You are on page 1of 10

PENGARUH DISIPLIN, ETOS KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR


PEGAWAI ADMINISTRATOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Azhar Karim

Puslitbang Perhubungan Laut, Balitbang Perhubungan


Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta,
e-mail: azhar_agi@yahoo.com

ABSTRACT

To the effect this research is subject to be know influence discipline, work ethic and Organizational Citizenship Be-
havior (OCB) staff Port Authority of Tanjung Priok. With gather primary and secondary data via observation, measuring
instrument application, and documentation. Are method even analysis with Analysis’s tech bifilar Regression, at o by use of
program SPSS. This observational result points out that after were done to test anova bifilar regression result significant by
assesses F as big as 6.190 and significance 0.00. significance’s level point 0.00 inferior of point 0.05, so influence hypothesis
is disciplined, work ethic and OCB significant on level 0.00, therefore Ha is accepted and Ho is refused, therefore discipline,
work ethic and OCB staff Port Authority of Tanjung Priok at accepts. Matter this means independent variable influence
(discipline, work ethic and the culture of organisation) to variable dependen OCB change is equal to 9,1%. Thus can be
concluded that discipline, work ethic and influential OCB staff Port Authority of Tanjung Priok by assesses significance
that acquired which is as big as 0,00, and is still lie under significance’s point 0,05,. Hereafter been disciplined ascendant
job to OCB staff Port Authority of Tanjung Priok with significance 0,018, and is still lie under significance’s point 0,05,
hence independent variable influence (Discipline) to variable dependen OCB change is equal to 5,5%. Influential work
ethic to OCB staff Port Authority of Tanjung Priok with significance 0,009, and is still lie under significance’s point 0,05,
hence independent variable influence (work ethic) to variable dependen OCB change is equal to 5,6%.. Culture job not
ascendant to OCB staff Port Authority of Tanjung Priok with significance 0,809, one that is on significance’s point 0,05,
hence independent variable influence (organizational culture) to variable dependen OCB change is equal to 1,6%.
Keywords: Discipline, Work ethic, Corporate culture, OCB, Organizational citizenship behavior.

Pendahuluan internal (teknologi, administrasi, pelayanan,


sikap dan perilaku manusia). Masing-masing
Latar Belakang perubahan melibatkan berbagai aspek organisasi
yang turut berubah sebagai bentuk adaptasi or-
Maraknya tuntutan transparansi dalam tindak tan-
ganisasi terhadap laju arus globalisasi.
duk penyelengaraan negara, semakin menguatkan
masyarakat tentang image professionalism yang Dari fenomena perubahan yang terjadi saat
selama ini dimiliki oleh birokrat. Tidak sedikit ini dan melihat dampaknya pada sikap pegawai
masyarakat yang masih meragukan kinerja yang cenderung destruktif dan tidak kooperatif,
birokrat yang negatif, bukan menumbuhkan di­ organisasi perlu mempersiapkan sumber daya
siplin dan etos kerja yang efektif dan efisien manusia (SDM). Sumber daya manusia yang siap
dalam menghadapi perubahan zaman yang menghadapi perubahan yang senantiasa dialami
semakin mengglobal. organisasi dengan meningkatkan kemampuan
dan keahlian pegawai, tidak hanya kemampuan
Organisasi dituntut untuk mampu mencari
dan keahlian yang menunjang work performance,
keseimbangan baru sesuai dengan tuntutan per­
tetapi juga dengan nilai-nilai moral, kedisiplinan,
ubahan, baik itu perubahan eksternal maupun

