You are on page 1of 167

MANAJEMEN UMUM DANA PENSIUN

OLEH
SUJAT SISWOSUDARMO

1
MANAJEMEN UMUM DANA PENSIUN

POKOK BAHASAN

1. Manfaat Dana Pensiun 10. Investasi Dana Pensiun


2. Dasar Hukum Dana Pensiun 11. Iuran Dana Pensiun
3. Pengertian Dana Pensiun 12. Manfaat Pensiun
4. Jenis Dana Pensiun 13. Fasilitas Perpajakan Dana Pensiun
5. Program Pensiun 14. Pembayaran Manfaat Pensiun Sekaligus
6. Pengesahan Dana Pensiun 15. Dampak Negatif Pembayaran Manfaat
7. Stakeholders Dana Pensiun Pensiun Sekaligus
8. Tata Kelola Dana Pensiun 16. Manfaat Lain
9. Kekayaan Dana Pensiun 17. Pengawasan Dana Pensiun
18. Pembubaran Dana Pensiun

Sujat Siswosudarmo 2
APA MANFAAT DANA PENSIUN ?

1. BAGI KARYAWAN (PESERTA)

Dana Pensiun memberikan jaminan kesinambungan penghasilan pada purna tugas bagi Karyawan (Peserta) untuk
kesejahteraan di hari tua bagi dirinya & keluarganya. Karyawan sejahtera kini dengan gajinya, dan sejahtera
nanti dengan uang pensiunnya

2. BAGI PERUSAHAAN
• Dengan mendirikan Dana Pensiun, berarti Perusahaan memberikan perhatian kepada Karyawannya untuk kesinambungan
penghasilannya pada purna tugas dari Perusahaan berupa uang pensiun, untuk kesejahteraan di hari tuanya.
• Perusahaan menganggap bahwa Karyawan bukan merupakan faktor produksi semata, tetapi Karyawan adalah
mitra kerja, bersama membangun, mengembangkan dan membesarkan Perusahaan untuk kepentingan bersama.
• Dengan adanya jaminan kesinambungan penghasilan, maka akan menimbulkan rasa “aman” di masa depan, sehingga
ada ketenangan baik pada waktu masih aktif bekerja pada Perusahaan dengan gajinya, maupun pada purna tugas
dengan uang pensiunnya. Kondisi demikian akan menciptakan iklim yang kondusif dalam hubungan yang lebih
harmonis antara Karyawan dengan Perusahaan.
• Dengan kondisi demikian, Karyawan akan lebih bergairah, lebih bersemangat untuk bekerja keras dan lebih loyal kepada
Perusahaan. “Turn Over” Karyawan dapat dikurangi. Perusahaan dapat mempertahankan Karyawan yang bermutu,
bahkan dapat menarik (merekrut) tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. Dengan demikian diharapkan
produktivitas Perusahaan akan meningkat, sehingga rentabilitas Perusahaan juga meningkat.
• Dengan Program Pensiun, akan terbentuk citra yang sangat positif dari masyarakat terhadap Perusahaan tempat
seseorang pernah mengabdikan diri. Reputasi Perusahaan ini mempunyai nilai tersendiri dalam mempertahankan
keberadaan dan membesarkan Perusahaan.

Sujat Siswosudarmo 3
APA MANFAAT DANA PENSIUN ?

3. BAGI MASYARAKAT

Dana Pensiun adalah lembaga pemupuk dana masyarakat yang bersumber dari dalam negeri dan
bersifat jangka panjang. Dengan berbagai investasi Dana Pensiun akan menciptakan usaha-usaha baru,
memperluas usaha yang telah ada, menyerap tenaga kerja (mengurangi pengangguran), meningkatkan
produktivitas nasional. Multiflier effect dari Dana Pensiun mendorong pembangunan nasional
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

4. BAGI NEGARA

• Dengan Program Pensiun biaya hidup “Generasi Tua” tidak menjadi beban “Generasi Muda”

• Program Pensiun dapat mengurangi kesenjangan sosial antara Generasi Tua dengan Generasi Muda

• Kondisi sosial yang baik merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan ketenangan kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Sujat Siswosudarmo 4
DASAR HUKUM DP

UNDANG – UNDANG
• NO 11 TH 1992 : DP
• NO 21 TH 2011 : OJK

PERATURAN PEMERINTAH
• NO 76 TH 1992 : DPPK
• NO 77 TH 1992 : DPLK
• NO 11 TH 2014 : PUNGUTAN OLEH OJK

• PERATURAN MENTERI KEUANGAN


• PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

• KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN


• PERATURAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN
• SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DANA PENSIUN


(DARI DANA PENSIUN MASING-MASING)

Sujat Siswosudarmo 5
SEBELUM DIUNDANGKAN UUDP TAHUN 1992
Sebelum diundangkan UUDP pada Th 1992 sudah cukup banyak Perusahaan terutama BUMN, BUMD dan
Perusahaan Swasta yg menyelenggarakan Program Pensiun untuk Karyawannya. Di mana dasar hukumnya
untuk menyelenggarakan Program Pensiun tsb ?
• Dasar Hukum
ARBEIDERSFONDSEN ORDONNANTIE
(Staatsblad Tahun 1926 Nomor 377)
Merupakan peraturan pelaksanaan dari Pasal 1601 s Bab II KUH Perdata :
Memungkinkan pembentukan dana bersama antara Pemberi Kerja dan Karyawan

• Kelemahan
1. Tidak mengatur hal-hal mendasar mengenai pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam
penyelenggaraan Program Pensiun
2. Tidak mengatur hal-hal yang mendasar mengenai pengelolaan, kepengurusan, pengawasan dll dalam
penyelenggaraan Program Pensiun
3. Tidak memungkinkan pembentukan dana bagi Pekerja Mandiri
Sehingga Arbeidersfondsen Ordonnantie tersebut dianggap kurang memadai sebagai dasar hukum
penyelenggaraan Program Pensiun

• Dengan berlakunya UU No 11 Th 1992 tentang DP, Arbeidersfondsen Ordonnantie (Staatsblad Tahun 1926
Nomor 377) dinyatakan tidak dapat lagi dipergunakan sebagai dasar hukum pembentukan DP
[UU DP Penjelasan Umum]

Sujat Siswosudarmo 6
ASAS – ASAS UU DP
1. ASAS KEBEBASAN
• Bagi Pemberi Kerja (Perusahaan)
 Perusahaan bebas untuk membentuk Dana Pensiun dan bebas untuk tidak
membentuk Dana Pensiun
 Pembentukan DP tidak bersifat wajib (suka rela)
 Pemerintah mendorong agar Perusahaan membentuk Dana Pensiun
 DP diberikan fasilitas perpajakan
• Bagi Karyawan
 Karyawan yang memenuhi syarat Kepesertaan bebas untuk menjadi Peserta dan
bebas untuk tidak menjadi Peserta
 Kepesertaan pada DP tidak bersifat wajib (suka rela)
 Karyawan yang telah menjadi Peserta tidak dapat mengundurkan diri dari
kepesertaannya atau menuntut hak atas Manfaat Pensiunnya apabila masih memenuhi
syarat kepesertaan
 Apabila Peserta diwajibkan ikut membayar iuran, kepesertaannya bersifat Aktif (harus
ada pernyataan tertulis dari Peserta tentang kesediaannya untuk dipotong gajinya setiap
bulan untuk membayar iuran kepada Dana Pensiun)
 Apabila seluruh iuran hanya dari Pemberi Kerja, perlakuan yang sama harus diberlakukan
kepada seluruh Karyawan sepanjang Karyawan memenuhi syarat kepesertaan
• Program Pensiun yang telah ada sebelum diterbitkan UU DP wajib menyesuaikan diri dengan
UU DP
[UU DP Penjelasan Umum, Psl 19, Psl 26 (1)]

Sujat Siswosudarmo 7
ASAS – ASAS UU DP

2. ASAS KETERPISAHAN KEKAYAAN

• Kekayaan DP terpisah dari kekayaan Pendirinya

• DP merupakan Badan Hukum tersendiri yg terpisah dari Badan Hukum


Pendirinya

• Kekayaan DP diurus tersendiri dan dikelola tersendiri berdasarkan UUDP

• Kekayaan DP terlindungi dari hal-hal yg tidak diinginkan yg dapat terjadi pada


Pendirinya

[UU DP Penjelasan Umum]

Sujat Siswosudarmo 8
ASAS – ASAS UU DP

3. ASAS PENDANAAN
• Penyelenggaraan DP harus dengan sistem pendanaan (funding System)
berupa iuran, baik iuran dari Pemberi Kerja maupun dari Peserta (apabila ada),
minimal sekali sebulan

Dengan sistem pendanaan akan terbentuk akumulasi dana secara teratur


dan sistematis guna membayar Manfaat Pensiun yg telah dijanjikan

• Penyelenggaraan DP dengan sistem “Book Reserve” atau “Pay As You Go”


dilarang, sebab :

- Dana yg telah dicadangkan masih menyatu dengan aset Perusahaan, sehingga kalau
terjadi sesuatu terhadap aset Perusahaan, dana yg telah dicadangkan untuk Program
Pensiun bisa ikut terseret oleh aset Perusahaan, akibatnya kepentingan Peserta kurang
terlindungi

- Kurang menjamin terbentuknya akumulasi dana secara teratur dan sistematis untuk
membayar Manfaat Pensiun yg telah dijanjikan
[UU DP Penjelasan Umum]

Sujat Siswosudarmo 9
ASAS – ASAS UU DP

4. ASAS PENUNDAAN MANFAAT (LOCKING IN)


• Manfaat Pensiun baru dapat dibayarkan setelah Peserta mencapai Usia Pensiun

• Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai Usia Pensiun, ditunda pembayaran
Manfaat Pensiunnya, dan baru dapat dibayarkan paling cepat setelah Peserta
mencapai Usia Pensiun Dipercepat
[UU DP Penjelasan Umum]

• Asas Penundaan Pembayaran Manfaat Pensiun tidak berlaku apabila Peserta aktif
meninggal dunia, atau berhenti bekerja karena cacat total dan tetap [UU DP Psl 22 (1)b ]

5. ASAS PORTABILITAS
Peserta suatu DP dapat pindah menjadi Peserta DP lain dengan persyaratan dan
prosedur tertentu
Misal :
• Dari DPPK ke DPLK
• Dari DPLK ke DPLK lain
Opsi tersebut berdasarkan
• Dari DPPK ke DPPK lain (kondisional sifatnya) pilihan Peserta
• Dari DPLK ke DPPK (kondisional sifatnya)
[UU DP Psl 26 (2)]

Sujat Siswosudarmo 10
ASAS – ASAS UU DP

6. ASAS PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

DP diawasi oleh OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

• Pengawasan langsung (pemeriksaan langsung)

• Pengawasan tidak langsung


[UU DP Penjelasan Umum, UU OJK]

7. ASAS VESTING RIGHT


• Hak atas dana (Manfaat Pensiun) bagi Peserta timbul, apabila masa
kepesertaannya telah mencapai 3 tahun atau lebih [UU DP Psl 24 (2)(3)]
• Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 tahun
sekurang-kurangnya berhak menerima secara sekaligus himpunan iurannya sendiri
ditambah bunga yang layak [UU DP Psl 24 (1)]
• Asas Vesting Right tidak berlaku untuk Peserta DPLK [UU DP Psl 46]

Sujat Siswosudarmo 11
PENGERTIAN DANA PENSIUN
DP adalah Badan Hukum yang menyelenggarakan Program
Pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang
pembayarannya secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian
usia tertentu
[UU DP Psl 1 butir 1, 9, Psl 3, Psl 4, Psl 7 (1)]

Dalam pengertian DP tersebut terkandung 3 substansi :


1. Mengatur kelembagaannya, yaitu DP sebagai Badan Hukum

• DP dinyatakan sebagai Badan Hukum sejak tanggak Keputusan Menteri Keuangan (sekarang
OJK) tentang Pengesahan PDP

• DP dinyatakan dapat memulai kegiatan usahanya menjalankan Program Pensiun sejak tanggal
Keputusan Menteri Meuangan (sekarang OJK) tentang Pengesahan PDP

2. Mengatur kegiatan usahanya, yaitu menyelenggarakan Program Pensiun (tidak boleh


menyelenggarakan program yg lain, yg tidak ada ketentuannya dalam UUDP)

3. Mengatur cara pembayarannya, yaitu :

• secara berkala (kecuali apabila memenuhi kriteria tertentu, Manfaat Pensiun dapat
dibayarkan secara sekaligus), dan

• dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu (paling cepat setelah Peserta mencapai Usia
Pensiun Dipercepat, kecuali Peserta berhenti bekerja karena cacat total dan tetap, dan
Peserta aktif meninggal dunia)
Sujat Siswosudarmo 12
JENIS DP

DANA PENSIUN
PEMBERI KERJA
[DPPK]

DANA PENSIUN
JENIS
BERDASARKAN KEUNTUNGAN
DP [DPBK]

DANA PENSIUN
LEMBAGA KEUANGAN
[DPLK]
[UU DP Psl 1 butir 2, 3, 4]

Sujat Siswosudarmo 13
PERBEDAAN : DPPK - DPLK
ASPEK DPPK DPLK
1. Pendiri Orang atau Badan yg Bank Umum atau Perusahaan Asuransi
mempekerjakan karyawan Jiwa

2. Peserta • Terbatas Karyawan Pemberi • Perorangan [Karyawan maupun Pekerja


Kerja [Pendiri dan Mitra Pendiri Mandiri]. Pekerja Mandiri adalah orang yg
apabila ada], yang memenuhi syarat bekerja atas usaha sendiri bukan merupakan
kepersetaan Karyawan dari Orang atau Badan [misal :
• Ada hubungan hukum ketenaga Dokter, Pengacara, Akuntan, Petani, Pelukis,
kerjaan antara Pendiri / Mitra Pendiri Nelayan, Pedagang, Penjahit dll]
dengan Peserta

3. Pengurus Ditunjuk / diberhentikan oleh • Pendiri DPLK bertindak sebagai


Pendiri Pengurus DPLK (bersifat Ex-officio)
• Pendiri wajib menunjuk Pelaksana Tugas
Pengurus, yaitu pejabat dari Pendiri DPLK yg
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan
operasional DPLK

Sujat Siswosudarmo 14
PERBEDAAN : DPPK - DPLK
ASPEK DPPK DPLK
4. Dewan Pengawas Ditunjuk / diberhentikan oleh Pendiri Dewan Komisaris dari Pendiri DPLK
bertindak sebagai Dewan Pengawas DPLK
(bersifat Ex-officio)
5. Program Pensiun • Ada 2 pilihan : PPMP atau PPIP • Hanya dapat menyelenggarakan PPIP [UUDP]
[satu DP hanya dapat menyelenggarakan satu jenis
Program Pensiun] [UUDP] • Dapat menyelenggarakan Manfaat Lain
• Dapat menyelenggarakan Manfaat Lain [POJK 5/2017]
[POJK 5/2017]
6. Usia Pensiun Usia Pensiun ditetapkan dalam PDP (Peserta Peserta dapat memilih Usia Pensiun yg diatur
tidak dapat memilih Usia Pensiun yg lain) dalam PDP DPLK, sesuai keinginannya

7. Penarikan Iuran Salama masa kepesertaannya masih Dalam PDP DPLK, selama masa kepesertaannya
Peserta berlangsung, Peserta tidak dapat menarik masih berlangsung, Peserta dapat dimungkinkan
iurannya menarik iurannya sendiri [hasil
pengembangan, iuran dari Pemberi Kerja dan
hasil pengembangannya, dan pengalihan
dana dari DP lain tidak boleh ditarik]

8. Investasi Kebijakan Investasi (Arahan Investasi) • Peserta dapat memilih investasi atau paket
ditetapkan oleh Pendiri (untuk PPMP) atau investasi yg disediakan oleh DPLK
oleh Pendiri dan Dewan Pengawas (untuk • Peserta dapat mengubah pilihan investasi
PPIP) [Peserta tidak dapat memilih investasi) yang telah dipilih sebelumnya

Sujat Siswosudarmo 15
PERBEDAAN : DPPK - DPLK
ASPEK DPPK DPLK
9. Pembayaran • DPPK – PPMP ada 2 opsi (pilihan) : • Wajib mengalihkan ke
Manfaat - Dibayarkan sendiri oleh DPPK, atau Perusahaan Asuransi Jiwa (yang
Pensiun Secara - Dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa dipilih oleh Peserta) dengan
Bulanan (yang dipilih oleh Peserta) dengan membeli anuitas. [UU DP Psl 30 (7)]
membeli Anuitas • Dapat mebayarkan Manfaat
Pensiun secara berkala kepada
• DPPK – PPIP :
Peserta dan Pihak yang Berhak
- Wajib mengalihkan ke Perusahaan [POJK 5/2017 Psl 52 (1)]
Asuransi Jiwa (yang dipilh oleh Peserta)
dengan membeli Anuitas [UU DP Psl 30 (1)]
• Dapat membayarkan MP secara berkala kepada
Peserta dan Pihak yang Berhak
[POJK 5/2017 Psl 38 (1)]

10. Pengenaan • DPPK-PPMP : Pajak atas Manfaat Pensiun • DPLK yang mengalihkan pembayaran
Pajak Atas dikenakan pada saat Manfaat Pensiun dibayarkan MP berkala ke Perusahaan Asuransi
Manfaat kepada Peserta Jiwa, pajak atas Manfaat Pensiun
Pensiun • DPPK-PPIP : Yang mengalihkan pembayaran MP dikenakan “dimuka” atas dana yang
berkala kepada Perusahaan Asuransi Jiwa, pajak akan dibelikan anuitas (bukan pada
atas Manfaat Pensiun dikenakan “dimuka” atas saat Manfaat Pensiun dibayarkan
dana yang akan dibelikan anuitas (bukan pada kepada Peserta)
saat Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Peserta) • DPLK sebagai wajib pungut dan wajib
• DPPK sebagai wajib pungut dan wajib setor ke setor ke Kas Negara atas pajak yg
Kas Negara atas pajak yg dipungutnya dipungutnya
Sujat Siswosudarmo 16
PERBEDAAN : DPPK - DPLK
ASPEK DPPK DPLK
11. Kenaikan • Dalam PDP DPPK - PPMP dapat Dalam PDP DPLK tidak dapat
Manfaat Pensiun ditetapkan kenaikan Manfaat Pensiun bagi ditetapkan kenaikan Manfaat Pensiun
Bagi Peserta/ Peserta/Pensiunan bulanan bagi Peserta/Pensiunan bulanan
Pensiunan • Dalam PDP DPPK - PPIP tidak dapat
Bulanan ditetapkan kenaikan Manfaat Pensiun bagi
Peserta/Pensiunan bulanan
12. Transparansi Pengurus DPPK wajib menyampaikan a. DPLK wajib memuat Lap Keu yg
Kepada Peserta kepada Peserta : telah diaudit Akuntan Publik selain
catatan atas Lap Keu dlm surat kabar
a. Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha berskala nasional
b. Ringkasan Lap Investasi Tahunan (audit)
c. Ringkasan hasil evaluasi Dewan b. Pengurus DPLK wajib
Pengawas atas Kinerja Investasi memberitahukan kepada Peserta :
d. Setiap perubahan Peraturan Dana • Posisi dana pd akhir th takwim, paling
Pensiun lambat 30 hari setelah th takwim ybs
• Tanda bukti penarikan dana oleh Peserta
& pajak yg telah dipungut atas penarikan
dana tsb dlm th takwim
• Neraca & Perhitungan Hasil Usaha
• Setiap perubahan Peraturan DP

Sujat Siswosudarmo 17
PROGRAM PENSIUN

PROGRAM PENSIUN
MANFAAT PASTI
[PPMP]

PROGRAM
PENSIUN

PROGRAM PENSIUN
IURAN PASTI
[PPIP]
[UU DP Pasal 1 butir 7, 8]

Sujat Siswosudarmo 18
PERBEDAAN PPMP – PPIP PADA DPPK
KETERANGAN PPMP PPIP
1. PENYELENGGARA Hanya dapat diselenggarakan oleh DPPK Dapat diselenggarakan oleh
(DPBK dan DPLK tidak dapat menyelenggarakan PPMP) DPPK, DPBK, DPLK

2. MANFAAT PENSIUN • Besarnya MP sudah pasti, ditetapkan dalam PDP • Besarnya MP tidak pasti (tergantung dari
(MP) dengan rumus tertentu besarnya iuran dan hasil
• Tidak ada risiko besarnya MP bagi Peserta pengembangannya)
• Ada risiko besarnya MP bagi Peserta

3. IURAN • Besarnya iuran Peserta (apabila ada) sudah pasti, • Besarnya iuran Peserta (apabila ada)
ditetapkan dalam PDP sudah pasti, ditetapkan dalam PDP
• Besarnya iuran Pemberi Kerja tidak pasti (fluktuatif) • Besarnya iuran Pemberi Kerja sudah
dihitung berdasarkan Valuasi Aktuaria, tergantung dari pasti (ditetapkan dalam PDP)
kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban membayar • Tidak ada risiko pendanaan (iuran)
MP yg besarnya sudah pasti bagi Pemberi Kerja
• Ada risiko pendanaan (iuran) bagi Pemberi Kerja

4. PAST SERVICE • Pada umumnya PSL diakui Tidak dikenal adanya PSL
LIABILITY (PSL) • Konsekuensi pendanaan atas pengakuan PSL
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja
• Peserta tidak boleh dibebani pendanaan atas pengakuan
PSL

5. KENAIKAN MP Dalam PDP dapat dijanjikan kenaikan MP guna Dalam PDP tidak dapat dijanjikan kenaikan
mengimbangi kenaikan harga, agar nilai riil MP tidak MP, sehingga nilai riil MP semakin merosot
semakin merosot oleh inflasi oleh inflasi

Sujat Siswosudarmo 19
PERBEDAAN PPMP – PPIP PADA DPPK

KETERANGAN PPMP PPIP

6. SURPLUS • Apabila terjadi surplus (Kekayaan Untuk Pendanaan • Tidak dikenal adanya surplus
> Nilai Kini Aktuaria) dapat mengurangi iuran
Pemberi Kerja
• Pemberi Kerja dapat menikmati surplus pendanaan (bisa • Sepanjang masa Pemberi Kerja harus
terjadi Pemberi Kerja tidak perlu membayar iuran karena membayar iuran, sebesar yg telah
sudah surplus) ditetapkan dalam PDP

7. DEFISIT • Apabila terjadi defisit (Kekayaan Untuk Pendanaan • Tidak dikenal adanya defisit
< Nilai Kini Aktuaria) Pemberi Kerja harus • Disebut Dana Terpenuhi apabila seluruh
menambah iuran iuran yg telah jatuh tempo telah
• Apabila defisit, iuran tambahan dapat dibayar lunas atau disetor lunas ke Dana Pensiun
diamortisasi
• Peserta tidak boleh dibebani iuran tambahan untuk
menutup defisit
8. RISIKO INVESTASI Pada Pemberi Kerja Pada Peserta

9. ADMINISTRASI Bersifat kelompok dan berkaitan dengan aspek aktuaria Individual Account
DANA Iuran Pemberi Kerja dan iuran Peserta (kalau
ada) dan hasil pengembangannya dibukukan
untuk dan atas nama rekening masing-
masing Peserta sebagai MP

Sujat Siswosudarmo 20
PERBEDAAN PPMP – PPIP PADA DPPK

KETERANGAN PPMP PPIP

10. LAPORAN Mutlak diperlukan pada waktu pendirian, secara berkala, DPPK-PPIP yg membayarkan Manfaat Pensiun
AKTUARIS dan setiap waktu apabila ada perubahan Peraturan Dana secara berkala wajib menyusun dan
Pensiun yang mengakibatkan perubahan pendanaan dan melaporkan Laporan Aktuaris kepada OJK
atau Manfaat Pensiun, pembubaran, penggabungan, [POJK 8/2018]
pemisahan Dana Pensiun
11. PEMBAYARAN Ada 2 opsi : • Wajib dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa
MP BULANAN • Dibayarkan sendiri oleh DPPK atau [UUDP Psl 30 (1)]
• Dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa • Dapat membayarkan Manfaat Pensiun
secara berkala kepada Peserta [POJK 5/2017
Psl 38 (1)]
12. PAJAK ATAS MP • Kalau MP dibayarkan sendiri oleh DPPK, pajak dikenakan Pajak dikenakan dimuka (bersifat final)
setiap bulan pada saat MP dibayarkan kepada Peserta atas dana yang akan dibelikan anuitas
• Kalau dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa, pajak Perusahaan Asuransi Jiwa pada waktu
dikenakan dimuka (bersifat final) atas dana yang akan membayarkan Manfaat Pensiun secara
dibelikan anuitas (Perusahaan Asuransi Jiwa pada waktu
bulanan tidak memotong pajak lagi
membayarkan Manfaat Pensiun secara bulanan tidak
memotong pajak lagi)
13. TANGGUNG • Kalau MP dibayar sendiri oleh DPPK, Pendiri/Dana Kalau pembayaran MP dialihkan ke
JAWAB Pensiun tetap bertanggung jawab (komit) untuk Perusahaan Asuransi Jiwa, maka tanggung
PEMBAYARAN memenuhi pembayaran MP kepada pihak-pihak yang jawab pembayaran MP secara bulanan kepada
berhak atas MP sampai selesai Peserta dan pihak-pihak yang berhak atas MP
MP
• Kalau pembayaran MP dialihkan kepada Perusahaan beralih kepada Perusahaan Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa, tanggung jawab Pendiri/Dana Pensiun
hanya sampai pembelian anuitas

Sujat Siswosudarmo 21
PENGESAHAN PEMBENTUKAN DPPK

WAJIB MENDAPAT PENGESAHAN

1. Setiap pembentukan DP wajib terlebih dahulu mendapat pengesahan Menteri Keuangan (Sekarang
Otoritas Jasa Keuangan)
[UU DP Psl 4, PP 76/92 Psl 2, POJK 13/2016 Psl 2]

