You are on page 1of 10

Status gizi ibu sebelum hamil sebagai prediksi… (Irawati A; dkk)

STATUS GIZI IBU SEBELUM HAMIL SEBAGAI PREDIKSI


BERAT DAN PANJANG BAYI LAHIR DI KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR:
STUDI KOHOR PROSPEKTIF TUMBUH KEMBANG ANAK TAHUN 2012 - 2013
(PRE-PREGNANCY MATERNAL NUTRITIONAL STATUS AS A PREDICTOR OF BIRTH
WEIGHT AND LENGTH IN THE BOGOR CENTRAL DISTRICT, BOGOR CITY: CHILD GROWTH
AND DEVELOPMENT PROSPECTIVE COHORT STUDY 2012-2013)

Anies Irawati dan Salimar

Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Jakarta


E-mail: anies.irawati@gmail.com

Diterima: 19-09-2014 Direvisi: 27-11-2014 Disetujui: 01-12-2014

ABSTRACT
Weight and length at birth are the good indicators to evaluate the possibility of survival, growth, and
chronic disease as adults. This analysis aims to assess the effect of maternal nutritional status as pre-
pregnant and pregnant on birth weight and length of infants at risk of chronic disease in adulthood. The
design of this study was a prospective cohort, starting from pre pregnancy, during pregnancy until infant
birth. Data analysis used multiple logistic regression. The result showed that 6 percent of infants birth
weight <2500 g and 26.4 percent of infants birth weight to chronic disease risk (<3000 g). Approximately
30.1 percent of infants stunted at birth (<48 cm) and 62.6 percent infants at birth length <50 cm (standard
WHO 2006). Mean of height pre-pregnancy is 151.9±5.6 cm and mean of body mass index (BMI) pre-
2
pregnancy is 20.6±3.1 kg/m . Maternal BMI pre-pregnancy is a major risk factor for birth weight infants <
3000 g after controlled by maternal height, weight gain during pregnancy, maternal age, parity, diarrhea,
energy and protein intake and sex of the baby. Maternal height is a major risk factor for infant birth length
(<50 cm) after controlled by pre-pregnant maternal BMI, maternal age, parity, weight gain during
pregnancy, diarrhea, energy and protein intake. Conclusions, maternal nutritional status is a risk factor for
pre-pregnant weight and birth length.

Keywords: infant, birth weight, body mass index, length, maternal

ABSTRAK
Berat dan panjang saat lahir merupakan indikator yang baik untuk melihat kemungkinan kelangsungan
hidup, pertumbuhan, dan penyakit kronis ketika dewasa. Analisis ini bertujuan menilai pengaruh status gizi
ibu ketika pra hamil dan hamil terhadap berat dan panjang bayi lahir yang berisiko pada penyakit kronis
ketika dewasa. Disain penelitian adalah kohor prospektif sejak ibu pra hamil sampai bayi lahir. Studi kohor
ini dimulai sejak tahun 2012 dan direncanakan berlanjut sampai tahun 2030. Data yang dianalisis adalah
data tahun 2012 – 2013 pada 220 ibu dan bayi. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa sekitar 6 persen bayi lahir dengan berat <2500 g dan 26,4 persen bayi lahir
dengan berat <3000 g. Sekitar 30,1 persen bayi lahir pendek (<48 cm) dan 62,6 persen bayi lahir dengan
panjang lahir <50 cm (standard WHO 2006). Rerata TB pra hamil 151,9±5,6 cm dan rerata Indeks Massa
2
Tubuh (IMT) pra hamil 20,6±3,1 kg/m . IMT ibu pra hamil merupakan faktor risiko utama berat bayi lahir <3000
g setelah dikontrol variabel tinggi badan ibu, pertambahan berat badan selama hamil, umur ibu, paritas, sakit
diare, konsumsi energi dan protein serta jenis kelamin bayi. Tinggi badan ibu merupakan faktor risiko utama
panjang lahir <50 cm setelah dikontrol variabel IMT ibu pra hamil, umur ibu, paritas, pertambahan berat badan
selama hamil, sakit diare, konsumsi energi dan protein. Status gizi ibu pra-hamil merupakan faktor risiko berat
dan panjang bayi lahir. [Penel Gizi Makan 2014, 37(2): 119-128]

