You are on page 1of 15

TORCH

Shafira Dwi Resnasari – 161 0211 119

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Definisi
TORCH adalah sebuah istilah untuk menggambarkan gabungan dari
empat jenis penyakit infeksi yang menyebabkan kelainan bawaan,
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin
bila infeksi diderita oleh ibu hamil.

• Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan

pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental

• Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh,

termasuk sistem saraf pusat dan perifer yang mengendalikan fungsi

gerak, penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta

metabolisme tubuh
DEFINISI + ETIOLOGI TO-R-C-H
Toxoplasmosis Rubella Citomegalo Herpes
Toxoplasmosis penyakit zoo Penyakit ini disebabkan Penyakit ini disebabkan Penyakit ini disebabkan
nosis yaitu penyakit pada oleh virus Rubella yang Human cytomegalovirus. Herpes simplex virus ada
hewan yang dapat terjadi karena adanya Penularannya lewat 2 tipe HSV : tipe 1 dan 2
ditularkan ke manusia. kontak dengan sekret paparan jaringan,
orang yang terinfeksi; sekresi maupun Tipe 1 : kontak dgn lesi
Penyakit ini disebabkan pada wanita hamil ekskresi tubuh yang Tipe 2 : hub seksual
oleh sporozoa yg dikenal penularan janin secara Terinfeksi
dengan nama intrauterin.
Toxoplasma gondii.

Masa inkubasi ± 9 hari Masa inkubasinya rata- Masa inkubasi antara 3- Masa inkubasi 2-12 hari.
rata 16-18 hari. 8 minggu.

Toxoplasma gondii yaitu Penyakit ini berbeda Pada bayi, infeksi yang Infeksi herpes
suatu parasit intraselluler dari toksoplasmosis didapat saat kelahiran superfisial misalnya pada
yang menginfeksi pada karena rubela hanya akan menampakkan kulit & membran mukosa
manusia dan hewan. mengancam janin gejalanya pada minggu juga pada mata.
ke 3-12.
Toxo Rubella CMV HSV
Prevalensi seropositif 3-50% 10-15% 35-90% No data

Transplasental + + + +
Intrapartum - - + +
Postnatal + + + +
EPIDEMIOLOGI
Toxoplasmosis Rubella Citomegalo Herpes
Infeksi Toxoplasma Jika infeksi terjadi pada Jika ibu hamil terinfeksi. -
berbahaya bila terjadi bulan pertama maka janin yang
saat ibu sedang hamil / kehamilan maka risiko dikandung mempunyai
pada orang dgn sistem terjadinya kelainan risiko tertular sehingga
kekebalan terganggu adalah 50%, mengalami gangguan
misal pembesaran hati,
Jika wanita hamil terinfeksi Sedangkan jika infeksi kuning, pekapuran otak,
Toxoplasma maka akibat tejadi trimester pertama ketulian, retardasi mental
yang dapat terjadi adalah maka risikonya menjadi , dan lain-lain
abortus spontan atau 25%
keguguran (4%), lahir mati
(3%) atau bayi menderita
Toxoplasmosis bawaan.

Toxoplasmosis bawaan
biasanya akan muncul
gejala ketika dewasa
GEJALA KLINIS
Toxoplasmosis Herpes Citomegalo Rubella
Pada umumnya terjadi Penderita biasanya • Demam • Demam ringan
tanpa adanya gejala yang mengalami • Leukopenia 38,9
spesifik • Demam • letih- lesu • Sakit kepala
• Salivasi • kulit berwarna kunin • Hidung
Gejala yang diderita • menolak untuk • pembesaran hati dan tersumbat
biasanya makan limpa • Pembesaran
• mirip gejala Influenza • kerusakan atau KGB
• Lelah Dengan dilakukan hambatan • Muncul ruam
• Malaise pemeriksaan menunjukan pembentukan organ warna merah
• demam adanya ulkus dangkal tubuh seperti mata, muda/pink di
• disertai hepatomegali multiple yang nyeri otak, gg mental, dll wajah dan
umumnya tidak pada mukusa lidah, dengan cepat
menimbulkan masalah gusi, dan bukal dengan Umumnya janin yang menyebar ke
vesikel pada bibir dan terinfeksi CMV lahir pundak, lengan
sekitarnya prematur dan BBLR kaki
• Nyeri pada
persendian
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan secara makroskopis, plasenta yang terinfeksi biasanya membesar dan memperlihatkan lesi yang mirip dengan
gambaran khas dari eritroblastosis fetalis. Villi akan membesar, oedematus dan sering immatur pada umur
kehamilan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran organisme dalam sel.
Organisme sulit ditemukan pada plasenta, tetapi bila ditemukan biasanya terdapat dalam bentuk kista di korion atau jaringan subkorion

