You are on page 1of 22

Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK


DAFTAR PASAL-PASAL

A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan Teknis Bangunan yang di Gunakan
3. Pekerjaan Persiapan
B. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Pekerjaan Tanah/Urugan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Beton Bertulang
4. Pekerjaan Dinding
5. Pekerjaan Plesteran
6. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik
7. Pekerjaan Kayu
8. Pekerjaan Plafond Kalsyboard
9. Pekerjaan Penutup Atap
10. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
11. Pekerjaan Instalasi Listrik
13. Pekerjaan Pengecatan
14. Pekerjaan Instalasi Plumbing dan Sanitasi
15 Pekerjaan Lain-Lain

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN


A. SPESIKASI UMUM
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN MCK KOMUNAL
PROGRAM :
PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM DAN
AIR LIMBAH
KEGIATAN : PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH
LOKASI : GP. ALUE BU TUNONG KEC. PEUREULAK BARAT
KAB. ACEH TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2015
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan
spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

2.1 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) NI.2


2.2 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
2.3 Peraturan Muatan Indonesia NI.8
2.4 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI.5
2.5 Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.6 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
1
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

2.7 Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991


2.8 Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
2.9 Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1972
2.10 Peraturan Bata Merah sebagai bagunan bangunan NI.10
2.11 Peraturan Plumbing Indonesia
2.12 Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
2.13 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03- 2410-1991
2.14 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan
Apabila penjelasan dalam spesifikasi teknis tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka KSM wajib mengikuti ketentuan peraturan-
peraturan yang disebutkan diatas.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi Pekerjaan
a. Pembersihan lokasi sekeliling Bangunan
b. Persiapan Direksi Keet
c. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
d. Pembuatan papan nama proyek
e. Pemasangan bouwplank
f. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2 Persyaratan Bahan


a. Untuk Direksi Keet disewa bangunan di sekitar lokasi kerja.
b. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971.
c. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih.
d. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu klas II 5/7 dan papan ukuran 2/20 cm
e. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain
digunakan bahan kayu setempat

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1 Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuhan termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena bangunan termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.
3.3.2 Persiapan Direksi Keet
Untuk persiapan Direksi Keet disewa bangunan yang dapat melindungi bahan
material dari panas dan hujan.
3.3.3 Pengadaan Air untuk Pelaksanaan Pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini
harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air
harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2
3.3.4 Pembuatan Papan Nama Proyek

2
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan
tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
a. Nama proyek
b. Pemilik proyek
c. Lokasi proyek
d. Jumlah biaya (kontrak)
e. Nama Pelaksana (KSM)
f. Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
3.3.5 Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi
atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

B. SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah
keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
a. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran pipa air bersih dan air
kotor).
b. Timbunan kembali galian tanah pondasi.
c. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
d. Perataan tanah sekeliling bangunan.
e. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah Timbunan
dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah
lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu
ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai
dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa
pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka KSM
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapat petunjuk seperlunya. KSM bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian
ditemukan benda-benda purbakala maka KSM wajib melaporkannya kepada Pemerintah
Daerah setempat. Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan
air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar
detail. Untuk kondisi tanah yang modah longsor KSM harus memasang turap kayu
pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi
selesai.

3
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar.
Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan
dalam Site Plan.
Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
KSM harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, pipa saluran air bersih dan pipa
saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm.
Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk
yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan
dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang
bekas galian pondasi tertutup kembali.
Pengurugan dengan tanah timbun dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk
ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-
tiap lapis tersebut.
Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurungan dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan
alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atsa
kesempurnaan pengurungan dan pemadatan.
Dibawah pondasi, dan dibawah pipa saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10
cm dan dipadatkan.

PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari:
a. Pondasi plat tapak beton bertulang
b. Pondasi cyclopen beton
c. Pondasi batu bata

5.2. Persyaratan Bahan


a. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3
Kr.
b. Untuk pekerjaan cyclopen beton, batu kali/belah digunakan batu kali/belah yang
berukuran maksimum 10 cm - 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.
c. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas baik.
d. Untuk pasangan cerucuk digunakan kayu gelam/kayu kelukup/bakau berdiameter 10
cm.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi
tentang kesempurnaan galian.
b. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan,
sebagai lantai kerja. Diatas pasir, dipasang aanstamping, untuk pondasi plat tapak
beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali
dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan

4
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
c. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2 dibawah pondasi dipasang
cerucuk kayu, gelam/kelukup/bakau yang ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah
keras.
d. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail.
Campuran yang digunakan : Plat tapak beton adukan 1 Pc:2 Ps:3 Kr. Pondasi beton
cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc:2 Ps:3 Kr yang diisikan 40 % batu kali. Pondasi
batu kali/belah dipasang dengan aperekat 1 Pc : 4 Ps. Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar adukan 1 Pc : 4 Ps.
e. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

6.1 Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk
a. sloof
b. Kolom-kolom induk
c. Kolom-kolom praktis
d. Ring balok dan balok-balok latai
e. Plat dag beton tangki air dan kanopi
f. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.
6.2 Bahan
6.2.1 Semen
a. Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI.8 Tahun 1972 dan memenuhi S
- 400 menurut standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI.8 Tahun 1972).
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.2.2 Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI - 1971.
6.2.3 Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI1971.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
6.2.4 Air

5
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
6.2.5 Besi beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu BJTP - 240 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan direksi terlebih dahulu.
Jika KSM tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :
a. Harus ada persetujuan Direksi.
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab KSM.
6.2.6 Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam
pasal 5.1 PBI 1991.
6.2.7 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc : 2 Ps:3 Kr.

6.3 Pedoman Pelaksanaan


Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
KSM wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat
dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.1 Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi, yaitu:
a. Tidak berakibat pemisah dan kehilangan bahan-bahan
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antar beton yang
sudah dicoor dan yang akan dicoor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

6.3.2 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerjan dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-
papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicoor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan,
maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan
6
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
6.3.3 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
a. Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
b. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko KSM.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING

7.1 Lingkup Pekerjaan


Dinding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh pembatas
ruangan, bagian tangga selasar bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam gambar
dan dijelaskan dalam gambar detail.

7.2 Persyaratan Bahan


7.2.1 Bata
Mutu bahan yang digunakan dari jenis klas I menurut NI.10 dengan bentuk
standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan
tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam
air.
7.2.2 Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
7.2.3 Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
7.2.4 Papan
Digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat dan untuk triplek digunak produksi
dalam negeri.
7.3 Pedoman Pelaksanaan
7.3.1 Pekerjaan dinding bata mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
a. Pasangan Kedap air ( 1 Pc : 2 Ps )
Semua Pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan
b. Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut
7.3.2 Persyaratan Adukan

7
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang
telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur
lagi dengan adukan yang baru.
7.3.3 Pengukuran
Pengukuran (Uit-Zet) harus dilakukan oleh KSM secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (Harizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
7.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan bata sudut.
7.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-
tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan tebal dinding.
7.3.6 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
7.3.7 Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
7.3.8 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan
sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7
(tujuh ) hari setelah pemasangannya.

PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, saluran
keliling bangunan.
8.2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.
8.3. Pedoman Pelaksanaan
8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.
8.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 2
Ps,sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
8.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
8
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

diperbolehkan berkisar 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar
kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.
8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesteran.
8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pemasangan lantai dan dinding keramik dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,
selasar bangunan dan sekeliling dinding ruang basah. Pekerjaan lantai dan dinding
keramik terdiri dari :
9.1.1. Lantai pada ruangan, kamar mandi dan WC, tempat cuci serta selasar gedung.
9.1.2. Dinding pada ruangan, kamar mandi dan WC serta tempat cuci.

9.2. Bahan yang dipergunakan


9.2.1 Bahan yang digunakan adalah :
Keramik Standard ex Roman/Mulia atau produk yang setara dengan ukuran
30/30 cm polished untuk ruangan dan selasar serta 20/20 cm unpolished untuk
kamar mandi, WC dan tempat wudhuk, 20/25 cm polished untuk dinding
ruangan ,kamar mandi, WC, dan tempat mencuci yang disetujui Direksi
Pengawas.
9.2.2 Wama akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing wama harus seragam,
wama yang tidak seragam akan ditolak.
9.2.3 Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazur, kekuatan lentur 250 kglcm2
dan mutu tingkat 1 (satu).
9.2.4 Bahan pengisi siar dari semen wama kental.
9.2.5 Bahan perekat adalah adukan 1 PC : 3 Ps
9.2.6 Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai : Ukuran 30 x 30 cm type I mutu
standard digunakan sebagai finishing seluruh lantai ruangan-ruangan yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
9.2.7 Untuk dinding dipasang sesuai dengan gambar.
9.2.8 Toleransi terhadap panjang = 1%, toleransi terhadap tebal = 6%.
9.2.9 Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-
19, PUBI 1982 pasal 31 dan SlI-0023-81.
9.2.10 Semua portland harus memenuhi N1-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982
Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 Pasal 9.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan -
contohnya (minimal 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada
Direksi Pengawas.
9.3.2 Sebelum pekerjaan dimulai KSM diwajibkan membuat shop drawing dan pola
9
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

pemasangan bahan yang disetujui Direksi Pengawas dan Perencana


9.3.3 Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah alas dari lantai keramik sudah
selesai dengan baik dan sempuma serta disetujui Direksi Pengawas (antara
lain screed lantai, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik
dilaksanakan.
9.3.4 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bemoda.
9.3.5 Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
9.3.6 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 6 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau
sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-
garis sejajar dan lurus yang sama lebar clan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.