Kata kunci: bayi, berat lahir, indeks massa tubuh, panjang lahir, wanita hamil

119
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 119-128

B
10
PENDAHULUAN penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2 ,
dimana bayi yang lahir dengan berat <3000 g
erat badan saat lahir merupakan
berisiko 1,9 kali menderita penyakit jantung
indikator yang baik untuk melihat
koroner ketika usia dewasa dibandingkan
kemungkinan kelangsungan hidup,
dengan bayi yang lahir≥3000 g . Bayi lahir
11
pertumbuhan, kesehatan jangka
dengan panjang lahir≤50,5 cm berisiko 1,9
panjang dan perkembangan psikologis
1 kali menderita penyakit jantung koroner ketika
anak . Penilaian status gizi secara
dewasa dibandingkan dengan bayi yang lahir
antropometri pada bayi baru lahir dengan 12
dengan panjang badan >50,5 cm .
mengukur berat badan, panjang badan bayi,
Data Riskesdas 2010 dan data dua
lingkar lengan atas, lingkar kepala adalah 13-15
2 rumah sakit di Jakarta menunjukkan
metode gizi untuk mengkaji bayi baru lahir .
tingginya proporsi bayi yang lahir dengan
Status gizi bayi baru lahir sangat
berat <3000 g. Data Riskesdas 2010
berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas
menunjukkan sebanyak 30,0 persen bayi lahir
bayi pada umur selanjutnya. Beberapa 13
<3000 g , sedangkan data dua rumah sakit di
penelitian menunjukkan banyak faktor yang 14
Jakarta sebanyak 35,0 persen dan 31,5
berhubungan dengan berat badan bayi saat 15
persen . Hal ini mengindikasikan bahwa
lahir. Faktor-faktor yang berhubungan
hampir sepertiga bayi Indonesia mempunyai
dengan berat badan bayi saat lahir antara
risiko tinggi akan mengalami penyakit kronis.
lain usia ibu hamil, jarak kehamilan, jumlah
Seribu hari yang menentukan masa depan
anak yang dilahirkan, status gizi ibu hamil
bangsa, bayi yang dilahirkan <3000 g akan
(kenaikan berat badan ibu sejak hamil sampai
meningkatkan risiko penyakit tidak
melahirkan), penyakit saat kehamilan, kadar
menular/kronis di usia dewasa dan
hemoglobin, frekuensi pemeriksaan
mempunyai kemampuan kognitif yang lebih
kehamilan, serta faktor eksternal terdiri dari 11
rendah dari potensinya .
status pekerjaan ibu dan pendidikan ibu, dan
3-6 Stunting merepresentasikan riwayat
status enemia ibu ketika hamil .
kekurangan gizi kronis dan atau berulang
Bayi yang lahir dengan berat badan 15
pada usia dini kehidupan . Namun demikian,
rendah memulai kehidupan yang kurang
sesungguhnya stunting hanya merupakan
beruntung dan ketahanan hidup yang
masalah kecil bila dibandingkan dengan
rendah. Banyak dari bayi yang bertahan
dampak panjang dari perubahan fisiologis
hidup mengalami gangguan kognitif dan
pada organ-organ tubuh yang menyertainya
neurologis, risiko tekanan darah tinggi,
saat proses stunting tersebut terjadi.
penyakit paru-paru obstruktif, kolesterol,
Penelitian sejak tiga dekade terakhir
kerusakan ginjal, diare akut, gangguan fungsi
memperkuat bukti dampak kekurangan gizi
kekebalan tubuh dan perkembangan
3 pada masa dini terhadap kemampuan kognitif
kognitif .
dan risiko terjadinya penyakit tidak
Berat badan bayi lahir rendah
menular/kronis seperti hipertensi, diabetes
(BBLR<2500 g) telah diidentifikasi sebagai
mellitus tipe 2, dan penyakit jantung koroner
faktor risiko penting terkait dengan
pada usia dewasa. Masa dini yang dimaksud
perkembangan anak selanjutnya dari
adalah 1000 hari pertama kehidupan, yaitu 9
berbagai penyakit termasuk penyakit kronis
7,8 bulan dalam kandungan ditambah masa dua
masa kanak-kanak dan masa dewasa .
tahun setelah lahir .
Penelitian di Malaysia menemukan tiga
Pada tulisan ini dilakukan analisis data
faktor yang signifikan dengan BBLR adalah
dari penelitian kohor tumbuh kembang anak
usia kehamilan yang tidak cukup bulan atau
dengan tujuan mengetahui faktor-faktor apa
bayi lahir pada usia kehamilan kurang dari
saja yang berhubungan dengan berat dan
37 minggu (prematuritas) dan rendahnya
panjang bayi lahir.
berat badan ibu sebelum hamil dan wanita
melahirkan pertama kali berumur >35 tahun
9 METODE
(nulliparity) .
Studi kohor Helsinki terhadap 13.345 Penelitian ini merupakan bagian dari
laki-laki dan perempuan yang lahir antara penelitian kohor prospektif tumbuh
tahun 1934-1944 dan 7.086 orang yang lahir kembang anak yang dilakukan sejak tahun
antara tahun 1924-1933 menunjukkan bahwa 2012, yang direncanakan dilakukan sampai
mereka yang mengalami keterlambatan anak berumur 18 tahun. Pada tahun 2012-
pertumbuhan pada masa dalam kandungan 2013 dilakukan pengumpulan data dasar
dan bayi, kemudian mengalami pertambahan (status gizi, morbiditas, pola makan dan
indeks massa tubuh yang cepat, kelompok ini konsumsi gizi) pada 1600 wanita pra hamil
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami umur 15–49 tahun. Dari 1600 wanita pra

120
Status gizi ibu sebelum hamil sebagai prediksi… (Irawati A; dkk)

hamil tersebut, 324 orang dinyatakan hamil, menggunakan kuesioner terstruktur.