21
dan kebanggaan terhadap hasil kerja sehingga mentara itu, untuk menunjang organisasi ramping
pegawai menjadi lebih kooperatif dan sikap mereka yang mampu lebih cepat bergerak sejalan dengan
terhadap perubahan yang dihadapi menjadi positif. kenyataan bahwa mekanisme pelayanan semakin
Lebih jauh, organisasi akan memiliki pegawai yang dipadati teknologi tinggi yang mampu menangani
mampu beradaptasi dengan perubahan, baik itu arus kerja secara optimal dan efisien. Kondisi ini
perubahan internal maupun eksternal. jelas menghendaki pegawai yang dianggap sebagai
Dengan adanya kecenderungan bahwa pega- anggota yang baik sehingga dapat menangani
wai yang memiliki sikap negatif terhadap perubahan arus kerja secara optimal dan efisien. Akan lebih
tampaknya adalah pegawai yang kurang disiplin menguntungkan sekali jika diketahui tingkat
dalam bekerja, bekerja hanya untuk mengejar organizational citizenship behavior (OCB) pega-
materi (uang), tidak mempunyai kebanggaan dalam wai sehingga tugas pimpinan juga akan menjadi
bekerja, dan sebagainya yang ditunjukkan dalam lebih ringan. Jika terdapat pegawai dengan OCB
mentalitas kerja pegawai yang lemah. Di samping tinggi, konsekuensinya adalah akan meningkatkan
itu, pentingnya etos kerja dalam menciptakan produktivitas dan kesuksesan dirinya.
dan meningkatkan sikap positif pegawai terhadap Untuk mencapai kondisi budaya birokrat good
perubahan sebagai upaya adaptif organisasi terhadap governance ini, dibutuhkan semangat kerja yang
perubahan yang senantiasa terjadi di sekitarnya. mengarah pada good citizenship. Artinya, good
Perkembangan ini mengharuskan organisasi memiliki citizenship dapat terwujud manakala pegawai
keunggulan SDM sebagai salah satu faktor kunci memiliki OCB. Jika OCB telah terbentuk pada
dalam membangun suatu keunggulan kompetitif seluruh pegawai maka akan lebih mudah bagi
yang berkesinambungan. pimpinan menempatkan pegawai tersebut pada
Berdasarkan penjabaran di atas para pegawai karakteristik tugas yang sesuai karena berkaitan
dituntut untuk bekerja sesuai dengan ­standar yang dengan efektivitas tugas yang nantinya akan dicapai.
ditentukan oleh organisasi. Hal ini bisa diartikan Hal ini diduga akan meningkatkan efektivitas
bahwa untuk mencapai kinerja yang setinggi- organisasi. Dengan kata lain, penerapan budaya
tingginya dituntut “perilaku sesuai” pegawai birokrat good governance dapat terwujud bila
dengan harapan organisasi. Oleh karena itu, ada telah terbentuk OCB pada diri pegawai. Dalam hal
deskripsi formal tentang perilaku yang harus di- ini pembentukan OCB adalah sebagai prasyarat
kerjakan (perilaku intra-role). Realitas yang ada terwujudnya good governance.
adalah banyak perilaku yang tidak terdeskripsi Budaya organisasional merupakan suatu
secara formal yang dilakukan oleh pegawai, sistem dari kepercayaan-kepercayaan dan nilai-
misalnya membantu rekan kerja menye­lesaikan nilai bersama dalam organisasi dan mengarahkan
tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat, perilaku anggotanya. Oleh karena itu, disiplin,
dan sedikit mengeluh banyak bekerja. Perilaku- etos kerja, dan budaya organisasi pegawai saling
perilaku ini disebut sebagai perilaku extra-role. mendukung dan ada keterkaitan, diprediksikan akan
Pada saat pimpinan melakukan evaluasi kinerja mudah terbentuk OCB.
pada pegawainya, yang dievaluasi bukan hanya
perilaku intra-role tetapi juga extra-role yang Perumusan Masalah
menjadi bagian dari evaluasi tersebut. Perilaku
Permasalahan dalam penelitian ini dapat diru-
extra-role memiliki kontribusi yang sama penting
muskan sebagai berikut.
dengan perilaku intra-role.1
1) Sejauh mana disiplin kerja berpengaruh terha-
Bagi Administrator Pelabuhan (Adpel)
dap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok?
Tanjung Priok, satu-satunya peluang untuk mem-
pertahankan keunggulan dan daya tahan birokrasi 2) Sejauh mana etos kerja berpengaruh terhadap
yang baik (good governance) dalam memberikan OCB pegawai Adpel Tanjung Priok?
pelayanan penyelenggaraan transportasi laut kepada 3) Sejauh mana budaya organisasi berpengaruh
masya­rakat dan stakeholders bidang transportasi terhadap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok?
laut adalah menempatkan SDM sebagai tumpuan
utama untuk selalu ditumbuhkembangkan. Se-

22
4) Sejauh mana disiplin, etos kerja, dan budaya Tinjauan Pustaka
organisasi berpengaruh terhadap OCB pega-
wai Adpel Tanjung Priok ? 1) Disiplin Kerja
Disiplin dalam arti positif seperti yang
Tujuan Penelitian dike­­mukakan oleh beberapa ahli di antaranya
Penelitian ini bertujuan untuk: Hoges mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan
1) Mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap sebagai sikap seseorang atau kelompok yang
OCB pegawai Adpel Tanjung Priok. berniat mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian
2) Mengetahui pengaruh etos kerja terhadap
disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku
OCB pegawai Adpel Tanjung Priok.
yang menunjukkan ketaatan pegawai terhadap
3) Mengetahui pengaruh budaya organisasi terha- peraturan organisasi.2
dap OCB pegawai Adpel Tanjung Priok.
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa
4) Mengetahui pengaruh disiplin, etos kerja, dan disiplin kerja merupakan bentuk ketaatan dari
budaya organisasi terhadap OCB pegawai Adpel perilaku seseorang dalam mematuhi ke­tentuan-
Tanjung Priok. ketentuan ataupun peraturan-peraturan tertentu
yang berkaitan dengan pekerjaan, dan diberlaku-
Kerangka Pikir kan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Secara garis besar kerangka konseptual penelitian
ini dapat memberikan gambaran bahwa pengaruh 2) Etos Kerja
disiplin, etos kerja dan budaya organisasi diiden- Kamus Besar Bahasa Indonesia3 memberi-
tifikasi memiliki unsur yang mempengaruhi OCB kan pengertian mengenai etos kerja sebagai
secara bersama maupun sendiri-sendiri, di luar pandangan hidup yang khas suatu golongan
faktor (variabel) yang tidak menjadi fokus dalam terhadap kerja atau terhadap kegiatan untuk
penelitian ini. melakukan sesuatu.

