Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 3:
KENDARI
2019
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Kasih Karunia-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Higiene Industri “Tekanan Panas” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Higiene Industri”. Dalam penulisan makalah ini kami
mendapat banyak bantuan dan arahan baim berupa materi maupun nasihat dari berbagai pihak,
oleh karena pada kesempatan ini kami mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah terlibat. Kelompok kami menyadari dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kelompok kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dengan harapan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan kita sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat untuk
lebih memahami keadaan ditempat kerja utamanya tentang “Tekanan Panas” untuk lebih
menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Higiene Industri .......................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Tekanan Panas ............................................................................................................ 4
2.3 Nilai Ambang Tekanan Panas ....................................................................................................... 5
2.4 Pengertian Kelelahan Kerja .......................................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 7
3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Panas ................................................................................ 7
3.2 Metode Pengukuran Tekanan Panas ............................................................................................. 9
3.3 Dampak Tekanan Panas Industri................................................................................................. 10
3.4 Pencegahan Efek Buruk Dari Tekanan Panas ............................................................................. 12
3.5 Pengendalian Panas ..................................................................................................................... 13
BAB IV ....................................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 16
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
pabrik atau tempat kerja tersebut. Kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman dapat disebabkan
antara lain oleh adanya paparan panas di lingkungan kerja. Paparan panas terjadi ketika tubuh
menyerap atau memproduksi panas lebih besar daripada yang diterima melalui proses regulasi
termal. Indonesia mempunyai iklim tropis dengan karakteristik kelembaban udara yang tinggi
(dapat mencapai 80%), temperatur udara relatif tinggi (dapat mencapai ± 350C), serta radiasi
matahari yang panas dan mengganggu.
Kondisi termal tersebut dapat mempengaruhi kinerja pekerja baik yang bekerja di luar
maupun di dalam bangunan.Efektivitas kinerja para pekerja di dua lokasi kerja tersebut sangat
dipengaruhi oleh kenyamanan lingkungan kerja tempatnya berada terutama bagi para pekerja
yang berada di dalam bangunan atau gedung.
Pada suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan. Tekanan
lingkungan tersebut berasal dari faktor kimia, fisika, psikis dan biologis. Tekanan fisik yang
sering terjadi dalam suatu lingkungan kerja salah satunya adalah keadaan iklim yang sangat
mempengaruhi kondisi kerja bagi tenaga kerja.
Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman mungkin untuk tenaga
kerja.Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu iklim kerja dapat berpengaruh terhadap
produktifitas kerja.
Suatu kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap akitivitas
tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah juga sangat berpotensi
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.Oleh karena itu, untuk meminimalisai kecelakaan
kerja dalam suatu tempat kerja maka iklim kerja harus cocok dan harus sesuai dengan standard
yang ada.
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa higene industri adalah
disiplin ilmu kesehatan yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan masyarakat
sekitarperusahaan agar terhindar dari penyakit akibat kerja dan atau kecelakaan kerja melalui
upayapengenalan, berbagai pengukuran lingkungan kerja serta manusianya dan serangkaian
upaya pengendalian.
Tekanan panas (Heat Stress) adalah batasan kemampuan penerimaan panas yang diterima
pekerja dari kontribusi kombinasi metabolisme tubuh akibat melakukan pekerjaan dan faktor
lingkungan (temperatur udara, kelembaban, pergerakan udara, dan radiasi perpindahan panas)
dan pakaian yang digunakan. Pada saat heat stress mendekati batas toleransi tubuh, risiko
terjadinya kelainan kesehatan menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).
5
Menurut Santoso (2005), tekanan panas (heat stress) adalah beban iklim kerja yang
diterima oleh tubuh manusia. Menurut Suma’mur (2009) suhu udara dapat diukur dengan
termometer biasa (termometer suhu kering).Kelembaban udara diukur dengan menggunakan
hygrometer. Adapun suhu dan kelembaban dapat diukur bersama-sama dengan misalnya
menggunakan alat pengukur sling psychrometer atau arsman psychrometer yang juga
menunjukkan suhu basah sekaligus. Suhu basah adalah suhu yang ditunjukkan suatu termometer
yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya, dengan demikian suhu tersebut menunjukkan
kelembaban relatif udara.Kecepatan aliran udara yang besar dapat diukur dengan anemometer,
sedangkan kecepatan udara yang kecil dengan suatu kata termometer.Suhu radiasi diukur dengan
suatu termometer bola (globe thermometer).Panas radiasi adalah energi atau gelombang
elektromagnetis yang panjang gelombangnya lebih dari sinar matahari dan mata tidak peka
terhadapnya atau mata tidak dapat melihatnya.
sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat. Sementara itu menurut Budiono
(2003), kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan
dalam bekerja.Menurut Tim Balai Hiperkes Surabaya (2004), berdasarkan pengukuran dengan
menggunakan waktu rekasi terhadap rangsangan, kelelahan kerja dikategorikan sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan panas
menurut sumber lain meliputi
:aklimatisasi, umur, jenis
kelamin, perbedaan suku
bangsa, ukuran tubuh dan
gizi (NIOSH, 1986;WHO,
1996; Siswanto, 1987) :
Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai dengan
pengeluaran keringat yang meningkat, penurunan denyut nadi dan suhu tubuh sebagai
akibat pembentukan keringat. Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya.Untuk aklimatisasi terhadap panas
ditandai dengan penurunan frekuensi denyut nadi dan suhu tubuh sebagai akibat
pembentukan keringat.Aklimatisasi ini ditujukan kepada suatu pekerjaan dan suhu tinggi
untuk beberapa waktu misalnya dua jam.Mengingat pembentukan keringat tergantung
7
8
pada kenaikan suhu dalam tubuh.Aklimatisasi panas biasanya tercapai sesudah dua
minggu.
Umur
Daya tahan seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua.
Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya dibandingkan dengan orang
yang lebih muda. Orang yang lebih tua memerlukan waktu yang lama untuk
mengembalikan suhu tubuh menjadi normal setelah terpapar panas.Suatu studi
menemukan bahwa 70% dari seluruh penderita stroke akibat paparan panas (heat stroke)
mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.Denyut nadi maksimal dari kapasitas kerja yang
maksimal berangsur-angsur menurun sesuai dengan bertambahnya umur.
Jenis Kelamin
Dikarenakan secara anatomis kapasitas kardiovaskuler laki-laki lebih besar dari
wanita, maka laki-laki dianggapmempunyai kemampuan beraklimatisasi sedikit lebih
baik dari wanita.
Untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan sinar matahari (outdoor) adalah :
ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,2 x suhu radiasi ) + (0,1 x suhu kering)
Untuk pekerjaan yang tidak kontak dengan sinar matahari (indoor) digunakan
rumusan sebagai berikut :
Heat Fatigue : Adalah gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi panas,
Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas. Faktor predisposisi
gangguan ini adalah kurangnya aklimatisasi.
Heat Cramps : Ialah kekejangan otot yg diikuti penurunansodium klorida dalam darah
sampai dibawah tingkat kritis, Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan kelelahan panas,
Kekejangan timbul secara mendadak, Penyebab utama adalah defisiensi garam beserta
ion-ion tubuh yang lain yang dibutuhkan untuk kontraksidan relaksasi otot.
Heat Ekhaustion : Gangguan yg lebih ringan dari heat syncope yg berhubungan dengan
kekurangan cairan tubuh dan elektrolit, Timbul akibat kolaps sirkulasi darah perifer
karena dehidrasi dan defisiensi garam, Dalam usaha menurunkan panas, darah ke periifer
bertambah yg mengakibatkan keringat bertambah , terjadi penimbunan darah perifer,
suply darah ke organ lain tidak adequat sehingga timbul gangguan.
HeatSyncope : Ialah keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas
dan tanpa kenaikan suhu tubuh atau penghentian keringat. Gejala lain berupa lemah
ketika berdiri, pembuluh darah di kulit membesar dan susah bergerak dalam lingkungan
panas, Terjadi karena penyatuan darah dalam pembuluh darah kulit yang membesar
dengan bagian tubuh yang lebih rendah, Faktor penunjang adalah aklimatisasi yg tidak
sempurna dan kondisi yg tidak fit.
