You are on page 1of 17

ALKOHOL

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah


Kimia aditif dan adiktif
Dosen:
Sari, M.Pd
Riri Aisyah, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 2/Pendidikan Kimia/VI-A
Elsa Awalia Lesmana (1162080024)

Qurotul Ismayati (1162080055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang Alkohol. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kimia Aditif dan Adiktif. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan
merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Alkohol, berdasarkan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat menghasilkan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya Mahasiswa. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada Dosen pembimbing, saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Bandung, 01 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
A. Pengertian ....................................................................................................................................... 2
D. Bahaya............................................................................................................................................. 6
1. Kerusakan jantung .................................................................................................................. 6
2. Peradangan pankreas (pankreatitis) ........................................................................................ 6
3. Merusak otak........................................................................................................................... 6
4. Infeksi paru-paru ..................................................................................................................... 7
5. Kerusakan hati ........................................................................................................................ 7
6. Kerusakan ginjal ..................................................................................................................... 7
E. Pencegahan dan Penanggualangan.................................................................................................. 7
A. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Strategi Individual........................................................ 9
B. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis ................................................................. 9
Bab III ................................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Alkohol adalah zat psikoaktif yang bersifat adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja
secara selektif, terutama pada otak yang dapat menimbulkan perubahan pada prilaku, emosi, kognitif,
persepsi, dan kesadaran seseorang. Sedangkan adiktif adalah suatu keadaan kecanduaan atau
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Alkohol juga merupakan zat penekan susunan syaraf pusat
meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan (budiman, 2009).

Bahan psikioaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses
fermentasi madu, gula sari buah atau umbi-umbian. Nama populer alkohol di indoneasia untuk
konsumsi adalah miras, kamput, topi miring, raja jamblung, cap tikkus, balo, dan lain-lain. Minuman
beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol (1% - 10% alkohol),
martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan minuman keras import yang biasa disebut sebagai whisky
dan brandy (20% - 50% alkohol). Ethanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol merupakan salah
satu contoh dari senyawa non esensial yang dikonsumsi oleh manusia.

Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara di seluruh dunia.
Seringnya muncul pemberitahuan tentang tata niaga miras setidaknya merupakan indikasi bahwa
minuman beralkohol banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (WHO, 2011).

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Alkohol?
2. Bagaimana pengelompokkan Alkohol?
3. Bagaimana dampak penggunaan Alkohol?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulagannya Alkohol?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian alkohol
2. Mengetahui pengelompokan Alkohol
3. Mengetahui dampak penggunaan alkohol
4. Mengethui cara pencegahan dan penanggulagannya Alkohol

1
BAB II
ISI

A. Pengertian
Minuman keras / beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. (Gao, 2011 )

Alkohol adalah obat psikoaktif yang paling banyak digunakan (Santrock, 2002). Alkohol adalah
zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif,
terutama pada otak, yang dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan
kesadaran seseorang. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan atau
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang yang menggunakan alkohol mempunyai rentang
respon yang berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai yang berat. Alkohol juga merupakan zat
penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan
(Budiman, 2009)

Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses
fermentasi madu, gula sari buah atau umbi-umbian. Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk
konsumsi adalah miras, kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, dan lain sebagainya.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol (1% -10%
alkohol), martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan minuman keras import yang biasa disebut
sebagai whisky dan brandy (20% - 50% alkohol). Ethanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol
merupakan salah satu contoh dari senyawa non esensial yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan yang
kita konsumsi bukanlah sekedar kombinasi zat hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral saja,
tetapi ada ribuan senyawa lain yang terkandung dalam makanan dan masuk ke tubuh kita meskipun
kadarnya sangat rendah. Senyawa inilah yang dikenal sebagai senyawa nonesensial. Pada kasus alkohol,
meskipun tubuh dapat mempergunakan sekitar 7 kalori per gram alkohol yang dikonsumsi, tetapi
sebenarnya kalori dapat diperoleh dari banyak bahan lain yang lebih berguna. Pada kenyataannya tidak
ada satupun proses biokimiawi tubuh manusia yang membutuhkan alcohol. (Budiman, 2009)