Disiplin Kerja (X1)

Etos Kerja (X2)


Behavior (Y)

Budaya Organisasi (X3)

Faktor E
 Komitmen Organisasi
 Kepribadian
 Nilai Pekerjaan
 Kecerdasan Emosi & Sikap

Keterangan: diteliti
---------------- tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

23
Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan Hipotesis
kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
orang memiliki internal being yang merumuskan
1) Terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap
atau membentuk dirinya. Secara universal ada
OCB pegawai Adpel Tanjung Priok.
delapan elemen internal being yang dimiliki
setiap orang, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya, 2) Terdapat pengaruh etos kerja terhadap OCB
kepentingan, keterlibatan, kinerja, gaya hidup, pegawai Adpel Tanjung Priok.
dan tujuan. Kedelapan elemen tersebut saling 3) Terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap
terkait dan mempengaruhi.4 OCB pegawai Adpel Tanjung Priok.
4) Terdapat pengaruh disiplin, etos kerja, dan
3) Budaya Organisasi budaya organisasi terhadap OCB pegawai
Budaya organisasi adalah seperangkat Adpel Tanjung Priok.
asumsi, nilai-nilai, falsafah, norma, tradisi atau
kebiasaan dan keyakinan bersama menjadi pedo- Metode Penelitian
man berpikir, berperilaku dan bertindak seluruh
1) Tempat dan Waktu Penelitian
anggota organisasi dalam mencapai tujuan tertentu
serta memecahkan masalah adaptasi eksternal Penelitian ini dilakukan di Kantor Admi­
dan interaksi internal.5 Budaya organisasi meru- nistrator Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
pakan produk dari interaksi antara fungsi-fungsi Jl. Padamarang No. 4 Tanjung Priok Jakarta
manajerial, yaitu perilaku, struktur, dan proses Utara. Adapun waktu yang diperlukan dalam
organisasi dan dengan lingkungan yang lebih luas penelitian selama lima minggu.
di mana organisasi itu berada. Budaya yang hidup 2) Cara Pengumpulan Data
dalam setiap organisasi mencerminkan keadaan a. Instrumen
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, Penelitian ini menggunakan instrumen
dan kegiatan pengendalian manajerial. berupa alat ukur yang memanfaatkan skala
4) Organizational Citizenship Behavior (OCB) Likert untuk mengungkap variabel disiplin,
etos kerja, budaya organisasi, dan OCB.
Organizational citizenship behavior (OCB)
b. Populasi
merupakan tinggi rendahnya dimensi dalam diri
pegawai, seperti Altruism (perilaku membantu pega- Populasi penelitian ini adalah seluruh
wai lain tanpa ada paksaan pada tugas yang berkaitan pegawai di kantor Administrator Pelabuhan
erat dengan operasi-operasi organisasional), Tanjung Priok yang berjumlah 610 orang
Courtesy (perilaku meringankan problem-problem (Bidang Penjagaan dan Penyelamatan 421
yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi orang, Bidang Lalulintas Angkutan Laut
orang lain), Conscientiousness (berisi tentang kin- dan Kepelabuhanan 71 orang, Bidang
erja dari prasyarat peran yang melebihi standar Kelaiklautan Kapal 53 orang, Bidang Tata
minimum), Sportmanship (pantangan membuat isu Usaha 65 orang).7
yang merusak meskipun merasa jengkel terhadap c. Sampling
situasi kerja yang kurang ideal). Civic virtue yaitu Untuk menentukan ukuran sampel, didasar-
partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi kan pada tabel penentuan jumlah sampel
organisasi, baik secara profesional maupun sosial dari populasi tertentu yang dikembangkan
alamiah. Orang yang memiliki OCB tinggi adalah dari Isaac dan Michael8, untuk tingkat ke-
orang yang dalam setiap kesempatan cenderung salahan 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk
membantu rekan kerja dan melakukan hal-hal menghitung ukuran sampel dari populasi
yang terbaik untuk organisasi secara sukarela tanpa yang diketahui jumlahnya mengikuti rumus
berkaitan dengan reward formal.6 sebagai berikut.