Heat Stroke : Adalah kerusakan serius yang berkaitan dengan kesalahan pada pusat
pengatur suhu tubuh, Pada kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagi
disertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba, Resiko ini terjadi jika kombinasi
beban kerja (produksi panas metabolisme) dan tekanan panas lingkungan cukup untuk
menghasilkan respon fisiologis yg tidak dapat diatasi oleh tubuh, Gambaran klinis berupa
kerusakan SSP, tidak berkeringat dan suhu rektum lebih dari 40°C (105,8°F). Gejala awal
hampir sama dengan kelelahan panas (sakit kepala, malaise, badan terasa panas). Secara
tiba-tiba terjadi penurunan kesadaran (delirium), kejang jika suhu terus naik, kulit
panas,kemerahan dan kering, tidak ada keringat, pernafasan cepat, nadi cepat, sistole
normal atau meninggi, diastole menurun sampai kurang dari 60 mmhg. Merupakan
dampak paparan panas yg paling serius dan sering menimbulkan kerusakan permanen
jika tidak segera diatasi.
12
Seperti yang bisa dilihat dari beberapa penyebab diatas, iklim kerja merupakan salah satu
penyebab tambahan dari kelelahan kerja. Tekanan Panas merupakan keadaan suasana udara dan
kelembapan disekitar kita menjadi tinggi dan dari pernyataan diatas bias dilihat bahwa suhu
tinggi bisa menyebabkan akan menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi
kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ pencernaan menurun,
suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat meningkat (Rasjid dkk, 1989). Jadi jelas terlihat
bahwa kelelahan kerja memiliki hubungan yang sangat erat dengan tekanan panas.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi tekanan panas
Rekayasa teknik
16
17
Ventilasi umum
Ventilasi setempat
Isolasi terhadap benda-benda yang panas akan mencegah keluarnya panas ke
lingkungan.
Tirai radiasi yang terbuat dari lempengan aluminium, baja antikarat atau dari
bahan metal yang permukaannya mengkilap.
Pendinginan Lokal yang dilakukan dengan cara mengalirkan udara yang sejuk ke
sekitar pekerja dengan tujuan menggantikan udara yang panas dengan udara yang
sejuk dan dialirkan pada kecepatan tinggi.
Pengendalian secara administratif dan praktek kerja yang aman
o Pengetahuan tentang potensi bahaya tekanan panas di tempat kerja
o Pengenalan faktor penyebab, tanda-tanda bahaya serta gejala-gejala yang
akantimbul pada tenaga kerja jika terpapar panas berlebihan
o Keterampilan prosedur tindakan pertama (first aid), dan potensial efek terhadap
kesehatan
o Tanggungjawab tenaga kerja untuk mengurangi paparan panas
o Penggunaan alat pelindung diri
o Program perlindungan tenaga kerja dan lingkungan kerja dari paparan panas.
Pengendalian secara adminstratif yang dianjurkan NIOSH (1996) antara lain :
o Penurunan/pengurangan beban kerja fisik tenaga kerja dengan penggunaan
alatbantu pekerjaan (seperti mengangkat dan memindahkan benda yang berat)
o Menyediakan ruang recovery (seperti ruangan yang cukup luas dan ber-AC)
o Pengaturan giliran kerja untuk meminimalkan paparan
o Pengaturan waktu istirahat yang teratur disertai pemberian air minum
o Pengadaan tenaga kerja bantuan dan membatasi jumlah tenaga kerja yang berada
di ruang panas.
Tekanan Panas merupakan keadaan suasana udara dan kelembapan disekitar kita menjadi
tinggi dan dari pernyataan diatas bisa dilihat bahwa suhu tinggi bisa menyebabkan akan
menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan
tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ pencernaan menurun, suhu tubuh
18
meningkat, dan produksi keringat meningkat (Rasjid dkk, 1989). Jadi jelas terlihat bahwa
kelelahan kerja memiliki hubungan yang sangat erat dengan tekanan panas.
4.2 Saran
Menurut kami, heat stress merupakan salah satu gangguan dalam kerja yang sangat fatal
akibatnya sebab tekanan panas dapat menganggu psikologi, kondisi fisik, bahkan menyebabkan
kematian seseorang.
Jadi hendaklah kita tidak overwork dalam bekerja sebab kondisi kita yang tidak fit saat
bekerja bisa menyebabkan kita makin mudah terkena dampak – dampak dari heat stress.
DAFTAR PUSTAKA
Di, P., & Rakabu, C. V. (2011). Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian.
19