You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

TELAAH KESIAPSIAGAAN MANAJEMEN TERHADAP KONDISI


DARURAT KEBAKARAN DI PT. X (PULP & PAPER) TAHUN 2017

Bagas Satrio Priambudi, Bina Kurnawan, Badju Widjasena

*BagasSatrioPriambudi, bagas.satrio.priambudi@gmail.com

ABSTRACT
Fire is one of the disasters that can cause loss of life, material, decreased
productivity, business interruption, and social losses. Fire prevention can be
created by the policy of management to overcome fire, the organization of fire
prevention, the existence of fire prevention procedures and fire training. The
purpose of this study is to analyze the preparedness of management in the face
of fire emergency at PT. X. This research is descriptive research. Subjects in this
study were OHS managers, Fire Supervisors, Head of Security and Role of Fire.
Data obtained through in-depth interviews and observation methods. The results
of this study indicate that there is fire management covering procedures, risk
assessment, human resources provision, emergency relief team, and fire
prevention facilities and infrastructure running in accordance with its function, the
fire management was established by the manager although not yet wearing the
mark A special identifier, all fire fighters teams have been trained, already have
coordinated emergency response procedures with local firefighters, have posts to
anticipate emergencies, periodic training programs, have not held meetings every
three months, have not held any training every six months Once, there is a
procedure about the training procedures. The advice of this study for
management is to provide a special identification to the fire management team to
identify the identity and authority of the fire prevention team, conduct fire-fighting
team meetings, at least every three months to discuss issues related to
preparedness and fire prevention tips and to include All residents of the building,
at least every six months to carry out fire rescue exercises to improve
preparedness to cope with fires.

Keywords : Management, Fire Prevention, Organization Fire Prevention, Fire


Training.

PENDAHULUAN kebakaran juga berkontribusi


Kebakaran dapat disebabkan terhadap timbulnya kebakaran,
oleh berbagai macam faktor, namun khususnya kebakaran kawasan
secara umum faktor- faktor yang industri dan permukiman.2Kerugian
menyebabkan kebakaran yaitu yang timbul akibat kebakaran antara
faktor manusia dan faktor teknis.1 lain kerugian jiwa, kerugian materi,
Kasus kebakaran di Indonesia menurunnya produktivitas,
sekitar 62,8% disebabkan oleh gangguan bisnis, dan kerugian
listrik atau adanya hubungan sosial.1 Pada tahun 2010, dari
pendek arus listrik. Penataan ruang 1.331.500 kejadian kebakaran di
dan minimnya prasarana Amerika Serikat, jumlah kerugian
penanggulangan bencana yang ditimbulkan antara lain

336
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kematian sebanyak 3.120 jiwa, dan pengurangan kemiskinan.


