Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2018/2019
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat islam yang di wahyukan Allah kepada
Muhammad melalui Malaikat jibril. Secara harfiah Qur’an berarti bacaan. Namun ummat
islam merujuk Al-Qur’an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalam komposisi,
bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan. Penurunan Al-Qur’an terjadi secara
bertahap atau beransur-ansur. Walau Al-Qur’an lebih banyak ditransfer melalui hafalan,
namun sebagai tambahan banyak pengikut islam pada masa itu yang menuliskannya pada
tulang, batu "batu dan dedaunan. Umat Islam percaya bahwa Al-Q ur’an yang ada saat ini
sudah selesai sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian dikirim lagi ke
pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al-Qur’an tersebut.
Dengan peradaban industrial ini bukan berarti cara kita atau akhlak kita berkembang
juga terhadap Al-Qur’an. Tetapi kita harus tetap mencontoh umat-umat terdahulu dalam
prilakunya terhadap Al-Qur’an. Maka diharapkan tulisan ini bisa membantu pembaca untuk
mengetahui dan memahami akhlak kita terhadap Al-Qur’an yang sebenarnya, yang
diajarkan oleh Nabi kita dan umat terdahulu. Serta tulisan dengan judul “Akhlak Terhadap
Al-Qur’an” ini diangkat untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Akhlak atau Sertifikasi II
Fakulta Hukum Universitas Ahmad Dahlan.
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (QS. Al-Aḥzab :21)
Maka dari ayat tersebut menjadi acuan kita untuk berakhlak. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa, akhak terhadap AlQur’an adalah suatu sikap atau prilaku yang baik
terhadap perlakuan kita kepada Al-Qur’an yang langsung timbul tulus dari hati nurani.
Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Seperti yang kita ketahui
bahwasannya akhlak Rasulullah itu adalah Al-quran.
َ ص َحابِ ِهًا ْق َر ُءوا ْالقُ ْرآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة
ش ِفيع ْ َ ا ِِل
“Bacalah Al-Qur’an sesungguhnya ia akan menjadi penolong pembacanya di hari
kiamat.” (Muslim dari Abu Umamah).
َُاق لَه َ سفَ َرةِ ْال ِك َر ِام ْالبَ َر َرةِ َوالَّذِي يَ ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآنَ َويَتَت َ ْعت َ ُع ِفي ِه َو ُه َو
ٌّ علَ ْي ِه ش ِ ْال َما ِه ُر بِ ْالقُ ْر
َّ آن َم َع ال
ِ أ َ ْج َر
ان
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan baik
dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata, ia mendapatkan dua
pahala.” (Muttafaq Alaih dari Aisyah ra.)
ٌ ف َولَ ِك ْن أ َ ِل
ف َ سنَةٌ َو ْال َح
ٌ سنَةُ ِب َع ْش ِر أ َ ْمثَا ِل َها ََل أَقُو ُل الم َح ْر َ َللاِ فَلَهُ ِب ِه َح
َّ بِ َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفا ِم ْن ِكتَا
ف ٌ ف َو ََل ٌم َح ْر
ٌ ف َو ِمي ٌم َح ْر ٌ َح ْر
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia akan memperoleh satu
hasanah (kebajikan), dan satu hasanah akan dilipat gandakan menjadi sepuluh. Aku tidak
katakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi ali satu hurf, lam satu huruf, dan mim satu
huruf.” (At-Tirmidzi)
4. Ittiba’
Ittiba’ (mengikuti )Setiap orang sangat membutuhkan rahmat Allah Azza wa
Jalla. Namun, apa sarana untuk meraih rahmat-Nya? Mengikuti al-Qur’ân itulah cara
mendapatkan rahmatAllah Azza wa Jalla.Allah Azza wa Jalla telah menjanjikan
kebaikan yang besar bagi orang yang mengikuti kitab-Nya.
Dengan dalilnya
7. Mengamalkan Al-Qur’an
Tata cara mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an Yaitu dengan cara melakukan
hal" baik yang dianjurkan/diperintahkan oleh allah swt yang terdapat pada al-qur'an dan
juga dengan mengajarkan ilmu yang miliki kepada orang lain sehingga ilmu yang kita
miliki dapat bermanfaat bagi orang lain, serta mengajak orang" di sekitar kita untuk ikut
serta membaca al-qur;an serta mengamalkannya juga.
8. Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an atau biasa juga disebut Tahfidz Qur‟an. Ini terdiri dari
dua suku kata, yaitu Tahfidz dan Qur‟an, yang mana keduanya mempunyai arti yang
berbeda. yaitu tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal dari kata dasar hafal yang
dari bahasa arab hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan
sedikit lupa.
9. Memahami Al-Qur’an
Memahami Al-Quran hukumnya adalah wajib. Dalam ayat Al-Qur’an berikut
yangartinya:
“Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur’an? Apakah karena hati
mereka terkunci mati?” (QS Muhammad/47:24).