λ2 .N .P.Q
s= 2
d ( N − 1) + λ2 .P.Q

24
Keterangan: 3 Maret 2004 tentang Perubahan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun
λ2 dengan dk = 1 taraf kesalahan 1%, 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kan-
5%, 10% P = Q = 0,5 tor Administrator Pelabuhan, mempunyai
d 2 = 0,05 tugas pemberian pelayanan lalu lintas dan
angkutan laut, keamanan, dan keselamatan
s = jumlah sampel
pelayaran. Dalam melaksanakan tugasnya,
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di
Adpel mempunyai fungsi:
atas, besar sampel penelitian yang ditetap-
kan pada penelitian ini adalah sejumlah  Pengawasan kegiatan lalu lintas dan ang-
189 orang. kutan laut, yang meliputi lalu lintas kapal,
penumpang, barang, hewan, peti kemas, dan
d. Metode Analisis Data
pemantauan pelaksanaan tarif.
Data kuantitatif akan dianalisis dengan
 Pengawasan kegiatan penunjang angkutan
menggunakan Teknik Analisis Regresi
laut dan pembinaan tenaga kerja bongkar
Berganda, diolah dengan menggunakan
muat.
program Statistical Package for Social
Science (SPSS ) for Windows Release 16.0.  Penilikan terhadap pemenuhan persyaratan
kelaiklautan kapal dan pemberian Surat
Izin Berlayar.
Hasil dan Pembahasan
 Pelaksanaan tindakan pencegahan dan
1) Gambaran Umum
penanggulangan pencemaran serta pema-
a) Visi dan Misi Adpel Tanjung Priok adalah ter- daman kebakaran di perairan pelabuhan
wujudnya penyelenggaraan transportasi laut dan bandar.
nasional yang handal dan berdaya saing sebagai
 Pelaksanaan pengamanan, penertiban
infrastruktur dan tulang punggung kehidupan
dalam DLKR/DLKP, penegakan per-
berbangsa dan bernegara. Adapun misi Ditjen
aturan bidang pelayaran dan tindak pidana
Hubla, sebagai berikut.
pelayaran di perairan pelabuhan dan per-
 Mempertahankan tingkat pelayanan trans­ airan bandar, guna kelancaran operasional
portasi laut nasional. pelabuhan.
 Melaksanakan konsolidasi melalui restruk-  Pengawasan kelaikan dan keselamatan
turisasi dan reformasi peraturan dan kelem- fasilitas dan peralatan pelabuhan, alur
bagaan di bidang transportasi laut dalam era pelayaran dan kolam pelabuhan, serta pe­
globalisasi dan otonomi daerah. ngawasan pembangunan fasilitas pelabuh­
 Meningkatkan kompetensi SDM, penerapan an dan penilikan kinerja operasional
manajemen modern dan teknologi dalam pelabuhan.
penyelenggaraan transportasi laut.  Pelaksanaan pemeriksaan nautis, teknis,
 Meningkatkan kualitas jasa transportasi laut radio, peralatan pencegahan pencemaran,
yang mampu memenuhi kepuasan pelang- pembangunan dan perombakan kapal,
gan. serta verifikasi manajemen keselamatan
 Meningkatkan keselamatan dan keamanan kapal dan penerbitan sertifikasi, surat ke-
tranportasi laut. bangsaan, dan hipotek kapal.
 Menegakkan ketentuan hukum di bidang  Pelaksanaan pengukuran dan status hukum
pelayaran secara konsisten. kapal, surat kebangsaan kapal dan hipotek
kapal serta pengurusan dokumen pelaut,
 Meningkatkan aksesibilitas masyarakat
penyijilan awak kapal dan perjanjian kerja
terhadap pelayanan jasa transportasi laut.
laut.
b) Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Adpel Tanjung
Priok, sesuai dengan Keputusan Menteri Per-
 Pelaksanaan urusan administrasi dan ke-
rumahtanggaan.7
hubungan Nomor KM. 17 Tahun 2004 tanggal