Alkohol merupakan hasil produksi dari fermentasi, dimana mikroorganisme seperti ragi memecah
gula-gula sederhana (seperti gula atau maltossa) menjadi alkohol, karbondioksida dan air tanpa bantuan
oksigen. Berbagai jenis alkohol dibuat dari bahan yang berbeda. Minuman wine dibentuk dari cara
fermentasi anggur atau jus buah lainnya. bir dibuat dari biji-biji sereal Distilled spirits (seeperti vodka,
gin, wiski) dibuat dari buah, sayuran dan gandum. Etanol sebagai zat penting dalam alkohol bersifat
mudah larut dalam air dan lemak sehingga etanol angsung diserap kedalam usus melalui difusi pasif.
Ketika alkohol dikonsumsi , sekitar 20% diserap oleh lambung dan 80% diserap oleh usus halus.

2
Alkohol jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong akan mencapai kadar puncak dalam darah setelah
15-90 menit. Penyerapan alkohol menjadi lebih lambat dan lebih sedikit bila konsumsi alkohol
dilakukan bersamaan dengan makanan (wardlaw, 2012)

Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:

1. Golongan A; kadar etanol 1%-5% misalnya dan tuak dan bir


2. Golongan B; kadar etanol 5%-20% misalnya arak dan anggur
3. Golongan C; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodca.

B. Efek Minuman Keras

Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara di seluruh dunia.
Seringnya muncul pemberitaan tentang tata niaga miras (minuman keras) setidaknya merupakan
indikasi bahwa minuman beralkohol banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Diperkirakan
sebanyak 2,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya akibat penyalahgunaan alkohol (WHO,
2011). Secara medis, kematian akan didapatkan seseorang jika kadar alkohol dalam darahnya sudah
mencapai 400 mg/dL (Budiman, 2009).

Secara alami alkohol memang terkandung dalam darah, alkohol diperlukan dalam proses ralaksasi
tubuh dan saraf dimana dalam proses tersebut telah diatur oleh hormon.Kandungan alkohol dalam darah
diatur melalui proses ekskresi artinya apabila alkohol dalam darah berlebih maka akan dikeluarkan
dalam bentuk keringat ataupun kencing. Walaupun demikian, karena proses ekskresi memerlukan
waktu yang lebih lama daripada penyerapan alkohol itu sendiri, maka bagi yang minum minuman keras
terlalu banyak kadar alkohol dalam darah akan meningkat dan melebihi batas normal yang mampu
diterima oleh tubuh, yang tentunya akan memberikan dampak langsung bagi tubuh peminumnya
terutama pada sel-sel yang sengat sensitif terhadap alkohol seperti sel saraf. Salah satu dampak yang
ditimbulkan dari alkohol adalah menimbulkan efek euphoria yaitu berupa perasaan nyaman, dan tenang
bagi peminumnya sehingga membuat peminumnya lebih mudah untuk mengungkapkan emosi.
Walaupun demikian, jika seseorang terlalu banyak minum alkohol yang terjadi malah peminum akan
mengungkapkan emosinya dengan terlalu berlebihan bahkan bisa menyebabkan terjadinya ganggguan
mental organic (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya
GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Pada orang yang belum terbiasa
minum alkohol maka efekyang ditimbulkan beragam tergantung padakadar alkohol dalam darahnya
(Gao, 2011 ).

Karena alkohol menimbulkan efek euphoria maka seperti zat-zat lain yang menimbulkan efek
euphoria, alkohol juga menyebabkan kecanduan pada peminumnya, hanya saja kecanduan pada alkohol
tidak muncul langsung sejak pertama kali meminumnya, namun itu terjadi sedikit demi sedikit yang

3
ditandai mulai dari penambahan takaran/dosis dan frekuensi minum. Apabila seseorang telah menjadi
pecandu alkohol (alcoholic) maka akan timbul berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan
saraf dan organ dalam. Berikut berbagai penyakit yang sudah terbukti akibat seseorang menjadi
alkoholik:

Bagi para alcoholic yang masih berusia 15-17 tahun cinderung berpotensi menyebabkan kerusakan
otak terutama pada bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori.