17.720 injuri, dan kerugian langsung Konferensi tersebut mengadopsi
karena rusaknya properti sebesar lima prioritas tindakan yaitu
11.593.000.000 dolar.3Sedangkan memastikan bahwa pengurangan
di DKI Jakarta pada tahun 2016 risiko bencana ditempatkan sebagai
mengalami 1.139 kasus kebakaran. prioritas nasional dan lokal dengan
Kasus terbanyak diakibatkan oleh dasar institusional yang kuat dalam
korsleting listrik yakni 836 kasus. pelaksanaannya ; mengidentifikasi,
Peristiwa kebakaran itu telah mengevaluasi, dan memonitor
menelan korban tewas 20 orang risiko-risiko bencana dan
dan kerugian bagi 3. 618 KK atau meningkatkan pemanfaatan
11.719 jiwa, kerugian material peringatan dini ; menggunakan
mencapai Rp. 212.000.000.000, pengetahuan, inovasi, dan
dengan objek terbanyak yang pendidikan untuk membangun suatu
terbakar adalah bangunan budaya aman dan ketahanan pada
perumahan mencapai 343 unit.4 semua tingkatan serta mengurangi
Kawasan industri khususnya faktor-faktor risiko dasar dalam
yang menggunakan bahan yang memperkuat kesiapsiagaan
mudah terbakar dan terdapat terhadap bencana dengan reaksi
proses kerja sangat berpotensi yang efektif pada semua tingkatan.5
menimbulkan kebakaran memiliki Salah satu prioritas tindakan
tingkat risiko kebakaran yang lebih dalam Kerangka Aksi Hyogo adalah
tinggi dibandingkan dengan tentang kesiapsiagaan manajemen
perkotaan, pemukiman dan tempat bencana. Kesiapsiagaan
umum. Untuk itu Undang-undang manajemen bencana adalah setiap
Nomor 1 tahun 1970 tentang aktivitas sebelum terjadinya
keselamatan kerja telah mengatur bencana yang bertujuan secara
bahwa setiap tempat kerja harus operasional dan memfasilitasi reaksi
melakukan upaya untuk yang efektif ketika terjadi suatu
menciptakan tempat kerja yang bencana. Kesiapsiagaan
sehat dan selamat, termasuk dari manajemen bencana harus
bahaya kebakaran. diterapkan terutama pada daerah
Manajemen bencana sering kali yang berisiko bencana.6
hanya sebatas reaksi jangka PT. X merupakan perusahaan
pendek dan kurang berorientasi yang memproduksi berbagai jenis
pada tindakan proaktif kertas, seperti kertas cetak, tulis
kesiapsiagaan serta upaya jangka dan produk kemasan. Yang mana
panjang. Konferensi Dunia tentang dalam setiap proses produksinya
Upaya Pengurangan Risiko menggunakan bahan-bahan kimia
Bencana pada tahun 2005 yang berpotensi menyebabkan
menghasilkan “Kerangka Aksi kebakaran seperti oli, solar dan
Hyogo” 2005-2015, dengan tema metanol. Tercatat beberapa sudah
“Membangun Ketahanan Negara beberapa kali PT. X mengalami
dan Masyarakat terhadap Bencana” kebakaran seperti pada tahun 2013
menekankan bahwa berbagai upaya terjadi kebakaran pada panel di
untuk mengurangi risiko bencana area converting 3, tahun 2014
sebaiknya terintegrasi secara kebakaran pada panel, tahun 2015
sistematis dalam kebijaksanaan, kebakaran pada forklift dan tahun
perencanaan, dan program bagi 2016 kebakaran karena korsleting.
pembangunan berkesinambungan Kesiapsiagaan manajemen dalam

337
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menghadapi kondisi darurat Terdapat dua komponen


kebakaran adalah bagian penting penilaian yang sudah memenuhi
dari sistem proteksi kebakaran kriteria penilaian untuk komponen
secara keseluruhan. manajemen penanggulangan
kebakaran, seperti yang ditampilkan
METODE pada Tabel 1. Terdapat manajemen
Desain penelitian ini adalah penanggulangan kebakaran yang
deskriptif dengan pendekatan mencakup prosedur, risk assesment,
analisis deskriptif untuk penyediaan sumber daya manusia,
mengidentifikasi kesiapsiagaan tim penanggulangan keadaan
manajemen dalam menghadapi darurat, serta sarana dan prasarana
kondisi darurat kebakaran di PT. X, penanggulangan kebakaran.
dengan penyesuaian berupa
pengecualian terhadap variabel yang Tabel 2. Organisasi
tidak dapat diterapkan pada kondisi Penanggulangan Kebakaran
bangunan. Kemudian, dilakukan No Komponen Keteran
penilaian dan telaah manajemen gan
penanggulangan kebakaran 1. Terdapat organisasi Sesuai
menggunakan pedoman Kepmen kebakaran
PU No.11/KPTS/2000 tentang
ketentuan teknis manajemen No Komponen Keterang
penanggulangan kebakaran di an
perkotaan. Setelah itu, dilakukan 2. Terdapat tim Sesuai
wawancara mendalam (indepth kebakaran
interview) pada subjek penelitian. 3. TPK dibentuk Sesuai
Data dikumpulkan dengan pengelola
cara wawancara mendalam kepada 4. TPK Tidak
responden dan lembar observasi menggunakan ID Sesuai
sebagai pedoman tentang ketentuan card
teknis manajemen penanggulangan 5. Peran kebakaran Tidak
kebakaran. Untuk membuat data setiap 10 Sesuai
penelitian lebih akurat data karyawan
dibandingkan ke informan triangulas 6. Petugas terlatih Sesuai
sebagai sarana untuk mencapai
keabsahan data.. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan di PT. X,
Hasil Observasi terdapat empat dari enam
Tabel 1. komponen yang telah memenuhi
ManajemenPenanggulanganKebaka kriteria penilaian. Komponen yang
ran di PT. X belum sesuai dengan standar yang
No Komponen Keterangan berlaku yaitu belum ditunjuknya 1
1. Terdapat Sesuai peran kebakaran setiap 10
Manajemen karyawan dan belum adanya tanda
penanggulangan pengenal khusus yang diberikan
kebakaran kepada tim penanggulangan
2. Fungsi Sesuai kebakaran.
manajemen
penanggulangan Tabel 3. ProsedurTanggapDarurat
kebakaran di PT. X
No Komponen Keterangan