Pemeriksaan yang baru dan saat ini sering digunakan adalah dengan enzyme-linnked immunosorbent assay (ELISA).
Pemeriksaan yang sering digunakan adalan dengan mengukur jumlah IgG, IgM atau keduanya.
IgM dapat terdeteksi lebih kurang 1 minggu setelah infeksi akut dan menetap selama beberapa minggu atau bulan.
IgG biasanya tidak muncul sampai beberapa minggu setelah peningkatan IgM dan dapat menetap sampai beberapa tahun

Secara optimal, antibodi IgG terhadap toksoplasmosis dapat diperiksa sebelum konsepsi, dimana adanya IgG yang spesifik untuk
toksoplasma memberikan petunjuk adanya perlindungan terhadap infeksi yang lampau.

Pada wanita hamil yang belum diketahui status serologinya, adanya titer IgG toksoplasma yang tinggi sebaiknya diperiksa titer IgM
spesifiktoksoplasma. Adanya IgM menunjukkan adanya infeksi yang baru saja terjadi.

Tetapi harus diingat bahwa IgM dapat terdeteksi selama lebih dari 4 bulan bila menggunakan fluorescent antibody test, dan dapat le
bih dari 8 bulan bila menggunakan ELISA.
Pedoman yang digunakan dalam menilai hasil serologi :
1. Infeksi primer akut dapat dicurigai bila
a) Terdapatnya serokonversi IgG atau peningkatan IgG 2-4 kali lipat dengan interval 2-
3 minggu.
b) Terdapatnya IgA dan IgM positif menunjukkan infeksi 1-3 minggu yang lalu.
c) IgG avidity yang rendah
d) Hasil Sabin-Feldman/ IFA >300 IU/ml atau 1:1000
e) IgM-IFA 1:80 atau IgM-ELISA 2.600 IU/ml
2. IgG yang rendah dan stabil tanpa disertai IgM diperkirakan merupakan infeksi lampau.
3. Satu kali pemeriksaan dengan IgG dan IgM positif tidak dapat dipastikan sebagai infeksi
akut dan harus dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan lain.
TATA LAKSANA
Pengobatan terhadap ibu hamil yang terinfeksi akut dengan tujuan mengurangi infeksi ke janin, dosis yang dianjurkan
WHO adalah :
Kombinasi antara sulfa, pirimethamin, dan asam folat dengan dosis :
1. Sulfonamide/ sulfadiazin 1000 mg per hari
2. Pirimethamin (Daraprim) 25 mg per hari
3. Asam folat 10 mg/ minggu (mencegah depresi sumsum tulang)

 Dosis ini diberikan selama 4 minggu dan diulang lagi dengan interval 4 minggu dengan maksimum 3 siklus pemberian sa
mpai terjadinya persalinan. Karena teratogenik maka kombinasi pirimethamin dan sulfa baru dapat digunakan setelah keham
ilan 20 minggu.
 Pada kehamilan trimester I digunakan spiramisin, suatu antibiotika golongan makrolid dengan dosis 3x1 gram selama
4 minggu (9 juta unit) dan diulang tiap 4 minggu.
CARA PENULARAN TORCH
Penularan TORCH pada manusia dapat melalui 2 (dua) cara.
• Pertama, secara aktif (didapat) dan
• Kedua, secara pasif (bawaan).
Penularan secara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut :
1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista).
Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adalah melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sapi yang
setngah matang atau masakan lain yang dagingnya diamsak tidak semnpurna, termasuk otak, hati dan lainnya.
2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH.
Feses kucing yang mengandung oosista akan mencemari tanah (lingkungan) dan dapat menjadi sumber
penularan baik pada manusia maupun hewan.
Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tanah yang tercemar, disebabkan karena oosista bisa bertahan di tanah
sampai beberapa bulan ( Howard, 1987).
3. Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium
yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka
CARA PENULARAN TORCH
4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH.
Misalnya seorang pria terkena salah satu penyakit TORCH kemudian melakukan hubungan seksual dengan
seorang wanita (padahal sang wanita sebelumnya belum terjangkit) maka ada kemungkinan wanita tersebut
nantinya akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang pernah diderita oleh lawan jenisnya.
5. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak
yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta.
6. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH.
Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit salah satu penyakit TORCH maka
ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya.
7. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit bisa menjadi penyebab menularnya
penyakit TORCH. Hal ini bisa terjadi apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun lewat baju
yang baru saja dipakai si penderita penyakit TORCH.
CARA MENGHINDARI TORCH
1. Bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelinci, babi dan lainnya
terlebih dahulu dimasak dengan matang hingga suhu mencapai 66 derajat Celcius, agar oosista - oosista yang
mungkin terbawa di dalam daging tersebut bisa mati.
2. Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang
untuk mencegah infeksi masuk ke dalam tubuh kucing
3. Tempat makan, minum dan alas tidur harus selalu dicuci / dibersihkan.
4. Hindari kontak dengan hewan - hewan mamalia liar
seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang dll) serta reptilia kecil kemungkinan sebagai hewan perantara TORCH.
5. Penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable
6. Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif
jangan memelihara atau menangani kucing kecuali dengan sarung tangan.
7. Bila sedang memegang daging, bekerja di tempat atau perusahaan daging atau organ yang masih mentah
hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung dan peralatan dapur setelah selesai dicuci dengan sabun.
8. Memeriksa hewan peliharaan secara kontinyu
CARA MENCEGAH TORCH
1. Makan makanan bergizi
Saat hamil, sebaiknya Anda mengkonsumsi banyak makanan bergizi. Selain baik untuk perkembangan janin, gizi
yang cukup juga akan membuat tubuh tetap sehat dan kuat  imunitas baik
2. Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
Ada baiknya, memeriksakan tubuh sebelum merencanakan kehamilan. Jika Anda sudah terinfeksi, ikuti saran
dokter untuk mengobatinya dan tunda kehamilan hingga benar-benar sembuh.
3. Melakukan vaksinasi
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Seperti vaksin rubela dapat dilakukan
sebelum kehamilan. Hanya saja, Anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian.
4. Makan makanan yang matang
Hindari memakan makanan tidak matang atau setengah matang
5. Periksa kandungan secara teratur
Selama masa kehamilan, pastikan juga agar Anda memeriksakan kandungan secara rutin dan teratur.
Tujuannya agar dapat dilakukan tindakan secepatnya apabila di dalam tubuh ternyata terinfeksi TORCH.
6. Jaga kebersihan tubuh
Jaga higiene tubuh Anda. Prosedur higiene dasar, seperti mencuci tangan, sangatlah penting.
PATOFISIOLOGI
Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang merupakan salah satu penyebab kelainan kongenital yang cukup dominan
dibandingkan penyebab lainnya yang tergolong dalam TORCH.

