You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T, karena atas berkat dan rahmat nmya kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ALAT-ALAT PEMBORAN ”. Kami ucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Terutama Bapak Budi

Hartadi ST.MT. selaku dossen pengajar yang telah memberi tugas untuk membuat makalah ini

sehingga kami dapat mengetahui tentang ALAT-ALAT PEMBORAN

Kami harapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca guna melengkapi sumber yang ada.

Dan kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saya mohon kritik

dan sarannya dari pembaca agar kedepannya kami bisa buat lebih baik.

Demikian kata pengantar ini dibuat,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Banjarmasin 04 November 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar …………………………………………………………………………………………… 1

Daftar isi …………………………………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………….. 3


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………………………… 3
1.3 Tujuan masalah……………………………………………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemboran....……………………………………………………………………………... 4


2.2 Sistem pemboran......................................………………………………………………………... 4
2.3 Komponen komponen alat pemboran ……………………………………………………………. 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 7

Daftar pustaka…………………………………………………………………………………………….. 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya disebut “pemecahan
batuan” (rock breakage). Hal ini dapat dilakukan menggunakan api, air bertekanan tinggi,
tekanan, maupun bahan peledak. Pada umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan
yang dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan, yaitu penetrasi batuan (rock
penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan fragmentasi batuan (rock fragmentation).
Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang bor biasanya
dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau hidrolik. Tujuan dari penetrasi
batuan antara lain untuk :

a.Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan


lubang berukuran kecil.
b.Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.
c.Mengekstraksi produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan
(batu dimensi).
Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan bertujuan untuk
menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa batuan, secara
konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi ditambah secara mekanik hidrolik
dan aplikasi baru dari energi. Penetrasi batuan dapat diklasifikasikan pada beberapa basis.
Termasuk dalam hal ini ukuran lubang, metoda mounting, tipe dari power. Pembagian/skema
yang akan digunakan pada tulisan ini adalah berdasarkan bentuk dari penggempuran batuan
atau jenis energi yang digunakan untuk melakukan penetrasi. Klasifikasi ini bersifat umum,
dapat diaplikasikan pada seluruh jenis tambang dan mencakup seluruh bentuk penetrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemboran ?
2. Sebutkan sistem-sistem pemboran ?
3. Sebutkan perlengkapan metode Pemboran Rotari Percussion ?
4. Apa saja faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran ?
5. Apa saja komponen alat alat pemboran ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksdu dengan pemboran.
2. Untuk mengetahui sistem-sistem pemboran.
3. Untuk mengetahui perlengkapan metode Pemboran Rotari Percussion.
4. Untuk mengetahui faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran.
5. Untuk mengetahui komponen-komponen alat pemboran.

BAB II

3
PEMBAHASAN

1. Pengertian pemboran

Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu


operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang
nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8
(delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, fisi

Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk
penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik
(perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada
kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan
ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable daripada sistem pemboran yang
lain.

2. Sistem pemboran

Sistem pemboran dibagi menjadi 2,yaitu :

1. Sistem pemboran mekanik

komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor
penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan
peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan
memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem
pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.
a. Bor Tumbuk ( Percussion Drill )
Pada pemboran tumbuk (percusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata
bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini adalah piston yang
mendorong dan menarik tungkai (shank) batang bor. Pada metode perkusif yang terjadi
adalah proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata bor. Contoh alat bor yang
menggunakan temper ini adalah hammer drill, churn drill.
b. Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill )

4
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi
putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini
dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi
dua, yaitu :

 Top Hammer
Metode pemboran Top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar
yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang
kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor.
Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis
yaitu : Hydrolic Top Hammer danPneumatic Top Hammer.
 Down the Hole Hammer (DTH Hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya
menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakang mata bor, di dalam
lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan
sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor dengan menggunakan temper tumbuk putar
adalah jack hammer.
c. Bor Putar ( Rotary Drill )
Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sysem tricone dan drag bit.
Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil
penetrasinya berupa potongan. Sistem tricone digunakan untuk batuan sedang hingga lunak,
untuk system drag bit digunakan untuk batuan lunak. Contoh alat bor dengan sistem ini
adalah rotary drill.