2. Setiap Yayasan DP yg telah mendapat pengesahan Menteri Keuangan sebelum lahirnya UU DP wajib
menyesuaikan diri dengan ketentuan UU DP [UU DP Psl 61 (2), PP 76/92 Psl 54 (1), Psl 57 (1)]

PROSEDUR PENGESAHAN PEMBENTUKAN DPPK


Pendiri mengajukan permohonan pengesahan DP kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan contoh
formulir A yg telah ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan [PP 76/92 Psl 3, POJK 13/2016 Psl 3]

PERSYARATAN PENGESAHAN PEMBENTUKAN DPPK

1. Peraturan Dana Pensiun (rangkap dua);


2. Pernyataan tertulis Pendiri;
3. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yg setara dengan itu atas
pernyataan tertulis Pendiri;
4. Pernyataan tertulis Mitra Pendiri (apabila ada Mitra Pendiri);
5. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yg setara dengan itu atas
pernyataan tertulis Mitra Pendiri (apabila ada Mitra Pendiri);
[UUDP Psl 6, PP76/1992 Psl 3,POJK 13/2016 mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2016]

Sujat Siswosudarmo 22
PERSYARATAN PENGESAHAN PEMBENTUKAN DPPK

6. Arahan investasi;
7. Surat penunjukan Pengurus;
8. Pernyataan tertulis anggota Pengurus;
9. Surat penunjukan Dewan Pengawas;
10.Pernyataan tertulis anggota Dewan Pengawas;
11.Surat penunjukan Penerima Titipan;
12.Surat perjanjian Pengurus dengan Penerima Titipan;
13. Laporan Aktuaris (untuk program pensiun Manfaat Pasti);

[UU DP Psl 6, PP 76/92 Psl 3, POJK 13/2016 Lampiran, contoh Formulir A]

23
Sujat Siswosudarmo
BATAS WAKTU PROSES PENGESAHAN

• Otoritas Jasa Keuangan wajib mengesahkan Dana Pensiun dalam jangka waktu
paling lama 3 bulan sejak permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi
ketentuan UU DP dan peraturan pelaksanaannya [UU DP Psl 6 (2)]

• Dalam hal permohonan ditolak, pemberitahuan penolakan harus disertai alasan


penolakannya [UU DP Psl 6 (2)]

Sujat Siswosudarmo/ADPI 24
PERUBAHAN PDP DPPK

PENGESAHAN PERUBAHAN PDP DPPK


Perubahan PDP dilakukan oleh Pendiri, dan wajib mendapat pengesahan Otoritas Jasa Keuangan
[PP 76/92 Psl 9 (1), POJK 13/2016 Psl 2]

PROSEDUR PERUBAHAN
Pendiri mengajukan permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan yg memuat uraian tentang latar belakang
dan tujuan perubahan PDP sesuai dengan contoh formulir B yg telah ditetapkan oleh OJK
[PP 76/92 Psl 10 (1), POJK 13/2016 Psl 4]

PERSYARATAN PERUBAHAN PDP DPPK


1. Pernyataan tertulis Pendiri [PP 76/92 Psl 10 (1) b, POJK 13/2016 contoh Folmulir B]

2. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yg setara dengan itu atas
pernyataan tertulis Pendiri apabila perubahan PDP mengakibatkan perubahan pendanaan dan atau
besarnya Manfaat Pensiun [PP 76/92 Psl 9 (4), POJK 13/2016 contoh Folmulir B]
3. PDP yg baru [PP 76/92 Psl 10 (1) a, POJK 13/2016 contoh Folmulir B]

4. Laporan Aktuaris, apabila perubahan PDP mengakibatkan perubahan pendanaan dan atau perubahan
Manfaat Pensiun bagi DP yg menyelenggarakan PPMP [PP 76/92 Psl 10 (1) c, POJK 13/2016 contoh Formulir B]
5. Pernyataan tertulis Mitra Pendiri (apabila ada Mitra Pendiri baru) [POJK 13/2016 contoh Formulir B]

6. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yg setara dengan itu atas
pernyataan tertulis Mitra Pendiri (apabila ada Mitra Pendiri baru) [POJK 13/2016 contoh Formulir B]

Sujat Siswosudarmo 25
BATAS WAKTU PROSES PENGESAHAN PERUBAHAN PDP DPPK

1. Otoritas Jasa Keuangan wajib mengesahkan perubahan PDP dalam jangka waktu paling lama 3 bulan
sejak permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi ketentuan UU DP dan peraturan pelaksanaannya
[PP 76/92 Psl 10 (2)]

2. Dalam hal permohonan ditolak, pemberitahuan penolakan harus disertai alasan penolakannya dalam jangka
waktu paling lama 3 bulan [PP 76/92 Psl 10 (2)]

HAK PESERTA DPPK

Perubahan PDP tidak boleh mengurangi Manfaat Pensiun yg menjadi hak Peserta yg diperoleh selama
kepesertaannya sampai pada saat pengesahan Otoritas Jasa Keuangan [UU DP Psl 9]

BERLAKUNYA PERUBAHAN PDP DPPK


Perubahan PDP berlaku sejak tanggal pengesahan Otoritas Jasa Keuangan [PP 76/92 Psl 10 (4)]

PENGUMUMAN DALAM BNRI


Pengurus wajib mengumumkan pengesahan Otoritas Jasa Keuangan atas perubahan PDP dalam Berita
Negara RI [PP 76/92 Psl 10 (5)]

Sujat Siswosudarmo 26
PENGESAHAN PENDIRIAN DPLK
1. Pendirian DPLK harus mendapat pengesahan OJK [UU DP Psl 40(3), PP 77/92 Psl 2(2), POJK 14/2016 Psl 23]
2. Bank Umum atau Perusahaan Asuransi Jiwa yg akan mendirikan DPLK harus memenuhi persyaratan
1) Berbentuk badan hukum Indonesia dan berkantor pusat di Indonesia
2) Paling singkat dalam 1 thn terakhir sebelum mengajukan permohonan, dinyatakan sehat oleh
OJK
3) memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK.
[POJK 14/2016 Psl 2]
3. Persyaratan pengesahan pendirian DPLK :
1) Anggaran Dasar Pendiri
2) PDP DPLK
3) Rekomendasi OJK bahwa Pendiri dinyatakan sehat
4) Penunjukan Pelaksana Tugas Pengurus
5) Pernyataan Pelaksana Tugas Pengurus untuk mengelola DP
6) Tanda lulus ujian pengetahuan dasar di bidang DP untuk Pelaksana Tugas Pengurus
7) Tanda bukti lulus Fit and Proper Test dari OJK untuk Pelaksana Tugas Pengurus
8) Program Kerja DP
9) Manual sistem administrasi dan pengelolaan dana DP
10) Formulir atau dokumen yang akan digunakan dalam kepesertaan DP
11) Struktur organisasi dan uraian tugas DP
12) Pedoman pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah
[POJK 14/2016 Psl 3, Lampiran contoh folmulir A]

[POJK 14/2016 mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2016]

Sujat Siswosudarmo 27
PENGESAHAN PERUBAHAN PDP DPLK

1. Perubahan PDP DPLK wajib mendapatkan pengesahan OJK


[UU DP Psl 41(2), PP 77/92 Psl 6(2), POJK 14/2016 Psl 4]

2. Persyaratan pengesahan perubahan PDP DPLK :


1) PDP DPLK
2) Anggaran Dasar Pendiri (apabila mengubah nama Pendiri)
3) Ijin usaha Asuransi Jiwa atau Bank Umum dari OJK (apabila mengubah
nama Pendiri)
4) Persandingan pokok-pokok perubahan PDP lama dan PDP baru
[POJK 14/2016 Psl 4 (2), (3), Lampiran contoh folmulir B]

Sujat Siswosudarmo 28
PERUBAHAN PROGRAM PENSIUN

PERSYARATAN

1. Perubahan PPMP menjadi PPIP dapat dilakukan oleh Pendiri dengan ketentuan
kewajiban Pemberi Kerja paling sedikit sebesar Liabilitas Solvabilitas [POJK 8/2018 Psl 50 (1)]

2. Apabila Dana Pensiun masih memiliki kewajiban memenuhi Kekurangan Solvabilitas


dan/atau utang iuran, Pemberi Kerja wajib memenuhi kewajiban tersebut secara
sekaligus paling lambat satu bulan sejak perubahan PDP disahkan [POJK 8/2018] PSl 50 (2)]

3. Apabila Dana Pensiun memiliki kekayaan lebih atas kewajiban, kelebihan kekayaan
tersebut digunakan untuk tambahan pada rekening awal dan/atau iuran Pemberi Kerja
berikutnya [POJK 8/2018 Psl 50 (3)]

PROSEDUR
Persyaratan lainnya dan prosedur pengesahan perubahan Program Pensiun dari PPMP
menjadi PPIP sama dengan persyaratan dan prosedur pengesahan perubahan PDP

Sujat Siswosudarmo 29
PENGGABUNGAN DANA PENSIUN

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN PP 76 tahun 1992
Pasal, Ayat, Huruf

I PENGESAHAN OJK
1. Penggabungan DP harus mendapat pengesahan OJK 36 (2)
2. Keputusan OJK tentang perubahan PDP dan pembubaran DP yg 38 (2)
menggabungkan diri ditetapkan pd tanggal yg sama
II PROSEDUR
1. Pendiri DP yg menerima penggabungan mengajukan permohonan 37 (1)
pengesahan perubahan PDP kepada OJK
2. Pendiri DP yg menggabungkan diri mengajukan pembubaran DP kepada 37 (1)
OJK, yg diajukan secara bersama-sama dengan permohonan pengesahan
perubahan PDP dari Pendiri DP yg menerima penggabungan

III SYARAT
• DP yg melakukan penggabungan memiliki Program Pensiun yg sama 36 (1) a
• Ada Pemberi Kerja yg bertanggung jawab atas kewajiban yg berkaitan dengan 36 (1) b
masa kerja Peserta sebagaimana ditetapkan dalam PDP sebelum berlakunya
penggabungan

Sujat Siswosudarmo 30
PENGGABUNGAN DANA PENSIUN

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN PP 76 tahun 1992
Pasal, Ayat, Huruf

IV KELENGKAPAN DOKUMEN
1. PDP yg baru 10 (1) a, 38 (1)
2. Pernyataan tertulis Pendiri dari DP yg menerima kepesertaan, kekayaan dan 37 (3) a, 38 (1)
kewajiban dari DP yg menggabungkan diri
3. Persetujuan pemilik perusahaan atau rapat umum pemegang saham atau yg 9 (4), 38 (1)
setara dengan itu atas pernyataan Pendiri (dari DP yg menerima
penggabungan) apabila perubahan PDP mengakibatkan perubahan
pendanaan dan atau besarnya Manfaat Pensiun
4. Laporan keuangan dari DP yg menerima penggabungan sebelum dan 37 (3) b, 38 (1)
sesudah penggabungan yg telah diaudit oleh akuntan publik
5. Laporan keuangan dari DP yg menggabungkan diri pada saat penggabungan 37 (3) b, 38 (1)
yg telah diaudit oleh akuntan publik
6. Laporan aktuaris dari DP yg menerima penggabungan sebelum dan sesudah 37 (3) c, 38 (1)
penggabungan (bagi DP yg menyelenggarakan PPMP)
7. Laporan aktuaris dari DP yg menggabungkan diri pada saat penggabungan 37 (3) c, 38 (1)
(bagi DP yg menyelenggarakan PPMP)

Sujat Siswosudarmo 31
PENGGABUNGAN DANA PENSIUN

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN PP 76 tahun 1992
Pasal, Ayat, Huruf
V TANGGUNG JAWAB MASA KERJA LALU
Pembei Kerja tidak boleh mengabaikan janji yg sudah dinyatakan dalam PDP, Penjelasan 36 (1) b
terutama untuk iuran masa kerja lalu (PSL) Pemberi Kerja yg menerima
penggabungan merupakan Pemberi Kerja yg bertanggung jawab atas iuran masa
kerja lalu tersebut
VI PENGALIHAN KEPESERTAAN, KEKAYAAN, KEWAJIBAN
Seluruh kepesertaan, kekayaan, kewajiban DP yg menggabungkan diri beralih ke DP 40
yg menerima penggabungan sejak tanggal pengesahan OJK atas penggabungan DP

VII PENGUMUMAN DALAM BERITA NEGARA RI


1. Pengurus DP (yg menerima penggabungan) mengumumkan pengesahan OJK 10 (5)
atas perubahan PDP dengan menempatkannya dlm Berita Negara RI
2. Pengurus DP yg menerima penggabungan mengumumkan pembubaran DP yg
menggabungkan diri dengan menempatkannya dalam Berita Negara RI
39 (1)
VIII STATUS BADAN HUKUM DP
Status badan hukum DP yg menggabungkan diri berakhir sejak pengumuman 39 (2)
pembubaran DP tsb dalam Berita Negara RI

Sujat Siswosudarmo 32
STAKEHOLDERS (PEMANGKU KEPENTINGAN) DANA PENSIUN

OTORITAS JASA KEUANGAN

PENDIRI MITRA PENDIRI


KARYAWAN PENDIRI (Pemberi Kerja) (Pemberi Kerja) KARYAWAN
(Peserta) MITRA PENDIRI
(Peserta)

DANA PENSIUN PENGURUS


DEWAN PENGAWAS (Sebagai Badan Hukum)

PEGAWAI
DANA PENSIUN

AKUNTAN PENERIMA PENILAI MANAJER PERUSAHAAN


AKTUARIS PENSIUNAN
PUBLIK TITIPAN INDEPENDEN INVESTASI ASURANSI JIWA

Sujat Siswosudarmo 33
TATA KELOLA DP [GOOD PENSION FUND GOVERNANCE (GPFG)]
1. Tata Kelola DP adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh DP untuk mencapai tujuan penyelenggaraan program
pensiun dengan memperhatikan kepentingan setiap pihak yang terkait, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan praktek yang berlaku umum. [POJK 16/2016 Psl 1 butir 3]
2. DPPK dan DPLK harus menyusun dan menerapkan Pedoman Tata Kelola DP [POJK 16/2016 Psl 2]
3. OJK menetapkan Pedoman Penerapan GPFG sebagai dasar acuan bagi DP dalam menyusun Pedoman GPFG di DP masing-masing
[ lampiran POJK 16/2016]
4. OJK secara berkala menelaah ulang Pedoman GPFG yang telah ditetapkan [POJK 16/2016 Psl 5]
5. Pedoman GPFG paling sedikit harus memuat: Maksud dan Tujuan Pedoman, Kaidah Perilaku, Peraturan Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Wewenang, Tanggungjawab, Hak dan Kewajiban setiap Stakeholder DP, Pedoman Teknis (akuntansi, investasi, sistem pengendalian
internal, perilaku, kode etik dll), Pernyataan kepatuhan terhadap Pedoman GPFG [POJK 16/2016 Psl 4]
6. Lima prinsip GPFG: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, Fairness (TARIF) [POJK 16/2016 Psl 3(1)]
7. Stakeholders DP dalam GPFG:
• Pengurus : Menyusun Pedoman GPFG
• Pendiri : Menetapkan Pedoman GPFG
• Dewan Pengawas : Setiap tahun harus mengevaluasi penerapan Pedoman GPFG dan melaporkan hasil evaluasinya
(terlebih dahulu harus disampaikan kepada Pengurus untuk mendapatkan tanggapan), untuk
disampaikan kedapa Pendiri, paling lambat 6 bulan setelah akhir tahun.
• Pendiri, Pemberi Kerja, Dewan Pengawas, Pengurus, Pihak Lain, yang terkait:
Bertanggung jawab atas penerapan Pedoman GPFG sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
[POJK 16/2016 Psl 3(2), (3), Psl 6(1), (2), (3)]

8. Hasil Evaluasi Dewan Pengawas atas Penerapan Pedoman GPFG digunakan oleh Pendiri sebagai bahan penilaian kinerja DP [POJK
16/2016 Psl 6(4)].
9. Tiga pilar pendukung penerapan GPFG yang masing-masing harus melaksanakan fungsinya dengan baik, yaitu:
• Regulator : sebagai pembuat peraturan, pengawas, yang dapat menunjang DP yg efisien, efektip dan transparan.
• Dana Pensiun : sebagai pelaku yang menerapkan GPFG.
• Peserta : sebagai pengguna Jasa DP, melakukan kontrol sosial.
[Pedoman GPFG : Menciptakan situasi kondusif untuk melaksanakan GPFG]
Sujat Siswosudarmo 34
PENDIRI – DPPK

SIAPA YG DAPAT MENDIRIKAN DPPK ?

Setiap orang atau Badan yg mempekerjakan Karyawan dapat mendirikan DPPK, untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti bagi
kepentingan sebagian atau seluruh Karyawannya sebagai Peserta

[UU DP Psl 1 butir 1]

Sujat Siswosudarmo 35
KEWAJIBAN PENDIRI DPPK

1. Membuat pernyataan tertulis yg berisi :


1) Mendirikan DP
2) Memberlakukan PDP
3) Bersedia untuk membiayai DP
4) Persetujuan atas keikutsertaan Karyawan Mitra Pendiri (apabila ada)
[UU DP Psl 5 (1) a, (2) a, PP 76/92 Psl 6 b]

2. Memungut iuran Peserta (apabila PDP mewajibkan Peserta ikut mengiur) dan menyetorkannya ke DP
[UU DP Psl 17 (1), (2)]

3. Menyetor seluruh Iuran Normal baik dari Pemberi Kerja maupun dari Peserta (apabila ada) dan iuran
tambahan (apabila terjadi defisit) kepada DP paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
[UU DP Psl 15, Psl 17 (2), KMK 510/2002 Psl 2 (2)]

4. Membuat pernyataan tertulis sebagai pelengkap Laporan Aktuaris bahwa :


1) Data & PDP yg disampaikan kpd Aktuaris lengkap & benar
2) Sanggup membayar iuran sesuai dengan pendaan minimum yg dituangkan dlm pernyataan Aktuaris
3) Menggunakan surplus untuk mengurangi iuran normal Pemberi Kerja, dlm hal terjadi surplus
[KMK 510/2002 Psl 20 (2)]

5. Melaksanakan Pedoman Tata Kelola DP sesuai dengan fungsinya [POJK 16/2016]

Sujat Siswosudarmo 36
KEWAJIBAN PENDIRI DPPK

6. Mengganti Pengurus, dalam hal Pengurus menolak dilakukan pemeriksaan langsung (kecuali
Pemeriksa tidak dapat menunjukkan Tanda Pengenal Pemeriksa atau Surat Perintah Pemeriksaan) dan atau
menghambat kelancaran pemeriksaan langsung, sesuai dengan pengenaan sanksi yg ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan [KMK 512/2002 Psl 14 (1)]

7. Mengakhiri kepesertaan karyawan Mitra Pendiri dengan mengubah PDP apabila jangka waktu
penangguhan kepesertaan karyawan Mitra Pendiri (paling lama 1 tahun) telah berakhir, ternyata Mitra Pendiri
tetap tidak membayar iuran [PP 76/92 Psl 33 (1), 34]

8. Memperlihatkan buku, catatan, dokumen dan memberikan keterangan yg diperlukan dalam rangka
pemeriksaan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan [UU DP Psl 52 (3)]

Sujat Siswosudarmo 37
WEWENANG PENDIRI DPPK

1. Menetapkan dan mengubah PDP


[UU DP Psl 5 (1) b, (2) c, PP 76/92 Psl 9 (1)]

2. Menunjuk dan memberhentikan Pengurus


[UU DP Psl 6 (1) c, Pasal 10 ayat (1), PP 76/92 Psl 15 ayat (1), Psl 20 d]

3. Menunjuk dan memberhentikan Dewan Pengawas


[UU DP Psl 12 (2), PP 76/92 Psl 27 d]

4. Menunjuk Penerima Titipan


[UU DP Psl 6 (1) c]

5. Menetapkan Arahan Investasi (dalam hal PPMP)


[UU DP Psl 30 (1) a]

6. Pendiri bersama Dewan Pengawas (dalam hal PPIP) menetapkan Arahan Investasi
[UU DP Psl 30 (2)]

7. Menetapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun


[POJK 16/2016]

Sujat Siswosudarmo 38
HAK PENDIRI DPPK

Pendiri dapat menangguhkan kepesertaan karyawan Mitra Pendiri untuk jangka waktu
paling lama 1 tahun terhitung sejak Mitra Pendiri telah 3 bulan berturut-turut tidak
membayar iuran, dengan mengubah PDP
[PP 76/92 Psl 33 (1)]

TANGGUNG JAWAB PENDIRI DPPK

1. Pendiri bertanggung jawab untuk menjaga agar DP berada dlm keadaan Dana Terpenuhi
[KMK 510/2002 Psl 2 (1)]

2. Dalam hal keadaan dana belum terpenuhi, Pendiri bertanggung jawab agar DP secara bertahap
mencapai keadaan Dana Terpenuhi [KMK 510/2002 Psl 2 (1)]

3. Pendiri bertanggung jawab agar iuran normal dan iuran tambahan (apabila terjadi defisit) disetorkan ke
DP sesuai dengan jumlah dan waktu yg ditetapkan dlm PDP atau pernyataan Aktuaris
[KMK 510/2002 Psl 2 (3)]

4. Pendiri bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Tata Kelola DP sesuai fungsi dan tugasnya
[POJK 16/2016]

Sujat Siswosudarmo 39
MITRA PENDIRI – DPPK

PENGERTIAN MITRA PENDIRI

Mitra Pendiri adalah Pemberi Kerja yg ikut serta dlm suatu Dana Pensiun Pemberi Kerja, untuk
kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya [UU DP Psl 1 butir 17]

KEWAJIBAN MITRA PENDIRI


1. Menyatakan kesediaannya untuk tunduk pada PDP yg ditetapkan Pendiri bagi kepentingan
karyawan Mitra Pendiri [UU DP Psl 5 (2) b]
2. Memberikan kuasa penuh kepada Pendiri untuk melaksanakan PDP
[UU DP Psl 5 (2) b]

3. Menyatakan kesediaannya untuk membiayai penyelenggaraan Dana Pensiun


[PP 76/92 Psl 6 b]

4. Membayar iuran [UU DP Psl 15, Psl 17 (2)]

Sujat Siswosudarmo 40
KEWAJIBAN MITRA PENDIRI

5. Memungut iuran Peserta Mitra Pendiri (apabila PDP mewajibkan Peserta ikut mengiur)
[UU DP Psl 17 (1), (2)]

6. Menyetor seluruh iuran Peserta dan iurannya sendiri kepada DP paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya [UU DP Psl 17 (2)]

7. Memperlihatkan buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yg diperlukan


dalam rangka pemeriksaan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan [UU DP Psl 52 (3)]

TANGGUNG JAWAB MITRA PENDIRI

Mitra Pendiri bertanggung jawab agar iuran normal dan iuran tambahan (apabila terjadi defisit)
untuk Karyawan Mitra Pendiri disetorkan ke DP sesuai dengan jumlah dan waktu yg ditetapkan
dalam PDP atau pernyataan Aktuaris [KMK 510/2002 Psl 2 (3)]

Sujat Siswosudarmo 41
PENGURUS - DPPK
PERSYARATAN PENGURUS DPPK
1. WNI;
2. Memiliki akhlak dan moral yg baik;
3. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di industri Dana Pensiun atau Jasa Keuangan lainnya;
4. Tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yg dijatuhi sanksi pidana penjara
5 tahun atau lebih dan atau tindak pidana di bidang Dana Pensiun atau jasa keuangan lainnya;
5. Memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun, dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat lulus ujian yg
diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Dana Pensiun; *)
6.  Lulus penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dengan predikat:
Disetujui atau Tidak disetujui sebagai calon Pengurus DPPK.
[POJK 4/2013, POJK 15/2016 Psl 3, Psl 4, POJK 27/2016 Psl 21 (1), SE OJK 31/2016 Angka VII. A. 1]

- Ketentuan tersebut pada butir 1 s/d 6 berlaku pula bagi Pelaksanaan Tugas Pengurus DPLK [POJK 15/2016 Psl 3 (1)]
*) Harus dipenuhi oleh Pengurus DPPK paling lama 6 bulan sejak tgl pengesahan pendirian DPPK bagi DPPK yg
pendiriannya pd tgl 1 Maret 2016 atau setelahnya [POJK 15/2016 Psl 3 (2)]
7. Pengurus DPPK, Pegawai DPPK, Pelaksana Tugas Pengurus DPLK, Pegawai DPLK yg membidangi
investasi :
1) Wajib memiliki kemampuan di bidang investasi dan/atau manajemen risiko yg dibuktikan lulus ujian
sertifikasi bidang investasi dan/atau manajemen risiko oleh lembaga yg telah mendapat lisensi dari
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dan
2) Wajib memenuhi syarat berkelanjutan [POJK 3/2015 Psl 14 (1), (2)]
PENUNJUKAN PENGURUS DPPK
1. Pengurus ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri [UU DP Psl 10 (1)]

2. Pengurus diberhentikan oleh Pendiri [PP 76/92 Psl 20 d]


Sujat Siswosudarmo 42
PERUBAHAN PENGURUS DPPK
Perubahan Pengurus wajib dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya 30 hari
sebelum berlakunya perubahan [PP 76/92 Psl 19]

MASA JABATAN PENGURUS DPPK


Masa jabatan Pengurus paling lama 5 tahun dan dapat ditunjuk kembali [PP 76/92 Psl 15 (3)]

BERAKHIRNYA JABATAN PENGURUS DPPK


1. Masa jabatan berakhir, atau
2. Meninggal dunia, atau
3. Mengundurkan diri, atau
4. Diberhentikan oleh Pendiri, atau
5. Dijatuhi hukuman pidana yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap
[PP 76/92 Psl 27]

