item, 2
sumber order status, routing data memberikan Jadi peramalan permintaan untuk bulan Desember
jalur yang direncanakan untuk factory order adalah sebesar 5292.
melalui proses produksi dengan perkiraan waktu
operasi. Sedangkan hasil dari CRP adalah laporan Dari hasil peramalan di atas selanjutnya dilakukan
beban pusat kerja (work center load reports) dan perhitungan MAPE dengan menggunakan rumus
perbaikan jadwal. (Arman, 2003).

1 N et
HASIL DAN PEMBAHASAN MAPE = – S – × 100%
Jumlah tenaga kerja pada bagian produksi N t=1 Dt
adalah 108 orang dengan biaya tenaga kerja
reguler sebesar Rp1500,00/jam dan Rp2000,00/ et = permintaan aktual-peramalan periode(t)
jam untuk tenaga kerja lembur (maksimal 2 jam Dt = permintaan aktual periode (t)

Sulaksmi: Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 15


    (6240 + 6126) Setelah JIP diperoleh maka langkah
MAPE GT Jaguar =          × 100% selanjutnya menentukan kapasitas yang tersedia
   6240 dalam hal ini sumber tenaga kerja yang ada
MAPE GT Jaguar = 1,82% mencukupi untuk melaksanakan rencana produksi
seperti yang ada pada Jadwal induk produksi.
    (5000 + 5292
Perhitungan kebutuhan kapasitas diperoleh dengan
Rata-rata bergerak=         × 100%
mengalikan waktu pembuatan produk dengan JIP,
         5000
sebagai contoh perhitungan kebutuhan untuk
Rata-rata bergerak= 5,84%
produk GT Jaguar pada bulan september adalah
Perhitungan peramalan dan penentuan untuk kebutuhan waktu = waktu pembuatan produk ×
produk-produk yang lainnya menggunakan bantuan JIP
software minitab. Berdasarkan perhitungan dengan kebutuhan waktu = 46 × 6586 = 302956 menit.
bantuan software minitab diperoleh nilai MAPE
terkecil dengan menggunakan metode Trend * Dimana waktu pembuatan produk untuk masing-
masing produk sebesar 46,46,42, dan 40 menit untuk
Analisys untuk keempat produk yaitu GT Jaguar,
GT Jaguar, Cempaka, Rexdal, Black Top.
GT Cempaka, Rexdal, Black Top dengan nilai 0.25,
0.47, 6.24, dan 7.25.
Hasil kebutuhan waktu masih dalam bentuk
Berdasarkan hasil peramalan tersebut maka
menit/bulan maka hasil diatas harus diubah terlebih
hasil ini jadikan pedoman untuk membuat JIP
dahulu ke jam/bulan dengan cara membagi hasil
dengan periode bulanan. Tetapi sebelum itu hasil
kebutuhan waktu dengan 60. Hal ini dilakukan
dari peramalan itu harus ditambahkan dengan
untuk menyamakan satuan karena kapasitas jam
toleransi persentase cacat yang ditetapkan
kerja efektif/bulan dalam satuan jam/bulan. Hasil
perusahaan sebesar 2%. Adapun contoh
selengkapnya dapat disimak Tabel 2.
perhitungan untuk pembuatan JIP bulanan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Kebutuhan Waktu Produksi (jam)
JIPt = (hasil peramalan × 2%) + hasil peramalan
periode t Bulan
GT GT
Rexdal Blac Top
Jaguar Cempaka
Misal untuk GT Jaguar hasil peramalan untuk September 5049 4922 3061 3165
bulan September, yaitu sebesar 6849. Maka untuk Oktober 576 544.1 3210 3413
Nopember 3619 3893 2178 2404
JIP bulan September, yaitu:
JIPsept = (6456 × 2%) + 6456
= 6586 Untuk mencari kelebihan dan kekurangan
waktu kerja maka dapat kita cari dari kapasitas
Misal untuk GT Cempaka hasil peramalan waktu kerja yang tersedia di perusahaan kita
untuk bulan September yaitu sebesar 6849. Maka kurangkan dengan hasil perhitungan kebutuhan
untuk JIP bulan September, yaitu: waktu kerja di atas. Kapasitas tersedia dapat
JIPsept = (6295 × 2%) + 6295 dihitung dengan:
= 6421
Kapasitas tersedia = jumlah tenaga kerja × jam
Dari hasil itu maka JIP perusahaan untuk 3
kerja/shift × hari kerja dalam
bulan mendatang dapat disimak pada Tabel 1.
satu bulan.