kemudian dilakukan pemantauan setiap Petugas pengumpul data antropometri dan
bulan. Pada bulan Oktober tahun 2013, dari konsumsi gizi (recall 1x24 jam) adalah
324 wanita hamil sebanyak 220 ibu sarjana gizi. Data individu (sosial ekonomi,
melahirkan. morbiditas, pemeriksaan kehamilan)
Data yang dikumpulkan pada dikumpulkan oleh perawat atau bidan.
pemantauan setiap bulan, antara lain Pemeriksaan status kesehatan dilakukan
morbiditas, tekanan darah, antropometri setiap bulan oleh dokter yang sudah terlatih.
(lingkat lengan atas/LILA dan berat badan), Gangguan pertumbuhan janin ditentukan
dan konsumsi ibu. Analisis data dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dengan
pada 220 anak yang sudah dilahirkan (bayi menggunakan ultrasonografi (USG).
lahir) sampai bulan Oktober tahun 2013. Pemeriksaan USG dilakukan satu kali
Jumlah ini sudah memenuhi kebutuhan selama kehamilan. Semua ibu hamil
sampel minimal untuk analisis, dengan melahirkan dengan umur kehamilan lebih
menggunakan rumus besar sampel untuk dari 37 minggu. Analisis data masing-
16
penelitian kohor menggunakan data berat masing variabel terhadap berat dan panjang
dan panjang bayi lahir dari penelitian di lahir bayi menggunakan regresi logistik
17
Indramayu , dibutuhkan sampel minimal sederhana, sedangkan pengaruh faktor
sebanyak 150 ibu dan bayi (dengan drop utama dianalisis menggunakan regresi
out 20 persen). logistik ganda, menggunakan prog SPSS
Lokasi penelitian di lima kelurahan versi 17.
(Kebon Kelapa, Ciwaringin, Babakan,
Babakan Pasar dan Panaragan) HASIL
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor,
Hasil penelitian meliputi: karakteristik
Propinsi Jawa Barat. Populasi penelitian
ibu hamil; karakteristik bayi lahir; pengaruh
adalah semua ibu hamil di lima kelurahan
status gizi ibu hamil dengan berat dan
tersebut. Sampel penelitian adalah wanita
panjang bayi lahir; faktor yang berpengaruh
hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan
pada berat dan panjang bayi lahir; dan faktor
eksklusi. Kriteria inklusi adalah wanita hamil
utama yang berpengaruh pada berat badan
semua umur dan telah melahirkan sampai
bayi lahir dan panjang lahir.
bulan Oktober tahun 2013. Kriteria eksklusi
adalah wanita hamil yang disertai penyakit
Karakteristik Ibu Hamil
berat yang memerlukan perawatan intensif
oleh dokter spesialis seperti diabetes Karakteristik ibu hamil disajikan pada
mellitus, jantung, ginjal. Tabel 1, sebagian besar responden (59,8 %)
Pada analisis ini terdapat variasi yang mempunyai jumlah anggota keluarga ≤ 4
lebar untuk data IMT pra hamil sampai ibu orang. Rerata umur ibu hamil 29,3 ± 8,9 tahun,
dinyatakan hamil, yaitu antara 1–6 bulan. jumlah ibu hamil berisiko (<20 tahun dan≥35
Data yang dianalisis adalah faktor ibu tahun) sebanyak 34,5 persen. Umur
(umur, umur kehamilan, paritas, berat kehamilan 38 minggu dan berat badan
badan pra hamil, tinggi badan ibu, IMT pra sebelum hamil (BB pra hamil) adalah 48,2 kg,
hamil, konsumsi energi, protein, vitamin A, dengan tinggi badan 151,9 cm. Rerata lingkar
sakit diare dan batuk) serta faktor bayi (jenis lengan atas 24,8 cm dan pertambahan berat
kelamin, berat badan, panjang badan, badan selama kehamilan 9,1 kg (antara 2,7 kg
lingkar kepala, lingkar dada, dan skor sampai 17,3 kg). Hampir seperlima ibu hamil
APGAR). Pengumpulan data antropometri dengan pertambahan berat badan selama
berat badan ibu dan bayi menggunakan hamil kurang dari 9,1 kg.
timbangan digital merek AND dengan Kondisi sosial ekonomi rumah tangga ibu
ketelitian 50 g (0,05 kg). Tinggi badan ibu hamil yaitu: tingkat pendidikan ayah dan ibu
dan panjang bayi diukur dengan alat ukur hampir sama, setengah responden
multifungsi dengan ketelitian 0,1 cm. Data berpendidikan SLTP kebawah, dan hampir
konsumsi makan ibu dikumpulkan setiap setengahnya berpendidikan SLTA. Sangat
bulan sejak ibu dinyatakan hamil, sedikit yang bependidikan tinggi (PT).
menggunakan metode recall 1x24 jam, Sepertiga ayah tidak bekerja dan atau bekerja
selanjutnya dikonversi menjadi energi dan sebagai buruh, dan dua pertiganya bekerja
zat gizi dengan program nutrisoft untuk sebagai pegawai pemerintahan maupun
menentukan konsumsi energi dan protein. swasta. Ibu yang bekerja sebesar 18 persen,
Data sosial ekonomi, morbiditas dan 82 persen ibu tidak bekerja dan ibu
dikumpulkan melalui wawancara rumah tangga (Tabel 2).

