You are on page 1of 16

GUDANG ILMU

Manfaatkan waktumu untuk "Membaca"


Thursday, 20 February 2014
Akad Istishna Bab 11

Pengertian akad istishna


Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashna’) dan
penjualan (pembuat/shani’) – (fatwa DSN MUI). Shani akan menyiapkan barang yang dipesan
sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati di mana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui
pihak lain (istishna’ parallel).
Dalam PSAK 104 par 8 dijelaskan barang pesanan harus memenuhi criteria:
1. Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
2. Sesuai dengan spesifikasi pemesan (coztomized), bukan produk masal
3. Harus diketahui karaktristiknya secara umum yang meliputi jenis, kualitas, dan kuantitas.
Begitu akad disepakati maka akan mengikat para pihak yang bersepakat dan pada dasarnya tidak
dapat dibatalkan, kecuali:
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan
atau penyelesaian akad (PSAK 104 par 12)

Subjek
salam
istishna
Aturan dan keterangan
Pokok kontrak
Muslam hi
Mashnu’
Barang ditangguhkan, dengan spesikasi
Harga
Dibayar saat kontrak
Boleh saat kontrak, boleh diangsur, boleh kemudian hari
Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara salam dan istishna’
Sifat kontrak
Mengikat secara asli(thob’i)
Mengikat secara ikutan (thabi’i)
Salam mengikat semua pihak sejak semula, sementara istishna’ dianggap mengikat berdasarkan
pendangan para fuqoha demi kemaslahatan, serta tidak bertentangan dengan aturan syariah
Kontrak parallel
Salam paralel
Istishna paralel

Jenis akad istishna


Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesan pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashna’) dan penjualan
(pembuat/shani’).
Skema istishna’

Oval: PenjualOval: Pembeli (1)


(2)
(3)

Ket:
a). melakukan akad istishna
b). barang diserahkan kepada pembeli
c). pembayaran dilakukan oleh pembeli
2. istishna’ parallel adalah suatu bentuk istishna‘ antara penjual dan pemesan, dimana untuk
memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain
(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipesan pemesan. Syaratnya akad istishna’
pertama (antara penjual dan pemesan) tidak bergantung pada istishna’ kedua (antara penjual dan
pemasok) selain itu, akad antara pemesan dan penjualan dan akad antara penjual dan pemasok
harus terpisah dan penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi.

Oval: PenjualOval: Pembeli (1)


(4)
(5)

Produsen/
Pemasok
Ket:
a). melakukan akad istishna’
b). penjual memesan dan membeli pada supplier/produsen
c). barang diserahkan dari produsen
d). barang diserahkan kepada pembeli
e). pembayaran dilakukan oleh pembeli
dasar syariah
sumber-sumber akad istishna’
amr bin ‘auf berkata:
“perdamaian dapat di lakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan
yang halal dan menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.”(HR.
tirmidzi)
Abu sa’id alkhudri berkata: ” tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.” (HR.
ibnu majah, daruquthni, dan yang lain.)
*rukun dan ketentuan akad istishna
Adapun rukun istishna’ ada tiga yaitu:
1. Pelaku terdiri atas pemesan pembeli/mustashna’) dan penjualan (pembuat/shani’).
2. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga.
3. Ijab Kabul/serah terima.
Ketentuan syariah
1. Pelaku, harus cakap hukum dan baligh.
2. Objek akad.
a). ketentuan tentang pembayaran
1.) alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik nerupa uang, barang, atau manfaat,
demikian juga dengan cara pembayarannya.
2.) harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila setelah akad
ditandatangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat
perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli.
3.) pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
4.) pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang.
b). ketentuan tentang barang
1.) barang pesanan harus jelas spesifiknya (jenis ukuran mutu) sehingga tidak ada lagi jahalah dan
perselisihan dapat dihindari.
2.) barang pesanan diserahkan kemudian.
3.) waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
4.) barang pesanan yang belum diterima tidak boleh dijual.
5.) tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
6.) dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,pemesan
memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.
7.) dalam hal pemesan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya meningkat, tidak
boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya
sesuai kesepakatan.
3. ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
berakhirnya akad istishna
Kontrak istishna’ bias berakhir berdasarkan kondisi-kondisi berikut:
1. Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak.
2. Persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak.
3. Pembatalan hukum kontrak. Ini jika muncul sebab yang masuk akal untuk mencegah
dilaksanakannya kontrak atau penyelesaiannya, dan masing-masing pihak bias menuntut
pembatalanya.