Tabel 1. Jadwal Induk Produksi Bulanan


Contoh perhitungan Untuk bulan September :
GT GT Black Kebutuhan waktu = 5049 + 4922 +3061 + 3165
Bulan Rexdal
Jaguar Cempaka Top = 16197 jam/bulan
September 6586 6421 4374 4748 Kapasitas tersedia = j u m l a h t e n a g a k e r j a ×
Oktober 7469 7101 4586 5120
Nopember 4721 5079 3112 3606 jam kerja/shift × hari kerja
dalam satu bulan.

16 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 14–21


Kapasitas tersedia = ((4 × 6) + (21 × 7)) × 108 JIP harian = 4374 : 25 (hari kerja efektif)
= 18468 jam/bulan/orang = 175 unit/hari.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka Berikut ini contoh jadwal induk harian untuk
dapat kita simpulkan bahwa kapasitas jam kerja keempat produk.
yang tersedia mencukupi untuk melaksanakan
Jadwal Induk Produksi bulanan yang telah kita Tabel 4. Jadwal Induk Produksi Harian
buat. Untuk selanjutnya dapat kita break down
September
menjadi JIP harian. Uraian
Tanggal 1 Tanggal 2
Tabel 3 adalah perbandingan antara kebutuhan
GT jaguar 264 264
waktu kerja aktual dengan kapasitas waktu kerja GT cempaka 258 258
yang tersedia. Rexdal 175 175
Black Top 190 190

Tabel 3. Kapasitas Produksi (jam)


Selanjutnya kita menghitung rencana
Bulan
Kebutuhan Kapasitas Kurang/ pemesanan komponen dan bahan baku dengan
jam kerja tersedia lebih
metode MRP. Sebagai contoh perhitungan rencana
September 16197.2 18468 2268.83
Okto ber 14380 20412 6031.46
pesan untuk komponen badan jaguar dimulai
Nopember 12095.7 14040 1944.26 dari perhitungan kebutuhan kotor, sediaan awal,
sediaan akhir, kebutuhan bersih, jumlah pesan,
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat rencana pesan. Perhitungan kebutuhan badan
kita lihat bahwa untuk melaksanakan Jadwal jaguar untuk bulan September tanggal 1 adalah
Induk produksi, tenaga kerja yang tersedia telah sebagai berikut:
mencukupi. Sehingga jadwal induk produksi yang Kebutuhan kotor = rencana pesan GT Jaguar
telah kita buat dapat kita teruskan untuk membuat = 264
jadwal induk produksi dalam harian karena lead Sediaan awal = jumlah sediaan akhir periode
time yang tersedia, yaitu dalam harian. Dan sebelumnya
selanjutnya diteruskan ke perhitungan kebutuhan = 656
material (MRP). Sediaan akhir = sediaan awal + jumlah pesan
Dari hasil jadwal induk produksi bulanan yang – kebutuhan kotor
sudah sesuai dengan kapasitas tenaga kerja yang = 656 + 0 – 264
ada kemudian dijadikan jadwal induk produksi = 392
harian. Untuk menghitung JIP harian ini kita Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – sediaan
dapatkan dari: awal
JIP bulanan = 264 – 656
JIP harian = = –392
Hari kerja efektif dalam 1 bulan
Contoh perhitungan dalam pembuatan JIP harian * Angka minus ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu
misal untuk GT Jaguar bulan September: berproduksi karena kebutuhan kotor sudah ditutupi
Ada permintaan sebanyak 6586, maka untuk oleh jumlah persediaan awal.
pembuatan JIP hariannya yaitu :
JIP harian = 6586 : 25 (hari kerja efektif) Jumlah pesan = kebutuhan bersih = 0
= 264 unit/hari.
Tabel 5 merupakan contoh perhitungan
Contoh perhitungan dalam pembuatan JIP harian MRP untuk komponen buat GT Jaguar, yaitu
misal untuk GT Cempaka bulan September: komponen badan. Setelah pembuatan perencanaan
JIP harian = 6421 : 25 (hari kerja efektif) kebutuhan material baik untuk komponen buat
= 258 unit/hari. maupun yang beli selesai dibuat, maka langkah
Contoh perhitungan dalam pembuatan JIP harian selanjutnya melakukan perhitungan kapasitas
misal untuk Rexdal bulan September: apakah tenaga kerja yang tersedia pada komponen