121
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 119-128

Tabel 1
Karakteristik Ibu Hamil di Lima Kelurahan,
di Kecamatan Bogor Tengah, Bogor
Karakteristik Persen Rerata Median

Jumlah Anggota Rumah Tangga (org) - 4,2 ±1,1 4 (2-7)


≤ 4 orang 59,8 - -
> 4 orang 40,2 - -
Umur (th)
Ayah - 42,1±10,3 -
Ibu - 29,3±8,9 -
Umur <20 th dan >35 th 34,5
Berat Badan Pra Hamil (kg) - 48,2±7,5 -
Tinggi Badan Pra Hamil (cm) - 151,9±5,6 -
Lingkar Lengan Atas (cm) - 24,8±2,7 -
2
IMT Pra Hamil (kg/m ) - 20,6±3,1 -
Pertambahan Berat Badan Selama Hamil - 9,1±2,1 -
(kg)
< 9,1 18,7 - -
≥ 9,1 81,3 - -
Paritas - - 4 (1-10)
Umur Kehamilan - 38,4±1,4 -

Tabel 2
Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Suami dan Ibu hamil
di Lima Kalurahan Kecamatan Bogor Tengah, Bogor
Suami Ibu
Karakteristik
(%) (%)
Pendidikan
Tidak pernah sekolah 0,4 0,4
Tidak Tamat SD 4,8 30,6
SD 23,2 20,5
SLTP 24,2 24,8
SLTA 42,5 45,6
PT 4,8 5,2
Pekerjaan
Tidak Bekerja 7,2 1,8
Sekolah - 0,4
Wanita Rumah Tangga - 80,2
TNI/POLRI/PNS 5,4 0,9
BUMN/Swasta 37,6 5,9
Pedagang/Wiraswasta/ 26,6 7,9
Pelayanan jasa, Buruh/
lainnya 23,2 3,9

Karakteristik Bayi dalam keadaan normal, demikan juga pada 1


Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sampai 5 menit berikutnya bayi juga dalam
proporsi bayi laki-laki lebih banyak daripada keadaan normal (Tabel 3).
bayi perempuan. Skor APGAR atas adalah Rerata berat lahir bayi adalah 3182 g
kondisi bayi sejak lahir sampai 1 menit dengan standar deviasi 457 g. Sementara
sesudah lahir, dan skor APGAR bawah adalah rerata panjang lahir yaitu 48,8 cm dengan
keadaan bayi sejak 1 sampai 5 menit sesudah standar deviasi 1,9. Nilai minimum lingkar
lahir. Skor diatas 7 menunjukkan bayi dalam kepala bayi adalah 29 cm, nilai maksimal 36
keadaan normal. Skor APGAR merupakan cm. Rata-rata lingkar kepala bayi yang
evaluasi kondisi awal ketika bayi dilahirkan, dilahirkan adalah 33,8 cm. Rata-rata lingkar
meliputi aktivitas, denyut jantung, mimik, dada bayi adalah sama dengan lingkar kepala
tampilan dan pernafasan. Terlihat bahwa pada yaitu 33,7 cm. Sekitar 60-70 persen bayi yang
1 (satu) menit pertama sebagian besar bayi dilahirkan mempunyai ukuran lingkar kepala
dan lingkar dada yang normal.

122
Status gizi ibu sebelum hamil sebagai prediksi… (Irawati A; dkk)

Tabel 3
Karakteristik Bayi Baru Lahir di Lima Kelurahan,
Kecamatan Bogor Tengah, Bogor

Indikator Rerata SD N %
Jenis Kelamin
Laki-Laki - - 114 51,8
Perempuan - - 106 48,2
a
Skor APGAR atas
Dibawah Normal - - 5 2,3
Normal - - 215 97,7
a
Skor APGAR bawah
Dibawah Normal - - 14 6,4
Normal - - 206 93,6
b
Berat Lahir (g) 3182 457 - -
< 3000 - - 58 26,4
≥ 3000 - - 162 73,6
b
Panjang Lahir (cm) 48,8 1,9 - -
< 50 - - 138 62,6
≥ 50 - - 92 36,4
c
Lingkar Kepala 33,7 1,8 - -
Tidak Normal - - 79 35,9
Normal - - 141 64,1
c
Lingkar Dada 33,5 2,2 - -
Tidak Normal - - 122 55,4
Normal - - 98 44,6
Keterangan :
a
https://www.academia.edu/7087343/APGAR_score): normal ≥ 7;
b
Achadi EL, 2012;
c
Kemenkes RI, 2010: lingkar kepala normal : 33 – 37 cm; lingkar dada normal : 30 – 38 cm;

Gambar 1
Proporsi Bayi dengan Berat dan Panjang Lahir Berisiko dari 5 Kelurahan
di Kecamatan Bogor Tengah, Bogor

Gambar 1 menunjukkan sekitar 5,6 kematian perinatal dan neonatal. Sehingga,


persen bayi termasuk bayi dengan berat lahir dapat dikatakan bahwa berat bayi lahir rendah
rendah (<2500 g). Menurut Kementerian bukan menjadi masalah di wilayah studi ini.
Kesehatan RI, berat bayi lahir rendah (BBLR) Akan tetapi, berat lahir bayi yang berisiko
adalah bayi yang lahir dengan berat badan terhadap sindrom metabolik (<3000 g) terjadi
kurang dari 2500 g tanpa memperhatikan pada 26,4 persen bayi atau seperempat bayi
umur kehamilan. BBLR merupakan salah satu pada penelitian ini berisiko menderita penyakit
faktor utama yang berpengaruh terhadap sindrom metabolik di usia dewasa. Dilihat dari