LARANGAN JABATAN RANGKAP


Pengurus DPPK dan Pelaksana Tugas Pengurus DPLK tidak dapat merangkap jabatan sebagai
Pengurus Dana Pensiun lain atau anggota Direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain
[POJK 15/2016 Psl 5]

Sujat Siswosudarmo 43
KEWAJIBAN PENGURUS DPPK

1. Membuat pernyataan tentang kesediaannya untuk ditunjuk sebagai Pengurus, dan mengelola DP sesuai
dengan PDP dan UU DP serta peraturan pelaksanaannya [UU DP Psl 10 (3), PP 76/92 Psl 16 (3)]

2. Mengelola DP [UU DP Psl 10 (3), PP 76/92 Psl 17 (1)]

3. Mengumumkan pembentukan DP dan pengesahan PDP dengan menempatkan KMK tentang pengesahan
DP pada Berita Negara RI [UU DP Psl 7 (2), PP 76/92 Psl 10 (5)]

4. Melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan :

a. Laporan Keuangan

b. Laporan Investasi

c. Laporan Teknis Ditailnya dapat dilihat pada topik “Pengawasan Dana Pensiun”
di bagian belakang.
d. Laporan Aktuaris

dll

f. Memberitahukan kepada OJK, apabila Pendiri tidak mampu membayar iuran kepada Dana Pensiun
3 bulan berturut-turut [UUDP Psl 16 (3)]

Sujat Siswosudarmo 44
KEWAJIBAN PENGURUS DPPK

5. Menyampaikan kepada Pendiri :


a. Laporan Investasi Tahunan (non-audit) [POJK 3/2015 Psl 23]
b. Hasil Pemeriksaan Akuntan Publik atas Laporan Investasi Tahunan [POJK 3/2015 Psl 23]
c. Memberitahukan apabila Mitra Pendiri tidak mampu membayar iuran 3 bulan berturut-turut
[UU DP Psl 16 (4)]

6. Menyampaikan kepada Dewan Pengawas :


a. Laporan Investasi Tahunan (non-audit) [POJK 3/2015 Psl 23]
b. Hasil Pemeriksaan Akuntan Publik atas Laporan Investasi Tahunan [POJK 3/2015 Psl 23]

7. Menyampaikan kepada Peserta :


a. Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha [PP 76/92 Psl 18 (2) a]
b. Ringkasan Laporan Investasi Tahunan paling lambat 1 bulan setelah disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan [POJK 3/2015 Psl 25 (1)a]
c. Ringkasan hasil pemeriksaan Akuntan Publik atas Laporan Investasi Tahunan paling lambat 1 bulan
setelah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan [POJK 3/2015 Psl 25 (1)a]

d. Ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja investasi [POJK 3/2015 Psl 25 (1)b]
e. Menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran kpd Pendiri, Dewan Pengawas,
dan Pengurus mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi [POJK 3/2015 Psl 24 (2)b]
f. Setiap perubahan PDP [PP 76/92 Psl 18 (2) c]
g. Hal-hal yg timbul dalam kepesertaan [PP 76/92 Psl 18 (2) b]

Sujat Siswosudarmo 45
KEWAJIBAN PENGURUS DPPK

8. Memperlihatkan buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yg diperlukan dalam rangka
pemeriksaan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan [UU DP Psl 52 (3)]
9. Membantu pemeriksa untuk memperoleh data atau informasi dari Akuntan Publik, Penerima Titipan, Aktuaris
atau Pihak Lain yg terkait dengan kegiatan DP dalam rangka pencocokan, klarifikasi atau konfirmasi data atau
informasi selama pemeriksaan langsung [KMK 512/2002 Psl 8 (2)]

10. Memberikan ijin kepada pemeriksa untuk memperoleh langsung data dan atau informasi langsung dari Akuntan
Publik, Penerima Titipan, Aktuaris atau Pihak Lain yg terkait dengan kegiatan DP dalam rangka pencocokan,
klarifikasi atau konfirmasi data atau informasi selama pemeriksaan langsung [KMK 512/2002 Psl 8 (3)]

11. Menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Langsung [KMK 512/2002 Psl 9 (1)]
12. Menandatangani Berita Acara Penolakan Penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan Langsung dalam hal
Pengurus menolak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Langsung [KMK 512/2002 Psl 9 (2)]
13. Membayarkan secara sekaligus kepada ahli waris dari Peserta, selisih lebih antara akumulasi iuran
Peserta dan pengembangannya dengan total akumulasi pembayaran Manfaat Pensiun [PP 76/92 Psl 32
(1)]

14. Melaksanakan investasi sesuai Arahan Investasi, dan bertindak sedemikian rupa sehingga keputusan investasi yg
diambil merupakan keputusan yg obyektif, semata-mata untuk kepentingan Peserta, DP, dan atau Pemberi Kerja
[POJK 3/2015 Psl 23 Psl 16]

15. Menyusun Rencana Investasi Tahunan [POJK 3/2015 Psl 17 (1)]

16. Menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan
portofolio dan hasil investasi DP kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus [POJK 3/2015 Psl 25 (2)]

Sujat Siswosudarmo 46
KEWAJIBAN PENGURUS DPPK

17. Menghentikan pengelolaan investasi oleh Lembaga Keuangan, apabila melanggar ketentuan investasi sesuai
dengan pengenaan sanksi administratif oleh Otoritas Jasa Keuangan [POJK 3/2015 Psl 28 (6)a]

18. Meningkatkan pengetahuannya secara berkelanjutan di bidang DP (dibuktikan dengan sertifikat


atau bukti lain dari pihak penyelenggara kegiatan) [POJK 4/2013]

19. Menyusun Pedoman Tata Kelola DP untuk ditetapkan oleh Pendiri [POJK 3/2015]

20. Melaporkan kepada Pendiri apabila Mitra Pendiri tidak membayar iuran 3 bulan berturut-turut [UU DP Psl 16
(4)]

21. Melaksanakan Pedoman Tata Kelola DP sesuai dengan fungsinya [POJK 16/2016]

WEWENANG PENGURUS DPPK


1. Membuat perjanjian dengan Penerima Titipan [PP 76/92 Psl 3 (1) f]

2. Membuat perjanjian dengan Pihak Ketiga (Aktuaris, Penasihat Investasi, Akuntan Publik, Apraisal, Pengacara
dll) [UU DP Psl 11, PP 76/92 Psl 7 (1)]

3. Melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama DP dan mewakili DP di dalam dan di luar Pengadilan
[UU DP Psl 10 (3)]

4. Menarik atau mengalihkan kekayaan DP yg disimpan pada Penerima Titipan [UU DP Psl 30 (5)]

Sujat Siswosudarmo 47
TANGGUNG JAWAB PENGURUS DPPK

1. Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara pribadi atas


segala kerugian yg timbul pada kekayaan DP akibat tindakan Pengurus yg melanggar
atau melalaikan tugas atau kewajibannya dan wajib mengembalikan kepada DP segala
kenikmatan yang diperoleh dari DP secara melawan hukum [PP 76/92 Psl 21]

2. Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri [UU DP Psl 10 (1), PP 76/92 Psl 15 (2)]

3. Pengurus bertanggung jawab atas kesesuaian terhadap batasan-batasan investasi


ditentukan pada saat dilakukan penempatan investasi, dan merupakan tanggung jawab
Pengurus untuk membuktikannya [POJK 3/2015 Psl 13 (4)]

4. Pengurus bertanggung jawab atas penerapan Tata Kelola DP sesuai fungsi dan tugasnya
[POJK 16/2016]

Sujat Siswosudarmo 48
DEWAN PENGAWAS - DPPK
PERSYARATAN DEWAN PENGAWAS DPPK
1. W N I
2. Memiliki akhlak dan moral yg baik
3. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di industri Dana Pensiun atau Jasa Keuangan lainnya
4. • Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yg dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dengan predikat :
Disetujui atau Tidak Disetujui sebagai Dewan Pengawas ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
[KMK 513/2002 Psl 5, PMK 36/2010 “Psl 3, POJK 4/2013, POJK 15/2016 Psl 6, POJK 27/2016 Psl 21 (1), SE OJK 31/2016 Angka VII. A. 1]

PENUNJUKAN DEWAN PENGAWAS DPPK


1. Anggota Dewan Pengawas DPPK diangkat/ditunjuk oleh Pendiri [UU DP Psl 12 (2), PP 76/92 Psl 22 (1)]
2. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Pendiri [PP 76/92 Psl 27 d]

PERUBAHAN DEWAN PENGAWAS DPPK


Perubahan Dewan Pengawas wajib dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya 30 hari setelah
berlakunya perubahan [PP 76/92 Psl 26]
LARANGAN JABATAN RANGKAP DPPK
Dewan Pengawas DPPK tidak dapat merangkap sebagai Pengurus [UU DP Psl 12 (3)]

SUSUNAN DEWAN PENGAWAS DPPK


1. Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari Wakil Pemberi Kerja dan Wakil Peserta dalam jumlah yg sama [UU DP Psl
12 (1)]
2. Apabila yg mewakili Peserta lebih dari 1 orang dan jumlah Pensiunan lebih dari 50 orang, sekurang-kurangnya 1 orang harus
berasal dari Pensiunan [PP 76/92 Psl 24 (2)]
3. Dewan Pengawas yg mewakili Peserta adalah Karyawan yg menjadi Peserta [ PP 76/92 Psl 24 (1), (5)]
4. Dewan Pengawas yg mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari Karyawan atau bukan Karyawan [PP 76/92 Psl 24 (4)]
5. Direksi atau Pejabat yg setingkat dari itu dari Pemberi Kerja tidak dapat ditunjuk sebagai Wakil Peserta dalam Dewan
Pengawas [PP 76/92 Psl 24 (3)]

Sujat Siswosudarmo 49
MASA JABATAN DEWAN PENGAWAS DPPK
1. Masa jabatan Dewan Pengawas paling lama 5 tahun dan dapat ditunjuk kembali [PP 76/92 Psl 22 (3)]
2. Jabatan Dewan Pengawas berakhir apabila :
a. Masa jabatan berakhir, atau
b. Meninggal dunia, atau
c. Mengundurkan diri, atau
d. Diberhentikan oleh Pendiri, atau
e. Dijatuhi hukuman pidana yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap
[PP 76/92 Psl 27]

KEWAJIBAN DEWAN PENGAWAS DPPK


1. Membuat pernyataan tertulis tentang kesediaannya ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas guna
melakukan pengawasan pengelolaan Dana Pensiun [PP 76/92 Psl 23 (3)]
2. Melakukan pengawasan atas pengelolaan DP oleh Pengurus [UU DP Psl 13 (1) a, PP 76/92 Psl 25 a]
3. Mengevaluasi kinerja investasi DP sekurang-kurangnya 2 kali untuk satu tahun buku [POJK 3/2015 Psl 24 (1)]
4. Menyampaikan laporan evaluasi kinerja investasi semesteran kpd OJK paling lambat 3 bulan setelah akhir
semester [POJK 3/2015 Psl 24 (4)]
5. Menyampaikan laporan tahunan atas hasil pengawasannya kepada Pendiri dan salinannya diumumkan kepada
Peserta [UU DP Psl 13 (1) b, PP 76/92 Psl 25 b]
6. Setiap tahun wajib mengevaluasi atas penerapan Pedoman Tata Kelola DP dan hasilnya disampaikan kepada
Pengurus (untuk mendapat tanggapan) seterusnya disampaikan kepada Pendiri paling lambat 6 bulan
setelah akhir tahun [POJK 16/2016]
7. Meningkatkan pengetahuannya secara berkelanjutan di bidang Dana Pensiun dibuktikan dengan
sertifikat atau bukti lain dari pihak penyelenggara [POJK 4/2013].
8. Menyampaikan laporan hasil pengawasan proses likuidasi Dana Pensiun kepada OJK. [POJK 9/2014 Psl 21 (2)]

Sujat Siswosudarmo 50
WEWENANG DEWAN PENGAWAS DPPK

1. Menunjuk Akuntan Publik [UU DP Psl 14, PP 76/92 Psl 25 c]


2. Menunjuk Aktuaris [PP 76/92 Psl 25 d]

HAK DEWAN PENGAWAS DPPK

Dewan Pengawas dapat mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan sanksi kepada Pengurus apabila hasil
evaluasi kinerja investasi menunjukkan bahwa alasan Pengurus dalam menjelaskan ketidak sesuaian kinerja investasi
DP dengan Arahan Investasi dan Rencana Investasi tahunan, tidak bisa diterima [POJK 3/2015 Psl 24 (5)]

TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS DPPK

1. Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri [PP 76/92 Psl 22 (2)]
2. Dewan Pengawas bertanggung jawab atas penerapan Pedoman Tata Kelola DP sesuai fungsi dan
tugasnya [Kep Bapepam-LK 136/2006 Psl 3 (3)]

Sujat Siswosudarmo 51
KEPESERTAAN - DPPK

SYARAT KEPESERTAAN DPPK


Setiap Karyawan yg termasuk golongan Karyawan yg memenuhi syarat kepesertaan dalam DP
berhak menjadi Peserta, apabila :
1. Telah berusia setidak-tidaknya 18 tahun atau
2. Telah kawin, dan
3. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 1 tahun
[UU DP Psl 19]

SIFAT KEPESERTAAN DPPK

1. Kepesertaan pada DP bersifat suka rela (tidak bersifat wajib) [UU DP Penjelasan Psl 19]

2. Apabila Peserta diwajibkan ikut membayar iuran, kepesertaan Karyawan harus bersifat
aktif, artinya Karyawan yg menjadi Peserta harus menyatakan kesediaannya untuk dipotong
gaji / upahnya setiap bulan untuk membayar iuran [UU DP Penjelasan Psl 19]

3. Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari DP apabila masih
memenuhi syarat kepesertaan [UU DP Psl 26 (1)]

Sujat Siswosudarmo 52
KEWAJIBAN PESERTA DPPK

1. Membayar iuran (apabila PDP mewajibkan Peserta ikut mengiur)


[UU DP Psl 15 (1) a, Psl 17 (1), (2), Penjelasan Psl 19, Psl 29 b]

2. Menyatakan kesediaannya untuk dipotong gaji / upahnya setiap bulan untuk membayar
iuran (apabila PDP mewajibkan Peserta ikut mengiur) [UU DP Penjelasan Psl 19]

3. Melaksanakan dan bertanggungjawab atas penerapan Pedoman Tata Kelola DP sesuai


fungsi dan tugasnya [POJK 16/2016]

HAK PESERTA DPPK

1. Berhak atas Manfaat Pensiun Normal, atau Manfaat Pensiun Cacat, atau Manfaat Pensiun
Dipercepat, atau Pensiun Ditunda yg besar dan waktunya ditetapkan dalam PDP
[UU DP Psl 21 (1), PP 76/92 Psl 28 (1), KMK 343/1998, 231/2002]

2. Menentukan pilihan bentuk anuitas dan Perusahaan Asuransi Jiwa (dalam hal PPIP) untuk
pembayaran Manfaat Pensiunnya secara bulanan [UU DP Psl 21 (3), 30 (7)]

3. Mengajukan wakilnya dalam keanggotaan Dewan Pengawas yg mewakili Peserta


[PP 76/92 Psl 24 (5)]

Sujat Siswosudarmo 53
HAK PESERTA DPPK
4. Memperoleh keterangan dari Pengurus mengenai :

a. Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha;


b. Hal-hal yg timbul dalam rangka kepesertaan;
c. Setiap perubahan PDP
[PP 76/92 Psl 18 (2)]

5. Memperoleh salinan mengenai hasil pengawasan Dewan Pengawas atas pengelolaan


DP [UU DP Psl 13 (1), PP 76/92 Psl 25 b]
6. Memperoleh pengumuman dari Pengurus mengenai :
a. Ringkasan Laporan Investasi Tahunan (non-audit) dan hasil pemeriksaan Akuntan
Publik atas Laporan Investasi Tahunan paling lambat 1 bulan setelah
disampaikan kepada OJK
b. Ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja investasi DP
[POJK 3/2015 Psl 25 (1)]

7. Menyampaikan saran dan pendapat mengenai perkembangan Portofolio dan Hasil Investasi
kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus
[POJK 3/2015 Psl 25 (2)]

Sujat Siswosudarmo 54
HUBUNGAN PENDIRI,
DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS DPPK

PENDIRI
Fungsi : Pendanaan

Pengawasan
DEWAN PENGURUS
PENGAWAS Fungsi : Pengelolaan
Fungsi : Pengawasan Pelaporan

Sujat Siswosudarmo 55
AKUNTAN PUBLIK

Akuntan Publik : Adalah Akuntan yg telah memperoleh ijin dari Menteri Keuangan untuk
memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas
(badan usaha) [KMK 423/2002]

Kantor Akuntan Publik : Adalah badan usaha yg telah mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya [KMK
423/2002]

Penunjukan : Akuntan Publik ditunjuk oleh Dewan Pengawas [UU DP Psl 14, PP 76/92 Psl 25 c]

Tugas Pokok : Mengaudit Laporan Keuangan Tahunan & Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun

Larangan : • Dewan Pengawas dilarang menunjuk Akuntan Publik yg sama dlm hal :
a. Akuntan Publik tsb telah melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan dan atau
Laporan Investasi Tahunan DP ybs 3 kali berturut-turut; dan atau
b. Akuntan Publik dimaksud dinyatakan telah melanggar Standar Praktik
Akuntan Publik yg berlaku oleh Asosiasi Akuntan atau Menteri Keuangan
• Kantor Akuntan Publik yg sama tidak dapat ditunjuk untuk mengaudit Laporan
Keuangan dan atau Laporan Investasi Tahunan DP yang bersangkutan lebih dari 5 kali
berturut-turut
[KMK 509/2002 Psl 9]

Sujat Siswosudarmo 56
LAPORAN AKTUARIS
1. Aktuaris ditunjuk oleh Dewan Pengawas [PP 76/92 Psl 25 d]
2. DPPK-PPMP, DPPK-PPIP & DPLK yang membayarkan MP secara berkala, DP yg menyelenggarakan MPLMP wajib menyusun dan
menyampaikan Laporan Aktuaris Berkala (asli dan data elektronik) paling sedikit 3 tahun sekali ke OJK
[POJK 8/2018 Psl 57, Psl 59 (1), Psl 64 (1), Psl 65 (1), Psl 71 (2)]
3. Tanggal Valuasi Laporan Aktuaris [POJK 8/2018 Psl 60 (4), Psl 64 (5), Psl 66 (2)]
• Berkala per 31 Desember
• Pembentukan DP tanggal Pernyataan Tertulis Pendiri
• Pembubaran tanggal efektif pembubaran DP
• Perubahan PDP yg terkait pendanaan paling lambat 3 bulan sebelum tanggal permohonan pembubaran
4. DP wajib menyampaikan Laporan Aktuaris Berkala kepada OJK paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya
[POJK 8/2018 Psl 73]
5. Laporan Aktuaris Berkala harus dilampiri Pernyataan Pendiri yang memuat :
a. Bahwa data dan PDP yang disampaikan ke Aktuatis lengkap dan benar;
b. Pendiri sanggup membayar iuran minimum sesuai Laporan Aktuaris; dan
c. Pendiri bermaksud menggunakan Surplus untuk mengurangi Iuran Normal Pemberi Kerja (dalam hal terdapat
Surplus)
[POJK 8/2018 Psl 63 (1), (2), Psl 68 (1), (2)]
6. - Standar Praktek Aktuaria untuk Valuasi Aktuaris DPPK-PPMP harus mengatur penetapan Bunga Teknis secara wajar
[POJK 8/2018 Psl 70 (2)]

- Bunga Teknis secara wajar adalah tingkat bunga teknis yang mencerminkan kemampuan DPPK-PPMP dalam
….mengembangkan dana kelolaan secara jangka panjang [POJK 8/2018 Penjelasan Psl 70 (1)]
7. Apabila hasil Valuasi Aktuaria DPPK-PPMP mempunyai Kualitas Pendanaan Tingkat III, wajib melakukan Valuasi
berikutnya, paling lambat untuk posisi 1 tahun sejak tanggal Valuasi Aktuaria dilakukan [POJK 8/2018 Psl 61 (1)]
8. Apabila Laporan Aktuaris tidak sesuai ketentuan, OJK dapat memerintahkan Pengurus menyampaikan Laporan Aktuaris
yang baru, dan jika Aktuaris tersebut tidak bersedia membuat Laporan Aktuaris baru, Dewan Pengawas dilarang menunjuk
Aktuaris untuk menyusun Laporan Aktuaris berikutnya [POJK 8/2018 Psl 58]
Sujat Siswosudarmo
57
KUALITAS PENDANAAN
[POJK 8/2018 Tanggal 30 Mei 2018 mulai berlaku sejak diundangkan 31 Mei 2018]

TINGKAT KONDISI KETERANGAN


DPPK-PPMP • Disebut Surplus (over funded) apabila kekayaan untuk pendanaan >
TINGKAT • Kekayaan Untuk Pendanaan tidak Nilai Kini Aktuaria

I kurang dari Nilai Kini Aktuaria


[Psl 1 butir 26 a, Psl 2 (2) b ]
• Disebut Dana Terpenuhi (Bagi DPPK-PPMP) apabila kekayaan untuk
pendanaan tidak kurang dari Nilai Kini Aktuaria [Psl 1 butir 26a]
• Bagi DPPK-PPIP disebut Dana Terpenuhi apabila iuran bulanan yg
telah jatuh tempo telah disetor ke DP [Psl 1 butir 26 b, Psl 22 (1)]
• Tidak Wajib ada Iuran Tambahan, karena dalam kondisi Surplus atau
Dana Terpenuhi
• Iuran Normal Pemberi Kerja bisa berkurang karena pemggunaan dana
dari Surplus
DPPK-PPIP
• Disebut Dana Terpenuhi apabila iuran baik dari Pemberi Kerja
maupun Peserta yang telah jatuh tempo telah disetor lunas
kepada DP [Psl 2 (2) b, Psl 22 (1)]

• Kekayaan Untuk Pendanaan kurang dari • Disebut Defisit (un funded)


TINGKAT Nilai Kini Aktuaria dan tidak kurang dari • Tidak ada kekurangan solvabilitas

II Liabilitas Solvabilitas [Psl 2 (2) b] • Wajib ada Iuran Tamabahan untuk melunasi Defisit

TINGKAT • Kekayaan Untuk Pendanaan • Ada kekurangan Solvabilitas, karena Kekayaan Untuk Pendanaan
kurang dari Liabilitas Solvabilitas
kurang dari Liabilitas Solvabilitas
III [Psl 2 (2) c] •

Wajib ada Iuran Tambahan untuk melunasi Defisit
Wajib melakukan Valuasi Aktuari Berkala berikutnya paling lambat
untuk posisi satu tahun sejak tanggal Valuasi dilakukan [Psl 61 (1)]

Sujat Siswosudarmo 58
1. LIABILITAS SOLVABILITAS
Adalah jumlah yg lebih besar antara :
• Himpunan Iuran Peserta berikut Hasil Pengembangannya dan
• Nilai Sekarang Manfaat Pensiun [POJK 8/2018 Psl 3 (3)]
Dengan asumsi bahwa :
- Perserta berhenti bekerja pada tanggal Valuasi Aktuaria dan
- Seluruh Peserta telah memiliki hak atas dana [POJK 8/2018 Psl 3 (3)]
• Liabilitas Solvabilitas tersebut merupakan kewajiban DP yg dihitung berdasarkan anggapan DP dibubarkan pada
tanggal Valuasi Aktuaria [POJK 8/2018 Psl 1 butir 1]
• Untuk menghitung Liabilitas Solvabilitas menggunakan asas Liquiditing Bases

2. NILAI KINI AKTUARIA


Adalah jumlah yang lebih besar antara :
• Liabilitas Solvabilitas dan
• Bagian dari Nilai Sekarang MP yang dialokasikan pada masa sebelum tanggal Valuasi Aktuaria menurut metode Valuasi
Aktuaria untuk menghitung Iuran Normal [POJK 8/2018 Psl 3 (3)]
• Nilai Kini Aktuaria tersebut merupakan kewajiban DP berdasarkan anggapan DP tersebut berlangsung sampai dipenuhinya
seluruh kewajiban kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak [POJK 8/2018 Psl 1 butir 20]
• Untuk menghitung Nilai Kini Aktuaria menggunakan asas Going Concern Bases

3. KEKAYAAN UNTUK PENDANAAN


Adalah kekayaan DP yang diperhitungkan untuk menentukan Kualitas Pendanaan DP [POJK 8/2018 Psl 1 butir 18]

Sujat Siswosudarmo 59
KEKAYAAN UNTUK PENDANAAN

K
ASET NETO* ASET TERTENTU E
1. Investasi (nilai wajar) 1. Kekayaan dlm sengketa di K
2. Kas, Rekening Giro, Tabungan (nilai Pengadilan atau dikuasai / disita A
nominal) pihak berwenang Y
3. Piutang Iuran, Bunga Keterlambatan 2. Iuran yg pd Valuasi Aktuaria
A
belum disetor ke DP lebih dari
Pembayaran Iuran (nilai Nominal) A
3 bulan sejak jatuh tempo
4. Piutang Hasil Investasi (nilai nominal) N
3. Kekayaan yg ditempatkan di luar
5. Aktiva selain butir 1 s/d 4 (SAK) negeri*)
[KMK 509/2002 Psl 4, POJK 8/2018 Psl 4 (2), U
4. Piutang lain-lain & Aktiva lain-lain
Psl 5 (1)] T
5. Selisih lebih nilai investasi dr
DIKURANGI batasan per Pihak K
* Diperoleh dari Lapkeu yg diaudit Akuntan Publik 6. Selisih lebih nilai investasi dari
P
per tanggal Valuasi Aktuaria (untuk lap Aktuaris batasan per jenis untuk Tanah,
Berkala, Pembubaran DPPK-PPMP, perubahan Bangunan, Tanah/Bangunan E
program pensiun) N
[PMK 113/2005 Psl 6 (2), POJK 8/2018 Psl 4 (2)]
* Bila belum ada Lapkeu yg diaudit, Aset Neto
diperoleh dari Lapkeu yg ditanda tangani D
Pengurus, apabila Lap Aktuaris dibuat selain
*) Investasi Penyertaan Langsung di A
untuk tujuan perubahan Program Pensiun luar negeri diperhitungkan
N
[POJK 8/2018 Psl 5 (1), (2)] sebagai Kekayaan Untuk
Pendanaan [POJK 3/2015 Psl 8 (6)] A
A
N
Kekayaan untuk Pendanaan untuk pembentukan DPPK-PPMP ditetapkan nihil atau sebesar dana tunai yg dialihkan ke DP yg ditetapkan oleh Pendiri
[POJK 8/2018 Psl 5 (3)]
Sujat Siswosudarmo 60
SURPLUS
[Kekayaan Untuk Pendanaan > Nilai Kini Aktuaria]