25
2) Analisis Data Koefisien korelasi antara variabel etos kerja
Diagnostik kolinieritas hubungan meru- dan OCB adalah sebesar 0,237. Nilai r hitung ini
pakan kolinieritas hubungan antara variabel lebih besar dari r tabel (0,138) pada taraf signifi-
prediktor dengan variabel prediktor yang lain. kansi 5%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
Uji koli­n ieritas digunakan apabila variabel hubungan yang positif dan signifikan sebesar
prediktor lebih dari satu atau minimal dengan 0,237 antara variabel etos kerja dan OCB.
dua prediktor. Kemudian untuk koefisien korelasi variabel
Dari Tabel 1 terlihat kalau antara variabel budaya organisasi dan OCB adalah sebesar
disiplin kerja, etos kerja, dan budaya organisasi 0,128. Nilai r hitung ini lebih kecil dari r
saling independen dalam mempengaruhi OCB. tabel (0,138) pada taraf signifikansi 5%. Dapat
Hal ini terlihat dari nilai toleransi di atas 8% disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
dan nilai VIF di atas 10,0. Menurut Hair Joseph9 positif dan signifikan antara variabel budaya
dikatakan bahwa nilai toleransi di atas 10% tidak organisasi dan OCB.
terjadi multikolinearity. Selanjutnya koefisien korelasi antara variabel
Tabel 2 merupakan matriks interkorelasi disiplin, etos kerja, budaya organisasi, dan OCB
antara variabel, disiplin kerja, etos kerja, budaya adalah sebesar 0,199. Nilai r hitung ini lebih
organiasi dan OCB. Koefisien korelasi antara besar dari r tabel (0,138) pada taraf signifikansi
variabel disiplin kerja dan OCB adalah sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
0,234. Nilai r hitung ini lebih besar dari r tabel yang positif dan signifikan antara variabel disi­
(0,138) pada taraf signifikansi 5%. Dapat disim- plin, etos kerja, budaya organisasi dan OCB.
pulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan Sebelum proses pengujian hipotesis dilaku-
signifikan sebesar 0,234 antara variabel disiplin kan, terlebih dahulu akan dijelaskan statistik
kerja dan OCB. deskriptif masing-masing variabel sebagai
berikut.

Tabel 1. Diagnostik Kolinier


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,377 0,348 3,955 0,000
DISIPLIN 0,244 0,102 0,185 2,397 0,018 0,828 1,207
ETOS 0,224 0,084 0,192 2,657 0,009 0,936 1,068
BUDAYA 0,021 0,088 0,019 0,243 0,809 0,836 1,196
a. Dependent Variable: OCB

Tabel 2. Korelasi Antar-Variabel


Correlations
OCB DISIPLIN ETOS BUDAYA
Pearson Correlation OCB 1,000 0,234 0,237 0,128
DISIPLIN 0,234 1,000 0,221 0,388
ETOS 0,237 0,221 1,000 0,199
BUDAYA 0,128 0,388 0,199 1,000
Sig. (1-tailed) OCB . 0,001 0,001 0,039
DISIPLIN 0,001 . 0,001 0,000
ETOS 0,001 0,001 . 0,003
BUDAYA 0,039 0,000 0,003 .
N OCB 189 189 189 189
DISIPLIN 189 189 189 189
ETOS 189 189 189 189
BUDAYA 189 189 189 189

26
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata- iplin, etos kerja dan budaya organisasi terhadap
rata untuk variabel OCB adalah 2,8175 dengan OCB signifikan pada taraf 0,00. Oleh karena itu,
simpangan baku sebesar 0,24703. Variabel nilai signifikansinya sebesar 0,00 (lebih rendah
disiplin kerja mempunyai nilai rata-rata sebesar dari 0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2,8312 dengan simpangan baku sebesar 0,18724. Jadi hipotesis yang berbunyi disiplin, etos kerja
Kemudian, variabel etos kerja dengan rata-rata dan budaya organisasi terhadap OCB pegawai
nilai 3,0810 dengan simpangan baku sebesar Administrator Pelabuhan Tanjung Priok diterima.
0,21202. Kemudian untuk variabel budaya Kemudian untuk dapat melihat besar
organisasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar pengaruh variabel independen terhadap variabel
2,8249 dengan simpangan baku sebesar 0,21429. dependen digambarkan dalam Tabel 5.
Tahap selanjutnya dilakukan uji anova untuk Dalam tabel 5, korelasi ganda antara
melihat signifikansi dari hasil regresi berganda. variabel disiplin, etos kerja, budaya organisasi,
Berdasarkan pada Tabel 4 terlihat bahwa hasil dan OCB menunjukkan nilai sebesar 0,302,
analisis regresi berganda signifikan dengan nilai sedangkan koefisien determinasinya menunjuk-
F sebesar 6,190 dan signifikansi 0,00. Nilai taraf kan nilai sebesar 0,091. Hal ini berarti pengaruh
signifikansi 0,00 lebih rendah dari nilai 0,05 variabel independen (disiplin, etos kerja dan
sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh dis- budaya organisasi) terhadap perubahan variabel

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Disiplin, Etos Kerja, Budaya Organisasi dan OCB
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
OCB 2,8175 0,24703 189
DISIPLIN 2,8312 0,18724 189
ETOS 3,0810 0,21202 189
BUDAYA 2,8249 0,21429 189

Tabel 4. Hasil Anova


ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,047 3 0,349 6,190 0,000a
Residual 10,426 185 0,056
Total 11,472 188
a. Predictors: (Constant), BUDAYA, ETOS, DISIPLIN
b. Dependent Variable: OCB

