Professional Documents
Culture Documents
AGRANULOSIT
A. Latar Belakang
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah
putih. Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-
9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis,
bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Leukosit dapat melakukan gerakan
amuboid dan melalui proses diapedesis lekosit dapat meninggalkan kapiler
dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan
penyambung. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai
granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah
cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak
mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk
ginjal (Effendi, 2003).
Menurut Bevelander (1988), Fungsi leukosit adalah sebagai sistim
imunitas atau kekebalan tubuh, bila tubuh kemasukan benda asing misal bakteri
atau virus maka oleh sel sel neutrofil atau limfosit benda asing tersebut akan
difagositosis dimana sel limfosit T akan membunuh langsung atau membentuk
limfokin yaitu suatu substansi yang memperkuat daya fagositosis sedangkan
limfosit B akan mengeluarkan antibodi yang akan menghancurkan benda asing
tersebut.
Sel leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
Granulosit atau disebut juga polimorfonuklear yaitu sel darah putih yang
didalamnya terdapat granula antara lain : eosinofil, basofil, neutrofil. 75 % dari
komponen leukosit adalah sel granulosit dan sel ini dibentuk didalam sumsum
tulang belakang. Agranulosit merupakan bagian dari sel darah putih yang
mempunyai 1 sel lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula antara lain
limfosit dan monosit (Paulsen, 2000).
B. Tujuan
A. Materi
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah darah ikan nilem
(Osteochilus vittatus), ayam (Gallus domesticus) dan mencit (Mus musculus) dan
manusia (Homo sapiens), metanol absolut, giemsa 7%, alkohol 70%, dan EDTA.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, lancet, spuit, syring,
kapas, mikroskop cahaya, object glass dan cover glass.
B. Cara Kerja
A. Hasil
Paulsen, D. F., 2000. Histology & Cell Biology 4th ed. Singapore: Lange Medical
Books/McGraw-Hill.
Pearce, E., 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Saanin, H., 1968. Biologi Umum. Yogyakarta: Kanisius. (LIPI), L. I. P. I., 2009.
Kolesterol. Pangan dan Kesehatan. Bogor : UPT - Balai Informasi
Teknologi.
Septianto, D. R., Ardana, I. B. K., Sudira, I. W., & Dharmayudha, A. A. G. O., 2015.
Profil Hematologi (Diferensial Leukosit, Total Leukosit, dan Trombosit) pada
Mencit dengan Pemberian Jamu Temulawak (Curcuma xanthorriza, Roxb)
Secara Oral. Buletin Veteriner Udayana, 7(1), pp. 34-40.
Sudiono, J., 2014. Sistem Kekebalan Tubuh. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Yusuf, M. I., Firdayanti. & Wahyuni., 2019. Peningkatan Imunitas Non Spesifik
(Innate Immunity) Mencit Balb/C yang Diberi Ekstrak Etanol Daun
Tumbuhan Galing (Cayratia Trifolia L. Domin). Medical Sains, 3(2), pp. 83-
92.