338
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Terdapat Sesuai PEMBAHASAN


prosedur 1. Manajemen Penanggulangan
tanggap darurat Kebakaran di PT. X
2. Koordinasi Sesuai PT. X merupakan
dengan perusahaan besar dengan luas
pemadam total 28 hektar. Perusahaan
sekitar menerapkan manajemen
3. Pos berfungsi Sesuai penanggulangan kebakaran
dengan sesuai regulasi.. Bangunan
semestinya gedung harus diproteksi
4. Kelengkapan Sesuai terhadap kemungkinan
prosedur terjadinya bahaya kebakaran
serta kesiagaan akan kesiapan
pengelola dan pekerja
Terdapat empat komponen
bangunan dalam
yang telah memenuhi syarat untuk
mengantisipasi kebakaran,
penilaian komponen prosedur
khususnya pada tahap awal
tanggap darurat. Seperti yang
kejadian kebakaran.11
ditampilkan pada Tabel 3, PT. X
Sesuai dengan
sudah memiliki prosedur tanggap
penuturan IU, manajemen
darurat yang terkoordinasi dengan
penanggulangan kebakaran di
pemadam kebakaran setempat dan
PT. X sudah mencakup
juga telah memiliki pos untuk
prosedur, penyediaan sumber
mengantisipasi keadaan darurat.
daya manusia, tim
penanggulangan keadaan
Tabel 4. Pelatihan Penanggulangan
darurat, sarana dan prasarana
Kebakaran dan Evakuasi
penanggulangan kebakaran.
No Komponen Keterangan Prosedur sudah dibuat oleh
1. Terdapat Tidak pengelola dan harus dipatuhi
program latihan Sesuai oleh semua pekerja guna
kebakaran untuk mencapainya tujuan
2. Pertemuan Tim Tidak serta terciptanya pengawasan
Kebakaran Sesuai yang baik dengan
3. Latihan oleh Tidak menggunakan urutan-urutan
seluruh pekerja Sesuai yang logis dan dilakukan
secara berulang-ulang.22
Hanya terdapat satu komponen Sumber daya manusia yang
yang telah memenuhi kriteria ada di PT. X sudah mumpuni
penilaian untuk komponen untuk menanggulangi keadaan
pelatihan dan evakuasi, seperti darurat karena sudah diberikan
yang ditampilkan pada Tabel 4. PT. pelatihan secara periodik guna
X belum melakukan pelatihan untuk mencegah, mengurangi
secara periodik, belum dan memadamkan api sesuai
mengadakan pertemuan rutin dengan UU No. 1 Tahun 1970
setiap tiga bulan sekali untuk pasal 3 ayat 1.23 Tim
mendiskusikan masalah terkait Penanggulangan kebakaran di
penanggulangan kebakaran dan PT. X terdiri dari manajer OHS,
juga belum rutin mengadakan supervisor fire, kepala
pelatihan setiap enam bulan sekali. keamanan (security) dan peran
kebakaran untuk mencapai

