You are on page 1of 7

PRAKTIKUM DASAR REKAYASA PROSES

PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

Disusun oleh :

1. Abdul Kadir D.A NIM : 173141


2. Chitra Satya.R NIM : 1731410071
3. Firda Khoriunnisa NIM : 1731410088
4. M. Khanif Zulfikar NIM : 173141
5. Nadda Amalia . K NIM : 173141
6. Safirda Dwi Maulids NIM : 173141

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
1. Pendahuluan

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang ditunjukan


oleh angka pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, maka semakin meningkat
pula permintaan suatu barang untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu barang untuk
kebutuhan sehari-hari yang cukup penting adalah produk perawatan kulit berupa
sabun mandi. Meningkatnya permintaan akan sabun mandi dapat dilihat dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2004-2009 mengenai data produksi,
konsumsi, impor, dan ekspor sabun. Dari data tersebut dapat dilihat konsumsi sabun
pada tahun 2004 sebesar 55.832,930 ton yang terus meningkat sampai tahun 2009,
yaitu sebesar 101.631,090 ton (BPS, 2009). Sabun merupakan campuran dari
senyawa natrium dengan asam lemak yang digunakan sebagai bahan pembersih
tubuh, berbentuk padat, busa, dengan atau tanpa zat tambahan lain serta tidak
menimbulkan iritasi pada kulit (BSN, 1994). Sabun dibuat dengan dua cara, yaitu
proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan
diperoleh produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan
memperoleh gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida
dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas
dengan alkali (Ophardt, 2003).
Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang
menjadikan sabun lebih menarik. Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih
halus dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan (Qisty,
2009).

Gambar 1.1 Sabun Transparan


Faktor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan
alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening,
maka hal yang paling penting adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin.
Kandungan gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab pada kulit
dan membentuk fasa gel pada sabun (Rahadiana dkk., 2014).
Dua komponen utama penyusun sabun adalah sifat yang berbeda pada sabun
(Corredoira dan Pandolfi, 1996dalam Widiyanti, 2009). Asam lemak merupakan
komponen utama penyusun lemak dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak
yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun merupakan hal yang
sangat penting. Untuk menghasilkan sabun dengan kualitas yang baik, maka harus
menggunakan bahan baku dengan kualitas yang baik pula. Bahan baku pembuatan
sabun yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak kelapa sawit (palm oil).
Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang mengandung asam palmitat
(C16H32O2)yang cukup tinggi, yaitu sebesar 44,3% (Depperin, 2007). Fungsi dari
asam palmitat ini dalam pembuatan sabun adalah untuk kekerasan sabun dan
menghasilkan busa yang stabil. Konsumen beranggapan bahwa sabun dengan busa
yang melimpah mempunyai kemampuan membersihkan kotoran dengan baik
(Izhar, 2009).
Pada Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak alamiah berkualitas
tinggi yang diperoleh dari santan kelapa segar. Kandungan asam lemak terutama
asam laurat dan oleat dalam VCO, dapat berfungsi untuk melembutkan kulit,
peningkat penetrasi, moisturizer dan mempercepat penyembuhan pada kulit.
Disamping itu, VCO aman digunakan pada kulit karena tidak mengiritasi.Terkait
dengan aktivitasnya, VCO ternyata juga memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

Gambar 1.2 Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pembuatan Sabun
Transparan

Minyak kelapa ini juga sering digunakan sebagai masker muka, dan body
lotion. Kulit halus, elastis, dan kuat, dipengaruhi oleh jaringan konektif di seluruh
tubuh. Peran VCO disini adalah berfungsi sebagai pelembut sekaligus mencegah
terjadinya bercak di kulit karena proses penuaan, dan melindungi kulit dari sengatan
sinar matahari. Penggunaan paling mutakhir dari VCO, sebagai bahan penbuatan
sabun (Herlambang, 2005).
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pembuatan sabun transparan adalah mengetahui berapa
kadar masing masing bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun agar menjadi
transparan.
3. Prosedur Kerja
Tabel 3.1. Daftar alat dan bahan
Alat Bahan

Hot plate Aquades

Magnetic stirer Minyak

Batang pengaduk Etanol

Beaker glass NaOH

Gelas ukur Gula

pipet Asam Stearat

Spatula gliserin

Kaca arloji texapon

4. Skema Percobaan
Prosedur percobaan pratikum pembuatan sabun transparan sebagai berikut:

Menimbang minyak sesuai dengan


variabel

Menimbang NaOH dan etanol


95%. Letakkan pada wadah yang
berbeda/
ak
A
an
dic
am
pur
Memanaskan NaOHka dengan
n
aquades terlebih dahulu kemudian
panaskan dengandal etanol pada suhu
am
o
60 C.
pe
mb
uat
Tambahkan minyak an sedikit demi
sedikit ke dalamsablarutan NaOH.
un
Aduk secara perlahan hingga suhu
70pa
o
C
dat
tra
ns
par
Menambahkan stearat kemudian
panaskan hinggaan suhu 90o C
ini
ad
ala
h
Setelah larut, menambahkan gula
se
dan gliserin. Kemudian panaskan
be
hingga mengental.
sar
Tambahkan
texapon 0,5
jika perlu.
%,
5. Hasil Percobaan dan Pembahasan 1,0
Tabel 4.1 Hasil Percobaan pada Minggu Pertama %,
Tex
Asam Gliser
Keterangan Etanol NaOH Minyak Gula apo
Stearat in
n

Gra
Satuan mL Gram Gram Gram Gram Gram
m

Variabel 1 100 0,5 2,5 5 5 20 7

Variabel 2 100 1 3 6 10 20 7
Tabel 4.1 Hasil Percobaan pada Minggu Kedua
Tex
Asam Gula/ Gliser
Keterangan Etanol NaOH Minyak apo
Stearat garam in
n

Gra
Satuan mL Gram Gram Gram Gram Gram
m

Variabel 1 100 0,5 2,5 5 5 20 3

Variabel 2 100 1 3 6 3 20 3

6. Pembahasan

6. Kesimpulan
Bedasarkan hasil pratikum bioetanol gel, maka dapat disimpulkan bahwa:

7. Daftar Pustaka
1. Herlambang, Adrian S., 2005, Terapi minyak Nabati keampuhan VCO
& 16 Minyak Ajaib, 16, Jakarta.
2. Ophardt, C. E.Soap. http://elmhurst.edu/chm/vchembook/554soap.html.
Diakses
3. Qisti, Rachmiati. 2009.Sifat Kimia Sabun Transparan dengan
Penambahan Madu pada Konsentrasi yang Berbeda. Bogor, Program
Studi Teknologi Hasil Ternak
4. Izhar, H., Sumiati, dan Moeljadi P. 2009. Analisis Sikap Konsumen
terhadap Atribut Sabun Mandi.Universitas Brawijaya. Malang.
5. Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014.Pabrik Sabun Transparan Beraroma
Terapi dari Minyak Jarak dengan Proses Saponifikasi Trigliserida
Secara Kontinyu.Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.
C.2 Prosedur Percobaan

You might also like