Penggunaan Surplus :
Wajib diperhitungkan sebagai Iuran Normal Pemberi
Kerja [UU DP Psl 16 (2)]
120%
Dapat diperhitungkan sebagai Iuran Normal Pemberi
100% 100% Kerja atau tetap di DP (sebagai faktor pengaman,
N K kemungkinan hasil investasi tidak sesuai dengan
I
L
E
K rencana / target, untuk menjaga keseimbangan antara
A A
Y
kekayaan dan kewajiban) [UU DP Psl 16 (2) Penjelasan]
I
A
A
K N • Iuran Normal adalah iuran yg diperhitungkan dalam satu
I
N UTK tahun untuk mendanai bagian dari Nilai Sekarang MP yg
I
P dialokasikan pada tahun ybs [POJK 8/2018 Psl 1 butir 29]
A E
K N
D
T
A
U N
A A
R A
I N
A

Sujat Siswosudarmo 61
D E FI S I T
[Kekayaan Untuk Pendanaan < Nilai Kini Aktuaria]

Pemenuhan Defisit (ada 2 pilihan) :


• Dapat dilunasi sekaligus dalam waktu paling lama 3 bulan sejak
100% 100%
Laporan Aktuaris Berkala diterima oleh OJK atau sejak disahkannya
PDP [POJK 8/2018 Psl 7 (2)],
N
I Bila terlambat disetor. dikenakan sanksi denda [POJK 8/2018 PSl 7 (4)]
K
L E atau
A K
I A • Dapat diamortisasi :
Y
K A - Defisit sebagi Kekurangan Solvabilitas paling lama
I A 36 bulan [POJK 8/2018 Psl 6 (2) a, Psl 7 (1) a]
N N
I
UTK Otoritas Jasa Keuangan dapat memperpanjang jangka waktu
A P pemenuhan Kekurangan Solvabilitas paling lama menjadi 5 tahun,
K E apabila Pemberi Kerja mengalami kesulitan keuangan (Pemberi
N
T
D
Kerja mengalami kerugian selama 3 tahun terkahir, kesulitan
U
A
A likuiditas, dan tidak memiliki sumber dana)
N [POJK 8/2018 Psl 7 (6)]
R
A
I A
- Defisit selain Kekurangan Solvabilitas paling lama
A N 180 bulan [POJK 8/2018 Psl 6 (2) b, Psl 7 (1) b]

Sujat Siswosudarmo 62
RASIO – RASIO

RASIO PENDANAAN : Hasil bagi Kekayaan Untuk Pendanaan dengan


Nilai Kini Aktuaria [POJK 8/2018 Psl 1 butir 24]

Contoh :
Kekayaan Untuk Pendanaan Rp 2.500,-
Nilai Kini Aktuaria Rp 2.000,-
RASIO PENDANAAN =
Rp 2.500,-
Rp 2.000,- X 100 % = 125%

RASIO SOLVABILITAS : Hasil bagi Kekayaan Untuk Pendanaan dengan Liabilitas


Solvabilitas [POJK 8/2018 Psl 1 butir 25]
Contoh :
Kekayaan Untuk Pendanaan Rp 2.500,-
Liabilitas SolvabilitasRp 500,-
RASIO SOLVABILITAS =
Rp 2.500,-
Rp 500,- X 100 % = 500%

Sujat Siswosudarmo 63
KEGIATAN UTAMA DANA PENSIUN

PEMBERI INSTRUMEN INVESTASI


KERJA (1) MENGHIMPUN DANA (2) MENGEMBANGKAN DANA
• Pasar Uang
IURAN HASIL INVESTASI
• Pasal Modal
KARYAWAN • Penempatan Langsung Saham
(PESERTA) • Properti

DANA PENSIUN

• PESERTA
BIAYA
• JANDA / DUDA
• SDM BIAYA OPERASIONAL • ANAK
(3) MEMBAYAR MP
• KANTOR PIHAK YG DITUNJUK OLEH
PESERTA
• PIHAK KETIGA

Sujat Siswosudarmo 64
KEKAYAAN (ASSET) – DP
1. Kekayaan DPPK dihimpun dari : Kekayaan DPLK dihimpun dari :
a. Iuran Pemberi Kerja a. Iuran Peserta
b. Iuran Peserta
b. Hasil investasi
c. Hasil Investasi
d. Pengalihan dari DP lain c. Pengalihan dari DP lain
[UU DP Psl 29] [PP 77/1992 Psl 4 (2)]

2. Tidak satu bagianpun dari kekayaan DP dapat dipinjamkan atau diinvestasikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung pada surat berharga* yg diterbitkan oleh atau pada tanah dan bangunan** yg
dimiliki atau yg digunakan oleh orang atau badan tsb di bawah ini :

a. Pengurus, Pendiri, Mitra Pendiri atau Penerima Titipan;


b. Badan usaha yg lebih dari 25% sahamnya dimiliki oleh Orang atau Badan yg terdiri dari Pendiri,
Pengurus, Penerima Titipan atau Serikat Kerja yg anggotanya adalah Peserta DP ybs;
c. Pejabat atau Direktur dari Badan sebagaimana dimaksud dalam huruf a da b serta keluarganya sampai
derajat kedua menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk menantu dan ipar
[UU DP Psl 31 (3)]

*) Kecuali surat berharga tsb telah diperdagangkan di Pasar Modal di Indonesia [UU DP Psl 32 (2)]

**) Kecuali penyewaan tanah dan bangunan tsb dilakukan melalui transaksi yg didasarkan pada harga pasar yg
berlaku [UU DP Psl 32 (1)]

Sujat Siswosudarmo 65
KEKAYAAN (ASSET) – DP

3. Kekayaan DP tidak diperkenankan diagunkan atau dijaminkan atas suatu pinjaman


[UU DP Psl 31 (2)]

4. Semua transaksi yg mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pembayaran Manfaat Pensiun


sebelum jatuh tempo atau menjaminkan Manfaat Pensiun dinyatakan batal berdasarkan
UU DP [UU DP Psl 20 (2)]

5. DPPK yang mengalihkan pengelolaan investasinya kepada Lembaga Keuangan (Manajer


Investasi) wajib menititipkan kekayaan yang dialihkan tersebut kepada Penerima Titipan
[POJK 3/2015 Psll 19 (5)]

6. Kekayaan DPPK yg dititipkan pada Penerima Titipan dikecualikan dari setiap tuntutan
hukum terhadap kekayaan Penerima Titipan [PP 76/92 Psl 8 (3)]

7. Kekayaan DPPK yg disimpan pada Penerima Titipan hanya dapat ditarik atau dialihkan atas
perintah Pengurus [UU DP Psl 30 (5)]

8. Dalam pembagian kekayaan DP yg dilikuidasi, hak Peserta dan Pensiunan atau Ahli Warisnya
merupakan hak utama setelah kewajiban kepada Negara [UU DP Psl 37 (1), PP 76/92 Psl 50 (2)]

Sujat Siswosudarmo 66
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (1)
BATASAN BATASAN KUANTITATIF
BATASAN JENIS BATASAN
NO KUALITATIF
KUANTITATIF PER PENEMPATAN PADA SATU PIHAK BATASAN KHUSUS
INVESTASI JENIS INVST
1 Surat Berharga Diterbitkan oleh Boleh 100% Boleh 100% Seluruh investasi yg
Negara (SBN) Pemerintah RI dari ∑ investasi * dari ∑ investasi * ditempatkan pada :

2 Tabungan Pada Bank di Tidak ada pembatasan • Jumlah seluruh investasi pada a. Semua Pihak yg dalam
Indonesia satu Pihak kecuali investasi tahun buku terakhir
SBN, Tanah dan/atau mengalami kerugian
Bangunan di Indonesia atau gagal memenuhi
dilarang melebihi 20% dari ∑ kewajiban
3 Deposito Pada Bank di Tidak ada pembatasan
Berjangka Indonesia Investasi keuangannya;
b. Penyertaan Langsung
• Dana Pensiun Pemberi Kerja di Indonesia maupun di
yang berkedudukan di daerah, luar negeri; dan
4 Sertifikat Pada Bank di Tidak ada pembatasan yg tidak memungkinkan c. Tanah dan/atau
Deposito Indonesia menempatkan investasi berupa Bangunan
deposito berjangka, deposito on
call, sertifikat deposito pada
5 Deposito On Call Pada Bank di Tidak ada pembatasan satu Pihak sesuai ketentuan, Dilarang melebihi 40%
Indonesia dan dalam arahan investasinya dari seluruh Σ investasi
tidak ada investasi lainnya, (ketentuan ini tidak
berlaku untuk investasi
6 Surat Berharga yg Pada Bank Tidak ada pembatasan maka penempatan investasi tsb
Penyertaan Langsung di
diterbitkan oleh Indonesia pd satu Bank di daerah tsb dpt
Indonesia pd perusahaan
Bank Indonesia melebihi 20% dari ∑ investasi di bidang Jasa
Keuangan)

[POJK 3/2015]

Sujat Siswosudarmo 67
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (2)

BATASAN KUANTITATIF
BATASAN BATASAN PENEMPATAN PADA
NO BATASAN BATASAN
JENIS KUANTITATIF PER SATU PIHAK
KUALITATIF KHUSUS
INVESTASI JENIS INVST

7 Saham Tercatat di BEI Tidak ada pembatasan

8 Obligasi • Tercatat di BEI Tidak ada pembatasan


Korporasi • Memiliki peringkat
investment grade *

[POJK 3/2015]

Sujat Siswosudarmo 68
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (3)
BATASAN BATASAN
BATASAN BATASAN KUANTITATIF
NO KUANTITATIF PER BATASAN
JENIS INVESTASI KUALITATIF PENEMPATAN PADA KHUSUS
JENIS INVST SATU PIHAK

9 REKSA DANA (RD) Di Indonesia Tidak ada pembatasan Jumlah seluruh


a. RD Pasar Uang, RD investasi pd satu Pihak
Pendapatan Tetap, RD untuk Reksa Dana, EBA
Campuran dan RD dan/atau Dana
Saham Investasi Real Estate
b. RD Terproteksi, RD dg Di Indonesia Tidak ada pembatasan berbentuk KIK adalah
Penjaminan dan RD yg dikelola oleh Manajer
Indeks Investasi yg sama
c. RD Berbentuk Kontrak • Di Indonesia Dilarang
Investasi Kolektif (KIK) • Memiliki Σ investasi minimal melebihi 10%
Penyertaan Terbatas Rp 200 M dari Σ investasi
• Tingkat risiko (berdasarkan
penilaian OJK) adalah sedang
rendah atau rendah *
• Memiliki Manajemen Risiko
yg memadai*
• Menggunakan jasa penasihat
investasi yg telah mendapat
ijin usaha dr OJK

d. RD Saham atau Unit Di Indonesia Tidak ada pembatasan


Penyertaannya
Diperdagangkan di Bursa
Efek
[POJK 3/2015]

Sujat Siswosudarmo 69
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (4)
BATASAN BATASAN
BATASAN KUANTITATIF PER KUANTITATIF BATASAN
NO BATASAN KUALITATIF
JENIS JENIS INVST PENEMPATA PD KHUSUS
INVESTASI SATU PIHAK

10 Repurchase • Di Indonesia; Dilarang melebihi 5% Untuk setiap


Agreement • Memiliki jmlh investasi minimal Rp 200 M; dari ∑ investasi counterparty
(REPO) • Tingkat risiko (berdasarkan penilaian OJK) adalah dilarang melebihi
sedang rendah atau rendah*; 2% dan
• Memiliki manajemen risiko yg memadai*;
seluruhnya
• Menggunakan jasa penasihat investasi yg telah
dilarang melebihi
mendapat ijin usaha dari OJK;
• Menggunakan kontrak perjanjian yg terstandarisasi 5% dari ∑
oleh OJK; investasi
• Jaminan terbatas pd SBN, SBI, dan/atau Obligasi
Korporasi yg memiliki peringkat investment grade*;
• Jangka waktu tidak melebihi 90 hari;
• Nilai REPO maksimal 80% dari nilai pasar surat
berharga yg dijaminkan;
• Transaksi REPO terdaftar di KSEI atau BI Scriptless
Securities Settlement System (BI-S4)
11 Medium • Di Indonesia; Dilarang melebihi Dilarang melebihi
Term Notes • Memiliki jmlh investasi minimal Rp 200 M; 10% dari ∑ investasi 10% dari ∑
(MTN) • Tingkat risiko (berdasarkan penilaian OJK) adalah investasi
sedang rendah atau rendah*;
• Memiliki manajemen risiko yg memadai*;
• Menggunakan jasa penasihat investasi yg telah
mendapat ijin usaha dari OJK;
• Terdaftar di KSEI;
• Memiliki agen monitoring yg mendapat ijin sebagai
wali amanat dari OJK;
[POJK3/2015] • Memiliki peringkat investment grade*

Sujat Siswosudarmo 70
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (5)
BATASAN
KUANTITATIF
BATASAN
NO BATASAN JENIS BATASAN KUANTITATIF PENEMPATAN
KHUSUS
BATASAN KUALITATIF PER JENIS INVST PADA SATU
INVESTASI PIHAK

12 Efek Beragun Aset • Memiliki peringkat investment grade* Tidak ada


(EBA) • Dilakukan melalui penawaran umum pembatasan

13 Dana Investasi Dilakukan melalui penawaran umum Tidak ada


Real Estat pembatasan
Berbentuk KIK
14 Kontrak Opsi dan • Diperdagangkan di BEI Tidak ada pembatasan
Kontrak Berjangka • Dilarang untuk tujuan spekulasi
• Wajib ditempatkan pd posisi jual (put option) dalam rangka lindung nilai
Efek • wajib menyusun dokumen strategi lindung nilai sblm melakukan investasi
• Hanya dpt dilakukan oleh DP yg tlh memiliki invs. pd Saham yg tercatat di BEI
paling rendah 10% dari Σ invs.

15 Penyertaan Di Indonesia • Penyertaan Langsung di • Dilarang


• Saham tsb diterbitkan oleh PT yg didirikan berdasarkan Hukum Indonesia melebihi
Langsung Indonesia Dilarang melebihi
10% dari Σ
• Saham tsb tidak tercatat di BEI maupun di luar negeri 15% dari Σ investasi investasi
• Dalam hal DP mrpk pemegang saham terbesar atau paling sedikit 25% di
perusahaan dimaksud, wajib: • Dapat melebihi 15% • Batasan tsb
(terlebih dahulu wajib tidak berlaku
untuk
a. Menempatkan wakil pd Perusahaan tsb dlm keanggotaan komisaris mendapat persetujuan OJK)
investasi
b. Mendapatkan akses yg tdk terbatas atas seluruh informasi material terkait investasi Penyertaan penyertaan
perusahaan Langsung pada PT di langsung baik
c. Apabila sahamnya tidak melebihi 50% hak-hak tsb di atas wajib bidang jasa keuangan di Indonesia
diperjanjikan tertulis dg pemegang saham lain perusahaan tsb maupun di
luar negeri pd
perusahaan di
Di Luar Negeri • Dilarang melebihi 5% dari Σ bidang jasa
investasi keuangan
• Wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan OJK
• Dpt diperhitungkan sbg
kekayaan untuk pendanaan

[POJK 3/2015]

Sujat Siswosudarmo 71
INSTRUMEN & BATASAN INVESTASI DP (6)
BATASAN BATASAN
BATASAN JENIS BATASAN KUANTITATIF
KUANTITATIF BATASAN
NO INVESTASI PENEMPATAN
KUALITATIF PER JENIS PADA SATU PIHAK KHUSUS
INVESTASI

16 Tanah dan/atau • Di Indonesia


• Dilengkapi sertifikat hak atas nama Dana Pensiun
• Memberikan penghasilan atau bertambah nilainya
17 Bangunan karena pembangunan, penggunaan dan/ atau
pengelolaan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian di Dilarang melebihi
hadapan Notaris dengan harga pasar yg berlaku 20% dari Σ inves-
tasi
• Dilarang pd tanah dan/atau bangunan yg sedang
diagunkan, dalam sengketa dan/atau diblokir pihak
lain

[POJK 3/2015]

• Jenis-jenis investasi tsb termasuk juga jenis investasi yg menggunakan prinsip syariah (produk perbankan syariah, surat berharga syariah negara, sukuk
korporasi, reksa dana syariah, EBA syariah, dana investasi real estate syariah, MTN Syariah) [ POJK 3/2015 Psl 2 (2) dan penjelasannya].
• Ketentuan mengenai batasan kualitatif, batasan kuantitatif, batasan perpihak, dan batasan khusus tsb ditentukan pada saat dilakukan penempatan
investasi, dan pembuktiannya mrpk tanggungjawab Pengurus [ POJK 3/2015 Psl 13].
• Apabila terjadi penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan para Pihak tempat Dana Pensiun melakukan investasi, jumlah investasi pada Pihak
hasil penggabungan, peleburan atau pengambilalihan menjadi melebihi batasan pd satu Pihak, wajib disesuaikan paling lama 12 bulan, dan dilarang
melakukan investasi pd Pihak tsb selama penyesuaian tsb belum selesai [ POJK 3/2015 Psl 12].
• DPPK dpt mengalihkan pengelolaan investasi kpd perusahaan efek yg memiliki ijin sebagai Manajer Investasi, dan wajib menitipkan kekayaan yg
dialihkan tsb pd Penerima Titipan yg ditunjuk Pendiri dan tidak mempunyai hubungan Afiliasi dg Manajer Investasi tsb [ POJK 3/2015 Psl 19].
• Agen Monitoring adalah pihak yg menjalankan fungsi sbg wali amanat, untuk memenuhi prinsip kehati-hatian dlm investasi MTN [ POJK 3/2015 Penjelasan
Psl 9 (6)b].
• REPO adalah transaksi jual efek dengan janji beli kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan [ POJK 3/2015 Psl 1 ayat 13].
• MTN adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dan memiliki jangka waktu satu sampai dengan lima tahun serta terdaftar di Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) [POJK 3/2015 Psl 1 ayat 12].
• Penerima Titipan adalah Bank yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaiman diatur dalam UU DP [POJK 3/2015 Psl 1 ayat 17].

72
Sujat Siswosudarmo
BATAS MINIMAL PENEMPATAN INVESTASI PADA SBN

• SBN adalah surat berharga yg diterbitkan oleh Pemerintah RI termasuk Surat Utang
Negara dan surat berharga syariah negara [POJK 1/2016 Psl 1 butir 2].
• DPPK wajib menempatkan investasi pada SBN paling rendah 30% dari seluruh jumlah
investasi DPPK [POJK 1/2016 Psl 2 (1) huruf d].
• POJK 1/2016 mulai berlaku pada tanggal 12 Januari 2016 [POJK 1/2016 Psl 7].

• Bagi DPPK yg telah beroperasi sebelum 12 Januari 2016, Pentahapannya sbb:


‐ Paling rendah 20% dari seluruh jumlah investasi paling lambat 31 Desember 2016
[POJK 1/2016 Psl 3 huruf a butir 1].
‐ Paling rendah 30% dari seluruh jumlah investasi paling lambat 31 Desember 2017
[POJK 1/2016 Psl 3 huruf a butir 2].
• DPPK yg tidak memenuhi ketentuan tsb di atas dikenakan sanksi administratif berupa:

‐ Peringatan tertulis paling banyak 3 kali berturut-turut dengan jangka waktu paling
lama masing-masing 60 hari sejak surat peringatan tertulis ditetapkan [POJK 1/2016 Psl 5
ayat (1) huruf a, ayat (2)].
‐ Fit and proper test kembali bagi Pengurus , Dewan Pengawas
[POJK 1/2016 Psl 5 ayat (1) huruf b].
‐ Larangan menjadi Pengurus, Dewan Pengawas pada LKNB [POJK 1/2016 Psl 5 ayat (1) huruf
c].

Sujat Siswosudarmo 73
PEMENUHAN BATAS MINIMAL PENEMPATAN INVESTASI PADA SBN
1. DPPK dapat memenuhi ketentuan batas minimal penempatan investasi pada SBN dengan
menempatkan investasi pada :
a. Obligasi dan/atau Sukuk, yang diterbitkan ole BUMN, BUMD, dan/atau Anak Perusahaan BUMN,
tercatat di BEI, memiliki peringkat min investment grade, dan penggunaan dananya untuk
pembiayaan infrastruktur
b. Efek Beragun Aset (EBA) yang penggunaan dananya untuk pembiayaan infrastruktur yang
dilakukan oleh BUMN, BUMD, dan/atau Anak Perusahaan BUMN, telah mendapat pernyataan
efektif dari OJK, memimiliki peringkat min investment grade, dilakukan melalui penawaran umum.
c. Reksa Dana Penyertaan Terbatas yang tercatat di OJK, penggunaan dananya untuk pembiayaan
infrastruktur yang dilakukan oleh BUMN, BUMD dan/atau Anak Perushaan BUMN.
d. Instrumen Investasi selain a,b,c (mis real estate)

2. Penempatan investasi pada huruf a sampai dengan d yg dapat diperhitungkan sebagai pemenuhan
ketentuan batas min penempatan investasi SBN dilakukan dengan ketentuan paling tinggi 50% dari
batas minimal yang disyaratkan.
`
3. Pemenuhan ketentuan memiliki peringkat investment grade dilakukan pada saat dilakukan
penempatan investasi.

4. Pembiayaan infrastruktur antara lain pembiayaan sektor transportasi, energi dan kelistrikan,
pekerjaan umum, pertanian, perkebunan, perumahan, dan pariwisata
[POJK 56/2017 Psl 4a]
Sujat Siswosudarmo 74
PERINGKAT EFEK
Peringkat Jangka Jangka Kemampuan Membayar Kembali
Panjang Pendek Surat Hutang

INVESTMENT AAA A1 Tertinggi


GRADE AA A2 Sangat Kuat
A A3 Kuat
BBB A4 Memadai

NON- BB B Agak Lemah


INVESTMENT B n/a Lemah
GRADE CCC C Sangat Lemah
D D Tidak Mampu (Default)

Yg berwenang menentukan Peringkat Efek adalah PT Penilaian Efek Indonesia yg lebih dikenal dengan
sebutan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), didirikan oleh Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Efek Indonesia (KSEI) dan mendapat ijin dari OJK.

Sujat Siswosudarmo 75
PARAMETER MANAJEMEN RISIKO YG MEMADAI

Parameter memiliki Manajemen Risiko yg memadai paling sedikit mencakup:

a. Pengawasan aktif Pengurus dan Dewan Pengawas untuk melakukan fungsi pengurusan
dan pengawasan dari Dana Pensiun;
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penerapan limit risiko;
c. Kecukupan proses, identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko;
d. Sistem informasi Manajemen Risiko; dan
e. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh
==

[POJK 3/2015 Penjelasan Psl 6 (1) c ]

Sujat Siswosudarmo 76
PENGERTIAN PIHAK DAN AFILIASI

1. Pihak adalah : orang atau badan usaha yg berbentuk badan hukum maupun yg tidak berbentuk badan hukum, baik
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama merupakan kelompok yg mempunyai hubungan Afiliasi
[POJK 3/2015 Psl 1 butir 18]
.
2. Afiliasi adalah : hubungan di antara Pihak dimana :
a. Salah satu Pihak memiliki satu atau lebih direktur atau pejabat setingkat di bawah direktur atau komisaris, yg
juga menjabat sebagai direktur atau pejabat setingkat di bawah direktur atau komisaris pada Pihak lain;
b. Salah satu Pihak memiliki satu atau lebih direktur atau pejabat setingkat di bawah atau komisaris yg memiliki
hubungan keluarga karena perkawinan atau keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun
vertikal yg menjabat sebagai direktur atau pejabat setingkat di bawah direktur atau komisaris pada Pihak lain;
c. Salah satu Pihak memiliki wewenang untuk menunjuk atau memberhentikan direksi atau yg setara dari Pihak lain;
atau
d. Salah satu Pihak secara langsung atau tidak langsung mengendalikan, dikendalikan, atau di bawah satu
pengendalian Pihak lain kecuali pengendalian dimaksud oleh Pemerintah Republik Indonesia, yg meliputi namun
tidak terbatas pada :
1) Salah satu Pihak memiliki paling sedikit 25% (dua puluh lima perseratus) saham Pihak lain atau
merupakan pemegang saham terbesar;
2) Salah satu Pihak merupakan kreditur terbesar dari Pihak yg lain;
3) Salah satu Pihak mempunyai hak suara pada Pihak lain yg lebih dari 50% (lima puluh perseratus)
berdasarkan suatu perjanjian; atau
4) Salah satu Pihak dapat mengendalikan operasional, pengawasan, atau pengambil keputusan baik langsung
maupun tidak langsung, atas hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional
pihak lain berdasarkan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, atau perjanjian.