Tabel 5. Ringkasan Hasil Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square R Square Sig. F
Square Estimate F Change df1 df2 Watson
Change Change
1 0,302a 0,091 0,076 0,23739 0,091 6,190 3 185 0,000 2,138
0,234 0,055 0,050 0,24080 0,055 10,858 1 187 0,001 2,044
0,237 0,056 0,051 0,24064 0,056 11,120 1 187 0,001 2,087
0,128 0,016 0,011 0,24564 0,016 3,135 1 187 0,078 2,044
a. Predictors: (Constant), BUDAYA, ETOS, DISIPLIN
b. Dependent Variable: OCB

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi


Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,377 0,348 3,955 0,000
DISIPLIN 0,244 0,102 0,185 2,397 0,018 0,828 1,207
ETOS 0,224 0,084 0,192 2,657 0,009 0,936 1,068
BUDAYA 0,021 0,088 0,019 0,243 0,809 0,836 1,196
a. Dependent Variable: OCB

27
dependen OCB adalah sebesar 9,1% , sedangkan etos kerja dan OCB sehingga semakin meningkat
sisanya 90,9% dipengaruhi oleh variabel lain. etos kerja pegawai Administrator Pelabuhan
Standar kesalahan estimasinya sebesar 0,23739, Tanjung Priok, semakin meningkat pula OCB.
dan nilai Durbin-Watson adalah 2,138 sehingga Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar,
nilai ini tidak ada auto korelasi diantara variable A. , etos kerja seseorang erat berkaitan dengan
10

independen. kepribadian, perilaku, dan karakternya. Setiap


Berdasarkan Tabel 6 diperoleh persamaan orang memiliki internal being yang merumuskan
garis regresi liniernya adalah sebagai berikut. atau membentuk dirinya. Secara universal ada
y = 1,377 + 0,244 X1 + 0,224 X2 + 0,021 X3 delapan elemen internal being yang dimiliki
setiap orang, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya,
Standar kesalahan persamaan regresi
kepentingan, keterlibatan, kinerja, gaya hidup,
sebesar 0,348 untuk beta nol. Standar kesalahan
dan tujuan. Kedelapan elemen tersebut saling
persamaan regresi sebesar 0,102 untuk variabel
terkait dan mempengaruhi. Dengan demikian,
disiplin kerja, 0,084 untuk variabel etos kerja, dan
sikap extra-role yang ada dalam etos kerja akan
variabel budaya organisasi sebesar 0,088. Adapun
meningkatkan OCB.
nilai t-test untuk variabel disiplin kerja sebesar
2,397 dengan nilai p = 0,018. Untuk variabel etos c. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
kerja nilai t-testnya sebesar 2,657 dengan nilai OCB
p = 0,009, dan variabel budaya organisasi nilai
Pada Tabel 6, nilai t-test untuk variabel budaya
t-tesnnya sebesar 0,234 dengan nilai p = 0,809.
organiasi sebesar 0,243 dengan p = 0,809. Hal ini
Hal ini berarti bahwa untuk variabel disiplin
berarti bahwa variabel budaya organisasi tidak
dan etos kerja secara sendiri berpengaruh pada
berpengaruh pada OCB karena nilai signifikansinya
OCB, dan untuk variabel budaya organisasi tidak
di atas 0,05. Adapun nilai korelasi antara etos
berpengaruh pada OCB.
kerja dan OCB adalah 0,128, sedangkan nilai
r tabel adalah 0,138. Dengan demikian, dapat
Pembahasan disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang
positif antara budaya organisasi dan OCB. Hal ini
a. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap OCB
disebabkan adanya berbagai macam kepentingan
Berdasarkan Tabel 6, nilai t-test untuk variabel individu yang secara pribadi mempunyai budaya,
disiplin kerja sebesar 2,397 dengan nilai p = mentalitas, watak, dan kepribadian yang berbeda
0,018. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin antara yang satu dengan yang lainnya sehingga
kerja secara sendiri berpengaruh pada OCB tidak menunjukkan sikap yang asosial dalam
karena nilai signifikansinya di bawah 0,05. bekerja yang menimbulkan sikap acuh tak acuh
Adapun nilai korelasi antara disiplin kerja dan serta mementingkan diri sendiri.
OCB adalah 0,234 dan nilai r tabel adalah 0,138.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa d. Pengaruh Disiplin, Etos Kerja dan Bu­
terdapat korelasi yang positif antara disiplin kerja daya Organisasi terhadap OCB
dan OCB sehingga semakin meningkat disiplin Berdasarkan penjelasan dalam Tabel 4 di atas,
kerja pegawai Administrator Pelabuhan Tanjung dengan melalui metode kuantitatif regresi linier
Priok, semakin meningkat pula OCB. berganda telah terbukti disiplin, etos kerja dan
budaya organisasi secara bersama-sama memiliki
b. Pengaruh Etos Kerja terhadap OCB pengaruh terhadap OCB. Hal ini ditunjukkan oleh
Pada Tabel 6 nilai t-test untuk variabel etos kerja hasil analisis regresi berganda signifikan dengan
sebesar 2,657 dengan p = 0,009. Hal ini berarti nilai F sebesar 6,190 dan signifikansi 0,00. Nilai
bahwa variabel etos kerja secara sendiri berpe­ signifikansi tersebut masih berada di bawah nilai
ngaruh pada OCB karena nilai signifikansinya signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan positif
di bawah 0,05. Adapun nilai korelasi antara etos sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin, etos
kerja dan OCB adalah 0,237, sedangkan nilai r kerja dan budaya organisasi memiliki hubungan
tabel adalah 0,138. Dengan demikian, dapat disim- yang positif terhadap OCB. Semakin tinggi disiplin,
pulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara etos kerja, dan budaya organisasi maka semakin

