You are on page 1of 3

Epidural hematoma

Epidural atau ekstradural hematoma (EDH) adala traumatic brain injury dimana darah terletak di antara
duramater dan tulang tengkorak

Spinal cord juga dilapisi oleh lapisan duramater, jadi perdarahan epidural bisa juga terjadi di columnna
sinalis. Jika disebabkan oleh trauma, kondisi ini potensial menyebabkan kematian karena kumpulan darah
bisa menyebabkan tekanan intrakranial otak, menekan jaringan otak dan pergeseran midline.

Prevalensi EDH adalah 1-3 % dari trauma kepala. Sekitar 15-20% epidural hematoma adalah fatal.

Signs and symptoms

Epidural, subdural, and subarachnoid hemorrhages are extra-axial bleeds, occurring outside of the brain
tissue, while intra-axial hemorrhages, including intraparenchymal and intraventricular hemorrhages, occur
within it.

Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang disertai lateralisasi, kadang didahului oleh
lucid interval. Gejala adanya lucid interval bukan merupakan tanda pasti adanya EDH karena dapat terjadi
pada pendarahan intrakranial yang lain, tetapi lucid interval dapat dipakai sebagai patokan dari
prognosenya makin panjang lucid interval makin baik prognose penderita EDH (karena otak mempunyai
kesempatan untuk melakukan kompensasi).

Gejala EDH
 Penurunan kesadaran
 Luci interval
 Adanya lateralisasi
 Pupil anisokor dan dilatasi pada sisi EDH (ipsilateral)
Disebabkan oleh adanya penekanan nervus cranialis III. Posisi mata akan turun karena
berlawanan dengan inervasi CN IV dan VI
 Hemiplegia/parese kontralateral lokasi EDH karena penekanan traktus piramydalis
 Hilangnya lapangan pandangan penglihatan kontralateral dari lesi, karena kompresi arteri
cerebralis posterior pada sisi lesi
 Tonsillar herniasi yang bisa menyebabkan respiratory arrest apabila ada keterlibatan struktur
medullary

aliciaagustine
 Pada EDH yang terjadi di fossa cranialis posterior, menyebabkan herniasi tonsillar dan
menyebabkan Cushing's triad: hypertension, bradycardia, dan irregular respiration.

EDH berlangsung cepat karena berasal dari arteri yang mempunyai tekanan tinggi. Ukuran EDH mencapai
maksimal 6-8 jam setelah trauma, yaitu sebanyak 25 sd 75 cc darah dalam intracranial space. Seiring
perkembangan hematoma, ia memisahkan duramater dari tulang tengkorak menyebabkan sakit kepala yang
hebatAs the hematoma expands, it strips the dura from the inside of the skull, causing an intense headache.
Hematoma yang lebih besar menyebabkan kerusakan lebih hebat, dapat menyebabkan kompresi brain
stem, penurunan, abnormal posturing dan abnormal pupil responses to light.

Cause

Penyebab utama EDH adalah traumatic yang berasal dari acceleration-deceleration trauma dan transverse
forces. Mayoritas perdarahan berasal dari a. meningea media, terutama di regio temporal. Daerah pterion
di daerah a.meningea media relatif lemah dan rentan injury. Hanya sebanyak 20-30% dari EDH terjadi di
selain di temporal. EDH biasanya ditemukan di sisi yang sama tempat terjadi benruran, jarang bersifat
countercoup.

Diagnosis

Pada MRI dan CT scan, EDH berbentuk convex karena ekspansi darah berhenti sesuai struktur tengkorak,
dimana duramater masih melekat erat pada tulang.

EDH bisa disertai oleh SDH atau terjadi sendiri. CT scan menunjukkan adanya EDH dan SDH pada 20% pasien
yang tidak sadar.

Treatment

Indikasi operasi craniotomi pada EDH


 GCS 15 dengan nyeri kepala hebat dan tidak hilang dengan pemberian analgetik
 Pada CT Scan, perdarahan dengan volume >20 cc,
 EDH dengan tebal lebih dati 1 cm
 Adanya midline shift > 5mm

Pada penderita yang dicurigai adanya EDH yang tidak memungkinkan dilakukan diagnose radiologis CT Scan
maka dapat dilakukan diagnostik eksplorasi yaitu “Burr hole explorations” yaitu membuat lubang burr untuk
mencari EDH biasanya dilakukan pada titik- titik tertentu.
Urutan lokasi burr hole yaitu
 Pada tempat jejas/hematom
 Pada garis fraktur
 Pada daerah temporal - frontal (2 CM didepan sutura coronaria) - parietal - occipital.

Prognose dari EDH biasanya baik, kecuali dengan GCS datang kurang dari 8, datang lebih dari 6 jam umur
lebih dari 60 tahun (Bajamal A.H , 1999).

aliciaagustine
Of the spine

Bleeding into the epidural space in the spine may also cause epidural hematoma. These may arise
spontaneously (e.g. during childbirth), or as a rare complication of epiduralanaesthesia or of surgery (such
as laminectomy).

The anatomy of the epidural space is such that spinal epidural hematoma has a different clinical
presentation from intracranial epidural hematoma. In the spine, the epidural space contains loose fatty
tissue and a network of large, thin-walled veins, referred to as the epidural venous plexus. The source of
bleeding in spinal epidural hematoma is likely to be this venous plexus. Anatomical abnormalities and
bleeding disorders make these lesions more likely. They may cause pressure on the spinal cord or cauda
equina, which may present as pain, muscle weakness, or dysfunction of the bladder and bowel. The
diagnosis may be made on clinical presentation, but CT or MRI scan is usually performed for confirmation.
The treatment is surgical decompression. The incidence of epidural hematoma following epidural
anaesthesia is difficult to quantify; estimates vary from 1 per 10,000 to 1 per 100,000 epidural anaesthetics.

aliciaagustine

You might also like