Hospes primernya adalah kucing. Kucing ini telah mempunyai imunitas, tetapi pada saat reinfeksi mereka dapat menyebarka
n kembali sejumlah kecil ookista. Ookista ini dapat menginfeksi manusia dengan cara memakan daging, buah-buahan,
atau sayuran yang terkontaminasi atau karena kontak dengan faeces kucing. Dalam sel–sel jaringan tubuh manusia, akan
terjadi proliferasi trophozoit sehingga sel–sel tersebut akan membesar. Trophozoit akan berkembang dan terbentuk satu

kista dalam sel, yang di dalamnya terdapat merozoit. Kista biasanya didapatkan di jaringan otak, retina, hati, dan lain-lain

yang dapat menyebabkan kelainan pada organ-organ tersebut, seperti microcephali, cerebral kalsifikasi DLL

Kematian pada post natal rubella biasanya disebabkan oleh enchepalitis. Pada infeksi awal, virus akan masuk melalui
traktus respiratorius yang kemudian akan menyebar ke kelenjar limfe sekitar dan mengalami multiplikasi serta
mengawali terjadinya viremia dalam waktu 7 hari. Janin dapat terinfeksi selama terjadinya viremia maternal. Saat ini,
telah diketahui bahwa infeksi plasenta terjadi pada 80% kasus dan risiko kerusakan jantung, mata, atau telinga janin sangat
tinggi pada trisemester pertama.
PATOFISIOLOGI
• Penderita dengan infeksi CMV aktif dapat mengekskresikan virus dalam urin, sekret traktus respiratorius, saliva,

semen, dan serviks. Virus juga didapatkan pada leukosit dan dapat menular melalui tranfusi.

• Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh reaktivasi CMV selama kehamilan

• Bila infeksi primer terjadi pada ibu, maka bayi akan dapat lahir dengan kerusakan otak, ikterus dengan

pembesaran hepar dan lien, trombositopenia, serta dapat menyebabkan retardasi mental.

HSV merupakan virus DNA yang dapat diklasifikasikan ke dalam HSV 1 dan 2. HSV 1 biasanya menyebabkan lesi di
wajah, bibir, dan mata sedangkan HSV 2 dapat menyebabkan lesi genital.
Virus ditransmisikan dengan cara berhubungan seksual atau kontak fisik lainnya.
Melalui inokulasi pada kulit dan membran mukosa, HSV akan mengadakan replikasi pada sel epitel, dengan waktu inkubasi 4
sampai 6 hari. Replikasi akan berlangsung terus sehingga sel akan menjadi lisis serta terjadi inflamasi lokal. Selanjutnya,
akan terjadi viremia di mana virus akan menyebar ke saraf sensoris perifer. Di sini virus akan mengadakan replikasi yang
diikuti penyebarannya ke daerah mukosa dan kulit yang lain2

You might also like