339
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tujuan yang sama yaitu sedang, sehingga menjalarnya


menanggulangi keadaan api sedang.13Berdasarkan
darurat.24 Sarana dan hasil tersebut, PT. X harus
prasarana untuk memiliki organisasi tanggap
menanggulangi kebakaran di darurat.
PT. X mencakup sarana Sesuai dengan Kepmen
proteksi aktif dan pasif seperti PU No. 11/KPTS/2000, besar
disediakannya APAR dan kecilnya organisasi
tempat evakuasi disetiap area manajemen penanggulangan
kerja. Terpeliharanya kebakaran ditentukan oleh
prasarana dan sarana serta risiko bangunan terhadap
adanya reaksi aktif terhadap bahaya kebakaran. Organisasi
kebakaran sesuai dengan tim penanggulangan
prosedur merupakan fungsi kebakaran dibentuk oleh
dari manajemen kebakaran pemilik atau pengelola
yang ada di PT. X, sesuai bangunan gedung. Jumlah
dengan penuturan IU. minimal anggota organisasi tim
Secara umum, penanggulangan kebakaran
manajemen penanggulangan didasarkan atas jumlah pekerja
kebakaran sudah memenuhi dan jenis bahan berbahaya
regulasi sesuai dengan atau mudah terbakar/meledak
Kepmen PU No. yang disimpan dalam gedung
11/KPTS/2011, namun secara tersebut. Setiap sepuluh
penerapan belum terlaksana karyawan/pengguna bangunan
dengan optimal. Sumber daya diwajibkan menunjuk satu
manusia hanya baru sekedar orang untuk menjadi anggota
ada, belum ditunjuk 1 peran kelompok dalam organisasi tim
kebakaran setiap 10 karyawan, penanggulangan kebakaran.
belum adanya tanda pengenal Berdasarkan hasil
khusus, belum secara rutin penelitian yang dilakukan di
melakukan pertemuan untuk PT. X, diketahui bahwa jumlah
membahas penanggulangan petugas peran kebakaran di
kebakaran dan belum rutin PT. X tidak sejumlah 1 orang
mengikuti pelatihan kebakaran setiap 10 pekerja dalam setiap
setiap enam bulan sekali. unitnya. Petugas peran
kebakaran di PT. X sejumlah 1
2. Organisasi Penanggulangan orang setiap shift nya, satu
Kebakaran di PT. X shift terdiri dari 3 regu dan
PT. X adalah perusahaan masing-masing regu terdiri dari
penghasil pulp dan paper 7-8 pekerja. Hasil ini
dengan katagori bahaya menunjukkan bahwa terdapat
kebakaran sedang 2. Tempat ketidaksesuaian antara
kerja yang masuk kedalam temuan di lapangan dengan
katagori bahaya kebakaran Kepmen PU No.
11
sedang 2 mempunyai jumlah 11/KPTS/2000. Berdasarkan
dan kemudahan terbakar hasil wawancara,
sedang, menimbun bahan ketidaksesuaian ini disebabkan
dengan tinggi lebih dari 4 karena pihak manajemen
meter, dan apabila terjadi merasa bahwa jumlah petugas
kebakaran melepaskan panas kebakaran 1 orang setiap 21-