Ada beberapa tahapan agar kita mampu untuk memahami dan mampu berinteraksi
dengan Al-Quran.
a. Memperhatikan adab tilawah.
b. Membaca satu surat, satu juz, atau satu ruku’ dengan pelan- pelan, khusyu’, tadabbur
dan penuh penghayatan. Tidak mementingkan target dalam satu hari harus selesai satu
surat, satu juz atau beberapa lembar.
c. Memperhatikan dan merenungi satu ayat, diperdalam untuk mendapatkan arti yang
terkandung dalam ayat tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan
penghayatan, mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan
berulang-ulang sampai mendapat arti yang terkandung dalam ayat tersebut.
d. Mempelajari secara rinci, susunan kata, konteks kalimat, arti yang terkandung, sebab
turunnya (asbabun nuzul), i’rab sampai betul-betul memahami seluk-beluk ayat
tersebut dan berbagai sudut pandang.
e. Memahami korelasi ayat dengan kondisi sekarang.
f. Merujuk kepada yang dipahami oleh para salafus shalih terutama pemahaman para
shahabat. Hal ini dikarenakan mereka lebih ahli dibanding Profesor Al-Quran
terpintar saat ini pun, karena mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah
saw. Oleh karena itu, dari aspek kesopanan dan aspek ilmiah, kita harus lebih
mendahulukan pemahaman para shahabat. Hal ini untuk mencegah agar Al-Quran
tidak difahami sesuai dengan hawa nafsu kita.
g. Mempelajari pendapat para ahli tafsir yang memiliki bobot ilmiah.
لر ِج ِيم
َّ ان ا
ِ طَ ش ْي
َّ اَّللِ ِمنَ ال َ ْفَإِذَا قَ َرأ
َّ ِت ْالقُ ْرآَنَ فَا ْست َ ِع ْذ ب
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
7. Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat
At-Taubah).Memulai pertengahan surat cukup dengan ta’awudz tanpa bismillahir
rahmanir rahim.
8. Hendaknya ketika membaca Al-Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk
mentadabbur (merenungkan) setiap ayat yang dibaca. Perintah untuk mentadabburi Al-
Qur’an disebutkan dalam ayat,
A. KESIMPULAN
Al-Qur’an meupakan kitab suci umat islam yang sangat mulia yang menjadi
pedoman hidup umat manusia yang terbukti akan kebenarannya dan tidak ada
keraguan didalamnya. Maka dari itu kita pun semestinya untuk berakhlak kepada
Qalam Ilahi tersebut dengan cara memuliakannya dan menunaikan segala hak-hak
kita kepada Al-Qur’an.
Supaya semua hak kita terhadap Al-Qur’an terpenuhi, kita harus memahami
dan paham akan bentuk-bentuk akhlak terhadap Al-Qur,an. Ada pun bentuk-bentuk
akhlak terhadap Al-Qur’an adalah:,Iman Kepada Al-qur’an ,Tilawah (Qira’atul
Qur’an) ,Mempelajari dan Mentadaburi Al-Qur’an,Ittiba’ ,Berhukum Dengan Al-
Qur’an ,Meyakini Al-Qur’an Sebagai Satu-satunya Pedoman ,Mengamalkan Al-
Qur’an,Menghafal Al-Qur’an, Memahami Al-Qur’an
Tidak cukup sampai disitu supay kemulian Al-Qur’an dapat kita petik, kita
pun wajib untuk menjada adab-adab kita terhadap Al-Qur’an. Dengan cara,Hendaklah
yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas, mengharapkan ridha Allah, bukan berniat
ingin cari dunia atau cari pujian. Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan
mulut yang bersih. Bau mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siwak atau bahan
semisalnya.Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Mengambil tempat
yang bersih untuk membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat anjurkan
membaca Al-Qur’an di masjid. Menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur’an. Duduk
ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan. Memulai membaca Al-
Qur’an dengan membaca ta’awudz. Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap
awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).Memulai pertengahan surat cukup
dengan ta’awudz tanpa bismillahir rahmanir rahim. Hendaknya ketika membaca Al-
Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabbur (merenungkan)
setiap ayat yang dibaca
DAFTAR PUSTAKA
Adab membaca Al-Qur’an diringkas dari penjelasan Imam Nawawi dalam At-Tibyan,
hlm. 80-87.
https://hikmatun.wordpress.com/2007/01/03/dasar-dasar-untuk-memahami-al-quran/
https://muslim.or.id/1959-bagaimana-beriman-kepada-kitab-allah.html.
https://rumaysho.com/11261-8-adab-membaca-al-quran.html.
https://www.bacaanmadani.com/2017/10/pengertian-akhlak-dalil-macam-macam.html.
https://www.dakwatuna.com/2011/07/11/13141/keutamaan-tilawah-al
quran/#axzz5jIBCRBEv