2. Sistem Pemboran Manual


Prinsip kerja dari manual driven sangat sederhana karena hanya menggunakan tenaga
manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh : Auger Drill, Bangka Bor, Churn Drill, Bor
Mesin Semprot ( BMS ).
Dalam kegiatan penambangan terbuka untuk pemboran, alat yang digunakan adalah Down The
Hole Drill, Rotary Driven, dan Top Hammer. Untuk kegiatan penambangan bawah tanah alat
yang digunakan diantaranya : Mechanic Jumbo dan Hand Held Rock Drill (terdiri atas : stopper,
shinker, difter).

2. Perlengkapan Metode Pemboran Rotari Percussion

dibagi menjadi 2,yaitu :

 Integral Drill Steels


Integral Drill Steels terdiri dari shank adaptors, batang bor, dan mata bor yang telah terpasang
menjadi satu. Pada umumnya integral drill steels digunakan jenjang relatif rendah dengan
diemeter lubang bor antara 22-41 mm.
 Extension Drill Steels
Extension Drill Stells terdiri dari empat komponen utama yang dapat dipisahkan satu sama
lain. Komponen utama tersebut adalah :

5
1. Mesin bor
Mesin bor adalah alat yang mengubah energi potensial ( yang berupa udara bertekanan dari
kompresor ) menjadi energi mekanik penggerak piston dan drill rod.

2. Shank Adaptors
Shank adaptor adalah bagian tangkai yang digunakan untuk mentransmisikan energi
tumbukan dari piston ke batang bor, kemudian dilanjutkan ke mata bor. Shank adaptor
terdapat di dalam mesin bor dan dihubungkan oleh coupling ke batang bor yang pertama.
3. Coupling
Coupling digunakan untuk menghubungkan batang bor yang satu dengan yang lainnya
sampai kedalaman lubang bor yang diinginkan.
4. Drill Rod
Drill rod merupakan bagian yang menggerakkan bit ( mata bor ) atau sebagai tempat mata
bor.
5. Mata Bor (Bit)
Mata Bor merupakan pengguna energi terakhir dari mesin bor yang langsung mengenai
batuan. Mata Bor (Bit) ada dua macam yaitu :
a. Deteacable Bit
Disebut Deteacable Bit apabila bitnya diganti-ganti tidak menyatu dengan Drill Rod.
Pada Jack Hammer, Deteacable Bit ini dikenal juga dengan Soket.
b. Forget Bit
Disebut Forget Bit apabila menyatu dengan drill rod dan bitnya tidak lepas. Pada Jack
Hammer, Forget Bit ini dikenal juga dengan nama Chiel.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran

Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor,
rock drillability, geomeetri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator.

1. Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemiliha metode
pemboran, yaitu :
a) Kekerasan Batuan

Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi. Kekerasan
dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan dan dapat juga dipakai untuk
menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada
batuan. Kekerasan batuan merupakan fungsi dari kekerasan, komposisi butiran mineral,
porositas, dan derajat kejenuhan serta merupakan hal yang utama yang harus diketahui untuk
menentukan tingkat kemudahan pemboran.

6
Kuat Tekan Batuan
Klasifikasi Skala Mohs
(MPa)
Sangat Keras +7 + 200
Keras 6–7 120 – 200
Kekerasan Sedang 4.5 – 6 60 - 120
Cukup Lunak 3 – 4.5 30 – 60
Lunak 2-3 10 - 30
Sangat Lunak 1-2 - 10
Tabel 1.1
Kekerasan Batuan dan Kekuatan Batuan

b) Kekuatan Batuan (strength)


Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekerasan terhadap gaya luar, baik itu
kekuatan staik maupun dinamik. Pada prinsipnya, kekuatan batuan tergantung padakomposisi
mineralnya.
c) Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan mineral lain, ini merupakan
suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan batang bor. Faktor yang
mempengaruhi abrasivitas batuan adalah:
▪ Kekerasan batuan
▪ Bentuk butir
▪ Ukuran butir
▪ Porositas batuan
▪ Ketidaksamaan penyusun batuan
d) Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan nisbah Poisson (υ).
Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan normal dengan
regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan
lateral dengan regangan aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi
mineralnya, porositas, jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.
e) Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah
tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plastis
tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan.