Sulaksmi: Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 17


buat mencukupi untuk memenuhi jadwal produksi Tabel 5. Perhitungan MRP
pada rencana pemesanan MRP. Dalam hal ini Komponen : badan jaguar Sediaan awal : 656
yang kita perhitungkan kapasitas tenaga kerjanya Lot : L4L Lead time : 1 hari
hanya pada komponen buat saja karena rencana Bulan September
pemesanan dari komponen beli hubungannya Tanggal 1 2 3
Kebutuhan kotor 264 264 392
adalah pada pemasok bahan baku, apakah pemasok Sediaan awal 656 392 128
sanggup memenuhi permintaan bahan baku yang Sediaan akhir 392 128
Kebutuhan bersih 0 0
kita inginkan seperti pada rencana pemesanan. Jml pesan 0 0
Berikut ini adalah contoh perhitungan Renc.pesan 0 136 264
kapasitas tenaga kerja komponen buat untuk
GT Jaguar. Dari Tabel 5 diperoleh rencana pesan
untuk tanggal 2 dan 3 september sebesar 136,264. Tabel 6. Perbandingan kebutuhan dan kapasitas tersedia
Perhitungan waktu kerja didapatkan dari rencana jam kerja komponen buat GT Jaguar
pesan yang telah direncanakan dikalikan dengan Tenaga September
Komponen/
waktu kerja/pembuatan produk (untuk komponen Bulan
kerja yang Kebutuhan Kapasitas
badan Jaguar waktu kerja = 12 menit). Sehingga tersedia jam jam kerja
Badan jaguar 8 1246 1368
waktu kerja untuk komponen badan Jaguar bulan
Lidah 6 552 1026
September tanggal 1, 2, 3 adalah: Sole 4 110 684
Waktu kerja = rencana pesan × waktu pembuatan Label kain 4 773 684
komponen
Waktu kerja = (0 × 12) + (136 × 12) + (264 × 12) Dari Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa kapasitas
= 4800 yang tersedia mampu menutupi kebutuhan jam
sehingga rencana pesan untuk komponen yang
Setelah dihitung selama 1 bulan didapatkan dibuat dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
waktu kerja untuk bulan September sebesar telah ditentukan. Setelah rencana pesan untuk
74848. Hasil yang didapatkan diatas masih komponen buat telah diperoleh maka langkah
dalam satuan menit/bulan untuk itu harus kita selanjutnya menentukan rencana pesan untuk
konversikan dalam jam dengan cara membagi komponen beli. Dalam perhitungan ini memakai
waktu kerja selama satu bulan dengan 60 sehingga beberapa metode lot sizing, yaitu Lot for lot (LFL),
hasilnya 1246.8 jam/bulan. Setelah itu kita harus Economic order quantity (EOQ), dan Periodic order
menghitung kapasitas jam yang tersedia dengan quantity (POQ). Pemilihan metode yang terbaik
cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan jam yaitu berdasarkan biaya total paling rendah.
kerja efektif dalam 1 bulan.Untuk bulan September Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan JIP
jam kerja efektifnya adalah 21 × hari biasa (7 jam) + harian untuk bulan September tanggal 1, ,2 dan 3
4 × hari jumat (6 jam) = 171, sehingga kapasitas sebesar 91, 720, dan 887. Selanjutnya perhitungan
jam yang tersedia, yaitu 1368 jam/bulan. Maka EOQ untuk item tali sepatu dihitung dengan rumus
untuk mengetahui apakah perlu adanya lembur (El Sayed, 1994).
atau kekurangan/kelebihan waktu yaitu: Rencana pesan = EOQ
Kelebihan/kekurangan = kapasitas jam tersedia – 2 DK
kebutuhan jam kerja EOQ =
h
= 1.368 – 1.246,8
= 121,2 Dengan:
Jika hasil pengurangan ini menunjukkan angka D = rata-rata kebutuhan
negatif berarti ada kekurangan jam kerja yang k = biaya pesan
berarti adanya lembur atau perubahan kapasitas h = biaya simpan
produksi harian. Berikut ini merupakan contoh 2 × 887, 3 × 25000
EOQ =
perhitungan CRP komponen buat GT Jaguar untuk 1, 002
2 bulan periode perencanaan.
= 6654 unit