Perlakuan akuntansi (PSAK 106)


Akuntansi untuk penjual
1. Biaya prolehan istishna’ terdiri atas:
a). biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan,
atau tagihan produsen /kontraktor pada entitas untuk istishna’ parallel.
b). biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akad dan pra akad.
c). khusus untuk istishna’ parallel: seluruh biaya akibat produsen/kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajiban jika ada.

Biaya prolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima dari


produsen/kontraktor akan diakui sebagai asset istishna’ dalam penyelesaian, sehingga jurnal yang
dilakukan bila entitas melakukan pengeluaran untuk akad istishna’ adalah:
Dr. asset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Kr. Persediaan, kas, utang, dan lain-lain xxx
Beban pra akad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika
akad disepakati. Jika tidak disepakati maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan.
Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:
Dr. biaya pra akad ditangguhkan xxx
Kr. Kas xxx
Jika akad disepakati, maka dicatat:
Dr. beban istishna’ xxx
Kr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
Jika akad tidak disepakati
Dr. beban xxx
Kr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapat istishna’.
3. Pengakuan pendekatan dapat dapat diakui dengan 2 metode:
a). metode persentase penyelesaian, adalah system pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring
dengan proses penyelesaian berdasarkan akad istishna’
b). metode akad selesai adalah sestem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses
penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.
4. untuk metode persentse penyelesaian, pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah bagian nilai
akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut sebagai pendapatan
istishna’ pada periode yang bersangkutan.
a). pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biaysanya estimasi
menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total
biaya, kemudian persentase tersebut dilakukan dengan nilai akad.
b). marjin keuntungan juga di akui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan.
Persentase penyelesaian = biaya yang di perlukan
Total biaya untuk penyelesaian
Pengakuan pendapatan = presentase penyelesaian x nilai akad
Pengakuan margin = presentase penyelesaian x nilai margin
Di mana nilai margin tersebut adalah: nilai akad – total biaya
Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya jika proses pembangunannya lebih dari
satu tahun:
Pendapatan tahun pendapatan diakui pendapatan yang telah di akui
berjalan sampai dengan saat ini diakui
5, untuk metode presentase penyelesaian, bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama
periode pelaporan ditambahkan kepada asset istishna’ dalam penyelesaian.
Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan:
Dr. asset istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) xxx
Dr. beban istishna’(sebesar biaya yangtelah dilahirkan) xxx
Kr. Pendapatan istishna’ (sebesar pendapatan yang harus di akui di periode berjalan) xxx
6. Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui sebesar
biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.
7. untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan keuntungan
sampai pekerjaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode di mana pekerjaan
telah selesai dilakukan .
8. jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya prolehan istishna’ akan melebihi pendapatan
istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui.
9. pada saat penagihan baik metode persentase penyelesaian atau akad selesai, maka jurnal:
Dr. piutang istishna’ (sebesar nilai tunai) xxx
Kr. Terima istishna xxx
10. pada saat penerimaan tagihan, jurnal:
Dr. kas (sebesar uang yang diterima) xxx
Kr. Piutang usaha xxx
11. penyajian penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a). piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar sejumlah yang belum dilunasi
oleh pembeli akhir.
b). termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin penjual
kepada pembeli akhir.
12. pengungkapan, penjual mengungkapan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetepi tidak
terbatas, pada:
a). metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’.
b). metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang
berjalan.
c). rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang.
d). pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah.
Jika akad istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi
menjadi 2 bagian:
1. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan
tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian.
2. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka perbedaan jurnal istishna’ tangguhan dengan istishna’ yang
dibayar tunai terletak pada 2 jurnal yang terdiri atas jurnal untuk pengakuan dan jurnal untuk
pengakuan margin keuntungan.
1. Jurnal pengakuan margin keuntungan pembuatan barang adalah:
Dr. asset istishna dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) xxx
Dr. beban isthisna’ (sebesar biaya yang dikeluarkan) xxx
Kr. Pendapatan istishna (sebesar pendapatan yang harus
Diakui di periode berjalan) xxx
2. Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat
penandatangan akad.
Dr. piutang istishna’ (sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad) xxx
Kr. Pendapatan istishna’ tangguh xxx
Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai dan nilai akad:
Dr. pendapatan istishna’ tangguh (secara proporsional periode) xxx
Kr. Pendapatan akad istishna’ xxx
Dr. piutang istishna’ (sebesar kas yang diterima) xxx
Kr. Kas xxx
Akuntansi untuk pembeli
1. Pembeli mengakui asset istishna’ dalam penyerahan sebesar jumlah termin yang sitagih oleh
penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual. Jurnal:
Dr. asset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Kr. Utang kepada penjual xxx
2. Asset istishna’ yang di peroleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran tangguh lebih
dari satu tahun diakui sebesar: biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati
dalam akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguh.
Dr. asset istishna’ dalam penyelesaian (sebesar nilai tunai) xxx
Dr.beban istishna’ tangguh (selisih nilai tunai dengan harga beli) xxx
Kr. Utang kepada penjual xxx
3. Beban istishna’ tangguh diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi penulasan
utang istishna’ jurnal:
Dr. beban istishna’ xxx
Kr. Beban istishna’ tangguh xxx
Pembayaran utang, jurnal:
Dr. utang kepada penjual xxx
Kr. Kas xxx
4. Jika pesanan diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual, dan mengakibatkan
kerugian pembeli, maka kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang
telah diserahkan penjual.
Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo
kepada penjual dan jika di perlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang . jurnal:
Dr.piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Kr. Kerugian asset istishna’ xxx
5. Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan
tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka
jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika
diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
Dr.piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Kr.aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
6. Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Dr. asset istishna’ dalam penyelesaian (nilai wajar) xxx
Kr. Kerugian xxx
7. Penyajian menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a). utang istishna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b). asset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
(i) peresentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna’
parallel; atau
(ii) kapitalis biaya perolehan, jika istishna’.
Pengungkapan, pembeli mengungkapan transaksi istishna’ dalam keuangan, tetapi tidak terbatas,
pada:
a). rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;
b). pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah.

ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD ISTISHNA”


Kasus metode peresentase penyelesaian dan pembayaran secara tunai
Transaksi
Dalam ribuan rupiah
penjual
pembeli
Sebelum melakukan akad
Dekeluarkan biaya sebesar
Rp 250 untuk melakuka
Survai
Beban pra akad ditangguhkan 250
Kas 250

Jika ternyata kemudian


Hari dilakukan akad.

Jika tidak terjadi akad


Bebean istishna’ 250
Beban pra akad ditangguhkan 250

Beban pra akad 250


Beban pra akad ditangguhkan 250

Dilakukan akad dengan


Informasi sebagai berikut:
· Biaya perolehan
(produksi) Rp 1.000
· Margin keuntungan
Rp 200
· Nilai tunai asset
Penyerahan Rp 1.200

Mengeluarkan biaya
Perolehan istishna’.

Pada akhir periode tahun buku, pengakuan


Pendapatan(tergantung pre
Sentase penyelesaian yang telah diakui).

Kalau pada metode akad


Selesai dilakukan pada
Akhir masa akad.

Pada saat penagihan dan


Penyerahan asset istishna’
Kepada pembeli.

Termin istishna’ sebagai


kontra account dari asset
istishna’ dalampenyele
saian.

Pada saat kas diterima.

Asset istishna’ dalam penyelesaian 1.00


Kas/utang/persediaan 1.00

Asset istishna dalam penyelesaian 2.00


Beban istishna’ 1.000
Pendapatan istishna’ 1.200

Piutang istishna’ 1.200


Termin istishna’ 1.200

Termin istishna’ 1.200


Asset istishna’ dalam penyelesaian 1.200
Kas 1.200
Piutang istishna’ 1.200

Asset 1.200
Utang istishna’ 1.200

Utang istishna’ 1.200


Kas 1.200

Kasus metode presentase penyelesaian dan pembayaran secara tangguh


Transaksi(dalam ribuan
rupiah)
penjual
Pembeli
Dilakukan akad denganinfor
Masi sebagai besikut:
- Biaya perolehan
(produksi)Rp.1.000
- Margin keuntungan Rp200
- Nilai tunai saat Penyerahan Rp1.200
- Nilai akad karena tangguh Rp1.500
- Selisih nilai akad dan tunai Rp300
Mengeluarkan biaya perolehan istishna’.
Asset istishna’ dalam
Penyelesaian 1.000
Kas/utang/persediaan 1.000