1. Sirosis hati (cirrhosis hepatis)


2. Gastritis atau peradangan selaput lendir lambung
3. Oedema otak, yaitu keadaan dimana terdapat pembengkakan dan terbendungnya darah yang nyata
sekali pada jaringan-jaringan otak, sehingga daya koordinasi yang normal tidak dapat berjalan lagi.
4. Pelemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung itu tidak lagi bekerja dengan baik. (Gao, 2011
)

Gejala kecanduan alkohol yang jelas dalam bentuk fisik adalah ketergantungan pada alkohol dan
ketidakmampuan untuk berhenti walaupun parah akibat fisik dan psikologis. Beberapa pecandu alkohol
dapat bertahan pada tingkat yang dangkal tetapi akhirnya kecanduan menyebabkan gangguan kinerja
professional dan meningkatkan hubungan yang tegang.

Tanda-tanda fisik penyalahgunaan alkohol, yaitu: penurunan berat badan, sakit di perut, mati rasa
di tangan dan kaki, bicara meracau, kegoyangan sementara saat mabuk. Pada orang yang menderita
ketergantungan alkohol, yaitu: berkeringat, gemetar, mual muntah, kebingungan dan keadaan yang
ekstrem yaitu kejang-kejang, serta halusinasi.

Tanda-tanda mental meliputi peningkatan penyalahgunaan alkohol, antara lain: mudah


tersinggung, marah, gelisah, menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk
minum, kesulitan dalam membuat keputusan; oversleeping, berlebihan menampilkan tangisan dan
emosional. Orang dewasa dibandingkan dengan pemuda, di kelompok usia yang lebih tinggi
menunjukkan kerentanan yang lebih rendah untuk penyalahgunaan alkohol.

C. Dampak Minuman Keras

Sebenarnya minum minuman baralkohol baik jika diminum pada dosis yang kecil pada saat-saat
tertentu, misalnya saat cuaca dingin atau sehabis makan daging kerena kemampuan alkohol untuk
meningkatkan metabolisme serta suhu tubuh, naman selain itu selebihnya alkohol malah
disalahgunakan sehingga yang muncul lebih banyak adalah dampak negatif ketimbang dampak
positifnya. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat minum minuman keras antara lain:
1. Segi kesehatan

4
kebiasaan minum minuman keras tentu akan berdampak negatif terhadap kesehatan, begitu pula
dengan di Sidemen. Peminum biasanya menampilkan ciri fisik yang berbeda dari orang biasanya, perut
bagian bawah (sisikan) mereka terlihat buncit sedangkan tubuh mereka sendiri kurus, menurut
penuturan orang di daerah tersebut, hal itu kerena mereka minum tuak terlalu sering minum tuak
berlebihan. Selain itu mereka memiliki kantung mata hitam akibat terlalu sering bagadang. Hal tersebut
baru yang terlihat dari luar, belum penyakit-penyakit lain yang juga ditimbulkan akibat kebiasaan
minum minuman keras, antara lain penyakit hati, jantung, dan otak. Akibat begadang minum sampai
larut malam maka tentu tubuh mereka akan lemas sehingga tidak ada semangat untuk bekerja padahal
mereka membutuhkan uang untuk hidup dan membeli alkohol tentunya, begitu pula bagi yang masih
sekolah, di sekolah akan mengantuk dan tidak konsentrasi terhadap pelajaran. Sehingga secara tidak
langsung kebiasaan minum ini berdampak pada ekonomi serta tingkat pendidikan mereka yang rendah.

