You are on page 1of 3

Hubungan Diare dengan Cuci Tangan Memakai Sabun

Mencuci Tangan Kejadian Diare P value


Memakai Sabun Tidak Diare Diare
n % N %
Baik 20 17,9 58 51,8
0,012
Tidak Baik 17 15,2 17 15,2
Total 37 33 75 67

Berdasarkan tabel X terdapat sebanyak 20 responden dengan kebiasaan mencuci tangan yang
baik tidak mengalami diare sedangkan sebanyak 58 responden mengalami diare. Hasil uji chi
square pada variabel mencuci tangan memakai sabun menunjukkan p value sebesar 0,012 berarti
terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian diare dengan mencuci tangan memakai sabun.

Hasil analisis univariat mayoritas responden mempunyai kebiasaan mencuci tangan dengan
baik (69,6%). Kebiasaan mencuci mencuci tangan pakai sabun adalah perilaku yang amat penting
bagi upaya mencegah diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah
menangani tinja anak, sebelum makan atau memberi makan anak dan sebelum menyiapan makan.
Tingginya penyakit diare dapat disebabkan oleh jari atau tangan yang mencemari makanan pada
waktu memasak atau menyiapkan makan. Hal ini dikarenakan tangan merupakan salah satu
media masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh. Dengan demikian, apabila seseorang
terbiasa mencuci tangan terutama pada waktu-waktu penting maka ia akan meminimalkan
masuknya kuman melalui tangan.

Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci
tangan dengan kejadian diare pada balita nilai p value 0,012. Hal ini disebabkan karena tangan
akan bebas dari bakteri apabila mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membersihkan seluruh bagian-bagian dari tangan.

Menurut penelitian Dyah Ragil diperoleh hasil p value 0,000 dapat disimpulkan ada hubungan
antara kebiasaan cuci tangan pengasuh sebelum menyiapkan alat makan dengan kejadian diare
pada balita di Kelurahan Bandarharjo. Balita usia 1-4 tahun yang memiliki pengasuh tidak
mencuci tangan sebelum menyiapkan alat makan mempunyai risiko 4,9 kali lebih besar untuk
terkena penyakit diare daripada balita usia 1-4 tahun yang memilki pengasuh mencucui tangan
sebelum menyiapkan alat makan.
Diare merupakan salah satu penyakit yang penularannya berkaitan dengan perilaku hidup
sehat. Pada penularan seperti ini, tangan memegang peran penting, karena lewat tangan yang
tidak bersih makanan atau minuman tercemar kuman penyakit masuk ke tubuh manusia. Tangan
merupakan pembawa utama mikroorganisme yang berasal dari tinja. Peran tangan terhadap
penyebaran kuman sangat dominan, sehingga apabila peran tangan dapat dikendalikan otomatis
mencegah terjadinya penyakit diare. Tujuan cuci tangan pakai sabun adalah menghilangkan
kotoran dan debu yang melekat dipermukaan kulit serta mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara. Perilaku cuci tangan pakai sabun dengan cara benar dan pada waktu-waktu yang tepat
sangatlah berperan dalam pengendalian kejadian diare pada balita. Cuci tangan merupakan salah
satu perilaku sehat yang pasti sudah dikenal, pada umumnya masyarakat hanya menggunakan air
seadanya dan belum banyak yang menggunakan sabun untuk mencuci tangan sebelum atau
sesudah dari jamban. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai salah
satu upaya PHBS yang belum dipahami masyarakat secara luas dan prakteknya pun belum
banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tangan merupakan pembawa utama kuman
penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun merupakan perilaku sehat yang efektif untuk mencegah
penyebaran penyakit diare pada balita yang banyak menyerang bayi dan balita di masyarakat.

Menurut penelitian 10, mencuci tangan dengn sabun dapat menurunkan insiden diare sebesar
42-47%. Praktek perilku mencuci tangan dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki seseorang
mengenai mencuci tangan serta ketersediaan fasilitas yang baik untuk mencuci tangan seperti air
bersih yang mengalir dan sabun. Sedangkan menurut penelitian Nur Afany dkk, tidak adanya
hubungan antara mencuci tangan dengan kejadian diare pada sisws kelas IV-VI SDN 11 Lubuk
Buaya, Padang dapat terjadi karena terdapat faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini yang
mempengaruhi kejadian diare seperti kebersihan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang
kurang higienis, alergi makanan ataupun diare tipe lain.

Pada penelitian ini terdapat 58 responden yang telah menerapkan perilaku cuci tangan
dengan baik namun mengalami diare, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya sebagian besar responden yang mempunyai perilaku CTPS yang baik sebesar
69,6 % , selain itu dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti diare tipe lain non infeksi,
malabsorpsi makanan dan perilaku cuci tangan yang hanya dinilai melalui kuesioner tanpa
diobservasi secara langsung cara mencuci tangan sehari-hari responden. .

You might also like