28
tinggi pula OCB. Apabila disiplin, etos kerja, dan a) Disiplin, etos kerja dan budaya organisasi
budaya organisasi Administrator Pelabuhan Tanjung berpengaruh terhadap OCB pegawai Adminis-
Priok mengalami kenaikan maka OCB juga akan trator Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini ditun-
mengalami kenaikan. Demikian pula sebaliknya, jukkan oleh nilai signifikansi yang diperoleh
apabila disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi yaitu sebesar 0,00, di mana nilai signifikansi
Administrator Pelabuhan Tanjung Priok menga- tersebut masih berada di bawah nilai signifi-
lami penurunan maka OCB juga akan mengalami kansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Korelasi
penurunan. ganda antara variabel disiplin, etos kerja,
Disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi juga budaya organisasi, dan OCB menunjukkan
memiliki sumbangan terhadap naik turunnya OCB nilai sebesar 0,302, sedangkan koefisien deter-
sebesar 9,1%, sedangkan sisanya sebesar 90,9% minasinya menunjukkan nilai sebesar 0,091.
dipengaruhi oleh variabel lain selain disiplin, etos Hal ini berarti pengaruh variabel independen
kerja, dan budaya organisasi. Hal ini ditunjukkan (disiplin, etos kerja, dan budaya organisasi)
oleh koefisien determinasinya yang menunjukkan terhadap perubahan variabel dependen OCB
nilai sebesar 0,091. Oleh karena itu, berdasarkan adalah sebesar 9,1%.
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka b) Disiplin kerja secara sendiri berpengaruh ter-
hipotesis yang menyatakan disiplin, etos kerja dan hadap OCB pegawai Administrator Pelabuhan
budaya organisasi berpengaruh terhadap OCB Tanjung Priok. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
Pegawai Administrator Pelabuhan Tanjung Priok signifikansi 0,018, di mana nilai signifikansi
dapat diterima kebenarannya. tersebut masih berada di bawah nilai signifi-
Sementara itu untuk mendukung peningkatan kansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Korelasi
kinerja diperlukan etos kerja. Oleh karena itu, antara disiplin dan OCB menunjukkan nilai
terkait dengan masalah sikap mental dan pola pikir sebesar 0,234, sedangkan koefisien determi-
serta kebiasaan yang menyertai diri seseorang, nasinya menunjukkan nilai sebesar 0,055. Hal
di mana etos kerja terkait dengan bagaimana ini berarti pengaruh variabel independen (Di-
seseorang memandang pekerjaan sebagai suatu siplin) terhadap perubahan variabel dependen
sistem dan rangkaian proses di mana ia bekerja. OCB adalah sebesar 5,5%.
Etos kerja merupakan salah satu faktor penting bagi c) Etos kerja secara sendiri berpengaruh ter-
pengembangan sumber daya manusia. hadap OCB pegawai Administrator Pelabuhan
Budaya organisasi merupakan suatu sistem Tanjung Priok. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
dari kepercayaan dan nilai-nilai bersama dalam signifikansi 0,009, di mana nilai signifikansi
organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya tersebut masih berada di bawah nilai signifi-
yang disebarluaskan di dalam organisasi dan kansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Korelasi
dijadikan acuan sebagai filosofi kerja pegawai. antara etos kerja dan OCB menunjukkan nilai
Pegawai yang memiliki sikap positif terhadap sebesar 0,237, sedangkan koefisien determi-
budaya organisasi cenderung menyesuaikan diri nasinya menunjukkan nilai sebesar 0,056. Hal
terhadap situasi sosial (dalam hal ini budaya ini berarti pengaruh variabel independen (etos
organiasi itu sendiri). Jadi pegawai yang memiliki kerja) terhadap perubahan variabel dependen
disiplin dan etos kerja yang tinggi, cenderung OCB adalah sebesar 5,6%.
memiliki kesadaran dalam menyikapi budaya or- d) Budaya organisasi secara sendiri tidak ber­pe­
ganisasinya. Hal ini mempengaruhi kemampuan ngaruh terhadap OCB pegawai Ad­ministrator
seorang pegawai untuk menampilkan OCB. Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini ditunjuk-
kan oleh nilai signifikansi 0,809, di mana
Penutup nilai signifikansi tersebut berada di atas nilai
signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Ke-
mudian apabila dilihat dari korelasi antara
Kesimpulan
budaya organisasi dan OCB menunjukkan
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat nilai sebesar 0.128, sedangkan koefisien deter-
disimpulkan sebagai berikut. minasinya menunjukkan nilai sebesar 0.016.