18 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 14–21


Maka jika terjadi kekurangan persediaan awal Komponen Imitasi: (Lot LFL)
untuk memenuhi kebutuhan kotor maka untuk Biaya total = (7 × Rp5.000,00) + (16337,38 ×
tiap kali pesannya harus sebesar 6654. Rp20,04,00)
= Rp350.000,00 + Rp327.401,1,00
Jika menggunakan metode POQ maka: = Rp677.401,1,00
EOQ
Jumlah periode = Sedangkan biaya tanpa mrp ini kita dapatkan
permintaan periode rata-rata
dari kebijakan perusahaan yang menggunakan
6654
Jumlah periode = lot sizing Fix Period Requirment (FPR) dalam
887,3
pemesanan bahan baku yang dibelinya.
= 8
Contoh perhitungan dengan metode Fix Period
Maka jika terjadi kekurangan persediaan awal Requirmant (FPR):
untuk memenuhi kebutuhan kotor maka untuk tiap Dalam hal ini menggunakan periode 1 bulan.
kali pesannya harus dapat memenuhi kebutuhan
untuk 8 periode yang akan datang (kebutuhan Komponen Tali Sepatu: (Lot FPR)
8 periode mendatang diakumulasikan). Biaya total = (6 × Rp25.000,00) + (1463448 ×
Berdasarkan hasil perhitungan selengkapnya Rp1,002,00)
maka dapat kita sajikan beberapa komponen beli = Rp150.000,00 + Rp1.466.375,00
dengan metode pemesanan menggunakan lot sizing = Rp1.616.374,89,00
yang tepat. Komponen Visatery: (Lot FPR)
Biaya total = (6 × Rp18.000,00) + (121791 ×
Tabel 7. Rencana pesan bahan baku dengan metode lot Rp1,336,00)
size yang paling tepat
= Rp150.000,00 + Rp162.712,7,00
Lead Time Frekwensi = Rp270.712,72,00
Item Lot Size
(hari) Pesan
Tali Sepatu 1 POQ 18 Dari perhitungan selengkapnya maka akan
Visatery 1 EOQ 7
Imitasi 2 LFL 7 kita dapatkan total biaya pemesanan dengan
menggunakan sistem MRP dari semua komponen
Selanjutnya kita hitung biaya yang timbul dari sebesar 7804740.8
pemesanan bahan baku. Biaya total yang timbul
dapat kita hitung dengan menggunakan rumus: Tabel 8. Perhitungan biaya
Biaya total = ( frekuensi pesan × biaya pesan) + Biaya Tanpa Biaya dengan
Item
(jumlah persediaan × biaya simpan) MRP (Rp) MRP (Rp)
Tali Sepatu   1616375   893895,02
Kita ambil contoh untuk perhitungan beberapa Visatery    270712,7   265359,76
komponen dengan metode lot yang tepat. Biaya Imitasi    69.915,3   677401,1
Total 12177154.7 7804740.8
total yang timbul dengan metode ini, yaitu:

Komponen Tali Sepatu: (Lot POQ) Untuk dapat memenuhi planned order release
Biaya total = (18 × Rp25.000,00) + (443009 × yang ada maka ada beberapa alternatif yang dapat
Rp1,002,00) diambil, yaitu di antaranya dengan menetapkan
= Rp450.000,00 + Rp443.895,02,00 jam lembur atau dengan menetapkan tenaga
= Rp893895,02,00 subkontrak. Penetapan tenaga subkontrak ini akan
kita ambil apabila dengan menetapkan jam lembur
Komponen Visatery: (Lot EOQ) tenaga yang ada tidak mencukupi kebutuhan.
Biaya total = (7 × Rp18.000,00) + (104311 × Dalam hal ini perusahaan maksimal hanya
Rp1,336,00) memperbolehkan maksimal 2 jam lembur dalam
= Rp126.000,00 + Rp139.359,76,00 satu hari. Berdasarkan hasil perhitungan untuk
= Rp265.359,76,00 produk sepatu Rexdal dan Black Top diketahui

Sulaksmi: Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 19


bahwa jam kerja yang ada sudah mencukupi untuk November juga mengalami kekurangan setelah
memenuhi planned order release. diakumulasi dengan kelebihan jam lembur pada
Sedangkan untuk sepatu GT Jaguar dan GT bulan Desember sebanyak 24,52 jam dan kelebihan
Cempaka masih kekurangan jam kerja. Berikut ini ini akan dibebankan pada bulan Oktober. Baru
analisis jam kerja yang dibutuhkan: pada bulan Oktober ini kapasitas yang ada telah
memenuhi untuk menjalankan jadwal produksi.
GT Jaguar GT Cempaka. Untuk memenuhi jam lembur
Jam kerja reguler efektif (Desember) tenaga yang tersedia sudah memenuhi kecuali pada
= 4 × hari jumat dan 21 × hari biasa bulan November, Desember, dan Januari tenaga
= (4 × 6) + (21 × 7) kerja yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi
= 171 jam lembur. Maka di sini akan terjadi perubahan
produksi dengan cara kelebihan jam lembur pada
Jam kerja efektif lembur (desember)
bulan Januari sebanyak 57.07 jam akan dibebankan
= 4 × hari jumat dan 21 × hari biasa
pada bulan Desember. Akan tetapi jam kerja yang
= (4 × 2) + (21 × 2)
tersedia pada bulan Desember juga mengalami
= 50
kekurangan setelah diakumulasi dengan kelebihan
jam lembur pada bulan Januari sebanyak 88.8 jam
Tabel 9. Analisis jam lembur komponen badan jaguar.
dan kelebihan ini akan dibebankan pada bulan
tenaga kerja = 8 orang
November, hingga pada akhirnya pada bulan
Bulan Desember Januari September akan ada kelebihan jam kerja sebesar
Jam kerja efektif reguler (Jam)/bulan 171 177 52.93 jam dan ini akan dibebankan pada periode
Total jam lembur (jam)/bulan 354.8   46.8
Jam kerja efektif lembur (jam)/bulan   50   52
produksi sebelumnya, yaitu bulan Agustus.
Lembur (orang)   8   1
Perhitungan Biaya Lembur pembuatan Komponen
buat GT Jaguar
Pada bulan Desember untuk memenuhi Total biaya lembur = total jam lembur × biaya
jam lembur yang ada diperlukan tenaga kerja
sebanyak: Untuk bulan September komponen label Kain
Total jam kerja Biaya total = 89,03 × 2000 = 178060
Kebutuhan lembur =
Jam kerja efektif lembur Untuk bulan September komponen badan jaguar
354,8 Biaya total = 110,02 × 2000 = 220040
Kebutuhan lembur =
50
= 8 orang Sehingga biaya total untuk emua komponen
sepatu GT Jaguar adalah sebagai berikut
Ini berarti pada bulan Desember 8 dari 8
tenaga kerja yang tersedia untuk pembuatan Tabel 10. Perhitungan biaya lembur pembuatan
badan jaguar akan dikenakan jam lembur dan pada komponen buat GT Jaguar
bulan Januari 1 dari 8 orang akan dikenakan jam GT Jaguar
lembur. Untuk perhitungan pada bulan Januari Bulan Komponen Total jam Biaya (Rp)
dan analisis untuk produk sepatu yang lain melalui lembur (jam)
proses perhitungan yang sama seperti diatas. September Badan jaguar   - -
Label Kain   89.03 178060
Untuk memenuhi jam lembur tenaga yang
Oktober Badan jaguar   - -
tersedia sudah memenuhi kecuali pada bulan Label Kain 110.02 220040
Desember tenaga kerja yang ada tidak mencukupi Total 2301040
untuk memenuhi jam lembur. Maka di sini akan
terjadi perubahan produksi dengan cara kelebihan Berdasarkan analisis biaya, maka penghematan
jam lembur pada bulan Desember sebanyak yang dapat dilakukan dengan menggunakan
121 jam akan dibebankan pada bulan November. sistem MRP ini sebesar Rp12.177.154,7,00 –
Akan tetapi jam kerja yang tersedia pada bulan Rp7.804.740,82,00 = Rp4.372.413,88,00.