123
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 119-128

panjang badan bayi lahir, ditemukan sepertiga Bayi yang lahir dengan panjang <50 cm
bayi pada penelitian ini lahir pendek (<48 cm), berisiko penyakit kronis pada saat dewasa
19 7
dan bila mengacu pada standar WHO 2006 nanti . Pada penelitian ini pertambahan berat
(<50 cm), maka duapertiga bayi pada badan ibu selama kehamilan secara bermakna
penelitian ini lahir pendek, dan ketika dewasa berpengaruh pada panjang lahir bayi (P<0,05).
7
beresiko menderita penyakit kronis . Ibu yang melahirkan bayi dengan panjang
badan ≥50 cm mempunyai pertambahan berat
Pengaruh status gizi ibu hamil terhadap badan selama hamil lebih baik dari ibu yang
berat dan panjang bayi lahir melahirkan bayi dengan panjang badan
22
Berat dan panjang bayi lahir dipengaruhi <50cm . Rentang perbedaan pertambahan
status gizi ibu selama kehamilan. Indikator berat badan ibu yang melahirkan bayi dengan
status gizi ibu hamil berisiko adalah risiko panjang badan <50 cm dan≥ 50 cm adalah
kurang energi kronis (KEK), tinggi badan ibu 1,6 kg.
dan pertambahan berat badan ibu selama
kehamilan. Diantara ketiganya, pertambahan Faktor yang berpengaruh pada berat badan
berat badan ibu selama kehamilan adalah bayi lahir <3000 g (Bayi berisiko penyakit
indikator status gizi ibu hamil yang paling kronis)
3-5
baik . Tabel 4 menunjukkan berat lahir bayi
Hasil analisis menunjukkan sebanyak dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur ibu,
18,7 persen ibu dengan pertambahan berat paritas, berat badan pra hamil, pertambahan
badan kurang dari 9,1 kg. Bayi yang lahir berat badan selama kehamilan, tinggi badan
dengan berat <3000 g akan berisiko sakit ibu, IMT ibu pra hamil, konsumsi energi, dan
20,21
kronis dikemudian hari . Pada Gambar 2 konsumsi protein (P<0,05). Pertambahan
terlihat bahwa ada pengaruh bermakna berat badan selama kehamilan merupakan
(P<0,05) antara pertambahan berat badan ibu faktor dengan risiko terbesar pada berat bayi
selama kehamilan dengan berat lahir bayi. Ibu lahir (RR=3,1).
yang melahirkan bayi dengan berat badan Panjang bayi lahir dipengaruhi faktor
≥3000g mempunyai pertambahan berat badan jenis kelamin, berat badan pra hamil,
selama hamil lebih baik dari ibu yang pertambahan berat badan selama kehamilan,
melahirkan bayi dengan berat badan <3000 g, tinggi badan ibu, IMT pra hamil, dan konsumsi
dan pertambahan berat badan mulai minggu protein. Tinggi badan ibu merupakan faktor
22
ke-4 .Rentang perbedaan pertambahan berat determinan yang risikonya paling besar
badan ibu yang melahirkan bayi dengan berat terhadap panjang lahir (RR=4,1).
badan <3000 g dan ≥3000 g adalah 2,3 kg.

12.0 10.7 12.0 10.7


11.0
10.0 10.0
10.2 9.0 9.9
8.0 8.0
7.9 7.0 8.3
6.0 6.0
5.0
4.0 4.0
3.0
2.0 2.0
1.0
0.0 0.0
4 8 12 16 20 24 28 32 36 37 38 39 40 -1.0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 37 38 39 40
-2.0
<3000 gr ≥ 3000 gr IOM 2009 < 50 ≥ 50 IOM 2009

Gambar 2
Berat dan Panjang Bayi Lahir menurut Pertambahan Berat Badan Ibu selama Hamil
di Lima Kelurahan, Kecamatan Bogor Tengah, Bogor

124
Status gizi ibu sebelum hamil sebagai prediksi… (Irawati A; dkk)

Faktor yang berpengaruh pada berat badan faktor dengan risiko terbesar pada berat bayi
bayi lahir <3000 g (Bayi berisiko penyakit lahir (RR=3,1).
kronis) Panjang bayi lahir dipengaruhi faktor
Tabel 4 menunjukkan berat lahir bayi jenis kelamin, berat badan pra hamil,
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur ibu, pertambahan berat badan selama kehamilan,
paritas, berat badan pra hamil, pertambahan tinggi badan ibu, IMT pra hamil, dan konsumsi
berat badan selama kehamilan, tinggi badan protein. Tinggi badan ibu merupakan faktor
ibu, IMT ibu pra hamil, konsumsi energi, dan determinan yang risikonya paling besar
konsumsi protein (P<0,05). Pertambahan terhadap panjang lahir (RR=4,1).
berat badan selama kehamilan merupakan