[POJK 3/2015 Psl 1 butir 19]

Sujat Siswosudarmo 77
PILIHAN INVESTASI – PESERTA DPLK

• Dalam PDP DPLK harus memuat ketentuan


mengenai hak Peserta untuk menetapkan
pilihan jenis investasi yang tersedia
[PP 77/1992 Psl 4 (1) f ] ==

• Peserta DPLK dapat mengubah pilihan investasi


atas pilihan investasi sebelumnya [PP 77/92 Psl 4 (1) g]

Sujat Siswosudarmo 78
LARANGAN INVESTASI

1. Tidak satu bagianpun dari kekayaan DP dapat diinvestasikan baik secara langsung maupun tidak langsung, pada Surat
Berharga* yg diterbitkan oleh, atau pada Tanah & Bangunan** yg dimiliki atau yg dipergunakan oleh orang atau
badan tsb di bawah ini :
a. Pengurus, Pendiri, Mitra Pendiri atau Penerima Titipan;
b. Badan Usaha yg lebih dari 25% sahamnya dimiliki oleh orang atau badan yg terdiri dari Pendiri, Mitra Pendiri,
Pengurus, Penerima Titipan, atau Serikat Kerja yg anggotanya adalah Peserta DP ybs;
c. Pejabat atau Direktur dari badan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, serta keluarganya sampai derajat
kedua menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk menantu dan ipar.

PENGECUALIAN
* Larangan investasi pada Surat Berharga kepada pihak-pihak tsb pada huruf a, b, c, tidak berlaku apabila Surat
Berharga tsb diperdagangkan di Pasar Modal di Indonesia
** Penyewaan Tanah, Bangunan atau harta tetap lainnya kepada pihak-pihak tsb pada huruf a, b, c, hanya dapat
dilakukan sepanjang melalui transaksi yg didasarkan pada harga pasar yg berlaku
[UU DP Psl 31 (3), Psl 32]

2. DP dilarang melakukan transaksi derivatif atau memiliki instrumen derivatif, kecuali Kontrak Opsi dan kontrak
berjangka efek yg diperdagangkan di BEI, dan instrumen derivatif tsb diperoleh sebagai instrumen yg melekat pada SBN,
saham atau obligasi korporasi yg tercatat di Bursa Efek di Indonesia, transaksi derivatif dlm rangka lindung nilai SBN yg
berdenominasi mata uang asing [POJK 3/2015 Psl 11 (1)]
3. Transaksi derivatif tsb dilakukan dengan counterparty paling rendah memiliki peringkat investment grade [POJK
3/2015 Psl 11 (3)]

4. DP dapat menjual instrumen derivatif yg melekat tsb secara terpisah dari SBN, saham atau obligasi korporasi
ybs [POJK 3/2015 Psl 11 (2)]

Sujat Siswosudarmo 79
DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN

NO Jenis Investasi Dasar Penilaian


1. Surat Berharga Negara (SBN) • Nilai Pasar (harga penutupan terakhir di BEI). Dlm hal tdk terdapat nilai
pasar tsb, menggunakan nilai wajar yg ditetapkan oleh Lembaga Penilaian
Harga Efek yg telah memperoleh ijin usaha dari OJK atau Lembaga Penilaian
2. Obligasi Korporasi Harga Efek yg telah diakui secara internasional; atau
• Nilai Perolehan, yang diamortisasi dg suku bunga efektif, yaitu dalam hal
SBN memiliki nilai penebusan tetap (fixed redemption value) dan diperoleh
untuk dipadukan dengan kewajiban pembayaran Manfaat Pensiun, atau
bagian spesifik dari program pensiun.

3. Tabungan
4. Deposito Berjangka Nilai Nominal

5. Deposito On Call

6. Sertifikat Deposito
Nilai Tunai
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

8. Saham Di Bursa Efek Nilai Pasar dengan menggunakan informasi harga penutupan terakhir di
Bursa Efek
9. Kontrak Opsi dan Kontrak Berjangka Efek
di Bursa Efek

10. Penyertaan Langsung • Di Indonesia, berdasarkan nilai yg ditetapkan oleh Penilai yg terdaftar di
OJK.
11. Tanah • Di luar negeri, nilai yang ditetapkan Penilai Independen yg mendapat
12. Bangunan lisensi dari otoritas setempat.
• Dilakukan penilaian paling sedikit satu kali dalam 3 tahun.
[SE OJK 9 tgl 11 April 2016]

Sujat Siswosudarmo 80
DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN

No Jenis Investasi Dasar Penilaian


13. Reksa Dana Pasar Uang
14. Reksa Dana Pendapatan Tetap
15. Reksa Dana Campuran
16. Reksa Dana Saham
17. Reksa Dana Terproteksi Nilai Aktiva Bersih
18. Reksa Dana Dengan Penjaminan
19. Reksa Dana Indek
20. Reksa Dana Berbentuk KIK Penyertaan Terbatas
21. Reksa Dana yg Unit Penyertaannya Nilai Pasar dengan menggunakan informasi harga penutupan terakhir di Bursa Efek
Diperdagangkan di Bursa Efek
22. Efek Beragun Aset (EBA) Nilai Pasar, (harga penutupan terakhir di BEI), utk Efek Utang yg tercatat di BEI yg
ditetapkan oleh Lembaga Penilaian Harga Efek yg telah memperoleh ijin usaha dari OJK
atau Lembaga Penilaian Harga Efek yg telah diakui secara internasional.
23. Dana Investasi Real Estate Berbentuk KIK • Nilai Pasar, untuk yg diperdagangkan di BEI.
• Nilai Aktiva Bersih, untuk yg tidak diperdagangkan di BEI.
24. Medium Term Note (MTN) • Nilai Wajar yg di tetapkan oleh Lembaga Penilaian Harga Efek yg tlh memperoleh izin
usaha dari OJK atau lembaga penilaian harga efek yang telah diakui secara internasional.
Dlm hal tidak terdapat nlai wajar tsb menggunakan nilai dari Penilai yang terdaftar di OJK;
atau
• Nilai Perolehan yg diamortisasi dgn suku bunga efektif, yaitu dalam hal MTN memiliki
nilai penebusan tetap, dan di peroleh untuk dipadukan dgn kewajiban pembayaran
Manfaat Pensiun, atau bagian spesifik dari program pensiun.
25. Repurchase Agreement (REPO) Biaya Perolehan Efek yg di amortisasi dengan suku bunga efektif (amortized cost)

[SE OJK 9 tgl 11 April 2016]

Sujat Siswosudarmo 81
PENGELOLAAN ASET DP
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]
1. DPPK – PPIP dan DPLK harus mengelola aset sesuai usia kelompok Peserta, bagi Peserta yang telah mencapai usia
paling lama 5 th dan paling cepat 2 th sebelum UPN
[Psl 31 (2), Psl 47(2)]

2. Aset tersebut pada angka 1 harus ditempatkan pada :


a. Tabungan pada Bank;
b. Deposito Berjangka pada Bank;
c. Sertifikat Deposito pada Bank;
d. Surat Berharga Bank Indonesia dan/atau
e. Surat Berharga Negara (nilai perolehan yg diamortisasi)
[Psl 31 (2), Psl 47 (2)]

3. DPPK – PPIP dan DPLK yg membayarkan MP secara berkala harus memperhatikan prinsip kesesuaian aset dan
kewajiban berupa
a. Deposito Berjangka pada Bank; dan/atau
b. Surat Berharga Negara (nilai perolehan yg diamortisasi)
[Psl 472(2), Psl 57 (2)]

4. DPPK – PPIP dan DPLK yang membayarkan MP secara berkala harus menjaga tingkat likuiditas sesuai MP yang
jatuh tempo [Psl 42 (3), Psl 57 (3)]

5. Besar MP Peserta DPPK – PPIP dan DPLK harus memperhitungkan hasil pengembangan investasi yang belum
direalisasi (unrealized gain) [Psl 31 (1), Psl 47 (1)]

Sujat Siswosudarmo 82
DPPK WAJIB MEMILIKI ARAHAN INVESTASI DAN
RENCANA INVESTRASI TAHUNAN (1)
ARAHAN RENCANA
ASPEK
INVESTASI INVESTASI TAHUNAN
1. Dasar Hukum 1. UU DP [Psl 30 (1) a] 1. UU DP [Psl 30 (1) a]
2. POJK 3/2015 dan peraturan pelaksanaannya 2. POJK 3/2015 dan peraturan
pelaksanaannya
3. Arahan Investasi

2. Kewenangan • Ditetapkan oleh Pendiri (PPMP) Penngurus DPPK wajib


• Ditetapkan oleh Pendiri dan Dewan menyusun Rencana Investasi
Pengawas (PPIP) Tahunan
[POJK 3/2015Psl 17 (1)]
[UUDP Psl 30 (2)]

3. Muatan (isi) 1. Sasaran hasil investasi (kuantitatif) bersifat Paling sedikit memuat:
jangka panjang dengan memperhatikan 1. Rencana komposisi jenis
liabilitasnya yg harus dicapai oleh Pengurus investasi
2. Batas maksimum proporsi kekayaan yg dapat 2. Perkiraan hasil investasi untuk
ditempatkan pada setiap jenis investasi masing-masing jenis investasi
3. Batas maksimum proporsi kekayaan yg dapat 3. Pertimbangan rencana
ditempatkan pada satu pihak komposisi jenis investasi
POJK 3/2015 Psl 17]

Sujat Siswosudarmo 83
DPPK WAJIB MEMILIKI ARAHAN INVESTASI DAN
RENCANA INVESTRASI TAHUNAN (2)
ASPEK ARAHAN INVESTASI RENCANA INVESTASI TAHUNAN
4. Obyek investasi yg dilarang
5. Likuiditas minimum portofolio investasi
6. Kewajiban memiliki prosedur operasional standar
investasi untuk penempatan dan pelepasan investasi
7. Sistem pengawasan dan pelaporan investasi
8. Ketentuan penggunaan tenaga ahli, penasihat,
lembaga keuangan dalam investasi
9. Strategi alokasi aset yg dikaitkan dg profil liabilitas
10. Sanksi kepada Pengurus bila melanggar
[POJK 3/2015 Psl 15 (2)]

4. Sifat Kebijakan dan strategi investasi yg harus dijadikan Merupakan penjabaran dari Arahan
pedoman investasi bagi Pengurus Investasi, mencerminkan penerapan
[POJK 3/2015 Psl 1 butir 9] prinsip-prinsip penyebaran risiko dan
keputusan investasi yang obyektif
[POJK 3/2015 Psl 17 (2)]

5. Jangka Waktu • Tanpa batas waktu Tahunan [POJK 3/2015 Psl 17 (2)]
• Pendiri (PPMP) atau Pendiri dan Dewan
Pengawas (PPIP) sewaktu-waktu dapat mengubah
Arahan Investasi [UUDP Psl 30 (3)]
• Bila ada perubahan wajib dilaporkan kpd OJK paling
lambat 30 hari sejak tgl perubahan
[POJK 3/2015 Psl 15 (3)]

Sujat Siswosudarmo 84
DANA TIDAK AKTIF
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

NO KETERANGAN DASAR HUKUM

1. MP dikategorikan sebagai dana tidak aktif apabila paling lama 1 tahun


sejak Peserta memasuki UPN, MP tersebut tidak dapat dilakukan
pembayaran yang disebabkan oleh :
Psl 69 (3)
a. Peserta tidak diketahui keberadaanya ; atau
b. Peserta tidak memiliki Pihak Yang Ditunjuk atau memiliki namun
tidak diketahui keberadaanya
2. DPPK dan DPLK wajib memisahkan dana yang dikategorikan sebagai
dana tidak aktif Psl 69 (1)

3. Apabila sampai 180 hari sejak pemisahan dana tidak aktif tersebut tidak
terjadi pembayaran MP, maka DPPK dan DPLK wajib menyerahkan dana Psl 69 (4)
tidak aktif tersebut kepada Balai Harta Peninggalan (BHP)
4. Dalam hal DPPK dan DPLK menyerahkan dana tidak aktif kepada BHP,
maka Peserta atau Pihak yang Berhak meminta pembayaran dana tsb Psl 69 (5)
kepada BHP

Sujat Siswosudarmo 85
DANA TIDAK AKTIF
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN POJK 5/2017
5. Dana tidak aktif yang diserahkan kepada BHP, diinvestasikan dalam Penjelasan Pejabat
bentuk deposito berjangka BHP pada Sosialisasi
POJK 5/2017 pada
6. Apabila sampai 30 tahun Peserta atau Pihak yang Berhak tidak meminta tanggal 22 Maret
pembayaran kepada BHP, maka dana tidak aktif tersebut beserta bunga 2017 di Hotel
depositonya, oleh BHP diserahkan kepada Kas Negara Pullman, Jakarta

Sujat Siswosudarmo 86
IURAN - DPPK PPMP

Sumber Iuran Besar Iuran Keterangan


Dari 1 (satu) sumber : • Besarnya iuran Pemberi Kerja • Disetor setiap bulan, paling lambat tanggal 15 bulan
tidak pasti (fluktuatif) berikutnya [UU DP Psl 17 (2)]
PEMBERI KERJA
tergantung dari kecukupan dana • Apabila belum disetor setelah melampaui 2,5 bulan
(Non Contributory untuk memenuhi kewajiban sejak jatuh tempo dinyatakan :
System) membayar Manfaat Pensiun.
- Sebagai hutang Pemberi Kerja dan dikenakan
[UU DP Psl 15 (1) b] • Besarnya iuran Pemberi Kerja
bunga sebesar bunga deposito Bank Pemerintah yang
tidak di tetapkan secara definitif
paling menguntungkan Peserta.
dalam PDP.
• Besar iuran Pemberi Kerja - Sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki
berdasarkan perhitungan hak utama dalam pelaksanaan eksekusi Keputusan
aktuaris, terdiri dari Iuran Pengadilan, apabila Pemberi Kerja dilikuidasi.
Normal dan Iuran Tambahan [UU DP Psl 17 (3)]
(apabila defisit)

[UUDP Psl 6 (1) e, Psl 53(1)]


• Apabila Pendiri tidak membayar iuran 3 bulan berturut-
turut, Pengurus wajib memberitahukan kepada Otoritas
Jasa Keuangan [UU DP Psl 16 (3)]

• Apabila Mitra Pendiri tidak membayar iuran 3 bulan


berturut-turut, Pengurus wajib memberitahukan kepada
Pendiri [UU DP Psl 16 (4)]

Sujat Siswosudarmo 87
IURAN - DPPK PPMP

Sumber Iuran Besar Iuran Keterangan

Dari 2 (dua) sumber : sda sda


PEMBERI KERJA

DAN

PESERTA • Besar iuran Peserta • Pemberi Kerja sebagai wajib pungut iuran
(apabila Peserta diwajibkan Peserta
(Contributory System) mengiur) sudah pasti, [UU DP Psl 17 (1)]
ditetapkan secara definitif
[UU DP Psl 15 (1) a] dalam PDP • Apabila besarnya MP sudah mencapai batas
• Iuran Peserta Max. 3% max , iuran Peserta yang bersangkutan
atau Max. 3 x F x PhDP dapat dihentikan
[UU DP Psl 15, POJK 5/2017 Psl 5] [POJK 5/2017 Psl 13 (5)]
• Untuk menambah besar MP Peserta sesuai rumus
dalam PDP, Peserta dapat menambah
iurannya sendiri. (bersifat sukarela)
Iuran Peserta sendiri tersebut dan hasil
pengembangannya dicatat terpisah dari MP
sesuai rumus dalam PDP
[POJK 5/2017 Psl 17]

Sujat Siswosudarmo 88
IURAN - DPPK PPIP

Sumber Iuran Besar Iuran Keterangan

Dari 1 (satu) sumber : • Besar iuran • Iuran dibukukan untuk dan atas nama rekening masing-
PEMBERI KERJA Pemberi Kerja masing Peserta sebagai MP [UU DP Psl 1 butir 8]
(Non Contributory sudah pasti, • Disetor setiap bulan, paling lambat tanggal 15 bulan
System) ditetapkan secara berikutnya [UU DP Psl 17 (2)]
definitif dalam PDP • Apabila belum disetor setelah melampaui 2,5 bulan sejak jatuh tempo
[UU DP Psl 15 (1) b] dinyatakan :
[UUDP Psl 1 butir 8]
* Sebagai hutang Pemberi Kerja dan dikenakan bunga
sebesar bunga deposito Bank Pemerintah yang paling
• Regulasi tidak menguntungkan bagi Peserta.
mengatur batas max * Sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki
maupun batas min hak utama dalam pelaksanaan eksekusi keputusan
besar iuran Pemberi Pengadilan, apabila Pemberi Kerja dilikuidasi.
Kerja, tergantung dari [UU DP Psl 17 (3)]
kemampuan dan
kebijakan Pemberi • Apabila Pemberi Kerja tidak membayar iuran 3 bulan
Kerja berturut-turut, Pengurus wajib memberitahukan kepada
Otoritas Jasa Keuangan [UU DP Psl 16 (3)]
• Apabila Mitra Pendiri (dalam hal ada Mitra Pendiri) tidak
membayar iuran 3 bulan berturut-turut, Pengurus wajib
melaporkan kepada Pendiri [UU DP Psl 16 (4)]

- Ketentuan iuran tersebut di atas tidak berlaku bagi DPLK


[UU DP Psl 46]

Sujat Siswosudarmo 89
IURAN - DPPK PPIP

Sumber Iuran Besar Iuran Keterangan

Dari 2 (dua) sumber

Pemberi Kerja sda sda

Dan
• Pemberi Kerja sebagai wajib pungut
Peserta Besar iuran Peserta iuran Peserta [UU DP Psl 17 (1)]
(apabila Peserta diwajibkan • Untuk meningkatkan pertumbuhan
mengiur), tidak melebihi akumulasi dananya dalam PDP selain
(Contributory System)
dari jumlah iuran Pemberi iuran yang telah ditetapkan, Peserta
[UU DP Psl 15 (1) a]
Kerja dapat menambah iurannya sendiri
[POJK 5/2017 Psl 25 (3)] (bersifat sukarela)
[POJK 5/2017 Psl 25 (4)]

Sujat Siswosudarmo 90
PENANGGUHAN IURAN - PENDIRI DPPK

1  Iuran Pendiri maupun iuran Peserta dapat


ditangguhkan dengan ketentuan :
(1) Pendiri mengalami kerugian selama 3 tahun berturut-turut
(2) Atas permohonan Pendiri kepada Otoritas Jasa Keuangan
(3) Harus Mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (Dalam penangguhan iuran
Pendiri dan Peserta, PDP belum perlu diubah)
(4) Masa penangguhan iuran paling lama 1 tahun*
[PP 76 Th 1992 Psl 11 ayat (1) dan (3)]

*Untuk PPMP, Masa Kerja selama masa penangguhan iuran


tidak diperhitungkan untuk menetapkan besarnya Manfaat Pensiun
[PP 76 Th 1992 Psl 11 ayat (1) penjelasan]

*Untuk PPIP, selama masa penangguhan iuran, pengembangan kekayaan dan


pemupukan hak Peserta dari himpunan iuran sebelumnya tetap berjalan

[PP 76 Th 1992 Psl 11 ayat (1) penjelasan]

Sujat Siswosudarmo 91
PENANGGUHAN IURAN – MITRA PENDIRI DPPK

2. Pendiri dapat menangguhkan Iuran Mitra Pendiri dengan ketentuan :

(1) Mitra Pendiri telah 3 bulan berturut-turut tidak membayar iuran


[PP 76 Th 1992 Psl 33 ayat (1)]
(2) Penangguhan iuran Mitra Pendiri merupakan kebijakan Pendiri
[PP76/1992 Psl 33 (1)]

(3) Penangguhan iuran Mitra Pendiri harus dinyatakan dalam Pernyataan Tertulis
Pendiri dan wajib dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (Dalam penangguhan
iuran Mitra Pendiri, belum perlu mengubah PDP)
[PP 76 Th 1992 Psl 33 ayat (1), (2)]

(4) Masa penangguhan iuran max 1 tahun


[PP 76 Th 1992 Psl 33 ayat (1)]

(5) Apabila sampai masa penangguhan iuran berakhir, ternyata Mitra Pendiri tidak
membayar iuran, Pendiri wajib mengakhiri kepesertaan Karyawan Mitra Pendiri
dengan mengubah PDP
[PP 76 Th 1992 Psl 34]

Sujat Siswosudarmo 92
MANFAAT PENSIUN - DPPK PPMP
[yang dikaitkan dengan Masa Kerja]

Yang Berhak Atas Besarnya Manfaat


Syarat Cara Pembayaran
Manfaat Pensiun Pensiun
PESERTA Pada waktu berhenti Bulanan dan Seumur Hidup
MPN bekerja telah mencapai F x MK x PhDP* (kecuali apabila jumlahnya ≤
ketentuan MK dpt dibayarkan
(Manfaat Pensiun Normal) UPN (Usia Pensiun Normal) [UU DP Psl 21 (1)-Penjelasan]
sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]
[UU DP Psl 21 (1)] [UU DP Psl 1 butir 10]

Pada waktu berhenti Bulanan dan Seumur Hidup


MPD bekerja telah mencapai FP x F x MK x PhDP (kecuali apabila jumlahnya ≤
(Manfaat Pensiun Dipercepat) UPD (Usia Pensiun ketentuan MK dpt dibayarkan
[UU DP Psl 27 (4)]
[UU DP Psl 21 (1)]
Dipercepat) [UU DP Psl 1 butir 11] sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]

Bulanan dan Seumur Hidup


MPC Berhenti bekerja
F x MK x PhDP (kecuali apabila jumlahnya ≤
(Manfaat Pensiun Cacat) karena cacat ketentuan MK dpt dibayarkan
[UU DP Psl 1 butir 12] [UU DP Psl 27 (4)]
[UU DP Psl 21 (1)] sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]

Pada waktu berhenti Bulanan dan Seumur Hidup


bekerja belum mencapai UPD (kecuali apabila jumlahnya ≤
PD tetapi telah memiliki masa FP x F x MK x PhDP ketentuan MK dpt dibayarkan
(Pensiun Ditunda) kepesertaan sekurang- sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]
[UU DP Psl 21 (1)] [UU DP Psl 27 (4)]
kurangnya 3 tahun
[UU DP Psl 1 butir 13]

* Besarnya F max 2,5% (rumus bulanan), dan max 2,5 kali (rumus sekaligus)
* Besarnya MP Peserta max 80% dari PhDP (Rumus bulanan), dan max 80 x PhDP (Rumus Sekaligus)
Sujat Siswosudarmo 93
MANFAAT PENSIUN - DPPK PPMP
Yang Berhak Atas Besarnya Manfaat
Syarat Cara Pembayaran
Manfaat Pensiun Pensiun

Peserta / Pensiunan Bulanan dan seumur hidup


Min. 60% dari
meninggal dunia kecuali apabila Janda/Duda
JANDA / DUDA Manfaat
kawin lagi, manfaat pensiun
Pensiun Peserta
[UU DP Psl 21 (2)] [UU DP Psl 22 (1), PP 76/92 Psl 29 (1)] dibayarkan kepada Anak.
[UU DP Psl 22 (1)]
[PP 76/92 Psl 29 (2)]

• Bulanan dan wajib dibayarkan


Janda/Duda kawin lagi Sama besarnya
sampai Anak sekurang-kurangnya
atau Janda / Duda dengan Manfaat Pensiun mencapai usia 21 tahun
meninggal dunia atau Janda/Duda [PP 76/92 Psl 29 (4)]
ANAK
Peserta/Pensiunan [UU DP Psl 22 (1)]
[UU DP Psl 21 (2)]
meninggal dunia tidak • Dapat diteruskan sampai Anak
mencapai usia setinggi-tingginya
ada Janda/Duda
25 tahun. Dalam hal Anak cacat
[UU DP Psl 22 (2), PP 76/92 Psl 29 (3)] sebelum melampaui batas usia
pembayaran manfaat pensiun,
manfaat pensiun tersebut dapat
dibayarkan melebihi usia tersebut di
atas
[POJK 5/2017 Psl 70]

PIHAK YANG DITUNJUK Peserta tidak mempunyai Sama besarnya Dibayarkan secara
OLEH PESERTA istri/suami dan tidak dengan Manfaat Pensiun sekaligus
[PP 76/92 Psl 30 (1)] mempunyai Anak Peserta [PP 76/92 Psl 30 (2)]
meninggal dunia [PP 76/92 Psl 30 (1)]
[PP 76/92 Psl 30 (1)]

Sujat Siswosudarmo 94
CARA MENGHITUNG BESARNYA MP - PPMP

Ada 2 cara menghitung besarnya MP pada PPMP

1. RUMUS BULANAN
Adalah cara menghitung besar MP per bulan yang akan diterima oleh Peserta
1) Cirinya, Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja (F) menggunakan angka %
(persentase), misal 1%, 1,5%, 2%
2) Besarnya F max 2,5%
3) Besarnya MP max 80% dari PhDP.
[POJK 5/2017 Psl 1 butir 18, Psl 13 (1)]

2. RUMUS SEKALIGUS
Adalah cara menghitung besar MP yang akan diterima oleh Peserta dalam bentuk
Nilai Sekarang yang selanjutnya akan dikonversikan menjadi MP per bulan
1) Cirinya, F menggunakan angka desimal, misal 1 kali, 1,5 kali, 2 kali
2) Besar F max 2,5 kali
3) Besarnya MP max 80 kali dari PhDP.
[POJK 5/2017 Psl 1 butir 19, Psl 13 (3)]

Sujat Siswosudarmo 95
PERBEDAAN FAKTOR PENGHARGAAN DAN IURAN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

• DPPK
1. Besarnya Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja (F) dibatasi max 2,5% (rumus bulanan) dan
2,5 kali (rumus sekaligus) [POJK 5/2017 Psl 13 (1), (3)]

2. PDP dari DPPK – PPMP dapat menetapkan Perbedaan Besarnya Faktor Penghargaan Pertahun
Masa Kerja (F) dengan memperhatikan prinsip kesetaraan dan keadilan. Perbedaan tersebut
antara lain :
a. Perbedaan usia;
b. Perbedaan masa kerja; atau
c. Perbedaan jabatan Peserta;
Perbedaan tidak boleh berdasarkan faktor subjektif
[Psl 14 dan Penjelasannya]

3. PDP dari DPPK – PPIP dapat menetapkan Perbedaan Besarnya Iuran Pemberi Kerja yang
dibukukan atas nama masing-masing Peserta dengan memperhatikan prinsip kesetaraan dan
keadilan [Psl 28]

4. PDP dari DPPK – PPMP yang mempunyai Mitra Pendiri dapat menetapkan perbedaan rumus MP
dan besar Iuran Peserta untuk masing-masing Pemberi Kerja [POJK 5/2017 Psl 22]

Sujat Siswosudarmo 96
PERBEDAAN FAKTOR PENGHARGAAN DAN IURAN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

• DPLK

1. PDP dari DPLK dapat menetapkan Perbedaan besarnya iuran Pemberi Kerja yang
dibukukan atas nama masing-masing Peserta dengan memperhatikan prinsip
kesetaraan dan keadilan [Psl 44]

2. Peserta setiap saat dapat menambahkan iurannya sendiri


[POJK 5/2017 Psl 43 (3)]

Sujat Siswosudarmo 97
PENGHASILAN DASAR PENSIUN (PhDP)
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

• PhDP adalah sebagian atau seluruh penghasilan karyawan yang diterima dari Pemberi Kerja
dan ditetapkan dalam PDP suatu DPPK sebagai dasar perhitungan besar iuran dan/atau MP
[Psl 1 butir 9]

• PhDP tersebut adalah dalam bentuk :


 PhDP bulan terakhir;
 Rata-rata PhDP selama beberapa bulan terakhir;
 Rata-rata PhDP selama beberapa tahun terakhir; atau
 Rata-rata PhDP selama masa kerja
[Psl 4 (2), (3)]

Sujat Siswosudarmo 98
MISAL

Peraturan Dana Pensiun Anggrek menetapkan sebagai berikut :

• Usia Pensiun Normal (UPN) : 56 tahun


• Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja (F) : 2,5%
• Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) : Gaji Pokok terakhir
• Peserta berhak mengambil pembayaran pertama sebesar 20% dari Manfaat
Pensiun secara sekaligus pada awal pensiun
• Peserta berhak mengambil pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus
apabila jumlahnya sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)

Ny. Ayu (Peserta), pada waktu berhenti bekerja datanya sebagai berikut :
• Usia : 56 tahun
• Masa Kerja (MK) : 30 tahun
• Gaji Pokok terakhir : Rp 4.000.000,-

Pertanyaan :
Berapa besarnya Manfaat Pensiun Ny Ayu per bulan ?