2. Segi Sosial
kebiasaan minum minuman keras ini banyak menimbulkan masalah. Seperti misalnya perkelahian,
ketidaknyamanan orang yang tinggal di sekitarnya, serta penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Selain itu minuman keras juga biasanya menjadi penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT). (Desmita, 2007)
Lebih dari 13 juta orang menganggap dirinya pecandu alkohol (alkoholic). Alkoholisme adalah
penyakit menahun yang ditandai dengan kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang
direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum
minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang merugikan. Hampir 8% orang
dewasa di Amerika Serikat memiliki masalah dalam penggunaan alkohol. Pria empat kali lebih sering
menjadi alkoholik dibanding wanita.
Empat tahap alkoholisme: Tahap pertama, minum sebagai pelarian. Minum alkohol digunakan untuk
melarikan diri dari kenyataan, alkohol membantu orang “melarikan diri” dari tekanan, ketakutan dan
kekhawatiran. Seseorang pada tahap awal kecanduan alkohol telah meningkatkan toleransi terhadap
alkohol, dan mungkin tidak muncul mabuk. Alkohol yang sangat awal tahap dicirikan dengan meneguk
minuman, menyelinapkan minuman dan penolakan untuk mendiskusikan minuman alkohol.
Tahap kedua, minum menjadi suatu kebutuhan. Seseorang akan didorong untuk minum oleh
keinginan batin yang tak tertahankan. Pada tahap ini seorang pecandu mungkin memiliki periode
pantang, tetapi dia akan selalu minum kembali. Orang ini juga mungkin dalam penyangkalan tentang
masalahnya melalui rasionalisasi. Keinginan yang kuat untuk minum mulai membuat orang tergantung
pada alkohol. Pada tahap ini orang mungkin mengalami pemadaman dan dapat menampilkan perilaku
yang agresif.
Tahap ketiga, minum tanpa kendali. Pada dua tahap diawal, walaupun sering minum tetapi masih
dapat mempertahankan kontrol, namun pada tahap ketiga ini pecandu tidak lagi mempunyai kuasa atas

5
kebutuhan alkohol. Ini adalah salah satu tahap yang paling mudah untuk dikenali oleh teman ataupun
keluarga. Pekerjaannya mulai terbengkalai dan mulai bermasalah dengan hukum.
Tahap keempat, minum karena ketergantungan. Hari-harinya selalu dimulai dengan minum, selain
itu juga ditandai dengan tremor, binges dan sering meludah. Tanda-tanda fisik alkoholisme kronis mulai
terlihat pada tahap ini, seperti kerusakan otak, penilaian yang rendah, kehilangan memori dan gangguan
konsentrasi. Seseorang yang dalam tahap ini memiliki risiko yang sangat tinggi untuk penyakit hati,
jantung, kanker mulut atau kerongkongan.

D. Bahaya
Berikut merupakan beberapa bahaya dari minum minuman beralkohol seperti wine yang dapat
membahayakan jika dikonsumsi secara berlebih

1. Kerusakan jantung

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat melemahkan otot jantung. Akibatnya, aliran darah
ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Alkohol bisa mengakibatkan kardiomiopati yang ditandai dengan
sesak napas, detak jantung tidak teratur (aritmia), kelelahan, dan batuk yang terus menerus. Tak hanya
itu, alkohol juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan hipertensi.

2. Peradangan pankreas (pankreatitis)

Terlalu banyak alkohol di dalam tubuh membuat pankreas mengalami penumpukan enzim.
Penumpukan enzim berlebih di dalam pankreas ini akhirnya bisa menyebabkan peradangan atau yang
disebut dengan pankreatitis.Pankreatitis akut biasanya ditandai dengan berbagai gejala seperti sakit
perut, mual, muntah, detak jantung meningkat, diare, dan demam. Jika dibiarkan dan kebiasaan minum
alkohol tidak dihentikan maka bukan tidak mungkin nyawa Anda menjadi terancam.

3. Merusak otak

Alkohol dapat menyebabkan kerusakan otak dengan memperlambat penyaluran informasi


antarsaraf. Selain itu, kandungan etanol di dalam minum minuman beralkohol juga dapat menyebabkan
kerusakan spesifik pada beberapa area otak.