29
Hal ini berarti pengaruh variabel independen Ucapan Terima Kasih
(budaya organisasi) terhadap perubahan Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas terse-
variabel dependen OCB adalah sebesar 1,6%. lesaikannya Karya Tulis Ilmiah “Pengaruh
Disiplin, Etos Kerja dan Budaya Organisasi
Saran Terhadap Organizational Citizenship Behaviour
Saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan Pegawai Administrator Pelabuhan Tanjung
hasil penelitian, antara lain: Priok”. Begitu pula, saya ucapkan terima kasih
a) Peningkatan OCB melalui disiplin, etos kerja, yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr.
dan budaya organisasi tidak terlepas dari Dwi Purwoko, M.Si., yang telah memberikan
peran pemimpin untuk dapat menciptakan pengarahan dan bimbingan dengan penuh
suasana yang kondusif melalui sikap kete- kesabaran dan keikhlasan hingga KTI ini
ladanan terhadap pegawai dalam mewujud- terselesaikan.
kan birokrasi pemerintahan yang baik (good
governance) dan untuk mencapai tingkat Daftar Pustaka
produktivitas kerja. 1
Hui, Chun, Simon S. K Lam, Kenneth K. S Law.
b) Penanaman disiplin dengan melakukan apel pagi 2000. Instrumental Values of Organizational
Citizenship Behavior: A Field Quasi-Experi-
sebelum masuk kerja perlu dilakukan secara ter- ment. Journal of Applied Psychology, 85(5):
us-menerus, mengingat disiplin merupakan ben- 822–828.
tuk sikap seseorang atau kelompok yang berniat 2
Yuspratiwi. 1990. Hubungan antara Locus of Con-
untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan trol dengan Disiplin Kerja Wiraniaga pada
dalam pekerjaan dengan menunjukkan ketaatan Wiraniaga Oobat-Obatan di DIY. Skripsi,
pegawai terhadap peraturan organisasi dan akan Fakultas Psikologi. Yogyakarta: Universitas
meningkatkan OCB havior. Gadjah Mada.
c) Tindakan konkrit melalui empowerment (pem-
3
Anonim. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. In-
donesia: Bina Dharma Pemuda.
berdayaan) pegawai untuk dapat mengem- 4
Akhmad, K. 2004. Analisis Sikap Iklim Organisasi,
bangkan diri dan berkreasi, perlu dilakukan
Etos Kerja, dan Disiplin Kerja dalam Menentu-
dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri kan Efektivitas Kinerja Organisasi di Garnisun
sendiri, mengingat etos kerja yang diiringi Tetap III Surabaya. Tesis, Program Pascasarja-
dengan peningkatan OCB, merupakan suatu na. Surabaya: Universitas Airlangga.
bentuk kewajiban moral yang timbul dari 5
Stephen, R. P. 2003. Organizational Behavior (9th
dalam diri seseorang untuk mewujudkan ed.). New Jersey: Prentice Hall International
birokrasi pemerintahan yang baik (good Inc.
governance). 6
Aldag, Ray, Reschke, dan Wayne. 1997. Employee
d) Perlu dilakukan sosialisasi kepada pegawai Value Added. New York: Center for Organiza-
tional Effectiveness Inc.
terhadap budaya organisasi yang cenderung 7
Anonim. 2007. Administrator Pelabuhan Tanjung
berubah sesuai dengan perkembangan dan
Priok. Laporan Tahunan.
tuntutan global. Melalui pemahaman positif 8
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Ban-
pegawai dalam menilai budaya organisasi
dung: Alfa Beta.
sebagai wujud peningkatan Organizational 9
Hair, F. J., Anderson, E. R., Tatham L. R., dan Black,
Citizenship Behavior agar tetap tertanam C. W. 1995. Multivariate Data Analysis with
dalam diri pegawai dan lingkungannya. Reading (4th ed.). New Jersey: Prentice Hall.
10
Ashadi, S. 2000. Bagaimana Mengelola Korporasi
Organisasi. Yogyakarta: LP3Y dan Kanisius.

30

You might also like