Sujat Siswosudarmo 99
MISAL
Jawaban :
Karena Ny. Ayu pada waktu berhenti bekerja berusia 56 tahun (UPN), maka ia berhak atas
Manfaat Pensiun Normal (MPN)

 Rumus MPN = F x MK x PhDP


 Besarnya MPN = 2,5% x 30 x Rp 4.000.000
per bulan (sebelum pajak) = Rp 3.000.000,-

 Ny. Ayu mengambil pembayaran MP pertama sebesar 20% secara sekaligus :


20% x Rp 3.000.000 = Rp 600.000.
 Setelah mengambil 20% secara sekaligus, saldonya (80%) adalah
Rp 3.000.000 – Rp 600.000 : Rp 2.400.000  Jumlah ini > Rp. 1.600.000,
karena itu tidak dapat dibayarkan secara sekaligus, tetapi
harus dibayarkan secara bulanan
Manfaat Pensiun (20%) yg dibayarkan secara sekaligus adalah :
= Rp 600.000 x NS* pembayaran sekaligus  (Misal NS-nya adalah 120)
= Rp 600.000 x 120
= Rp 72.000.000 (sebelum pajak)
*NS (Nilai Sekarang) bentuknya tabel, dibuat oleh Aktuaris
Kesimpulan :
MP Ny Ayu yg dibayarkan secara sekaligus adalah Rp. 72.000.000 (sebelum pajak); dan
MP Ny Ayu yg dibayarkn secara bulanan adalah Rp. 2.400.000 (sebelum pajak)
Kalau Ny Ayu tidak mengambil 20% secara sekaligus, per bulan mendapat MP sebesar Rp. 3.000.000
100
Sujat Siswosudarmo
MISAL

Peraturan Dana Pensiun Melati menetapkan sebagai berikut :


• Usia Pensiun Normal (UPN) : 56 tahun
• Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja (F) : 2,5 kali
• Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) : Gaji Pokok terakhir
• Peserta berhak mengambil pembayaran pertama sebesar 20% dari Manfaat Pensiun secara
sekaligus pada awal pensiun
• Peserta berhak mengambil pembayaran Manfaat Pensiun secara sekaligus apabila
jumlahnya sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
Ny. Cantik (Peserta) pada waktu berhenti bekerja datanya sebagai berikut :
• Usia : 56 tahun
• Masa Kerja (MK) : 32 tahun
• Gaji Pokok terakhir : Rp 10.000.000
Pertanyaan :
Berapa besarnya Manfaat Pensiun Ny. Cantik yg dapat dibayarkan secara sekaligus ?

Jawaban :
Karena Ny. Cantik pada waktu berhenti bekerja berusia 56 tahun (UPN), maka ia berhak atas
Manfaat Pensiun Normal (MPN)
Sujat Siswosudarmo 101
MISAL

 Rumus MPN = F x MK x PhDP


= 2,5 x 32 x Rp 10.000.000
= Rp 800.000.000

 Ny. Cantik mengambil pembayaran pertama sebesar 20% secara sekaligus :


20% x Rp 800.000.000 = Rp 160.000.000 (jumlah ini dibayarkan secara
sekaligus)
Besar Manfaat Pensiun setelah diambil 20% secara sekaligus adalah :
Rp 800.000.000 – Rp 160.000.000 = Rp 640.000.000  jumlah ini > Rp.
500.000.000 karena itu tidak dapat dibayarkan secara sekaligus (harus
dibayarkan secara bulanan)

Jadi jumlah Manfaat Pensiun yg dapat dibayarkan secara sekaligus adalah :


Rp 160.000.000 (sebelum pajak), jumlah ini adalah 20%, yg Rp. 640.000.000
harus dibayarkan secara bulanan dengan mengkonversikan menjadi pembayaran
secara bulanan, dengan tabel konversi yg dibuat oleh Aktuaris

Sujat Siswosudarmo 102


Soal : Tn. Anton Peserta DPPK Teratai, berhenti bekerja pd UPN
dengan PhDP Rp 5.000.000. memiliki MK 34 th, Faktor
Penghargaan Per Tahun MK 2,5%. Berapa besarnya MPN Tn.
Anton ?
Jawab : MPN Tn. Anton = F x MK x PhDP

= 2,5% x 34 x Rp 5.000.000.

= Rp 4.250.000.  jumlah ini melebihi 80% dari PhDP. (Ini


tidak boleh, karena melampaui batas
maksimal Manfaat Pensiun yg diatur dalam
POJK)
Jadi besarnya MP Tn. Anton per bulan adalah :

80% x Rp 5.000.000. = Rp 4.000.000. (sebelum pajak)

Sujat Siswosudarmo 103


Soal : Tn. Tony Peserta DPPK Mawar, berhenti bekerja pd UPN dengan
PhDP Rp 6.000.000. memiliki MK 33 th, Faktor Penghargaan Per
Tahun MK 2,5 kali. Berapa besarnya MPN Tn. Tony ?

Jawab : MPN Tn. Tony = F x MK x PhDP

= 2,5 x 33 x Rp 6.000.000.

= Rp 495.000.000  jumlah ini melebihi 80 kali dari PhDP. (Ini


tidak boleh, karena melampaui batas maksimal
Manfaat Pensiun yg diatur dalam POJK)

Jadi besarnya MP Tn. Tony adalah :

80 x Rp 6.000.000. = Rp 480.000.000. (sebelum pajak)

Sujat Siswosudarmo 104


PERHITUNGAN PAJAK ATAS MP TN. TONY
(Apabila dibayarkan secara sekaligus)

Rp 480.000.000 (Besarnya MP Tn. Tony)

Rp 50.000.000 (s/d Rp 50.000.000 tarif pajaknya 0%)

Rp 430.000.000 (Jumlah MP setelah dikurangi Rp 50.000.000, merupakan jumlah penghasilan kena pajak)

Besarnya pajak = Rp 430.000.000 x 5% (di atas Rp 50.000.000 tarif pajaknya 5%)


= Rp 21.500.000  DP sebagai wajib pungut (potong) dan
wajib setor ke Kas Negara

MP yang dibayarkan kepada Tn. Tony adalah :


Rp 480.000.000 – Rp 21.500.000 = Rp 458.500.000 (net, setelah pajak)

Sujat Siswosudarmo 105


PAJAK PENGHASILAN
UU NO 36 TH 2008
Pasal 4 ayat (1)
“yang menjadi obyek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun, ….”

PERATURAN PEMERINTAH NO 68 TH 2009


Pasal 2
(1) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,
Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus dikenai pemotongan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang bersifat final.
(2) Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dianggap dibayarkan sekaligus dalam hal sebagian atau
seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender.

Pasal 3
(4) Dalam hal terjadi pengalihan Uang Mantaat Pensiun kepada Perusahaan Asuransi Jiwa dengan cara
Dana Pensiun membeli anuitas seumur hidup, Pegawai sebagai peserta dianggap telah menerima hak atas Uang
Manfaat Pensiun yang dibayarkan secara sekaligus

Sujat Siswosudarmo 106


PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN
JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

PERATURAN PEMERINTAH NO 68 TH 2009


Pasal 5
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua ditentukan sebagai berikut:
a. sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah);
b. sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Pasal 9
Dalam hal terjadi pengalihan Uang Manfaat Pensiun kepada Perusahaan Asuransi Jiwa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan oleh Dana Pensiun Pemberi
Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan pada saat pembelian anuitas seumur hidup

Pasal 11
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang pesangon, uang
tebusan pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang diperoleh Pegawai
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini (16 November 2009) dan pembayarannya dilakukan setelah Peraturan
Pemerintah ini berlaku, berlaku ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 149 Tahun 2000 tentang Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan Pensiun, dan Tunjangan Hari Tua atau
Jaminan Hari Tua.

Sujat Siswosudarmo 107


PENSIUN DITUNDA
[UUDP, POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]
1. Pensiun Ditunda yaitu hak atas Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja setelah memiliki masa
kepesertaan paling singkat 3 tahun dan belum mencapai Usia Pensiun Dipercepat
[UU DP Psl 4 (2), Psl 26 (2), POJK 5/2017 Psl 18 (1), Psl 30 35]

2. Berdasarkan pilihan Peserta, hak atas Pensiun Ditunda :


1) Dapat tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun yang bersangkutan, atau
2) Dapat dialihkan ke DPPK lain, atau
3) Dapat dialihkan ke DPLK.
[UU DP Psl 26 (2)]

3. Besar hak atas Pensiun Ditunda dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaanya sampai pada saat
pemberhentian [UU DP Psl 24 (2),POJK 5/2017 Psl 18 (1)]

4. Hak atas Pensiun Ditunda dapat dibayarkan sejak Perserta mencapai Usia Pensiun Dipercepat
[POJK 5/2017 Psl 18 (2), Psl 35 (2)]

5. Dalam hal Peserta yang berhak atas Pensiun Ditunda meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat
Pensiun Ditunda, berlaku ketentuan tentang hak yang timbul apabila Peserta meninggal dunia
[POJK 5/2017 Psl 18 (3)]

6. - Untuk DPPK – PPMP, apabila Nilai Sekarang dari Pensiun Ditunda ≤ Rp.100.000.000 dapat dibayarkan secara
sekaligus pada saat Peserta berhenti bekerja [POJK 5/2017 Psl 18 (4)]
- Untuk DPPK – PPIP, apabila akumulasi iuran Peserta dan Pemberi Kerja beserta hasil pengembangannya ≤
Rp.100.000.000 dapat dibayarkan secara sekaligus pada saat Peserta berhenti bekerja [POJK 5/2017 Psl 35 (4)]
Sujat Siswosudarmo 108
PENSIUN DIPERCEPAT
[UUDP, POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

1. Pensiun Dipercepat adalah pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja pada usia sekurang-
kurangnya 10 tahun sebelum Usia Pensiun Normal [UU DP Psl 27 (3a), POJK 5/2017 Psl 11,
Psl 36 (1)]

2. Berdasarkan pilihan Peserta hak atas Pensiun Dipercepat dapat :


1) Dibayarkan oleh DPPK tersebut;
2) Ditunda pembayarannya sampai Usia Pensiun Normal;
3) Dialihkan kepada DPPK lain; atau
4) Dialihkan kepada DPLK
[POJK 5/2017 Psl 19, Psl 36 (1)]

Sujat Siswosudarmo 109


MANFAAT PENSIUN - DPPK PPIP

Yang Berhak Atas Besarnya Manfaat


Syarat Cara Pembayaran
Manfaat Pensiun Pensiun
PESERTA Pada waktu berhenti Akumulasi iuran dan Bulanan dan Seumur Hidup
Bekerja telah mencapai hasil pengembangannya (kecuali apabila jumlahnya ≤ dari
MPN UPN [UU DP Psl 1 butir 10] dibelikan anuitas ketentuan MK dpt dibayarkan
(Manfaat Pensiun Normal) [UU DP Psl 1 butir 8, Psl 30 (7)] sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]
[UU DP Psl 21 (1)]

Pada waktu berhenti Akumulasi iuran dan Bulanan dan Seumur Hidup
MPD bekerja telah mencapai hasil pengembangannya (kecuali apabila jumlahnya ≤ dari
(Manfaat Pensiun Dipercepat) UPD [UU DP Psl 1 butir 11] dibelikan anuitas ketentuan MK dpt dibayarkan
[UU DP Psl 21 (1) [UU DP Psl 1 butir 8, Psl 30 (7)] sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]

Berhenti bekerja karena Akumulasi iuran dan Bulanan dan Seumur Hidup
MPC cacat (kecuali apabila jumlahnya ≤ dari
hasil pengembangannya
(Manfaat Pensiun Cacat) [UU DP Psl 1 butir 12] ketentuan MK dpt dibayarkan
[UU DP Psl 21 (1)] dibelikan anuitas
[UU DP Psl 1 butir 8, Psl 30 (7)] sekaligus) [UU DP Psl 25 (2), (3)]

Pada waktu berhenti Akumulasi iuran dan Bulanan dan Seumur Hidup
bekerja belum mencapai hasil pengembangannya (kecuali apabila jumlahnya ≤ dari
PD UPD tetapi telah memiliki dibelikan anuitas ketentuan MK dpt dibayarkan
(Pensiun Ditunda) masa kepesertaan sekurang-
[UU DP Psl 1 butir 8, Psl 30 (7)] sekaligus)
[UU DP Psl 21 (1)] [UU DP Psl 25 (2), (3)]
kurangnya 3 tahun
[UU DP Psl 1 butir 13]

Sujat Siswosudarmo 110


MANFAAT PENSIUN - DPPK PPIP

Yang Berhak Atas Syarat Besarnya Manfaat Pensiun


Cara Pembayaran
Manfaat Pensiun

• Min. 60% Mak. 100% dari Bulanan dan seumur hidup


Peserta / Pensiunan MP Pensiunan (sesuai anuitas kecuali apabila Janda/Duda
JANDA / DUDA
meninggal dunia yg dipilih Peserta) [PP 76/92 Psl 31
(1) a]
kawin lagi, manfaat pensiun
[UU DP Psl 21 (2)] [UU DP Psl 22 (1), PP 76/92 Psl 29 (1)] dibayarkan kepada Anak
• 100% dari MP Pensiunan, bila
Peserta tidak memilih bentuk [PP 76/92 Psl 29 (2)]
anuitas [KMK 343/98 Psl 22
(1)]
• 100% dari MP Peserta, bila
Peserta meninggal dunia [KMK
343/98 Psl 22 (1)]

Janda/Duda kawin lagi atau • Min. 60% Mak. 100% dari • Bulanan dan wajib dibayarkan sampai
Janda/Duda meninggal dunia MP Pensiunan (sesuai anuitas Anak sekurang-kurangnya mencapai
atau Peserta/Pensiunan yg dipilih Peserta) [PP 76/92 Psl 31 usia 21 tahun [PP 76/92 Psl 29 (4)]
ANAK (1) a] • Dapat diteruskan sampai Anak
meninggal dunia tidak ada
• 100% dari MP Pensiunan, bila mencapai usia setinggi-tingginya 25
[UU DP Psl 21 (2)] Janda/Duda
Peserta tidak memilih bentuk tahun. Dalam hal Anak cacat sebelum
[UU DP Psl 22 (2), PP 76/92 Psl 29 (3)] anuitas [KMK 343/98 Psl 22 melampaui batas usia pembayaran
(1)] manfaat pensiun, manfaat pensiun
• 100% dari MP Peserta, bila tersebut dapat dibayarkan melebihi usia
Peserta meninggal dunia [KMK tersebut di atas [POJK 5/2017 Psl 70]
343/98 Psl 22 (1)]

PIHAK YANG Peserta tidak mempunyai


Sama besarnya
istri/suami dan tidak Dibayarkan secara sekaligus
DITUNJUK dengan Manfaat Pensiun
mempunyai Anak meninggal
OLEH PESERTA Peserta [PP 76/92 Psl 30 (2)]
dunia
[PP 76/92 Psl 30 (1)] [PP 76/92 Psl 30 (1)] [PP 76/92 Psl 30 (1)]

Sujat Siswosudarmo 111


HAK ATAS MANFAAT PENSIUN

No YG BERHAK ATAS MANFAAT


CARA PEMBAYARAN
PENSIUN
1 • Dibayarkan dalam bentuk angsuran tetap atau meningkat guna mengimbangi kenaikan harga
• Dilakukan sekali sebulan dan seumur hidup
PESERTA • Kalau memenuhi batasan tertentu, dapat dibayarkan secara sekaligus
• Bila Peserta / Pensiunan meninggal dunia, dibayarkan kepada Janda/Duda dari Peserta /
Pensiunan

2 • Pada dasarnya secara bulanan dan seumur hidup


JANDA/DUDA • Bila Janda/Duda meninggal dunia atau kawin lagi, MP dibayarkan kepada Anak dari Peserta /
DARI PESERTA Pensiunan

3 • Pada dasarnya secara bulanan, dibayarkan sampai dewasa


ANAK • Wajib dibayarkan sampai Anak sekurang-kurangnya mencapai usia 21 tahun
DARI PESERTA • Dapat dibayarkan sampai Anak setinggi-tingginya mencapai usia 25 tahun
• Bila Anak cacat total dan tetap (kejadian cacat masih dalam masa pembayaran MP) dapat
dibayarkan lebih dari 25 tahun

PIHAK YANG DITUNJUK


OLEH PESERTA DALAM HAL • Secara sekaligus
PESERTA TIDAK MENIKAH DAN
TIDAK PUNYA ANAK

Sujat Siswosudarmo 112


ILUSTRASI MANFAAT PENSIUN

Masa Kepesertaan ………………………. Usia ……………………….


UPD UPN

0 Th 3 Th 46 Th 56 Th

Sekurang- HAK ATAS MANFAAT MANFAAT


kurangnya berhak PENSIUN PENSIUN PENSIUN
atas iuran Peserta DITUNDA DIPERCEPAT NORMAL
sendiri dan hasil
pengembangannya

UPD : Usia Pensiun Dipercepat


UPN : Usia Pensiun Normal

Sujat Siswosudarmo 113


KARAKTERISTIK – DPPK PPMP

1. Hanya dapat diselenggarakan oleh DPPK

2. DPLK dan DPBK tidak dapat menyelenggarakan PPMP

3. Besarnya MP sudah pasti (ditetapkan dalam PDP) dalam bentuk rumus atau formula tertentu

4. Tidak ada risiko besarnya MP bagi Peserta

5. Besarnya iuran Pemberi Kerja tidak pasti (fluktuasi), tidak ditetapkan dalam PDP, dihitung
berdasarkan hasil valuasi Aktuaris

6. Apabila Kekayaan Untuk Pendanaan kurang dari Nilai Kini Aktuaria, Pemberi Kerja harus menambah iuran
tambahan

7. Iuran Pemberi Kerja terdiri dari Iuran Normal dan Iuran Tambahan (apabila terjadi defisit)

8. Iuran Tambahan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja

9. Pada umumnya PSL (Past Service Liability = Masa Kerja Lalu) diakui

10. Pendanaan untuk PSL sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja

11. Dalam hal Peserta diwajibkan membayar uiran, besarnya iuran Peserta sudah pasti (ditetapkan
dalam PDP)

12. Besarnya iuran Peserta maksimum 3 kali atau 3% kali Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja kali
Penghasilan Dasar Pensiun

Sujat Siswosudarmo 114


KARAKTERISTIK – DPPK PPMP

13. Peserta tidak boleh dibebani iuran untuk PSL

14. Peserta tidak boleh dibebani Iuran Tambahan untuk melunasi defisit

15. Ada risiko pendanaan bagi Pemberi Kerja

16. Risiko investasi pada Pemberi Kerja

17. Maksimum besarnya MP 80% atau 80 kali dari PhDP

18. Maksimum besarnya Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja 2,5% atau 2,5 kali

19. Faktor Penghargaan Per Tahun Masa Kerja dapat dibedakan berdasarkan Usia, Masa Kerja atau
Jabatan Peserta (tidak boleh berdasarkan faktor subjektif)

20. Disebut Dana Terpenuhi (funded) apabila Kekayaan Untuk Pendanaan tidak kurang dari Nilai Kini
Aktuaria

21. Disebut Surplus (over funded) apabila Kekayaan Untuk Pendanaan lebih besar dari Nilai Kini
Aktuaria

22. Disebut Defisit (unfunded) apabila Kekayaan Untuk Pendanaan lebih kecil dari Nilai Kini Aktuaria

23. Apabila Kekayaan Untuk Pendanaan melebihi 120% dari Nilai Kini Aktuaria, kelebihan yg di atas
120% tsb wajib diperhitungkan sebagai Iuran Normal Pemberi Kerja

Sujat Siswosudarmo 115


KARAKTERISTIK – DPPK PPMP

24. Arahan investasi ditetapkan oleh Pendiri


25. Administrasi dana bersifat kelompok dan berkaitan dengan aspek Aktuaria
26. Pembayaran MP bulanan kepada Peserta dapat dibayarkan sendiri oleh DPPK atau
dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa yg dipilih Peserta, dengan membeli Anuitas

27. PPMP dapat diubah menjadi PPIP dengan ketentuan :


(1) Apabila ada kekurangan Solvabilitas wajib dipenuhi secara sekaligus
(2) Otoritas Jasa Keuangan dapat memperkenankan Pemberi Kerja melunasi kekurangan
tersebut menjadi 5 tahun, apabila mengalamai kesulitan keuangan
(3) Harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
(4) Harus mendapat pengesahan Otoritas Jasa Keuangan

Sujat Siswosudarmo 116


KARAKTERISTIK DPPK – PPIP
1. PPIP dapat diselenggarakan oleh DPPK, DPLK, dan DPBK
2. Besarnya iuran Pemberi Kerja dan iuran Peserta sudah pasti (ditetapkan dalam PDP)
3. Tidak ada risiko pendanaan bagi Pemberi Kerja maupun Peserta
4. Besarnya MP tidak pasti (tergantung dari akumulasi iuran dan hasil pengembangannya yg dibukukan pada
rekening masing-masing Peserta)
5. Besarnya MP adalah merupakan akumulasi iuran dan hasil pengembangannya, yg dibukukan pada rekening
masing-masing Peserta
6. Ada risiko besarnya MP bagi Peserta
7. Arahan investasi ditetapkan oleh Pendiri bersama Dewan Pengawas
8. Risiko investasi pada Peserta
9. Dalam hal Peserta diwajibkan membayar iuran, iuran Peserta max sama dengan besarnya Iuran Pemberi
Kerja
10. Iuran dari Pemberi Kerja maupun dari Peserta dan hasil pengembangannya dibukukan ke rekening masing-
masing Peserta (individual account), sebagai MP Peserta
11. Tidak ada PSL
12. Disebut Dana Terpenuhi apabila seluruh iuran bulanan baik iuran Pemberi Kerja maupun iuran Peserta yg
telah jatuh tempo telah dibayar lunas kepada Dana Pensiun
13. Pembayaran MP bulanan wajib dialihkan ke Perusahaan Asuransi Jiwa yg dipilih oleh Peserta, dengan
dibelikan anuitas seumur hidup pada Perusahaan Asuransi Jiwa
14. Berdasarkan pilihan Peserta, DPPK – PPIP dapat membayarkan MP secara berkala, untuk periode paling
cepat 10 Th s/d 25 Th setelah Peserta mencapai UPN
15. DPPK – PPIP dapat membayarkan MP secara sekaligus kepada Peserta apabila jumlah MP yang akan
dibayarkan memenuhi ketentuan POJK.
Sujat Siswosudarmo 117
PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
1. PDP dapat memungkinkan pilihan bagi Peserta
pada saat pensiun dan bagi Janda/Duda atau Anak
pada saat Peserta meninggal dunia, dapat
UUDP Psl 25 (4)
menerima pembayaran MP pertama untuk
keperluan masa transisi pada awal pensiun,
max 20% dari MP secara sekaligus
2. Peserta DPPK (PPMP dan PPIP) dan DPLK pada saat
POJK 5/2017
pensiun atau pada saat pemberhentian, dan bagi
Psl 15, Psl 32,
Pihak yang Berhak, dapat memilih untuk menerima Psl 48
MP pertama, max 20% dari MP secara sekaligus