340
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

24 pekerja sudah dianggap Pengelola sudah


cukup. Kondisi ini dapat menyediakan prosedur
menimbulkan dampak negatif, tanggap darurat yang harus
yaitu apabila terjadi kondisi dipatuhi semua karyawan
darurat kebakaran hanya akan maupun pengunjung, seperti
mengandalkan satu orang saja menurut penuturan IU.
yang dianggap memiliki Pengelola juga sudah
kemampuan untuk mengkoordinasikan prosedur
menanggulangi kebakaran tanggap darurat dengan
sehingga kerugian tidak dapat pemadam kebakaran setempat
di minimalisir. untuk menanggulangi kejadian
Dari hasil kebakaran dan juga telah
perbandingan, didapatkan memiliki pos untuk
hasil bahwa organisasi dan tim mengantisipasi keadaan
penanggulangan kebakaran darurat. Prosedur tanggap
PT. X belum terlaksana darurat meliputi pemberitahuan
optimal sesuai dengan standar awal terjadinya keadaan
yang berlaku. Hal tersebut darurat yang ditugaskan
dikarenakan belum adanya kepada kepala keamanan,
tanda pengenal khusus yang pemadaman kebakaran yang
seharusnya diberikan kepada tersedia dari PT. X dan
tim penanggulangan pemadam kebakaran
kebakaran masih dalam tahap setempat. Evaluasi jika
rencana dan tidak sesuainya terjadinya kecelakaan, serta
jumlah petugas peran pemeliharaan peralatan
kebakaran yang ada di proteksi kebakaran yang
lapangan dengan jumlah dilakukan secara periodik
petugas peran kebakaran yang tergantung dengan jenisnya.
disyaratkan oleh Kepmen PU Menurut IT3, semua petugas
No. 11/KPTS/2000. yang ingin memadamkan api
harus sadar akan kapasitas.
3. Prosedur Tanggap Darurat Jika api belum meluas bisa
Kebakaran di PT. X langsung dipadamkan tetapi
Prosedur tanggap jika api sudah terlanjur meluas
darurat merupakan komponen sebaiknya petugas segera lari
dalam manajemen ke tempat evakuasi.
penanggulangan kebakaran Dari hasil perbandingan,
yang tercantum dalam didapatkan hasil bahwa PT. X
Kepmen PU No. sudah memiliki prosedur
11/KPTS/2000 dan harus tanggap darurat yang sesuai
dimiliki setiap bangunan dengan peraturan yang berlaku.
gedung, khususnya dalam Yaitu prosedur tanggap darurat
rangka pencegahan dan yang mencakup pemberitahuan
penanggulangan kebakaran. awal, pemadaman kebakaran
Dengan mengikuti prosedur manual, pelaksanaan evakuasi,
tersebut diharapkan tidak pemeriksaan dan peralatan
terjadi kebakaran atau proteksi kebakaran dan
peristiwa kebakaran dapat sebagainya.
diminimalkan.

341
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Pelatihan Kebakaran dan Berdasarkan hasil


Evakuasi di PT. X perbandingan, didapatkan hasil
Tujuan dari pendidikan bahwa pelatihan kebakaran dan
dan pelatihan penanggulangan evakuasi di PT. X belum
kebakaran adalah untuk terlaksana optimal sesuai
meningkatkan mutu dan dengan standar yang berlaku.
kemampuan baik dalam Pengelola sudah mengadakan
bidang substansi pelatihan penanggulangan
penanggulangan kebakaran kebakaran dan evakuasi, namun
maupun kepemimpinan yang tidak dilaksanakan secara
berorientasi pada kesamaan periodik. Pelatihan tidak
pola pikir dan keterpaduan dilaksanakan secara periodik
gerak yang dinamis dan disebabkan oleh kepadatan
bernalar. Selain itu, pelatihan jadwal manajemen dan
juga bertujuan untuk anggaran dana yang minim.
menciptakan kesiapsiagaan Tidak diadakannya pelatihan
anggota tim penanggulangan penanggulangan kebakaran
kebakaran dalam menghadapi secara periodik dapat
kebakaran agar mampu menyebabkan pekerja lupa
bekerja secara efektif dan teknis penanggulangan
efisien.11 kebakaran sehingga apabila
Pengadaan dan suatu saat terjadi kondisi darurat
keikutsertaan seluruh personil kebakaran maka akan terjadi
tim penanggulangan dalam kegagalan dalam upaya
latihan penanggulangan penanggulangannya. Pelatihan
kebakaran dan evakuasi yang pernah diikuti oleh tim
menentukan kemampuan penanggulangan yaitu
personil tim saat menghadapi penggunaan APAR dan hidran
kondisi darurat seperti serta latihan penyelamatan
kebakaran. Pelatihan kebakaran. Sedangkan untuk
penanggulangan kebakaran latihan penyelamatan kebakaran
dan evakuasi juga merupakan yang melibatkan seluruh pekerja
komponen penting dalam belum pernah dilaksanakan,
manajemen penanggulangan namun masih dalam proses
kebakaran yang tercantum perencanaan. Latihan
dalam Kepmen PU No. penyelamatan yang melibatkan
11/KPTS/2000.11 Pelatihan seluruh pekerja sebaiknya
yang pernah diadakan oleh segera diwujudkan karena hal
PT. X mencakup cara ini akan sangat bermanfaat
penggunaan APAR, prosedur untuk meminimalisir kerugian
evakuasi, cara-cara apabila terjadi kondisi darurat
pencegahan kebakaran dan kebakaran.
cara menggunakan first aid kit. PT. X belum
Menurut IT2, pelatihan mengadakan pertemuan rutin
kebakaran dan evakuasi untuk mendiskusikan masalah
sangat memberikan manfaat yang menyangkut kesiagaan
dalam cara-cara untuk dan penanggulangan kebakaran
memadamkan api, baik secara secara periodik. Kondisi ini
modern maupun tradisional. disebabkan padatnya jadwal
kerja sehingga kegiatan