Akibatnya, Anda akan mengalami serangkaian gejala seperti perubahan perilaku dan suasana hati,
kecemasan, hilang ingatan, hingga kejang. Bahkan, orang yang telah ketergantungan alkohol bisa
mengalami berbagai komplikasi masalah otak, salah satunya halusinasi.

6
4. Infeksi paru-paru

Saat sudah kecanduan alkohol, daya tahan tubuh perlahan dapat melemah. Akibatnya beberapa
organ tubuh, termasuk paru-paru, akan kesulitan untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit.
Itu sebabnya pecandu alkohol (alkoholisme) lebih rentan terhadap infeksi penyakit pernapasan
seperti TBC dan juga pneumonia.

5. Kerusakan hati

Hati berfungsi untuk menyaring racun dan limbah tak terpakai sehingga tidak menumpuk dalam
tubuh. Namun, konsumsi minuman keras yang berlebihan dapat memperlambat kerja hati tersebut
sehingga menimbulkan gangguan hati.

Dikutip dari Medical Daily, sekitar satu dari tiga kasus transplantasi hati di Amerika Serikat
berawal dari penyakit hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebih. Selain itu, sirosis hati
karena konsumsi alkohol berlebih menjadi penyebab kematian ke-12 terbanyak di Amerika tahun 2009.

6. Kerusakan ginjal

Efek diuretik pada alkohol dapat meningkatkan jumlah urine yang diproduksi tubuh. Akibatnya,
ginjal kesulitan untuk mengatur aliran urin dan cairan tubuh termasuk distribusi ion natrium, kalium,
dan klorida ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa mengganggu keseimbangan elektrolit di dalam tubuh
yang menyebabkan Anda mengalami dehidrasi.

E. Pencegahan dan Penanggualangan


Mengatasi kecanduan alkohol harus diikuti dengan proses detoksifikasi, yakni proses
menghilangkan racun yang menumpuk di dalam tubuh. Agar efektif, proses tersebut harus ditunjang
oleh perubahan gaya hidup.Detoksifikasi hanya melengkapi, sebab upaya untuk mengatasi kecanduan
harus dimulai dengan niat dari si pecandu sendiri. Apapun caranya tidak akan berhasil jika yang
bersangkutan belum mantap 100 persen. Jika tekad sudah bulat, proses detoksifikasi dilakukan dengan
mengganti cairan tubuh atau rehidrasi. Pada proses ini, air akan meluruhkan racun-racun dan pengotor
di dalam tubuh. Proses tersebut akan efektif jika disertai perubahan gaya hidup. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Minum air putih lebih banyak

Untuk membersihkan racun alkohol, seseorang harus menambah konsumsi carian sebanyak 2-3
liter/hari karen sel-sel dalam tubuh butuh cairan agar bisa berfungsi dengan baik. Saat melakukan

7
detoksifikasi, cairan yang cukup akan sangat membantu sistem kekebalan tubuh. Cairan juga akan
melancarkan pembuangan racun-racun termasuk sisa alkohol dari dalam tubuh.

2. Mengkonsumsi sayuran dan buah segar


Jus buah bit (beetroots) diyakini berkhasian membersihkan hati, sementara jus wortel mampu
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Untuk mendukung proses detoksifikasi, kombinasikan jus buah
bit, wortel dan apel. Jus cranberry juga bisa ditambahkan, karena mampu memurnikan tubuh dari
racun-racun pengotor.
3. Mengkonsumsi herba dan suplemen
Beberapa jenis herba atau tumbuhan dan suplemen yang mengandung vitamin B dapat membantu
mengurangi ketegangan fisik maupun psikis yang muncul selama proses detoksifikasi alkohol.
Konsultasikan dengan dokter atau konsultan herbal, suplemen apa yang cocok dengan kondisi
individual masing-masing.
4. Melakukan olahraga
Proses detoksifikasi bisa memicu depresi, yang bisa diredakan dengan melakukan yoga atau
olahraga lainnya secara teratur. Karena banyak potasium yang dikeluarkan bersama keringat, imbangi
dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Pisang, melon, tomat, jeruk sitrus dan sayuran
hijau banyak mengandung potasium.
Perlu diingat, depresi yang timbul selama proses detoksifikasi dapat menyebabkan perasaan
gelisah dan mudah marah. Pada kondisi yang parah, efek samping detoksifikasi bisa memicu tremor
(gemetar) atau halusinasi. Kondisi tersebut membutuhkan obat penenang yang harus dibeli dengan
resep dokter.

