You are on page 1of 4

JUMAT, 17 MEI 2019

PEMATERI : Bpk. HARI HARYANTO

MATERI : MANAJEMEN ASN

 TUJUAN PEMBELAJARAN
- Pemahaman mengenai kedudukan, peran, hak, dan kewajiban, dan kode etik ASN
- Pemahaman konsep system merit dalam pengelolaan ASN
- Mekasnisme pengelolaan ASN

 KEDUDUKAN ASN
- Aparatur Negara

Alat kelengkapan negara, terutama meliputi bidang kelembagaan,


ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan
roda pemerintahan sehari-hari..

 PERAN/FUNGSI ASN
1. Pelaksana kebijakan public
2. Pelayanan public
3. Perekat dan pemersatu bangsa

 HAK ASN
- PNS - PPPK
- -

 PERLINDUNGAN ASN
- Jaminan Kesehatan
- Jaminan Kecelakaan Kerja
- Jaminan Kematian
- Bantuan Hukum

 FUNGSI KODE ETIK


a) Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/ASN dalam menjalankan tugas dan
kewenangan agar tindakannya dinilai baik
b) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public/ASN dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.

 SISTEM MERIT

Kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan


kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan factor politik, ras, agama, asal-usul,
jenis kelamin, dan kondisi kecacatan.

 MANAJEMEN PNS  MANAJEMEN P3K


- PP No. 11 Tahun 2017 - PP No. 49 Tahun 2018

 PROSES MANAJEMEN ASN


1. Perencanaan Kebutuhan Pegawai
1.1.Ketersediaan peta jabatan dan rencana kebutuhan pegawai utk 5 tahun
1.2.Ketersediaan data kepegawaian secara lengkap & real time yang disusun menurut
jabatan, pangkat, unit kerja, kualifikasi, dan kompetensi

2 – dst
JUMAT, 17 MEI 2019

PEMATERI : Bpk. HARI HARYANTO

MATERI : Whole of Government

 MENGAPA WoG?
- Faktor Eksternal, yaitu dorongan public dalam mewujudkan integrasi kebijakan
- Faktor Internal berupa kompetisi antar sector dalam pembangunan
- Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat yang berpotensi untuk
mendorong integrasi

 PENDEKETAN WoG
- Penguatan koordinasi antar lembaga
- Membentuk lembaga koordinasi khusus
- Membentuk gugus tugas
- Koalisi sosial

Contoh bentuk aktivitas WoG di Indonesia adalah yang dilakukan oleh


Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko
PMK) di tahun 2016. Diungkapkan melalui situs resminya (2016) pada waktu itu,
Kemenko PMK memiliki program pemberdayaan kawasan pedesaan. Koordinasi yang
dilakukan oleh Kemenko PMK dilakukan dengan beberapa instansi dan lembaga serta
kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Contoh lain adalah koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk


mencegah investasi ilegal. Melalui halaman media Tirto, Andreas (2018)
mengungkapkan bahaw untuk melakukan pencegahan investasi ilegal, pemerintah
menunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi fasilitator, dan terdapat 13
lembaga yang terlibat dalam koordinasi tersebut. Dalam kolaborasi ini, OJK akan
memberikan program capacity building kepada 13 lembaga yang terlibat, agar
lembaga-lembaga tersebut lebih memahami indikasi produk-produk yang biisa menjadi
investasi tak bertanggung jawab. Kolaborasi dan koordinasi ini dibentuk karena OJK
meyakini bahwa penindakan terhadap kegiatan investasi ilegal tidak bisa dibebankan
seluruhnya kepada OJK, akan tetapi juga unsur lembaga lain yang memiliki
kewenangan yang sesuai dengan porsi dan domain masing-masing.

You might also like