Tabel 4
Faktor yang Berpengaruh pada Berat Bayi Lahir <3000 g
dan Panjang Badan Bayi Lahir
di Lima Kelurahan Kecamatan Bogor Tengah, Bogor
Berat Lahir Panjang Lahir
Faktor
<3000 g < 50 cm
RR 95%CI RR 95%CI
Jenis Kelamin Bayi
Perempuan 1,0 1,0
a a
Laki-Laki 2,3 1,0 – 2,5 2,7 2,5 – 4,3
Umur ibu
20-35 th 1,0 1,0
a
<20 - >35 th 1,4 0,9 – 2,1 0,7 0,1 – 2,0
Paritas
≤2 1,0 1,0
˃ 2 2,1
a
1,0 – 2,4 1,2 0,6 – 2,0
Berat Badan Pra Hamil
≥45 kg 1 1
a a
<45 kg 2,1 1,9 – 2,5 2,4 1,7– 3,9
Pertambahan BB Hamil
>9,1 kg 1 1
≤9,1 kg
a
3,3 2,1 –3,8 3,4a 2,1 – 3,8
TB Ibu Hamil
≥ 150 cm 1,0 1,0
a a
< 150 cm 3,2 2,9 – 3,6 4,1 1,9 – 5,5
IMT Pra hamil
2
Normal (>18,5 kg/m ) 1,0 1,0
2 a a
Kurus (<18,5 kg/m ) 2,9 1,4 – 3,5 2,4 1,0 – 3,4
b
Konsumsi Energi
≥100 % AKG 1,0 1,0
a
<100 % AKG 1,7 1,3 – 2,0 1,6 0,6– 3,6
b
Konsumsi protein
≥100 % AKG 1,0 1,0
a a
< 100 % AKG 2,1 1,2 – 2,6 2,5 1,7 – 3,7
b
Konsumsi Vitamin A
≥100 % AKG 1,0 1,0
< 100 % AKG 0,4 0,4 – 3,3 1,8 0,8– 5,6
Sakit Diare (selama hamil)
< 1 kali 1,0 1,0
≥ 1 kali 2,1 0,8 – 2,9 1,1 0,9 – 6,1
Sakit Batuk (selama hamil)
< 1 kali 1,0 1,0
≥ 1 kali 2,7 0,7 – 3,9 1,8 0,4 –2,3
Keterangan: a bermakna P<0,05; b
rerata trimester 1,2 dan 3

125
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 119-128

Tabel 5
Faktor Utama yang Berpengaruh pada Berat dan Panjang Bayi Lahir
Di Lima Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah, Bogor
Berat Lahir Panjang Lahir
Faktor
RR 95% CI RR 95 % CI
a a
Tinggi Badan Ibu < 150 cm 2,4 2,1-3,2 3,7 2,2-4,5
a a
IMT ibu Pra Hamil < 18,5 3,9 1,2-4,1 3,1 1,5-3,7
a a
Umur Ibu <20 th dan >35 th 1,3 1,0-2,5 1,1 1,0-1,36
Paritas (≤ 2 kali)
a a
1,1 1,0-1,7 1,2 1,0-1,6
a a
Pertambah BB Hml < 9,1 kg 3,1 1,2-3,7 2,3 1,4-3,7
Jenis Kelamin (L=1) 1,2 0,9-1,4 1,2 0,9-1,5
Diare (≥1 kali/trimester) 1,2 0,6-1,9 1,9 0,6-2,7
b a
Konsumsi energi (<100%AKG) 2,1 1,9-3,5 2,3 0,8-2,1
b a a
Konsumsi protein (<100%AKG) 2,3 1,7-2,2 2,2 1,1-2,7
Konstanta 46,789 39,357
a b
bermakna P<0,0; rerata trimester 1,2 dan 3

Faktor utama yang berpengaruh pada berat badan kurang dari 2500 g memiliki risiko
berat badan bayi lahir dan panjang badan mortalitas empat kali lebih tinggi dari bayi yang
lahir lahir dengan berat badan di antara 2500-
Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa IMT 3000g, dan sepuluh kali lebih berisiko dari bayi
pra hamil merupakan faktor yang paling yang lahir dengan berat badan lebih dari
17,25
berpengaruh pada berat badan bayi lahir 3000g . Pada penelitian ini faktor yang
(RR=3,8) setelah dikontrol faktor lainnya berpengaruh pada berat bayi lahir adalah
(tinggi badan, pertambahan berat badan, umur umur ibu, paritas, indeks massa tubuh ibu pra
ibu, paritas, konsumsi energi, dan konsumsi hamil, konsumsi energi, dan konsumsi protein.
protein). Ini berarti ibu yang mempunyai Di Indonesia bayi lahir stunting bila
26,27
pertanbahan berat badan selama kehamilan panjang lahir <48 cm , namun median
kurang dari 9,1 kg berisiko melahirkan bayi panjang bayi lahir (nol hari) adalah 49,88 cm
dengan berat lahir <3000 g dibanding ibu yang dan dibulatkan menjadi 50 cm sebagai batas
19
mempunyai pertambahan berat badan lebih panjang lahir normal . Pada penelitian ini,
dari 9,1 kg setelah dikontrol faktor lainnya. hampir sepertiga bayi lahir dengan panjang
Tinggi badan ibu merupakan faktor yang lahir <48 cm dan dua pertiga bayi lahir dengan
paling berpengaruh pada panjang bayi lahir berat lahir <50 cm. Kondisi ini berisiko akan
setelah dikontrol faktor IMT pra hamil, umur berkelanjutan di usia berikutnya, sebab
ibu, paritas, pertambahan berat badan selama gangguan pertumbuhan panjang badan tidak
28
kehamilan, dan konsumsi protein. Ibu dengan dapat dipulihkan .
tinggi badan <150 cm berisiko melahirkan bayi Hasil penelitian ini menginformasikan
dengan panjang lahir <50 cm dibanding ibu faktor ibu yang mempengaruhi panjang lahir
dengan tinggi badan diatas 150 cm. bayi adalah tinggi badan ibu, indeks massa
tubuh, dan konsumsi protein. Sebagaimana
BAHASAN telah dikemukakan diatas, ibu hamil penelitian
ini mengkonsumsi energi dan protein kurang
Pertumbuhan sejak dalam kandungan
dari angka kecukupan yang dianjurkan,
sampai 1000 hari pertama kehidupan
terutama pada trimester kedua yang
menentukan status kesehatan ketika dewasa,
merupakan puncak pertumbuhan panjang
khususnya penyakit kronis. Berat dan panjang 22,29
badan . Pertambahan berat badan ibu
lahir bayi merupakan hasil kehamilan, yang
21,24 selama kehamilan terbukti sebagai faktor
ditentukan kondisi ibu selama kehamilan .
utama panjang bayi lahir yang dapat
Sebanyak 3,3 persen bayi lahir dengan berat
22 dijelaskan sesuai faktor pertambahan berat
lahir rendah yaitu <2500 g dan 28,5 persen
badan ibu selama kehamilan di atas.
bayi lahir dengan berat < 3000 g yaitu berat
Oleh sebab itu sebelum kehamilan ibu
lahir yang berisiko pada penyakit kronis
21 harus mempersiapkan diri khususnya memulai
dikemudian hari . Bayi yang lahir dengan
kehamilan dengan status gizi (IMT pra hamil)