5. Dukungan Keluarga Dan Orang Terdekat


Setiap keluarga pasti memiliki masalah, mulai dari hal sepele sampai problema besar. Cara orang
menghadapinya pun berbeda-beda. Salah satunya, berpaling kepada alkohol sebagai pelarian.

Mengatasi kecanduan alkohol bisa menjadi proses yang panjang dan membutuhkan niat yang kuat,
juga didukung berbagai perawatan serta terapi. Langkah paling awal adalah melawan kecanduan
alkohol serta menerima bahwa kebiasaan ini telah mendatangkan dampak negatif terhadap kehidupan
Anda.

8
1. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Strategi Individual
Ada beberapa strategi individual yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kecanduan alkohol, antara
lain:

 Faktor Lingkungan

Waspadai faktor lingkungan di sekitar Anda yang bisa memicu Anda untuk mengonsumsi
minuman beralkohol lagi. Anda bisa memulainya dengan memberitahu keluarga dan teman
bahwa Anda berhenti minum alkohol. Meminta dukungan dari mereka untuk selalu
mengingatkan tujuan Anda. Selain itu, Anda mungkin juga perlu untuk menjauhkan diri sejenak
dari teman-teman, situasi atau tempat, yang bisa membuat Anda mengonsumsi minuman
beralkohol lagi.

 Pola Hidup Sehat

Terapkan pola hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan teratur, rutin berolahraga,
dan menerapkan pola tidur yang baik. Kebiasaan ini akan membantu mengatasi kecanduan
alkohol yang dialami.

 Lakukan kegiatan positif


Hindari aktivitas yang melibatkan alkohol. Anda bisa melakukan hobi Anda, misalnya
bercocok tanam atau berkebun, memancing, membaca buku, dan hobi lainnya yang tidak
melibatkan alkohol.

Selain itu, Anda bisa mendukung upaya tersebut dengan kegiatan seperti yoga, meditasi,
dan akupuntur. Ketiganya bisa membuat Anda lebih rileks dan mengurangi tingkat kecemasan dan stres,
atau depresi yang mungkin ditimbulkan karena berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.

2. Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis


Jika Anda sudah mencoba berbagai cara di atas dan belum berhasil lepas dari kecanduan alkohol,
maka Anda perlu segera menemui dokter untuk mendapat penanganan atau pengobatan yang efektif
sesuai tingkat kecanduan Anda.

Berikut beberapa pilihan pengobatan yang biasa direkomendasikan dokter atau tenaga ahli lainnya:

 Detoksifikasi

Program detoksifikasi akan ditawarkan sebagai penanganan pertama dan langkah penting untuk
lepas dari kecanduan alkohol. Detoksifikasi berfungsi untuk mengeluarkan alkohol dari sistem
tubuh Anda. Detoksifikasi dilakukan di pusat terapi atau pun rumah sakit. Butuh waktu
setidaknya tujuh hari untuk prosedur detoksifikasi ini. Anda juga mungkin butuh tambahan obat

9
untuk mencegah gejala ketergantungan alkohol dalam proses detoksifikasi, seperti gemetar,
kebingungan, halusinasi, dan kejang.