PASAL 11
PEKERJAAN PLAFOND KALSYBOARD

11.1. Lingkup Pekerjaan


11.1.1 Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.
11.1.2 Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond ternasuk pemasangan
list plafond sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi Pengawas.
11.2. Persyaratan Bahan
11.2.1 Bahan Rangka:
Sebagai rangka utama kayu plafond kls II. Ukuran rangka sesuai yang
disyaratkan dalam gambar detail.
11.2.2 Penutup plafond :
Digunakan plafon kalsyboard yang bermutu baik, tidak bergelombang dan
cacat. Produk Lokal atau setara, dengan tebal standard pabrik. Bahan yang
digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah disetujui dalam arti
kekebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
11.2.3 Bahan finishing penutup plafond :
1) Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat
yang bermutu baik produk yang telah disetujui Direksi Pengawas. Sebelum
pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus serta
sambungan antar plafon harus didempul.
2) Wama dan corak akan ditentukan kemudian.
11.3. Pedoman Pelaksanaan
11.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, KSM diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay out I penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
11.3.2 KSM wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja
yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan di lapangan,
shop drawing harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas dan Perencana.
11.3.3 Bilamana diinginkan, KSM wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai
dan dipasang.
10
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

11.3.4 KSM harus mengajukan 3 buah contoh untuk disetujui oleh Direksi Pengawas
dan Perencana.
11.3.5 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, kalsyboard dan material
yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang / tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
11.3.6 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan rangka,
penggantung dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan / menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat pemasangan.
11.3.7 Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang
dari persyaratan.
11.3.8 Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan
sesuai peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringan
yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
11.3.9 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, KSM wajib
menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.
11.3.10 Pertemuan plafon dan dinding diberi list . Untuk bentuk dan pola plafond sesuai
dengan gambar kerja yang ada.
11.3.11 Setelah pemasangan, KSM wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab KSM.
11.3.12 Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai petunjuk-
petunjuk gambar.
11.3.13 Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan
kerapihan dan kekuatannya.
11.3.14 Bekas lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat
dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
12.1. Lingkup Pekerjaan
12.1.1 Kuda – kuda dan gording menggunakan dari bahan Baja ringan C.75.
12.1.2 Memasang atap seng genteng metal 0.25 mm.
12.1.3 Memasang rabung atap seng genteng metal tebal 0.25 mm.

12.2. Bahan yang digunakan


Semua bahan/material harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali
tecantum lain dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum didatangkan ke
lapangan, KSM harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
Direksi Lapangan.
12.2.1 Atap seng genteng metal
12.2.2 Bahan penutup atap seng genteng metal .
12.2.3 Atap seng genteng metal harus mempunyai permukaan yang baik.
12.2.4 Kerapatan pada pemasangan baik.
12.2.5 Warna harus sama, untuk ini ditentukan kemudian oleh Direksi,
12.2.6 Seng genteng metal ukuran disesuaikan dengan gambar :
12.3. Pedoman Pelaksanaan
11
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

12.3.1. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan


paku ulir khusus.
12.3.2. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur harus
dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
12.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan atap seng metal 0.25 mm. Tindisan antara
satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik.
12.3.5. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya,
maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

PASAL 13
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
13.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu kayu dan daun
pintu alumanium, selanjutnya pada daun pintu alumanium dipasang grendel, kunci pintu
dan pegangan.
13.2. Persyaratan Bahan
13.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon ukuran 4" atau yang
setaraf.
13.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yalee 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau
yang setaraf.
13.2.3. Grendel (sloot), kunci dan pegangan pintu alumanium berkualitas baik.
13.3. Pedoman Pelaksanaan
13.3.1. Daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag setara merk yalee, yang
berkualitas baik.
13.3.2Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan
engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur
harus dilakukan dengan memutarkan dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempelkan kuat ke kayu yang dipasang.
13.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang KSM wajib memperlihatkan
contoh tersebih dahulu untuk diminta persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
13.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya KSM.
13.3.5Grendel, kunci dan pegangan pintu alumanium dipasang 1 (satu) buah untuk
setiap daun pintu. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.
Untuk melengketkan alat tersebut ke daun pintu harus menggunakan mur.

PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
14.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai
suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-
gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan
12
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material


berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim /
peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar
dokumen. Pekerjaan ini meliputi :
14.1.1 Pekerjaan di dalam Gedung.
1) Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
2) Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan
(mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).
3) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
4) Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material
bantu yang dibutuhkan.
5) Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

14.1.2 Pekerjaan di luar Gedung.


1) Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
2) Pengadaan dan pemasangan instalasi untuk mesin pompa air.
14.2. Gambar-Gambar
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang di-
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. KSM harus
menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Pengawas dan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
14.3. Persyaratan Bahan
14.3.1. Saklar dan Stop Kontak.
1) Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9
cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
13
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

2) Saklar.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A /
250V. Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali
bila ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar
harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop
kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan
pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk
Pengawas. Saklar dan stop kontak ex MK.
3) Jumlah Kutub. Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral
dan pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
14.3.2. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi: kabel
tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.
1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang
16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel
daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 , kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari
30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2 . Kecuali
disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di
dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit,
kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan
harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel
maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
2) Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah
2,5 mm2 . Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20
kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan
dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy
resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
14
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi
yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
3) Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.
4) Peralatan.
Untuk keperluan pemasangan kabel, KSM harus menyediakan sendiri
peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan
peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun
vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
5) Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL,
yaitu sistim tegangan 220 V, 1 Fasa :
a. Hitam : Fasa
b. Biru : Netral
c. Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
6) Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung
lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang
tanpa pendukung.
7) Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-
langit.
14.3.3. Pengaman / Pemutus Daya.
1) Miniatur Circuit Breaker (MCB).
 MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752 Part 1 1977
atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan
sampai 220 VAC .
 MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed”, baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
 Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup
dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu (wiping
action).
 Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak
utama menutup kembali tanpa sengaja. Handle toggle MCB tiga fasa
harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan
(simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
15
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.


 MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload
inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat
(overcurrent instaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari draw out ACB, MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan
letak pemutus daya tersebut.

14.3.4. Peralatan Penerangan.


Lampu-Lampu Hemat Energi.
Lampu HE harus dengan warna standar white deluxe ukuran 14 dan 26 watt dan
menggunakan fitting plafond putih.
14.4. Pedoman Pelaksanaan
14.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun
beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel)
diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m,
atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukan dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
14.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
14.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, KSM boleh menunjuk
pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin
sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). KSM
tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut
menyala (siap digunakan), termasuk biaya pangujian dengan pihak P.L.N.
14.4.4. Pengujian instalasi harus dilakukan KSM pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab KSM.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
15.1. Lingkup pekerjaan
15.1.1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok, sambungan-
sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
15.1.2. Menie besi untuk baut-baut dan besi strip.
15.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel,
ventilasi kayu dan lesplang.
15.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
15.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
15.2.1. Menie kayu dan besi sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
15.2.2. Cat kayu sekualitas-sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit.
15.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,Platon.
15.2.4. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.
15.3. Pedoman pelaksanaan
15.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
15.3.2. Pekerjaan meni harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
16
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

15.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 2 (dua) kali pekerjaan meni kayu/cat dasar
 1 (satu) kali lapis pengisian dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
15.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah
itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
15.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda-noda mengelupas.

15.4. Warna yang digunakan


Untuk warna disesuaikan atau dikoordinasikan dengan Direksi.

PASAL I6
PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI
16.1 Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam
pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh
material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke
dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau
gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah
sebagai berikut :
16.1.1. Instalasi Air Bersih
1) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di
luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.
2) Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
3) Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
17
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh KSM.


4) Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara
parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
5) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan
site.
16.1.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
1) Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan
peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel,
floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2) Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.
3) Pembuatan septic tank (IPAL) lengkap dengan pemipaan vent-out dan
filternya.
4) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
5) Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
6) Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang
diperlukan.
16.2 Persyaratan Bahan
16.2.1 Instalasi Air Bersih
1) P i p a
Pipa dengan diameter 3/4”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk
yang menuju sumber air dan pipa dari tangki air menggunakan pipa PVC tipe
AW, semua pipa setara WAVIN.
2) Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
3) Valves dan Stop Kran
 Valve dan stop kran dengan diameter 3/4” diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed).
 Semua valve dan stop kran harus mempunyai diameter yang sama besar
dengan pipanya.
 Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
16.2.2 Instalasi Air Kotor / Air Buangan
1) Pipa di Dalam Bangunan dan di Luar Bangunan.
Pipa dengan ukuran 3” baik pipa utama maupun pipa cabang dan untuk
saluran pembuang menuju saluran drainase menggunakan pipa 4” digunakan
PVC kelas AW, semua pipa setara WAVIN.
2) Accessories.
 Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan
cara injection moulding.
 Floor drain dan clean out dari bahan alumanium.
3) Bak Kontrol
Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari dinding bata pas 1 Pc : 4 Ps yang diplaster luar dalam
lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat.
16.3 Pedoman Pelaksanaan
16.3.1 Instalasi Air Bersih
16.3.1.1 Pemasangan Pipa.
1) Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju kran air harus ditanam di dalam tembok / lantai.
18
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

KSM harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada


tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan
diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara
penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
2) Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak
antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
3) Penyambung Pipa.
Seluruh penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus
masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat
press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
4) Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
 Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
 Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
 Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya
50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.
 Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
 Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal
15 cm. dihitung dari atas pipa.
 Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar
fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
 Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan
semula.
16.3.1.2 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan /
penurunan tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh KSM.
3) Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.
4) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, KSM harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil
dengan baik.
5) Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh KSM, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
16.3.1.3 Pengujian sistem kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan
ke pipa distribusi, KSM diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja
(trial run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh Pengawas atau
yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik. .

16.3.1.4 Pekerjaan Lain-Lain.


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh KSM adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil
galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti
semula.
19
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

16.3.2 Instalasi Air Kotor / Air Buangan


16.3.2.1 Cara Pemasangan Pipa di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
1) Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok
maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya)
jenis long radius.
2) Pipa di Dalam Tanah.
 Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan dengan
tebal/tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus
diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya
setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas
galian harus dikembalikan seperti semula.
 Penanaman pipa. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok
ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada
gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari
titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.
3) Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan
kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota. Untuk
perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang
dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang
dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
4) Penyambungan Pipa.
 Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
 Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
 Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
 Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam
dari pipa yang akan saling melekat.
 Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang
akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat
mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
16.3.2.2 Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan
membentuk sudut 45° dengan pipa utamanya.
16.3.2.3 Pengujian.
1) Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2 .
2) Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan
20
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum
pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi
pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan
harus tidak terjadi pengurangan volume air.
3) Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh KSM.
4) KSM harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5) Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap
perlu.
6) Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah
termasuk tenggung jawab KSM.
7) Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Pengawas.
16.4 Pompa Air Bersih
16.4.1 Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70% pada
sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
16.4.2 Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
16.4.3 Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.
16.4.4 Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus
untuk air minum.
16.4.5 Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya
yang khusus untuk air minum.
16.4.6 Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat
dari tungsteen carbide.
16.4.7 Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.
16.4.8 Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
16.4.9 Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan baja tunggal
(base plate).
16.4.10 Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke
saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).
16.4.11 Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di
atas normal ( 50 dB A ).
16.4.12 Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling
fleksibel.
16.4.13 Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.
16.4.14 Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang mendapat
sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir.

17.1 Motor Untuk Pompa Air Bersih.


17.2.1 Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.
17.2.2 Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V,3 fasa,50 Hz.
17.2.3 Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis, sedangkan
untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter direct-on-
line (DOL). Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan
di pemipaan header.
17.2.4 Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.
17.2.5 Motor setidaknya dilindungi dengan :
 Automatic short circuit / over curren protector
21
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik

 Automatic thermal protection relay


 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.

PASAL 18
FINISHING DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN

18.1 Setelah pekerjaanpembangunan selesai, KSM harus melaksanakan pembersihan


dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala kotoran, bekas sisa bahan
pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.
18.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan
walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan tugas bagi
pihak KSM untuk melaksanakan pekerjaan finishing.
18.3 Pihak KSM diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimuiai
(prestasi 0 %) Pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50 %) dan setelah
pekerjaan selesai dikerjakan (prestos 100 %) dengan pandangan yang sama
dari 1 (satu) arah.
18.4 Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan
disampaikan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan sebagai lampiran
Kontrak serta akan berlaku mengikat.
18.5 Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan oleh pihak KSM kepada
Direksi/Pengawas lapangan, adalah dalam keadaan selesai sama sekali, sehingga
memuaskan dan mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pengawas lapangan.

22

You might also like