342
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pertemuan yang membahas kriteria dan tiga komponen


masalah menyangkut yang belum memenuhi
kesiapsiagaandan kriteria yang ditentukan.
penanggulangan belum Dimana PT. X belum
dilaksanakan secara rutin. melakukan pelatihan secara
Dampak negatif dari tidak periodik, tim penanggulangan
diadakannya pertemuan rutin ini kebakaran belum
adalah masalah-masalah dasar mengadakan pertemuan
yang berkenaan dengan untuk mendiskusikan tentang
kesiapsiagaan dan masalah yang menyangkut
penanggulangan kebakaran kesiapsiagaan seluruh
tidak diketahui sehingga tidak anggota dalam
ada solusi untuk menanggulangi penanggulangan kebakaran
masalah yang ada. minimal setiap tiga bulan
sekali dan belum
KESIMPULAN diadakannya latihan
1. Manajemen penanggulangan penyelamatan kebakaran
kebakaran sudah optimal, yang diikuti oleh seluruh
diperoleh dua komponen pekerja bangunan setiap
yang sudah memenuhi enam bulan sekali.
kriteria yang ditentukan.
Kriteria tersebut yaitu sudah DAFTAR PUSTAKA
adanya manajemen 1. Ramli, S, 2010, Petunjuk
penanggulangan yang Praktis Manajemen
mencakup prosedur, risk Kebakaran (Fire
assesment, penyediaan Management). Dian Rakyat,
sumber daya manusia serta Jakarta.
sarana dan prasarana 2. Nugroho, Supto Purwo.
penanggulangan kebakaran 2010. Karakteristik Bencana
yang berjalan sesuai dengan Gagal Teknologi di
fungsinya. Indonesia. Jurnal dialog
2. Organisasi penanggulangan penanggulangan bencana
kebakaran belum optimal , vol. 1 No.1
diperoleh empat komponen 3. Karter, Michael J. 2011. Fire
yang sudah memenuhi loss in United States during
kriteria dan dua komponen 2009
belum memenuhi kriteria 4. http://jakarta.bisnis.com/read/
yang ditentukan. Dimana 20161224/77/614774/sepanj
belum ditunjuknya peran ang-2016-di-dki-terjadi-
kebakaran setiap sepuluh 1.139-kasus-kebakaran
karyawan dan tim diakses pada tanggal 11 Mei
penanggulangan kebakaran 2017
belum memiliki tanda 5. ISDR.2005. Kerangka Kerja
pengenal khusus untuk Aksi Hyogo 2005-2015.
mengemukakan identitas dan World Conference of Disaster
tugasnya. Reduction 18-22 January,
3. Pelatihan kebakaran dan Kobe, Hyogo, Japan
evakuasi belum optimal, 6. Baghdady, A. 2005.
diperoleh satu komponen Kesiapsiagaan pada
yang sudah memenuhi