126
Status gizi ibu sebelum hamil sebagai prediksi… (Irawati A; dkk)

yang baik. Pada penelitian ini ibu hamil RUJUKAN


dengan tinggi badan <150 cm mempunyai
1. World Health Organisation (WHO). Low
pertambahan berat badan lebih rendah dari
birth weight, regional and global estimates.
ibu dengan tinggi badan ≥150 cm. Rentang
New York: WHO-Dept of Reproductive
perbedaan tersebut semakin lebar mulai
Health Research, 2004.
minggu ke 24 kehamilan. Pada ibu dengan
2. Cardoso LMB and Falcao MC. Nutritional
tinggi badan ≥ 150 cm, setelah minggu ke-36,
assesment of very low birth weight infants;
perbedaan tersebut semakin lebar dari
22 relationships between anthropometric and
anjuran . Selain itu ibu dengan pertambahan
biochemical parameters. Nutr Hosp.
berat badan selama kehamilan kurang dari 9,1
2007:22:322-329.
kg lebih banyak pada ibu hamil yang memulai
2 3. Siza JE. Risk factors associated with low
kehamilam dengan IMT pra hamil <18,5 kg/m
birth weight of neonates among pregnant
(24,2%) dibanding ibu dengan IMT pra hamil
women attending a referral hospital in
≥18,5 kg/m .
2
Northern Tanzania. Tanzania Journal of
Hasil serupa pada penelitian di India
Health Research. 2008;10:1-8.
bahwa risiko ibu hamil dengan tinggi badan
4. Gottlieb S. Research shows optimal
<150 cm berisiko melahirkan bayi dengan
spacing for healthy babies. News BMJ.
berat lahir rendah sebesar 1,5 kali (adjusted
30,31 1999;318:624.
odds ratio 1,5 (95% CI=1,1-2,1) ,
5. Zhu BP. Effect of interpregnancy interval
menjelaskan bahwa hubungan antara tinggi
on birth outcomes: findings from recent US
badan ibu yang pendek (<150 cm) dengan
32 studies. Int J Gynaecol Obstet.
peningkatan risiko IUGR . Demikian juga ibu
2005;89:525-533.
yang kurus berisiko lebih tinggi melahirkan
6. Jaya N. Analisis faktor resiko kejadian
bayi IUGR. Hasil penelitian ini jelas
bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit
menekankan pentingnya status gizi ibu hamil
Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota
khususnya sejak sebelum hamil yang
Makassar. Media Gizi Pangan.
berperan pada hasil kehamilan.
2009;7:49-54.
7. Noris SA. Size at birth, weight gain in
KESIMPULAN
infancy and childhood, and adult diabetes
Indeks massa tubuh pra hamil risk in five low- or middle-income country
2
(<18,5kg/m ) merupakan faktor risiko utama birth cohorts. Diabetes Care Journal,
berat bayi lahir <3000 g setelah dikontrol 2012; 35:72-79 [cited: 2014 June 10].
variabel tinggi badan, pertambahan berat Available from:http://care.diabetesjournals.
badan selama hamil, umur, paritas serta jenis org/content/35/1/72.short.
kelamin bayi. 8. Lin CM, Chen CW, Chen PT, Lu TH, and Li
Tinggi badan ibu (<150 cm) merupakan CY. Risks and causes of mortality among
faktor risiko utama panjang lahir pendek (<50 low birthweight infants in childhood and
cm) setelah dikontrol variabel IMT pra hamil, adolescence. Paediatr Perinatol
umur ibu, paritas, pertambahan berat badan Epidemiol. 2007; 21:465-72.
selama hamil, serta jenis kelamin bayi. 9. Boo NY, Lim SM, Koh KT, Lau KF, and
Ravindran J. Risk factors associated with
SARAN low birth weight infants in the Malaysian
population. Med J Malaysia. 2008;
Disarankan pada wanita yang
63:306-310.
berencana hamil mempunyai indeks massa
10. Barker DJP, Erikson JG, Forsen T, and
tubuh ≥18,5 kg/m .
2
Osmond C. Fetal origins of adult disease:
strength effects and biological basis. Int J
UCAPAN TERIMA KASIH
Epidemiol. 2002;31:1235-1239.
Penulis sampaikan terima kasih 11. Eriksson JG. Early growth and coronary
kepada seluruh jajaran pimpinan Badan heart disease from the Helsinki birth
Litbangkes yang telah memberikan dana cohort Study (HBCS). Am J Clin Nutr.
penelitian kohor tumbuh kembang 2011;94:1799S-802S.
anak.Terima kasih juga kepada semua 12. Gunnarsdottir I, Birgisdottir BE, Thorsdottir
peneliti dan enumerator yang terlibat serta I, Gudnason V, and Benediktsson R. Size
petugas kesehatan, kader dan pamong at birth and coronary artery disease in a
kelurahan yang telah membantu penelitian population with high birth weight. Am J
ini. Clin Nutr. 2002;76:1290-94.