Pada akhir periode tahun buku,


Pengakuan pendapatan (tergantung persentase penyelesaian tang telah diakui).
Asset istishna’ dalam
Penyelesaian 200
Beban istishna’ 1.000
Pendapatan istishna’ 1.200

Pada saat penagihan dan penyerahan asset istishna’ kepada pembeli.

Termin istishna’ sebagai contra account


Dari asset istishna’ dalam penyelesaian.

Pada saat kas diterima. Diangsur selama 3 tahun, jadi setiap tahun membayar Rp500.

Jika melakukan kewajiban


Pembayaran istishna’ lebih awal dan
Penjual memberikan potongan sebesar
Rp 75. Maka potongan dapat diperlukan
Sebagai:
- Potongan langsung dan dikurang
Kan dari piutang istishna’ pada saat
Pembayaran.

- Pada saat pembayaran jika


Penjual tidak memberikan
Potongan kepada pembeli.

- Penggantian/reimbursement kepada pembeli sejumlah


Keuntungan yang dihapuskan
Setelah menerima pembayaran
Piutang istishna’.
Piutang istishna’ 1.200
Termin istishna 1.200
Piutang istishna’ 300
Pendapatan istishna’
tangguh 300

termin istishna’ 1.200


asset ististhna dalam
penyelesaian 1.200

kas 500
piutang istishna 500
pendapatan istishna’
tangguh 100
pendapatan istishna’ 100

Kas 425
Pendapatan istishna’
Tangguh 100
Piutang istishna’ 500
Pendapatan istishna 25

Kas 500
Piutang istishna’ 500

Pendapatan istishna’
Tangguh 100
Kas 75
Pendapatan istishna’ 25
Asset 1.200
Utang istishna’ 1.200
Beban istishna tangguh 300
Utang istishna’ 300

Utang istishna’ 500


Kas 500
Beban istishna’ 100
Beban istishna’ tangguh 100

Utang istishna’ 500


Beban istishna’ 25
Beban istishna
Tangguh 100
Kas 425

Utang istishna’ 500


Kas 500

Beban istishna’ 25
Kas 75
Beban istishna’
Tangguh 100
Jika terjadi kerugian atas akad istishna’ dan dibayar tunai
Transaksi (dalam ribuan)
penjual
pembeli
Dilakukan akad dengan
Informasisebagai berikut:
- Biaya perolehan
(produksi) Rp 1.000
- Margin keuntungan
Rp200
- Nilai tunai saat
Penyerahan Rp1.200

Mengeluarkan biaya perolehan


istishna’.
Asset istishna dalam
Penyelesaian 1.000
Kas/utang/persediaan 1.000

Ternyata biaya perolehan yang


Diperkirakaan Rp1.000,
Realisasinya adalah Rp1.250
Asset istishna dalam
Penyelesaian 250
Kas/utang/persediaan 250

Saat akhir periode, pengakuan


Kerugian dari istishna’

Pada saat penagihan dan


Penyerahan asset istishna’ kepada
Pembeli.
Termin istishna’ sebagai contra account dari asset istishna’dalam
Penyelesaian.

Pada saat kas diterima


Beban istishna’ 1.250
Asset istishna’ dalam
Penyelesaian (kerugian) 50
Pendapatan istishna’ 1.200

Piutang istishna’ 1.200


Termin istishna’ 1.200
Termin istishna’ 1.200
Asset istishna’ dalam
Penyelesaian 1.200

Kas 1.200
Piutang istishna’ 1.200

Asset 1.200
Utang istishna’ 1.200

Utang istishna’ 1.200


Kas 1.200

Unknown at 17:45
Share
No comments:
Post a Comment


Home
View web version

Powered by Blogger.

You might also like