20 Jurnal Teknik Industri, Vol. 9, No. 1, Februari 2008: 14–21


Persentase penghematan yang dapat DAFTAR PUSTAKA
dilakukan yaitu sebesar (Rp4.372.413,88,00 : Arman H.N., 2003. Perencanaan dan Pengendalian
Rp12.177.154,7,00) × 100% = 35,91%. Persediaan, Guna Widya Surabaya.
Perubahan biaya pengadaan bahan baku Assauri Sofyan, 1984. Teknik & Metode Peramalan
diatas terjadi karena adanya perbedaan penerapan Penerapannya dalam Ekonomi dan Dunia Usaha,
sistem lot dari setiap item bahan baku yang Edisi I, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI.
dibeli, kebijakan yang diterapkan di perusahaan,
Buffa Elwood S. Sarin RK., 1996. Manajemen Operasi &
yaitu dengan menerapkan sistem FPR dari setiap
Produksi Modern, Jilid I, Edisi kedelapan, Jakarta:
itemnya sedangkan dengan menggunakan sistem Binarupa Aksara.
MRP kebijakan lot yang dipakai, yaitu dengan Elsayed, AE. dan Boucher, T.O., 1994. Analysis And
sistem lot yang terbaik, yaitu lot for lot. Control of Production Systems. Penerbit Prentice
Hall International, Inc.
SIMPULAN Hillier FS., Lieberman GJ., 1990. Pengantar Riset Operasi,
Jilid I, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Penghematan yang dapat dilakukan perusahaan
John EB., 1992. Pengendalian Produksi suatu Pendekatan
dengan menggunakan Manufacturing Resource Kuantitatif, Cetakan pertama, Jakarta: Penerbit CV
Planning sebesar 12177154.7 – 7804740.82 = AKADEMIKA PRESSINDA.
4372413.88. Persentase penghematan yang dapat Noor, H., dan Radford R., 1995. Production and Operations
dilakukan yaitu sebesar (4372413.88 : 12177154,7) × Management Total Qualiy and Responsiveness. New
100% = 35.91% York: McGraw-Hill Inc.
Subagyo P., Marwan A., Handoko TH., 1983. Dasar-
dasar Operasi Riset, Edisi ketiga, Yogyakarta: Balai
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Toomey, J.W., 1996. MRP II Planning for Manufacturing
Excellence. Penerbit Chapman & Hall.

Sulaksmi: Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku 21

You might also like