Sujat Siswosudarmo 118


PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
3. Peserta atau Pihak Yang Berhak, berhak memilih pembayaran MP secara
sekaligus:
• Pada DPPK – PPMP (Rumus Bulanan)
- Apabila MP ≤ Rp. 1.600.000* ; atau POJK 5/2017 Psl 16 (1)a.1
- Apabila MP di atas Rp. 10.000.000* (selisih lebih dari MP setelah POJK 5/2017 Psl 16 (1)a.2,
dikurangi Rp.10.000.000) (2)a
• Pada DPPK – PPMP (Rumus Sekaligus)
- Apabila MP ≤ Rp. 500.000.000* ; atau POJK 5/2017 Psl 16 (1)b.1
- Apabila MP di atas Rp. 1.500.000.000* (selisih lebih dari MP setelah POJK 5/2017 Psl 16
dikurangi Rp. 1.500.000.000) (1)b.2, (2)b
• Pada DPPK – PPIP
- Apabila MP yang menjadi hak Peserta ≤ Rp. 500.000.000* ; atau POJK 5/2017 Psl 33 (1)a
- Apabila MP di atas Rp. 1.500.000.000* (Selisih lebih dari MP setelah POJK 5/2017 Psl 33 (1)b, (3)
dikurangi Rp. 1.500.000.000)

* Jumlah MP tersebut setelah dikurangi pembayaran pertama MP max 20% POJK 5/2017 Psl 16 (3),
secara sekaligus Psl 33 (5), Psl 49 (4)
Pembayaran MP secara sekaligus di atas Rp. 10.000.000 atau di atas POJK 5/2017 Psl 16 (4),
Rp. 1.500.000.000 hanya dapat dilakukan 1 kali ketika memasuki usia pensiun Psl 49 (3)

Sujat Siswosudarmo 119


PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
4. DPPK (PPMP dan PPIP) dan DPLK dapat membayarkan
MP secara sekaligus apabila Peserta atau
Pihak Yang Berhak: POJK 5/2017
• Sakit parah dan kesulitan keuangan dibuktikan Psl 20,
dengan dokumen; Psl 40,
• WNI yang pindah menjadi WNA; atau Psl 50
• WNA yang telah berakhir masa kerjanya dan tidak
bekerja lagi di Indonesia

Sujat Siswosudarmo 120


PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
5. Apabila Peserta meninggal dunia lebih dari 10 tahun sebelum mencapai
UPN atau pengalihan hak Peserta ke DPPK atau DPLK lain yang berhenti POJK 5/2017
bekerja lebih dari 10 tahun sebelum mencapai UPN, hak atas MP-nya Psl 12
dapat dibayarkan secara sekaligus
6. Pada DPPK – PPMP apabila Nilai Sekarang dari hak atas
POJK 5/2017
Pensiun Ditunda ≤ Rp. 100.000.000 dapat dibayarkan secara Psl 18 (4)
sekaligus pada saat Karyawan berhenti bekerja
7. Peserta DPPK – PPIP yang berhenti bekerja dengan hak atas Pensiun
Ditunda, apabila jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya POJK 5/2017 Psl 35
dan pengalihan dari DPPK dan DPLK (4)
≤ Rp. 100.000.000 dapat dibayarkan secara sekaligus
8. Dalam PDP DPPK (PPMP dan PPIP) dan DPLK harus memuat POJK 5/2017
hak Peserta untuk menentukan pilihan pembayaran MP secara Psl 21 c, Psl 41 (1) b,
sekaligus Psl 56 (1)a

Sujat Siswosudarmo 121


PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
9. Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa kepesertaan
< 3 Tahun, minimal berhak menerima secara sekaligus himpunan iuran UUDP Psl 24 (1)
Peserta sendiri, ditambah bunga yang layak
10. Peserta meninggal dunia dan tidak ada Janda/Duda dan Anak, hak
PP 76/1992
Peserta dibayarkan secara sekaligus kepada Pihak yang Ditunjuk oleh
Psl 30
Peserta
11. Selisih lebih antara jumlah iuran Peserta dan hasil pengembangannya
PP 76/1992
dengan jumlah seluruh MP yang telah dibayarkan, DP wajib
Psl 32 (1)
membayarkan secara sekaligus kepada Ahli Waris yang sah dari Peserta
12. Dalam hal pembayaran MP dialihkan kepada Perusahaan Asuransi Jiwa,
apabila terdapat selisih lebih antara hak Peserta dengan jumlah seluruh
PP 76/1992
MP yang telah dibayarkan, Perusahaan Asuransi Jiwa wajib
Psl 32 (2)
membayarkan selisih lebih tersebut secara sekaligus kepada Ahli Waris
yang sah dari Peserta

Sujat Siswosudarmo 122


PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS
NO MANFAAT PENSIUN DASAR HUKUM
13. Program Pensiun atau THT yang telah ada sebelum diterbitkan UUDP 20
April 1992 dan menjanjikan pembayaran MP atau THT secara sekaligus,
dapat tetap membayarkan MP atau THT secara sekaligus bagi Peserta UUDP Psl 61 (4)
sebelum 20 April 1992, dengan ketentuan tidak boleh mengubah rumus
MP atau menerima Peserta baru untuk THT
14. UUDP Psl 25 (4),
Untuk DPLK, ketentuan mengenai besarnya MP yang dapat dibayarkan
POJK 5/2017
secara sekaligus pada dasarnya sama dengan
Psl 48, Psl 49,
DPPK – PPIP
Psl 54, Psl 55
15. Peserta yang pensiun setelah POJK 5/2017 diberlakukan (sejak 6 Maret
2017) namun belum dilakukan penyesuaian PDP, pembayaran MP POJK 5/2017
secara sekaligus sebagaimana dimaksud pada butir 3, butir 4, dan butir Psl 74 (2)
14, berlaku sesuai dengan POJK 5/2017 tersebut

Sujat Siswosudarmo 123


DAMPAK NEGATIF PEMBAYARAN MP SECARA SEKALIGUS

1. Semakin besar peluang MP yg dapat dibayarkan secara sekaligus, semakin jauh dari falsafah dasar
tujuan Program Pensiun, yaitu untuk menjamin kesinambungan penghasilan Karyawan pada purna
bakti, untuk kesejahteraan di hari tua bagi dirinya, Istri/Suami dan Anak-anaknya
2. Mendorong bersifat konsumtif. Beberapa bulan uang pensiun yang diterima secara sekaligus sudah
habis untuk pengeluaran yg sebenarnya tidak mendesak, tidak perlu dan tidak penting
3. Bila tidak berjiwa bisnis, sebentar saja uang pensiun untuk modal usaha bisa ludes
4. Ujian dan cobaan semakin besar, berat dan bervariasi, atas uang pensiun (dana) yang diterima secara
sekaligus
5. Apabila tidak bisa menggunakan uang, uang pensiun yg diterima secara sekaligus bisa menjadi “racun”
bagi dirinya
6. Banyak yg menyesal mengapa memilih pembayaran MP dibayarkan secara sekaligus, dan menjadi iri
kepada teman-temanya yg memilih pembayaran MP secara bulanan
7. Yang memilih pembayaran secara bulanan, kemungkinan lebih tenang, selalu optimis, semangat
dan bergairah sebab selalu ada yg ditunggu, dan yg ditunggu itu setiap bulan insya Allah pasti datang,
yaitu uang pensiun (apalagi kalau secara berkala, misalnya setiap tahun ada kenaikan uang pensiun)
8. Ada yg berpenghasilan sekian tidak cukup. Yg lain berpenghasilan sekian-sekian juga tidak cukup.
Bahkan dibayarkan sekaligus juga tidak cukup. Cukup memang relatif, parameternya sangat subyektif.
Semakin pandai bersyukur, semakin merasa cukup. Insya Allah hidup ini nikmat.

Sujat Siswosudarmo 124


DPPK – PPIP DAN DPLK DAPAT MEMBAYAR MP SECARA BERKALA

NO KETERANGAN DASAR HUKUM


1 DPPK – PPIP dan DPLK wajib mengalihkan tanggung jawab pembayaran
UUDP Psl 30 (7),
MP dengan membeli anuitas seumur hidup kepada Perusahaan Asuransi
Psl 46
Jiwa yang dipilih oleh Peserta atau Pihak yang Berhak atas MP
2 DPPK – PPIP dan DPLK atas permintaan dan pilihan Peserta, harus PP 76/1992 Psl 31,
membeli anuitas seumur hidup dari Perusahaan Asuransi Jiwa yang PP 77/1992 Psl 21
menyediakan MP Janda/Duda atau Anak minimal 60% dan max 100% dari
MP Peserta
3 POJK 5/2017
DPPK – PPIP dan DPLK dapat membayarkan MP secara berkala kepada
Psl 38 (1),
Peserta dan Pihak yang Berhak Psl 52 (1)
4 Pembayaran MP secara berkala tersebut pada angka 3 hanya dapat POJK 5/2017
dilakukan berdasarkan pilihan Peserta dan Pihak yang Berhak untuk Psl 38 (2),
periode 10 tahun s/d 25 tahun setelah Peserta mencapai UPN Psl 52 (2)

Sujat Siswosudarmo 125


DPPK – PPIP DAN DPLK DAPAT MEMBAYAR MP SECARA BERKALA

NO KETERANGAN DASAR HUKUM


5 Pembayaran MP secara berkala tersebut pada angka 4 dilakukan dengan
POJK 5/2017
ketentuan harus dialihkan melalui pembelian anuitas seumur hidup pada
Psl 38 (3),
Perusahaan Asuransi Jiwa ketika periode pembayaran MP secara berkala
Psl 52 (3)
melalui DPPK dan DPLK yang bersangkutan dan melakukan pencadangan di
awal untuk pembelian anuitas
6 POJK 5/2017
DPPK – PPIP dan DPLK yang membayarkan MP secara berkala
Psl 38 (5),
harus membuat valuasi aktuaria minimal 3 tahun sekali
Psl 52(5)
7 Dalam hal pembayaran MP secara berkala, harus didasarkan pada tabel POJK 5/2017
konversi total akumulasi iuran dan hasil pengembangannya menjadi Psl 38 (6),
pembayaran bulanan Psl 52 (6)
8 POJK 5/2017
DPPK – PPIP dan DPLK atas permintaan dan pilihan Peserta, harus membeli
Psl 37 (1),
anuitas seumur hidup dari Perusahaan Asuransi Jiwa yang menyediakan MP
Psl 51 (1)
Janda/Duda atau Anak minimal 60% dan max 100% dari MP Peserta

9 DPPK – PPIP dan DPLK dalam PDP dapat memuat pilihan cara pembayaran MP
POJK 5/2017
secara berkala dapat dibayarkan langsung oleh DPPK – PPIP atau DPLK Psl 41 (2), Psl 56 (2)
yang bersangkutan Sujat Siswosudarmo 126
FASILITAS PERPAJAKAN

• Iuran yg diterima DP baik yg dibayar oleh Pemberi Kerja maupun Pegawai dan penghasilan dari modal yg
ditanamkan dalam bidang-bidang tertentu yg ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
dikecualikan dari obyek pajak
[UU 36/2008 Psl 4 (3) huruf g dan UU DP Psl 49 (2)].

• Hasil investasi berupa :

a. Bunga, Diskonto, imbalan dari Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan pada Bank di Indonesia yang
melaksanakan kegiatan usaha secara Konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah, Sertifikat Bank
Indonesia;
b. Bunga, Diskonto, imbalan dari Obligasi, Obligasi Syariah (Sukuk), Surat Berharga Syariah Negara,
Surat Perbendaharaan Negara, yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya pada Bursa
Efek di Indonesia; atau
c. Deviden dari Saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia
Dikecualikan dari Obyek Pajak Penghasilan [PMK 234/2009]

• Untuk mendapatkan pembebasan pajak atas bunga Deposito, Tabungan, SBI, Dana Pensiun terlebih
dahulu harus mendapatkan Surat Keterangan Bebas Pajak (SKB) dari KPP tempat Dana Pensiun
terdaftar sebagai Wajib Pajak
[KMK 51/2001, PDJP 01/2013]

Sujat Siswosudarmo 127


SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK (SKB)
PERATURAN DJP NO 01/PJ/2013 TGL 14 JANUARI 2013

01.01.2013 Th Buku 2013 31.12.2013 Th Buku 2014 31.12.2014

• SKB berlaku untuk masa 1 (satu) th (1 Jan s/d • SKB berlaku untuk masa 1 (satu) th (1 Jan s/d
31 Des) 31 Des)
• SKB berlaku untuk seluruh bunga Deposito, • SKB berlaku untuk seluruh bunga Deposito, Tabungan
Tabungan dan diskonto SBI yg ditempatkan pd suatu dan diskonto SBI yg ditempatkan pd suatu Kantor
Kantor Cabang Bank tempat DP melakukan investasi Cabang Bank tempat DP melakukan investasi
Dst

Permohonan SKB kepada KPP tempat DP DP yg telah memperoleh SKB wajib menyampaikan Lap Investasi Semester kpd KPP
terdaftar, dg dilampiri : tempat DP terdaftar
1) F.C KMK ttg Pengesahan Pendirian DP; • Semester I, paling lambat tgl 31 Juli, dilampiri :
2) F.C Lap Neraca; 1) Neraca th sebelumnya;
3) F.C Lap Sisa Hasil Usaha; 2) Lap Sisa Hasil Usaha th sebelumnya;
4) F.C Lap Arus Kas dan Bank; 3) Lap Arus Kas th sebelumnya;
5) F.C Lap Investasi; dan 4) Daftar Deposito, Tabungan dan SBI dan mutasi yg diterima DP dari Bank periode
6) Daftar Sertifikat / Bilyet / Buku Deposito, Semester I; dan
5) Daftar Deposito, Tabungan, SBI yg dibuat oleh DP periode Semester I
Tabungan, dan SBI
• Semester II, paling lambat tgl 31 Januari, dilampiri :
1) Daftar Deposito, Tabungan dan SBI dan mutasi yg diterima DP dari Bank periode
Semester II; dan
2) Daftar Deposito, Tabungan, SBI yg dibuat oleh DP periode Semester II
• Sanksi : DP yg tidak menyampaikan Lap Investasi dan telah ditegur oleh KPP, SKB
dinyatakan tidak berlaku dan DP wajib membayar pajak yg terutang
berikut sanksi sesuai ketentuan perpajakan

Sujat Siswosudarmo 128


DP, JENIS, PROGRAM, IURAN

DP JENIS PROGRAM SUMBER IURAN

PK
PPMP
PK + PST
atau PK
DPPK U dan an PST
PPIP
PK + PST
U dan an PST

DP DPBK PPIP PK
U dan an PST

PST
U dan an PST
DPLK PPIP PK + PST
U dan an PST
DP : Dana Pensiun PPMP: Program Pensiun Manfaat Pasti U : Untuk
DPPK : Dana Pensiun Pemberi Kerja PPIP : Program Pensiun Iuran Pasti an : atas nama PK
DPBK : Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan
DPLK : Dana Pensiun Lembaga Keuangan
PK : Pemberi Kerja
PST : Peserta
U dan an PST

Sujat Siswosudarmo 129


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

1. MANFAAT LAIN (ML) adalah pembayaran manfaat selain Manfaat Pensiun (MP) yg dapat dilakukan oleh
Dana Pensiun (DP) dan diatur dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP)
[Pasal 1 butir 6]
ML merupakan pilihan tambahan kepada Peserta
[Penjelasan Psl 58 (1)]

2. Selain menyelenggarakan Program Pensiun, DPPK dan DPLK dapat menyelenggarakan atau memberikan
ML kepada Peserta [Psl 58 (1)]

3. DP hanya dapat menyelenggarakan ML kepada Peserta dalam hal Pemberi Kerja (PK) telah mencantumkan
di dalam Kontrak Kerja Bersama, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama bahwa akan
memberikan ML kepada Peserta [Psl 59]

4. Untuk dapat menyelenggarakan ML, PDP DPPK dan DPLK harus memuat tata cara penyelenggaraan ML a.l.
jenis ML, sumber pendanaan, kewajiban PK membayar ML, masa kepesertaan untuk dpt menerima ML,
jenis ML, waktu dan tata cara pembayaran ML [Psl 66]

5. DPPK dan DPLK yang menyelenggarakan ML :


• Harus memisahkan pencatatan antara MP dengan ML [Psl 67 (1)]
• Harus memisahkan pencatatan masing-masing jenis ML [Psl 67 (2)]

Sujat Siswosudarmo 130


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

6. DPPK dan DPLK yang menyelenggarakan ML harus menghitung besarnya iuran untuk
memenuhi pembayaran ML yang dilakukan oleh aktuaris [Psl 67 (3)]

7. Sumber pendaan ML yaitu :


a. Iuran Pemberi Kerja;
b. Iuran Peserta; dan/atau
c. Prosentase tertentu (max 10%) dari hasil pengembangan Program Pensiun
[Psl 68]

8. DPPK dan DPLK yang telah menyelenggarakan ML harus menyesuaikan PDP-nya paling lambat
tanggal 31 Desember 2017 [Psl 77]

9. Maksud dan tujuan ML :


Untuk mengimbangi manfaat yang telah berkembang pada sistem ketenaga kerjaan, maka
perlu dibuka ML untuk menambah manfaat bagi Peserta, agar DP lebih sehat dan kompetitif
dalam memberikan jaminan kesinambungan penghasilan untuk kesejahteraan di hari tua
[Diktum Menimbang b, Penjelasan Umum alinea ke 2]

Sujat Siswosudarmo 131


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


1 Dana Pendidikan Untuk Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta masih Untuk biaya pendidikan
Anak Pemberi Kerja dan/atau aktif bekerja Anak Peserta yang telah
[Psl 58 (2) a] Peserta [Psl 60 (1) a] memasuki usia sekolah
[Penjelasan Psl 58 (2) a] • Dapat diambil setelah pada jenjang tertentu
masa pembayaran [Penjelasan Psl 58 (2) a]
iuran paling singkat
5 tahun dan paling
banyak 100% dari dana
yang terhimpun
[Psl 62 (1)]

2 Dana Perumahan [Psl Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta masih Untuk uang muka atau
58 (2) b] Pemberi Kerja dan/atau aktif bekerja [Psl 60 (1) b] pembelian rumah atau
Peserta • Dapat diambil setelah apartemen untuk tempat
[Penjelasan Psl 58 (2) b] masa pembayaran tinggal
iuran paling singkat [Penjelasan Psl 58 (2) b]
5 tahun dan paling
banyak 100% dari dana
yang terhimpun [Psl 62
(1)]

Sujat Siswosudarmo 132


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


3 Dana Ibadah Keagamaan Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta Untuk keperluan ibadah
[Psl 52 (2) c] Pemberi Kerja dan/atau masih aktif bekerja keagamaan
Peserta [Psl 60 (1) c] [Penjelasan Psl 58 (2) c]
[Psl 58 (2) c] • Setelah Peserta
pensiun
[Psl 60 (2) a]
• Dapat diambil setelah
masa pembayaran
iuran paling singkat
5 tahun dan paling
banyak 100% dari dana
yang terhimpun
[Psl 62 (1)]

Sujat Siswosudarmo 133


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


4 Dana Santunan Cacat Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta Dibayarkan secara
[Psl 58 (2) d] Pemberi Kerja dan/atau masih aktif bekerja sekaligus kepada Peserta
Peserta [Psl 60 (1) d] yang cacat total dan tetap
[Psl 58 (2) d] • Pada saat Peserta [Penjelasan Psl 58 (2) d]
mengalami cacat
[Psl 62 (2)]
• Dibayarkan secara
sekaligus
[Psl 62 (3)]
• Dalam hal Peserta
membayar iuran
berupa Dana Santunan
Cacat hingga saat
pensiun tanpa klaim
maka Peserta berhak
pengembalian iuran
dan
pengembangannya
dikurangi biaya
operasional
[Psl 63]

Sujat Siswosudarmo 134


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


5 Dana Santunan Kematian Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta masih Untuk biaya pemakaman
[Psl 58 (2) e] Pemberi Kerja dan/atau aktif bekerja dan santunan kepada
Peserta [Psl 60 (1) e] Pihak Yang Berhak
[Penjelasan Psl 58 (2) e] • Setelah Peserta pensiun [Penjelasan Psl 58 (2) e]
[Psl 60 (2) b]
• Pada saat Peserta
meninggal dunia
[Psl 62 (2)]
• Dibayarkan secara
sekaligus kepada Pihak
Yang Berhak pada saat
Peserta/Pensiunan
meninggal dunia
[Psl 62 (4)]
• Dalam hal Peserta
membayar iuran berupa
Dana Santunan Kematian
sampai saat pensiun
tanpa klaim, maka
Peserta berhak
pengembalian iuran dan
pengembangannya
dikurangi biaya
operasional [Psl 63]
Sujat Siswosudarmo 135
MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan

6 Dana Santunan Kesehatan • Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta • Dapat
[Psl 58 (2) f] Pemberi Kerja dan/ atau masih aktif bekerja diselenggarakan
Peserta [Psl 60 (1) f] dengan kerja sama
[Penjelasan Psl 58 ayat 2 f] • Pada saat Peserta sakit dengan Perusahaan
• Bila terdapat kekurangan [Psl 62 (2)] Asuransi Jiwa dan
pendanaan, kekurangan • Setelah Peserta Perusahaan Asuransi
tersebut ditanggung oleh pensiun Jiwa Syariah, atau
Pemberi Kerja atau [Psl 60 (2) c]
secara swakelola
Peserta bagi Pekerja • Dapat dibayarkan [Psl 64(2)]
Mandiri secara sekaligus atau • Untuk pembayaran
[Psl 64 (1)] secara berkala, atau premi jaminan
berupa premi atau kesehatan pada saat
iuran imbalan Peserta pensiun
kesehatan kepada [Penjelasan Psl 58 (2) f]
Perusahaan Asuransi
Jiwa
[Psl 64 (3)]

Sujat Siswosudarmo 136


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 Maret 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


7 Dana Pesangon Iuran hanya dari Pemberi • Untuk pembayaran • Hanya dapat diberikan
[Psl 58 (2) g] Kerja pesangon kepada Peserta DPPK
[Psl 65 (1)] sebagaimana diatur atau Peserta DPLK
dalam UU Ketenaga yang telah mengikuti
Kerjaan Program Pensiun atau
[Penjelasan Psl 58 (2) g] Program Jaminan
• Setelah Peserta Pensiun
pensiun [Psl 61 (2)]
[Psl 60 (2) d] • Dana Pesangon untuk
Peserta DPLK mulai
berlaku pada
31 Desember 2019
[Psl 76]

Sujat Siswosudarmo 137


MANFAAT LAIN
[POJK 5/2017 tgl 1 MARET 2017, mulai berlaku sejak diundangkan 6 Maret 2017]

No Jenis Manfaat Lain Pendanaan Pembayaran Keterangan


8 Dana Manfaat Tambahan Dana dihimpun dari • Pada saat Peserta Dana yang dibayarkan
[Psl 58 (2) h] Pemberi Kerja dan/atau masih aktif bekerja adalah sebesar dana yang
Peserta [Psl 60 (1) g] dihimpun dan hasil
[Penjelasan Psl 58 (2) h] • Setelah Peserta pengembangannya
Pensiun [Penjelasan Psl 58 (2) h]
[Psl 60 (2) e]

Sujat Siswosudarmo 138


PENGAWASAN DANA PENSIUN (DP)

MENTERI KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)


Dasar Hukum : 3 Dasar Hukum : • UU NO 21 TH 2011 tentang OJK dan peraturan
pelaksanaannya
UU NO 11 TH 1992 tentang DP & 1 • UU NO 11 TH 1992 tentang DP & Peraturan
Peraturan Pelaksanaannya
Pelaksanaannya
Fungsi, Tugas, Wewenang :
Pengaturan, Pengawasan, dan D Fungsi, Tugas, Wewenang :
Pengaturan, Pengawasan, Pemeriksaan dan Penyidikan
Pemeriksaan E
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat :
S • Pencegahan Kerugian (memberikan informasi dan
E edukasi atas karakteristik, layanan, produk Sektor Jasa
Keuangan, menghentikan kegiatan Lembaga Jasa Keuangan
M apabila berpotensi merugikan masyarakat)
B • Pelayanan Pengaduan (melakukan pembelaan hukum,
mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta
E kekayaan pihak yang dirugikan)
Anggaran : APBN
R Anggaran : • APBN dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan
kegiatan di Sektor Jasa Keuangan
• OJK mengenakan pungutan kepada pihak yang
2 melakukan kegiatan di Sektor Jasa Keuangan
Laporan Tahunan : Bapepam dan Lembaga 0 Laporan dan Akuntabilitas
Keuangan menerbitkan 1 • OJK menyampaikan Lap Kegiatan Triwulanan kpd DPR
Buku Laporan Tahunan
Dana Pensiun 2 • OJK menyampaikan Lap Kegiatan Tahunan kpd Presiden dan DPR
• OJK mengumumkan Lap Keu Tahunan yg telah diaudit oleh
BPK atau KAP yg ditunjuk oleh BPK kpd Publik melalui media
cetak dan media elektronik

Sujat Siswosudarmo 139


SIFAT PENGAWASAN

PENGAWASAN
TIDAK LANGSUNG

SIFAT PENGAWASAN

PENGAWASAN LANGSUNG
(PEMERIKSAAN LANGSUNG)

Sujat Siswosudarmo 140


PENGAWASAN TIDAK LANGSUNG

Pengawasan Tidak Langsung pada dasarnya adalah kebalikan dari Pengawasan


(Pemeriksaan) Langsung, yaitu :

Rangkaian kegiatan menghimpun, mengolah, dan mengevaluasi data mengenai


Dana Pensiun yang dilakukan bukan di Kantor Dana Pensiun

Caranya adalah, setiap Dana Pensiun diwajibkan untuk menyampaikan laporan secara
berkala mengenai kegiatannya kepada Otoritas Jasa Keuangan