127
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 119-128

13. Triwinarto A. Tinggi badan dewasa dan 23. Worthington R and Bonnie S. Physiology
risiko hipertensi. Disertasi. Depok: of pregnancy. Dalam: Bonnie S.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Worthington R and Williams SR, editors.
Universitas Indonesia, 2013. Nutrition in pregnancy and lactation.
14. Kliranayungie CD dan Achadi EL. Missouri: Mosby-Year Book Inc.
Hubungan status gizi ibu dan faktor lain 1993.p:64-86.
dengan berat badan dan panjang lahir 24. Save the Children. Nutrition in the first
bayi di Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta 1,000 days: state of the World’s Mothers,
Bulan Juni-September 2011. Skripsi. 2012 [cited: 2013 January 8]. Available
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat from: http://www.savethechildren.es/docs/
Universitas Indonesia, 2012. Ficheros/ 517/Mothers_2012_Asia_lr.pdf.
15. Achadi EL. Seribu hari yang menentukan 25. Abenhaim HA, Kinch RA and Usher R.
masa depan bangsa: pidato pengukuhan Effect of prepregnancy body mass
guru besar tetap dalam bidang ilmu gizi indexcatagories on obstetric and neonatal
masyarakat pada tanggal 4 Januari 2014. outcomes. Obstet and Gynaecol.
Depok: Fultas Kesehatan Masyarakat 2004;103:11.
Universitas Indonesia, 2014. 26. World Health Organisation (WHO)
16. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J and Collaborative Study. Maternal
Lwanga SK. Adequacy of sample size in anthropometry and pregnancy outcomes.
health Ssudies, Geneva: World Health Bull World Health Organ. 1995;73:1-98.
Organization, 1990. 27. Irawati A, Triwinarto A, Salimar dan
17. Mutiara E. Pengaruh aktivitas fisik selama Raswanti I. Pengaruh status gizi ibu
kehamilan terhadap berat lahir: suatu studi selama kehamilan dan menyusui terhadap
kohor prospektif di Indramayu, Jawa keberhasilan pemberian air susu ibu.
Barat. Disertasi. Depok: Fakultas Penel Gizi Makan. 2003;26:10-19.
Kesehatan Masyarakat Universitas 28. Waterlow JC. Observation of nutritional
th
Indonesia, 2006. history of stunting. 14 nestle workshop
18. Indonesia. Departemen Kesehatan RI. on linear growth retardation in less
Panduan pelayanan kesehatan bayi baru developed countries. Cha-am, Thailand,
lahir berbasis perlindungan anak. Jakarta. March 11-13,1988. p.64.
Departemen Kesehatan, Direktorat 29. Brown JE. Nutrition through the life cycle,
nd
Kesehatan Anak Khusus, 2010. 2 ed. Belmont: Thomson Wadsworth,
19. World Health Organisation (WHO). WHO 2005.
Anthro version 3.2.2 [cited: 2012 May 11]. 30. Mavalankar DV, Trivedi CC, and Gray RH.
Available from: http://www.who.int/child Maternal weight, height and risk of poor
growth/software/en/. pregnancy outcome in Ahmedabad, India.
20. Administrative Committee on Indian Pediatrics. 1994;31:1205-1212.
Coordination/Subcommittee on Nutrition 31. Han Z, Mulla S, Beyene J, Liao G,
(ACCN/SCN). Nutrition throughout the life McDonald SD. Maternal underweight and
cycle: report on the world nutrition the risk of preterm birth and low birth
situation. Geneva: UN-ACCN/SCN, 2005. weight: a systematic review and meta-
21. Jane C. Pre- and periconceptual nutrition. analysis. Int J Epidemiol. 2011;40:65-101.
Dalam: Morgan JB and Dickerson JWT, 32. Nohr EA, Vaeth M, Baker JL, Sørensen
editors. Nutrition in early life. Chichester: TIA, Olsen J, and Rasmussen KM.
John Wiley & Sons, 2003;p:1-38. Combined associations of prepregnancy
22. Institute of Medicine (IOM). Nutrition body mass index and gestational weight
during pregnancy. Washington DC: gain with the outcome of pregnancy. Am J
National Academy Press, 2009. Clin Nutr. 2008;87:1750-1759.

128

You might also like