7
Tabel 1.2
Sifat Fisik Dan Mekanik dari Batuan Sedimen
Modulus Elastisitas Nisbah
Batuan Sedimen 4 Porositas
10 x (MPa) Poisson
Dolomit 1,96 – 8,24 0,08 – 0,2 0,27 – 4,10
Limestone 0,98 – 7,85 0,1 – 0,2 0,27 – 4,10
Sandstone 0,49 – 8,43 0,066 – 0,125 1,62 – 26,40
Shale 0,8 – 3,0 0,11 – 0,54 20,0 – 50,0

f) Tekstur Batuan
Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antaa mineral-mineral penyusun batuan,
sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan dari sifat-sifat porositas ikatan antar butir, bobot
isi, dan ukuran butir. Tekstur juga mampengaruhi kecepatan pemboran.
g) Struktur Geologi
Penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktivitas pemboran, dan kemantapan lubang ledak
dipengaruhi oleh struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan.
h) Karakteristik Pecahan
Karakteristik pecahan dapat digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul. Tiap-tiap
tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini berhubungan dengan
tekstur, komposisi mineral, dan tekstur.

2. Rock Drillability
Drilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi ke
dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti komposisi
mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan.
3. Geometri Pemboran
Geometri pemboran ini mencakup diameter, kedalaman, dan kemiringan lubang tembak.
Semakin besar diameter lubang berarti penampang lubang yang harus ditembus semakin
besar sehingga faktor gesekan juga semakin besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja
mesin bor dalam arti kecepatan pemboran semakin lambat. Semakin dalam lubang bor maka
akan terjadi gesekan antara drilling string dengan dinding lubang yang semakin besar. Di
samping itu kehilangan energi akibat semakin panjangnya drilling string juga akan semakin

8
besar. Hal ini akan dapat menurunkan kinerja mesin bor. Pada kegiatan pemboran ada 2
macam arah lubang ledak yaitu arah tegak lurus dan arah miring, arah lubang ledak ini
berpengaruh terhadap aktivitas pemboran.

4. Umur dan Kondisi Mesin Bor


Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor maka
pemakaian kemampuan alat semakin turun

5. Keterampilan Operator
Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh dari
latihan dan pengalaman kerja.

5.Komponen komponen alat pemboran

Terdiri dari :

1. Bagian-bagian alat bor :


a. Batang bor
b. Jack hammer
c. Jack leg
d. Pic hammer
e. Bit
2. Macam bit :
a. Tricone bit (untuk batuan lunak – sedang)
b. Button bit
c. Diamond bit
d. X bit
e. Coupling bit
f. Drag bit
g. Chisel bit
h. Croos bit
3. Bagian jack hammer
a. Penutup
b. Rumah piston
c. Piston
d. Chuck housing
e. Riffle bar
f. Riffle out
g. Pawl
h. Rachet ring
i. Pengunci
4. Prinsip kerja jack hummer

9
Udara masuk menekan piston, piston menekan batang bor dan bit. Sistemnya rotary Percusif.
Prinsip kerja Jack Hammer yaitu rotary temperatur dengan menggunakan piston sebagai penggerak bor,
pada gerakan naik turun yang terjadi disebabkan karena adanya tekanan udara yang tinggi dari kompresor
dan adanya gaya perlawanan dari batuan saat pemboran.

BAB III

PENUTUP

10
A. KESIMPULAN

1. Pemboran merupakan tahapan dari kegiatan peledakan yang pertama karena untuk
penyediaan lubang ledak agar hasil dari kegiatan peledakan sesuai dengan keinginan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeboran yaitu :
a. Sifat batuan yang akan dibor, seperti :
· Kekerasan batuan
· Kekuatan batuan
· Abrasifitas
· Elastisitas dan plastisitas
· Tekstur batuan
· Struktur geologi
· Karakteristik pecahan
b. Rock drillability
c. Geometri pemboran
d. Umur dan kondisi mesin bor
e. Keterampilan operator
3. Berdasarkan penggeraknya alat bor dibagi menjadi dua yaitu :
· Manual Driven : Hand Auger Drill
Bangka Bor
· Mechanic Driven : Percussion Drill
Rotary Drill
Rotary-Percussion Drill

4. Dasar pemakaian alat bor adalah :


· Jenis pekerjaan yang akan dilakukan ( surface atau underfround )
· Volume produksi yang akan direncanakan
· Sifat-sifat batuan
· Dimensi jenjang ( geometri pemboran )
· Kondisi kerja serta peralatan yang terkait ( fragmentasi )

DAFTAR PUSTAKA

11
http://armikopratama.blogspot.com/2012/06/pengeboran.html

12

You might also like