343
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bencana Tsunami. Jakarta: Concept, Guidance, and,


Cakrawala Publishing Research, Boulder,
7. Urata. 2009. Keperawatan University of Colorado
Bencana (Ed. 1) Banda 16. Saryono dan Dwi Anggraeni,
Aceh: Forum Keperawatan Mekar. Metode Penelitian
Bencana Kualitatif dan Kuantitatif
8. Peraturan Kepala Badan dalam Bidang Kesehatan.
Nasional Penanggulangan Yogyakarta: Nuha Medika,
Bencana Nomor 4 Tahun 2013
2008 Tentang Pedoman 17. Murti, Bhisma. Desain dan
Penyusunan Rencana Ukuran Sampel untuk
Penanggulangan Bencana Penelitian Kualitatif dan
9. Suma’mur PK. Keselamatan Kuantitatif di Bidang
Kerja dan Pencegahan Kesehatan. Jakarta: Gadjah
Kecelakaan. Jakarta Haji Mada University Press. 2006.
Mas Agung; 1996. 18. SNI 03-1736-2000 tentang
10. http:/www.firesafe.org.uk/info Tata Cara
rmation-about-the-fire- PerencanaanSistemProtekas
triangletetrahedron-and- iPasifuntukPencegahanBaha
combustion/ diakses pada yaKebakaranPadaBangunan
tanggal 11 April 2017 Rumah Dan Gedung.
11. Keputusan Menteri Negara 19. Bungin, B. Metode Penelitian
Pekerjaan Umum Nomor: Kualitatif Aktualisasi
11/KPTS/2000 Tentang Metodologi ke Arah Ragam
Ketentuan Teknis Varian Kontemporer. Jakarta:
Manajemen Penanggulangan PT Raja Grafindo. 2003
Kebakaran di Perkotaan 20. Priyoto. Teori Sikap dan
12. Dodon. 2013. Indikator dan Perilaku dalam Kesehatan
Perilaku Kesiapsiagaan Dilengkapi dengan Contoh
Masyarakat di Permukiman Kuesioner. Yogyakarta: Nuha
Padat Penduduk dalam Medika. 2014
Antisipasi Berbagai Fase 21. Peraturan Pemerintah
Bencana Banjir. Jurnal Republik Indonesia Nomor
Perencanaan Wilayah dan 101 Tahun 2014 Tentang
Kota, Vol.24 No. 2 Pengelolaan Limbah Bahan
13. Keputusan Menteri Tenaga Berbahaya dan Beracun.
Kerja RI No. Kep- 22. Mulyadi. 2001. Sistem
186/MEN/1999 Tentang Unit Akuntansi Edisi Tiga.
Penanggulangan Kebakaran Jakarta: Salemba Empat
di Tempat Kerja 23. UU No. 1 Tahun 1970
14. Keputusan Menteri Tenaga tentang Keselamatan Kerja.
Kerja dan Transmigrasi RI Pasal 3 ayat 1
No. 718 Tahun 2013 Tentang 24. RA, Supriyono, 2000, Sistem
Penetapan Rancangan Pengendalian Manajemen,
Standar Kompetensi Kerja Buku 2, Edisi 1, Yogyakarta
Nasional Indonesia Sektor BPFE UGM
Industri Sub Sektor Industri 25. Keputusan Direktur Jenderal
Kertas Pembinaan Pengawasan
15. Sutton Jeannete, 2006, Ketenagakerjaan No: KEP-
Disaster Preparedness: 84/PPK/X/2012 tentang Tata

344
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Cara Penyusunan Dokumen


Pengendalian Potensi
Bahaya Besar dan
Menengah.

345

You might also like