 Konseling dan Terapi perilaku

Umumnya dokter akan merekomendasikan Anda kepada konselor atau program penanganan
kecanduan alkohol lainnya. Program ini bertujuan membantu Anda mempelajari strategi dan
cara mengatasi dorongan untuk kembali minum. Umumnya, dorongan menjalani kebiasaan
lama semakin kuat setelah Anda kembali ke lingkungan. Konseling bisa dilakukan secara
pribadi atau pun berkelompok. Bergabung dengan orang yang sedang mengalami hal sama akan
membantu Anda untuk saling mendukung dalam mengatasi kecanduan alkohol. Ada beberapa
jenis terapi perilaku yang bisa membantu Anda untuk berhenti dari kecanduan alkohol, antara
lain:

 Cognitive-behavioral therapy (CBT). Terapi perilaku kognitif membantu Anda


mengidentifikasi perasaan dan situasi yang dapat menyebabkan Anda ingin mengonsumsi
minuman ber Anda akan diajarkan bagaimana mengelola stres dan mengubah pikiran yang
menyebabkan Anda ingin minum.
 Terapi peningkatan motivasi. Terapi ini membantu Anda membangun dan memperkuat
motivasi untuk mengubah perilaku Anda, terkait kecanduan alkohol.
 Konseling keluarga, mencakup pasangan dan anggota keluarga lainnya. Tak hanya membantu
memperbaiki hubungan keluarga, terapi ini juga merupakan wujud dari dukungan keluarga
terhadap tujuan Anda untuk bebas dari kecanduan alkohol.

 Obat-Obatan

Ada beberapa obat medis yang digunakan untuk mengatasi kecanduan alkohol. Obat-obatan tersebut
antara lain:

 Disulfiram
Disulfiram merupakan obat yang dapat digunakan sebagai terapi pendukung dalam mengatasi
ketergantungan alkohol.
 Acamprosate
Acamprosate adalah jenis obat terbaru untuk membantu memerangi kecanduan alkohol. Obat
ini mengubah kimia otak agar menurunkan rasa cemas, kekesalan, serta rasa kecanduan akibat
alkohol.
 Naltrexone
Naltrexone dapat diberikan dalam bentuk tablet atau obat suntik. Obat ini bekerja dengan

10
menghalangi efek "senang atau nyaman" yang ditimbulkan oleh alkohol di otak Anda. Hal ini
akan membantu Anda untuk merasa tidak perlu dan enggan mengonsumsi minuman beralkohol.

11
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alkohol adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah golongan zat yang bekerja
secara selektif, terutama pada otak, yang dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif,
persepsi, dan kesadaran seseorang. Alkohol dapat menyebabkan kecanduan bagi orang yang
mengonsumsinya.

Pencengahan dapat dilakukan secara umum, dalam lingkungan keluarga, maupun masyarakat luas.
Adapun penanggulangannya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti yang telah disebutkan diatas.

B. Saran
Harus adanya pengawasan yanng ketat terutama dari pihak keluarga agar tidak terjadi
penyalahgunaan dalam mengonsumsi alkohol, harus ada tindakan yang tegas terhadap pelaku yang
sudah ketergantungan terhadap minuman beralkohol, juga peran masyarakat dan orangtua yang sangat
mempengaruhi terhadap pencegahan beredarnya minuman beralkohol serta orang yang
mengonsumsinya.

12
Daftar Pustaka

Budiman. (2009). Masalah Kesehatan Akibat Alkohol dan Merokokdalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Internal Publishing.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gao, B. (2011 ). Alcoholic liver disease . pathogenesis and new therapcutic targets. Gastroenterology ,
14-85.

Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan dari Life-Span Development). Jakarta:
Erlangga.

wardlaw, G. (2012). contempory nutrition. a functional approach, 672-677.

13
LAMPIRAN

Prosedur Percobaan Demonstransi Manfaat Alkohol Sebagai Alternative Bahan Bakar

Alkohol 90%

Siapkan minuman bersoda dan keluarkan


isinya dengan melubangi kalengnya
dengan jarum suntik
Kaleng soda yang telah kosong
kemudian diisi dengan alkohol 90%
melalui lubang yang telah dibuat
sebelumnya dengan jarum suntik
Kaleng soda yang telah berisi alkohol
90% kemudian dipanaskan diatas nyala
api kecil lilin
Arahkan nyala api dari korek tepat
didepan bekas lubang jarum suntik pada
kaleng soda
Amati arah nyala api pada korek tersebut

Nyala api dari alkohol

14

You might also like