You are on page 1of 7

33

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Jenis penelitian ini merupakan penelitian case study, penelitian studi kasus

adalah penelitian untuk memahami individu yang dilakukan secara integrative dan

komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu

tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalah dapat

terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Susilo dkk, 2011).

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek Studi kasus pada penelitian ini adalah pasien strok yang ada di

RSUD Tgk Chik Ditiro dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik

dengan memberikan latihan Range Of Motion (ROM) dan bersedia menjadi objek

penelitian dengan menandatangani inform consent dengan jumlah 3 responden.

Namun apabila pasien tersebut menolak untuk menjadi responden, maka pasien

tersebut akan dikeluarkan dari daftar subjek studi kasus dengan

mempertimbangkan, menghormati hak pasien dan privasi pasien. Cara

pengambilan subjek studi kasus ini yaitu dengan merumuskan kriteria inklusi dan

ekslusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria eksklusi adalah

menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriterai inklusi dari

penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003).


34

Berdasarkan uraian diatas maka subjek dengan kriteria inklusi dan ekslusi

pada studi kasus ini adalah :

a. Kriteria Inklusi

a. Pasien strok dengan hambatan mobilitas fisik.

b. Pasien yang bersedia menandatangani inform consent

b. Kriteria Ekslusi

a. Pasien yang bukan penderita strok.

b. Pasien strok yang tidak mengalami hambatan mobilitas fisik.

c. Pasien yang tidak bersedia menandatangani inform consent.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi kasus adalah pemberian tindakan latihan Range Of Motion

(ROM) pada pasien strok, meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi di

Ruang Saraf Pria RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli.

3.4 Definisi Operasional Fokus Studi

a. Latihan Range Of Motion (ROM)

Latihan Range of Motion (ROM) adalah latihan yang diberikan untuk pasien

strok biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, tidak mampu

melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, dan pasien

tirah baring total. Selain berfungsi sebagai pertahanan, latihan range of motion

dapat memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian

secara normal, lengkap, dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot.
35

b. Range Of Motion

Range of motion adalah suatu prosedur gerakan dalam pemenuhan

kebutuhan fisik yang dilakukan untuk pasien dengan keterbatasan gerak yang

berfungsi untuk mempertahankan kekeuatan otot, sendi, dan juga memperlancar

sirkulasi darah.

c. Pasien Strok

Pasien strok adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak

terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya

pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan

asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.

3.5 Lokasi Tempat dan Waktu Studi Kasus

a. Lokasi Studi Kasus

Studi kasus dilakukan di Ruang Saraf Pria RSUD Tgk Chik Ditiro

Kabupaten pidie.

b. Waktu Studi Kasus

Studi kasus direncanakan akan dilakukan pada tanggal ... sampai ... 2019.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penulisan hasil studi

kasus ini yaitu :

a. Data Primer

1. Wawancara

Wawancara dilakukan pada pasien strok, keluarga, perawat dan dokter yang
36

menangani pasien. Wawancara yang dilakukan meliputi berisi biodata pasien

secara lengkap, keluhan utama masuk rumah sakit, riwayat kesehatan sekarang

dan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga,hubungan sosial, dan data kebiasaan

sehari-hari. Wawancara dicatat di lembar catatan yang berpedoman format

asuhan keperawatan pada pasien.

2. Observasi

Hal yang diobservasi adalah keadaan umum dan kesadaran pasien,

mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan

rencana tindakan serta pemeriksaan head to toe yang berpedoman pada format

asuhan keperawatan pada pasien strok.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari keluarga, parawat ruangan, data dokumentasi

yang berasal dari catatan medis pasien, dokter yang manangani, serta data angka

kejadian strok yang terjadi di RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten Pidie.

3.7 Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir

observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencacatan dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2013).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner

pengkajian berbentuk pertanyaan terbuka.


37

3.8 Analisis Data dan Penyajian Data

Analisa data dilakukan dengan menjelaskan fakta dan dibandingkan

dengan teori dituangkan kedalam opini-opini permasalahan dalam penyimpanan

teknik analisa dilakukan dengan wawancara mendalam pada pasien. Teknik

analisa dilakukan dengan cara observasi oleh penelitian dan studi dokumentasi

untuk selanjutnya di impelementasikan oleh peneliti dibandingkan dengan teori

yang ada sebagai bahan untuk lembar rekomendasi dalam intervensi. Dan disaji

dalam bentuk narasi.

3.9 Etika Studi Kasus

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak penelitian, pihak yang di teliti

(subjek penelitian), dan masyarakat memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.

Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peniliti

terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi

masyarakat (Notoatmodjo, 2011).

Menurut Nursalam (2011), secara umum prinsip etika dalam penelitian/

pengempulan data dapat dibagikan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat,

prinsip mengetahui hak-hak subjek, dan prinsip keadilan, yakni:

a. Prinsip manfaat

1. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.


38

2. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisi pasinya. Dalam

penelitian atau informasi yang telah di berikan, tidakakan di gunakan dalam hal-

hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

3. Risiko (binefits ratio)

Penelitian harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang

berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

1. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right toself determination). Subjek

harus di perlakukan secara manusiawi. Subjek harus mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa

adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhanya, jika

mereka seorang klien.

2. Hak untu mendapatkan jaminan dari perlakuan yang di berikan (right to ull

disclosure). Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek.

3. Inform consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpatisipasi atau

menolak menjadi responden. Pada inform consent juga perlu di cantumkan

bahwa data yang di peroleh hanya akan diprgunakan untuk pengembangan

ilmu.
39

c. Prinsip keadilan (right to justice)

1. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment).

Harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikut

sertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi apabila ternyata

mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

2. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy).

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus di

rahasiakan untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(Cconfidentiality).

You might also like