You are on page 1of 34

Manifestasi Klinis dan Gambaran

Laboratorium TB (Tuberculosis)

Gilang Kusdinar
Instalasi Laboratorium RSUD SLG Kediri
Kediri, 21 Oktober 2018
DIAGNOSIS TB
Gejala Klinis
• Gejala Respiratorik
• Batuk > 2-3 minggu ,batuk darah, sesak, nyeri dada.
• Gejala sistemik:
• Demam (65-80% kasus)
• Berat badan menurun, anoreksia, keringat malam
• 10-20% tanpa gejala
• Pemeriksaan fisik : sangat bervariasi
• Laboratorium : Kultur, Sputum BTA (Basil Tahan Asam)
SPS, IGRA, Antigen TB, Antibodi TB & TCM (GenXpert).
The Great Imitator
9
10
TB Diagnosis
CDC Case Definition (2009 update)

• Definisi Klinis
• Tes Kulit Tuberkulin atau IGRA Positif
• Tanda dan gejala sesuai dengan klinis TB
• Pengobatan dengan duat atau lebih OAT (respon baik)
• Evaluasi diagnostik komplit
• Kriteria Laboratorium
• Isolasi Mtb dengan kultur atau dengan NAAT
• BTA positif
• Terkonfirmasi:
• Sesuai definisi klinis &/ kriteria laboratorium
Manifestasi Klinis TB Paru:
• Batuk (kering/ produktif sputum) 75-80%
• BB turun 45-75%
• Lemah, mudah lelah 60-70%
• Demam 50-60%
• Keringat malam 50-55%
• Batuk darah 25-35%
• Nyeri dada (pleuritik)
• Tanpa gejala 10-20%

Barnes 1988, Miller 2000


Clinical Presentation of TB
Remember: TB can be tricky
• TB can involve any organ or tissue
• Symptoms severity: none to overwhelming
• Tempo of illness: ranges indolent to fast
• Symptoms/findings: both local and systemic
• Presentation may be atypical in HIV or immuno-
compromised; diabetes
• TST or IGRA results do not make or break diagnosis
of active TB
Sputum Examination
• Apusan sputum (BTA)
• Cepat (minutes), ~70% sensitif, spesifisitas bervariasi
• Culture and speciation
• Lama (1-8 minggu)
• Sensitif (but “culture-negative” cases) dan spesifik
• Nucleic acid amplification tests (NAAT)
• Cepat (hours)
• Lebih sensitif dibanding apusan BTA, kurang dibanding kultur
• Spesifisitas tergantung kualitas laboratorium
• Kadang dapat mendeteksi resistensi obat
• Tes Cepat Molekular (TCM) atau GenXpert  Rekomendasi
Kemenkes (2014)
Pengumpulan Spesimen Respiratori
• Sputum Ekspektoran:
• 2‐3 spesimen (at least 8 hours apart)
• Spontaneous morning specimens best
• Induksi Sputum: untuk batuk non produktif
• Bronkoskopi: untuk kasus tertentu
• Post‐bronchoscopy sputum
“Ingat” Universal Precaution
Profil Laboratorium (Hematologic)
• Perubahan sering bersifat Reversibel
• Hemoglobin
• Leukosit (Neutrofil, Limfosit, Monosit)
• Leukositosis
• Neutropenia atau neutrofilia
• Limfositopenia
• Monositosis
• LED (Laju Endap Darah)
• Trombosit
• Trombositosis
• Pansitopenia
Hemoglobin, Hct dan RBC
• Anemia NN, mikrositik ataupun makrositik ~ 74%
• Konsentrasi Hb kurang dari: 13.5 g/dL (laki-laki) dan 12.5 g/dL
(perempuan) [Rekomendasi WHO].
• Mean: Hb 11 g/dL, dengan Hb < 10 g/dL ~ 30%
• Hb berkorelasi dengan nilai Hct yang menurun
• Sebagian besar Anemia NN ~ 66% pasien TB
• Anemia mikrositik (hipokromik) ~ 29% pasien TB
• Anemia makrositik ~ 5% pasien TB
• Tingkat keparahan anemia berkorelasi dengan derajat klinis
TB, nutrisi dan lingkungan (termasuk gaya hidup).

Yaranal, Umashankar, Harish. IJHRS, 2013


Rodak et al, 2013
Leukosit
• Bervariasi.
• 71 % WBC normal, 26% leukositosis dan
3% leukopenia.
• Neutrofilia pada 65-76% pasien TB, neutropenia
~ 5% kasus.
• Limfositopenia dapat terjadi pada ~ 30% kasus
TB dan limfositosis ~ 10% kasus TB.
• Monositosis ~ 12% kasus TB.

Yaranal, Umashankar, Harish. IJHRS, 2013. Shafee et al, 2014


LED (Laju Endap Darah)
• Mayoritas LED meningkat pada kasus TB.
• 99% kasus TB mengalami peningkatan LED.
• > 60% kasus TB, nilai LED > 40 mm/jam. Dan 10%
> 100mm/jam.
• Dapat dipakai sebagai indikator perjalanan klinis
atau tingkat keparahan TB dan prognosis.
• Berkorelasi dengan aktivitas/ TB dengan gejala
(symptomatis).

Yaranal, Umashankar, Harish. IJHRS, 2013. Shafee et al, 2014


Trombosit
• Sebagian besar normal.
• 67-70% trombosit normal, trombositosis ~ 10-24%
dan trombositopenia ~ 9-15%.
• Peningkatan ataupun penurunan jumlah trombosit
dipengaruhi beberapa faktor.

Yaranal, Umashankar, Harish. IJHRS, 2013. Shafee et al, 2014


Pansitopenia
• Jarang terjadi ~ 3-8% kasus TB.
• Berkaitan dengan derajat keparahan TB  adanya
disseminated TB dan splenomegali (sekuestrasi).
• Faktor: immune mediated bone marrow
supression, decrease bone marrow reserve dan
efek samping OAT.
Kesimpulan
• TB masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan
dunia.
• Peranan Laboratorium  Diagnosis TB (DOTS): apusan
sputum BTA, diagnosa baku emas: Kultur Mtb dan
identifikasi spesies.
• Thn 2014 Kemenkes merekomendasikan TCM MTB/Rif
untuk diagnosis TB-MDR dan HIV suspek TB.
• Gambaran hematologi pasien TB dapat bervariasi,
namun pada umumnya terdapat gambaran anemia
ringan dan peningkatan LED berhubungan dengan
derajat keparahan TB.
Terima Kasih
CURRICULUM VITAE
• Nama Lengkap : Dr. Gilang Kusdinar, SpPK
• Pendidikan : - S1 FK Univ. Brawijaya Malang
- Pendidikan Spesialis PK FKUB-RSSA,
Malang
• NIP : 19810520 200901 1 006
• Alamat : Jl. Pamenang 31-C, Sukorejo, Kediri
• No. HP : 081330784187
• Email : aburifqi1@gmail.com
• Instansi : Instalasi Laboratorium RSUD
Kabupaten Kediri

You might also like