Selain laporan berkala, Otoritas Jasa Keuangan sewaktu-waktu dapat meminta laporan
yang diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan

Sujat Siswosudarmo 141


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Batas Akhir Sanksi Keterlambatan
Jenis Laporan Pengecualian
No Penyampaian Laporan Menyampaikan Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]

1 Laporan Keuangan • Tgl 10 bulan berikutnya a. Sanksi Administratif berupa teguran tertulis Tidak ada
Bulanan [POJK 3/2013 Psl 3 (1)] I, II, III
[POJK 3/2013 Psl 2 (1)] • Khusus untuk bulan b. Anggota Pengurus yg bertanggungjawab
September 2013 s/d menyampaikan Laporan Keuangan Bulanan
Agustus 2014, paling wajib menjalani fit and proper test ulang,
lambat tgl 20 bulan apabila belum menyampaikan laporan atau
berikutnya belum menyampaikan perbaikan atau dalam
[POJK 3/2013 Psl 7 (8)] jangka waktu 3 bulan sejak Teguran III
terbukti melanggar ketentuan mengenai
Laporan Keuangan Bulanan
[POJK 3/2013 Psl 6 (1) s/d (5)]

2 Laporan Keuangan 2 (dua) bulan setelah Tidak ada Tidak ada


Semesteran yg ditanda berakhirnya periode [Ketentuan yg terkait mengenai sanksi denda
tangani oleh Pengurus Laporan Keuangan yg diberlakukan sebelumnya (KMK 509/2002)
[KMK 509/2002 Psl 1 (3)a] Semesteran telah dicabut]
Harus Laporan Asli dan [PMK 20/2012 Psl 10 (2)]
Data Elektronik
[KMK 509/2002 Psl 6]
3 Laporan Keuangan yg 5 (lima) bulan setelah a. Pendiri dikenakan sanksi denda Rp 100.000 Tidak ada
telah diaudit oleh berakhirnya tahun buku setiap hari keterlambatan, dibayar ke
Akuntan Publik [PMK 20/2012 Psl 10 (3)] Kas Negara paling lama 30 hari sejak surat
[KMK 509/2002 Psl 1 (3)b] pengenaan sanksi denda ditetapkan oleh
Bapepam LK [PMK 20/2012 Psl 11 (1), (4), Psl
Harus Asli dan Data
12A (1)]
Elektronik
[KMK 509/2002 Psl 6]

Sujat Siswosudarmo 142


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN

Batas Akhir Sanksi Keterlambatan


Jenis Laporan Pengecualian
No Penyampaian Laporan Menyampaikan Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]

b. Apabila dalam batas waktu tsb di atas denda belum


dilunasi, Ketua Bapepam LK menetapkan surat
Teguran Pertama untuk segera melunasi denda
tsb beserta BUNGA sebesar 2% per bulan, paling
lama 14 hari sejak ditetapkannya surat teguran
pertama [PMK 20/2012 Psl 12A (2)]
c. Apabila dalam batas waktu surat teguran pertama
denda beserta bungannya tidak dilunasi, Ketua
Bapepam LK menetapkan surat Teguran Kedua
untuk segera dilunasi, paling lama 14 hari sejak
ditetapkan surat teguran kedua [PMK 20/2012 Psl
12A (3)]
d. Apabila dalam batas waktu tsb pada surat teguran
kedua sanksi denda beserta bunganya belum
dilunasi maka dikategorikan sebagai piutang
macet dan pengurusannya dilimpahkan ke
Panitia Urusan Piutang Negara / Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara dalam jangka waktu
paling lama 14 hari sejak dikategorikan sebagai
piutang macet [PMK 20/2012 Psl 12A (4), (5)]

Sujat Siswosudarmo 143


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Batas Akhir Sanksi Keterlambatan
Jenis Laporan Penyampaian Laporan Pengecualian
No Menyampaikan Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum]
4 • Hasil Pemeriksaan Akuntan 5 bulan setelah akhir • Bila tidak mematuhi dikenakan Laporan Hasil Pemeriksaan
Publik atas Laporan Investasi tahun buku sanksi administratif berupa Akuntan Publik atas Laporan
Tahunan [PMK 19/2012 Psl 26 (2)] teguran tertulis, paling banyak Investasi Tahunan tidak berlaku
[POJK 3/2015 Psl 20 (1)b] 3 kali dengan jangka waktu bagi DPPK yg memenuhi seluruh
masing-masing 1 bulan kriteria sbb :
• Harus dokumen fisik (hard copy)
• Setelah teguran terakhir tidak a. Selama tahun buku,
dan dokumen elektronik melalui
dipenuhi, dapat dikenakan investasinya hanya berupa
email [POJK 3/2015 Psl 27 (1)]
sanksi tambahan: tabungan, deposito berjangka,
• Wajib disampaikan bersamaan dg
- Penghentian pengelolaan deposito on call, sertifikat
lap keuangan tahunan audit [POJK
3/2015 Psl 26 (1)] investasi oleh lembaga deposito, SBI, dan / atau SBN;
keuangan dan
- Menurunkan hasil penilaian b. Pada akhir tahun buku, total
5 • Laporan Investasi Tahunan 2 (dua) bulan setelah tingkat risiko investasinya kurang dari
[POJK 3/2015 Psl 20 (1)a] akhir tahun buku - Fit and proper test Rp 100.000.000.000
ulang bagi Dewan [POJK 3/2015 Psl 20 (2)]
Merupakan keharusan bagi Dana [PMK 3/2015 Psl 26 (2)]
Pensiun yg tidak diwajibkan Pengawas, Pengurus,
Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun yg menyampaikan
menyampaikan Hasil Pemeriksaan
- Pemberitahuan tertulis Hasil Pemeriksaan Akuntan Publik
Akuntan Publik atas Laporan
kepada Pendiri untuk atas Laporan Investasi Tahunan
Investasi Tahunan, karena
mengganti Dewan dinyatakan telah menyampaikan
memenuhi kriteria tertentu
Pengawas, Pengurus, Laporan Investasi Tahunan
[POJK 3/2015 Psl 26 (2)] [POJK 3/2015 Psl 21 (4)]
• Harus dokumen fisik (hard copy) Pelaksana Tugas Pengurus
[POJK 3/2015 Psl 28]
dan dokumen elektronik melalui
email [POJK 3/2015 Psl 27 (1)]

6 • Laporan Evaluasi Kinerja 3 bulan setelah akhir semester Tidak ada Tidak ada
Investasi Semesteran oleh
Dewan Pengawas
[POJK 3/2015 Psl 24 (4)]
Sujat Siswosudarmo 144
LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Batas Akhir Sanksi Keterlambatan
Jenis Laporan Pengecualian
No Penyampaian Laporan Menyampaikan Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]

7 Laporan Teknis
Tahunan

DPPK dan DPLK wajib 3 (tiga) bulan setelah Tidak ada


menyampaikan Laporan a. Pendiri dikenakan sanksi denda Rp 100.000
berakhirnya periode
Teknis Tahunan setiap hari keterlambatan, terhitung sejak hari
kegiatan Dana Pensiun
[POJK 17/2016 Psl 2] pertama setelah batas akhir penyampaian laporan
[POJK 17/2016 Psl 6(1)] s/d penyampaian laporan [POJK 17/2016 Psl 7(1)]
Data yg ditanda b. Dalam hal Pendiri belum membayar denda, harus
tangani oleh Pengurus dinyatakan sebagai utang Pendiri kepada Negara,
disertai Format Digital dan harus dicantumkan dalam Laporan Keuangan
dilengkapi pernyataan Pendiri [POJK 17/2016 Psl 7(3)]
mengenai kelengkapan
dan kebeneran
[POJK 17/2016 Psl 3(2)]

Laporan Teknis paling


sedikit memuat DP,
Pendiri DP, Program
Pensiun, Kepesertaan,
Pensiunan.
[POJK 17/2016 Psl 3(1)]

• POJK 17/2016 mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2016

Sujat Siswosudarmo 145


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN

Batas Akhir Sanksi Keterlambatan


Jenis Laporan Pengecualian
No Penyampaian Laporan Menyampaikan Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum]

8 • Laporan Aktuaris Berkala • 5 bulan setelah tanggal • Tidak ada Tidak ada
bagi DPPK yg menyelenggarakan perhitungan aktuaria • Piutang Negara yg timbul dari
PPMP, sekurang-kurangnya [KMK 21/2012 Psl 25 (3)] pengenaan sanksi denda atas
3 TAHUN SEKALI atau apabila • Tanggal perhitungan keterlambatan penyampaian
dilakukan perubahan terhadap aktuaria dalam rangka Laporan Aktuaris yg sudah ada
Peraturan Dana Pensiun yg Laporan Aktuaris Berkala sebelum ditetapkan PMK 21/2012
mengakibatkan perubahan pd adalah per 31 (1 Feb 2012) dikategorikan sbg
Manfaat Pensiun Desember piutang macet dan
[UUDP Psl 53 (1) dan penjelasannya] [PMK 21/2012 Psl 22 (4)] pengurusannya dilimpahkan
• Harus Laporan Asli disertai Data kepada Panitia Urusan Piutang
Elektronik Negara / Direktorat Jenderal
[KMK 21/2012 Psl 25 (2)] Kekayaan Negara
• Bentuk dan susunan data elektronik [PMK 21/2012 Psl 28C]
Laporan Aktuaris Berkala ditetapkan
oleh Ketua Bapepam LK
[PMK 21/2012 Psl 25 (5)]

9 Pengurus DPPK WAJIB memberitahukan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kepada OJK, apabila PENDIRI tidak
mampu membayar iuran untuk
jangka waktu 3 (TIGA) BULAN
berturut-turut
[UUDP Psl 16 (3)]

Sujat Siswosudarmo 146


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Batas Akhir Sanksi Keterlambatan
Jenis Laporan Menyampaikan Laporan Pengecualian
No Penyampaian Laporan
[Dasar Hukum] [Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum]

10 Perubahan Pengurus 30 hari kerja sebelum Tidak ada Tidak ada


[PP 76/1992 Psl 19] berlakunya perubahan
[PP 76/1992 Psl 19]

11 Perubahan Anggota Dewan 30 hari kerja setelah Tidak ada Tidak ada
Pengawas tanggal perubahan
[PP 76/1992 Psl 26] [PP 76/1992 Psl 26]

12 Perubahan Perjanjian Penitipan dan atau 30 hari kerja sebelum Tidak ada Tidak ada
perubahan Penunjukan Penerima berlakunya perubahan
Titipan [PP 76/1992 Psl 7 (2)]
[PP 76/1992 Psl 7 (2)]

13 Perubahan Arahan Investasi DPPK 30 hari kerja sejak Tidak ada Tidak ada
[UUDP Psl 30 (3)] tanggal ditetapkannya
perubahan
[UUDP Psl 30 (3)]

14 • Rekapitulasi Aset dan Liabilitas Tanggal 15 bulan Tidak ada Tidak ada
Berdasarkan Mata Uang dan Umur Jatuh berikutnya
Tempo
• Disampaikan Bulanan
• Dimulai dari periode per 31 Okt 2012
[Surat Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK No. S-
09/D.05/2013 tgl 21 Januari 2013]

Sujat Siswosudarmo 147


LAPORAN DP KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Batas Akhir Sanksi Keterlambatan
Jenis Laporan Penyampaian Laporan Menyampaikan Laporan Pengecualian
No [Dasar Hukum] [Dasar Hukum] [Dasar Hukum]
[Dasar Hukum]

15 Data Keuangan atau Investasi Berkala • Pada kesempatan Tidak ada Tidak ada
• Lap Posisi Terkini Investasi bagi DP dengan aset  Rp 1 T pertama
dilakukan secara HARIAN mulai posisi tgl 21 Juni 2013 • Melalui email :
• Lap Posisi Terkini Investasi bagi DP dengan aset < Rp 1 T ditwasdapen@ojk.go.id
dilakukan secara MINGGUAN mulai posisi tgl 21 Juni 2013
• RKD adalah Kewajiban Aktuaria terakhir berdasarkan Lap Keu
per 31 Des 2012 Kekayaan Untuk Pendanaan yg digunakan
dalam perhitungan RKD dengan memperhitungkan Nilai Wajar
kekayaan per tgl posisi terkini
[Surat Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK No S-
172/NB.2/2013 tgl 26 Juni 2013]
16 Penilaian Tingkat Risiko setiap tahun sekali Paling lambat tgl a. Peringatan tertulis; Tidak ada
[POJK 10/2014 Psl 2 (3)] 28 Februari tahun b. Denda sejumlah uang;
berikutnya c. Pengurus menjalani fit and
[POJK 10/2014 Psl 7 (1)a] proper test ulang
[POJK 10/2014 Psl 10 (1) a]
17 Rencana Tindak Lanjut Penurunan Tingkat Risiko, apabila Paling lambat tgl 31 Maret a. Peringatan tertulis; Tidak ada
tingkat risiko tinggi atau sangat tinggi [POJK 10/2014 Psl 8] tahun berikutnya [POJK b. Denda sejumlah uang;
10/2014 Psl 8 (4) a] c. Pengurus menjalani fit and
proper test ulang
[POJK 10/2014 Psl 10 (1) a]
18 Rencana Edukasi Literasi Keuangan Tahunan kepada Peserta Paling lambat tgl 30 a. Peringatan tertulis; Tidak ada
[SE OJK 1/2013 Psl 14 (1), (2)] November sebelum b. Denda sejumlah uang;
Rencana Edukasi dimulai [POJK 1/2013 Psl 53 (1)]
[SE OJK 1/2014 butir IV.3]
19 Pelaksanaan Edukasi Literasi Keuangan Paling lambat tgl 30 a. Peringatan tertulis; Tidak ada
[SE OJK 1/2014 butir V.1] Januari tahun berikutnya b. Denda sejumlah uang;
[SE OJK 1/2014 butir v.1] [POJK 1/2013 Psl 53 (1)]

UUDP : Undang-Undang Dana Pensiun PMK : Peraturan Menteri Keuangan


PP : Peraturan Pemerintah Bapepam LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
KMK : Keputusan Menteri Keuangan
Sujat Siswosudarmo 148
PENGECUALIAN LAPORAN INVESTASI

MISAL UTK TH BUKU 2012 TAHUN BUKU 2013

01.01.2012 31.12.2012
28.02.2013 31.05.2013
 Batas akhir Batas akhir
menyampaikan menyampaikan
Jenis Investasi hasil
Lap Investasi
Hanya : Tahunan utk Th pemeriksaan
• DB Buku 2012 Akuntan Publik
• DOC atas Lap
• SD Investasi
• SBI Tahunan untuk
• SBN 
Th Buku 2012
Σ Investasi
< Rp 100 M

• Apabila  dan  dua-duanya dipenuhi, DP tidak wajib menyampaikan hasil pemeriksaan Akuntan Publik atas Lap
Investasi Tahunan [POJK 3/2015 Psl 20 (2)]
• Apabila DP tidak diwajibkan menyampaikan hasil pemeriksaan Akuntan Publik atas Lap Investasi Tahunan karena
memenuhi dua kriteria tertentu tsb, maka DP ybs wajib menyampaikan Lap Investasi Tahunan
[POJK 3/2015 Psl 26 (2)]
• DP yg menyampaikan hasil pemeriksaan Akuntan Publik atas Lap Investasi Tahunan dinyatakan telah menyampaikan
Lap Investasi Tahunan [PMK 3/2015 Psl 21 (4)]

Sujat Siswosudarmo 149


PEMERIKSAAN LANGSUNG

1. Pemeriksaan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan dilakukan berdasarkan pertimbangan


risiko [KMK 512/2002 Psl 2 (1)]
2. Pemeriksaan langsung dilakukan apabila :
(1) Berdasarkan analisis laporan periodik yg disampaikan oleh Dana Pensiun ada indikasi
penyimpangan terhadap peraturan perundangan atau Dana Pensiun dikelola secara tidak efisien
(2) Berdasarkan penelitian atas pengaduan / informasi dari sumber yg layak dipercaya, Dana Pensiun
menyimpang dari peraturan perundangan atau dikelola secara tidak efisien
(3) Ada alasan khusus termasuk pembubaran, penggabungan atau pemisahan Dana Pensiun

[KMK 512/2002 Psl 2 (1)]

3. Pengurus wajib memberikan ijin kepada pemeriksa untuk memperoleh langsung data /
informasi dari Akuntan Publik, Penerima Titipan, Aktuaris, atau pihak lain yang terkait dengan
kegiatan Dana Pensiun untuk mencocokkan, klarifikasi atau konfirmasi data / informasi [KMK
512/2002 Psl 8 (2), (3)]

Sanksi
Pendiri wajib mengganti Pengurus apabila :
1. Pengurus menolak dilakukan pemeriksaan langsung [KMK 512/2002 Psl 14 (1) a]
2. Pengurus menghambat pemeriksaan langsung [KMK 512/2002 Psl 14 (1) b]

Sujat Siswosudarmo 150


NILAI RISIKO & TINGKAT RISIKO
NILAI RISIKO (NR) TINGKAT RISIKO PENJELASAN
• Probabilitas kegagalan DP relatif rendah,
• Diindikasikan sangat sehat, dan
0 < NR ≤ 1 RENDAH • Memiliki kemampuan memenuhi kewajiibannya kepada
Peserta
• Probabilitas kegagalan DP pada tingkat sedang kearah
menengah
1 < NR ≤ 1,5 SEDANG-RENDAH • Secara umum DP sehat, tetapi
• Ada potensi kegagalan memenuhi kewajibannya kepada
Peserta
• Probabilitas kegagalan pada tingkat sedang kearah tinggi,
• Secara umum DP kurang sehat, dan
1,5 < NR ≤ 2 SEDANG-TINGGI • Ada potensi kegagalan yang cukup kecil untuk memenuhi
kewajibannya kepada Peserta
• Probabilitas kegagalan DP pada tingkat tinggi,
• Secara umum DP tidak sehat, dan
2 < NR ≤ 3 TINGGI • Memiliki potensi kegagalan yang cukup besar dalam
memenuhi kewajibannya kepada Peserta
• Probabilitas kegagalan DP pada tingkat sangat tinggi,
• Secara umum DP tidak sehat, dan
3 < NR ≤ 4 SANGAT TINGGI • Memiliki kegagalan yang sangat tinggi dalam memenuhi
kewajibannya kepada Peserta.
[POJK 10/2014, SE OJK 2/2015] Sujat Siswosudarmo 151
SANKSI

SANKSI
ADMINISTRATIF

SANKSI

SANKSI
PIDANA

Sujat Siswosudarmo 152


SANKSI ADMINISTRATIF

1. Pendiri dikenakan sanksi denda Rp 100.000 setiap hari keterlambatan disetor ke Kas Negara atas
keterlambatan menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan :

(1) Lap. Keuangan Tahunan (audit) [PMK 20/2012 Psl 11 (1), (4), Psl 12A (1)]
(2) Lap. Teknis Tahunan [PMK 100/2007 Psl 8 (1), PMK 22/2012 Psl 7 (1), (2), (4)]

2. Mencantumkan dalam Laporan Keuangan Pendiri sebagai hutang Pendiri kepada Negara apabila
denda atas keterlambatan menyampaikan laporan teknis belum disetor ke Kas Negara [PMK 22/2012 Psl 7 (5)]

3. Pemberi Kerja dikenakan sanksi bunga sebesar tingkat bunga deposito Bank Pemerintah yg paling
menguntungkan bagi Peserta, disetor ke Dana Pensiun, apabila iuran Peserta dan iuran Pemberi Kerja belum
disetor setelah melewati 2,5 bulan sejak jatuh tempo (jatuh tempo menyetor iuran paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya) [UU DP Psl 17 (2), (3)]

4. Pendiri dikenakan sanksi bunga 2% per bulan atas keterlambatan membayar denda keterlambatan
menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan Audit dan atau Laporan Teknis sesuai batas waktu yg telah
ditentukan [PMK 100/2007 Psl 9]

5. Otoritas Jasa Keuangan dapat menjatuhkan sanksi :


• Teguran tertulis
• Pembubaran Dana Pensiun atau
• Pembatalan Pengesahan Dana Pensiun

Apabila Dana Pensiun dijalankan menyimpang dari UU DP atau peraturan pelaksanaannya


[UU DP Penjelasan Psl 55 (1)]

Sujat Siswosudarmo 153


SANKSI ADMINISTRATIF
6. Pendiri wajib mengganti Pengurus, apabila Pengurus menolak dilakukan Pemeriksaan Langsung atau
menghambat kelancaran pemeriksaan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan [KMK 512/2002 Psl 14 (1)]

7. OJK memberikan peringatan tertulis kepada DP apabila tidak memenuhi ketentuan investasi
[POJK 3/2015 Psl 28 (1) s/d (5)]

8. Bila sampai peringatan ke tiga DP belum memenuhinya dikenakan sanksi tamabahan :


a. Penghentian pengelolaan investasi oleh Lembaga Keuangan;
b. Penurunan hasil penilaian Tingkat Risiko;
c. Fit and proper test kembali bagi Dewan Pengawas DPPK, Pengurus DPPK, Pelaksana Tugas
Pengurus DPLK dan/atau
d. Perintah tertulis OJK kepada Pendiri untuk menghentikan Dewan Pengawas DPPK, Pengurus DPPK,
Pelaksana Tugas Pengurus DPLK
[POJK 3/2015 Psl 28 (6)]

9. Pendiri wajib mengakhiri kepesertaan karyawan Mitra Pendiri apabila jangka waktu penangguhan
kepesertaan karyawan Mitra Pendiri (paling lama 1 tahun) telah berakhir, ternyata Mitra Pendiri tetap tidak
menyetor iuran [PP 76/92 Psl 33 (1), Psl 34]

10. Otoritas Jasa Keuangan dapat membubarkan Dana Pensiun apabila berpendapat bahwa Dana Pensiun
tidak dapat memenuhi kepada Peserta, Pensiunan dan Pihak lain yg berhak atau terhentinya iuran dinilai dapat
membahayakan keuangan Dana Pensiun [UU DP Psl 33 (2)]

11. Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara pribadi atas segala kerugian Dana
Pensiun akibat tindakan Pengurus yg melanggar / melalaikan kewajibannya dan wajib mengembalikan kepada
Dana Pensiun segala kenikmatan yg diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum
[PP 76/92 Psl 21]

Sujat Siswosudarmo 154


SANKSI PIDANA

1. Barang siapa menjalankan kegiatan Dana Pensiun tanpa Pengesahan Otoritas


Jasa Keuangan diancam pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling
banyak Rp 5.000.000.000 [UU DP Psl 56 (1)]

2. Barang siapa meminjam atau mengagunkan kekayaan Dana Pensiun sebagai


jaminan atas suatu pinjaman atau menginvestasikan kekayaan Dana Pensiun
menyimpang dari UU DP atau peraturan pelaksanaannya diancam pidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak
Rp 5.000.000.000 [UU DP Psl 57]

3. Barang siapa dengan sengaja menyebabkan pembayaran suatu jumlah uang


Dana Pensiun yang menyimpang dari Peraturan Dana Pensiun atau ikut
serta dalam transaksi-transaksi yang melibatkan kekayaan Dana Pensiun yg
bertentangan dengan ketentuan UU DP atau peraturan pelaksanaannya diancam
pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000
[UU DP Psl 58]

Sujat Siswosudarmo 155


SANKSI PIDANA

4. Barang siapa dengan sengaja :

a. Membuat laporan atau dokumen atau transaksi palsu;

b. Menghilangkan atau menghapuskan atau tidak memasukkan ke dalam


laporan, buku atau transaksi Dana Pensiun;

c. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus atau


menghilangkan pembukuan atau laporan atau transaksi atau merusak
pembukuan Dana Pensiun;

Diancam pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak
Rp 6.000.000.000 [UU DP Psl 59]

• Tindak pidana tersebut pada butir 1 s/d 4 adalah kejahatan [UU DP Psl 60]

Sujat Siswosudarmo 156


PENGAWASAN MELEKAT (WASKAT)

• Waskat bagi seluruh Stakeholders Dana Pensiun

 Pengendalian diri

 Tidak tergoda karena kepentingan pribadi

 Memiliki integritas tinggi

 Melaksanakan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan amanah

 Dapat dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat

• The Man Behind The Gun

Sujat Siswosudarmo 157


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (1)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

I SYARAT PEMBUBARAN
1. Berdasarkan permintaan Pendiri kepada OJK. 33 (1) -
2. OJK berpendapat DP tidak dapat memenuhi kewajiban kepada 33 (2) -
Peserta, Pensiunan dan pihak lain yg berhak, terhentinya iuran
dinilai dapat membahayakan keuangan DP.
3. Pendiri bubar.
33 (3) -

II PROSEDUR
1. Pendiri mengajukan permohonan pembubaran kepada OJK 33 (1) -
2. OJK menerbitkan keputusan OJK tentang pembubaran DP
sekaligus menunjuk likuidator 34 (1) -

III YANG DAPAT DITUNJUK SEBAGAI LIKUIDATOR


1. Pengurus DP 34 (2) -
2. Pihak lain, misalnya Akuntan Publik atau Aktuaris Penjelasan 34(1) -

Sujat Siswosudarmo 158


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (2)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

IV TUGAS DAN WEWENANG LIKUIDATOR

1. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama DP 35 (1) a -


serta mewakilinya di dalam dan di luar pengadilan
2. Melakukan pencatatan segala kekayaan dan kewajiban DP 35 (1) b -
3. Menentukan dan memberitahukan kepada setiap Peserta, 35 (1) c -
Pensiunan, dan Ahli Waris yg berhak mengenai besarnya hak yg
dapat diterima dari DP
4. Menyampaikan rencana kerja dan mengusulkan tata cara
35 (2) -
penyelesaian likuidasi kepada OJK
5. Melaksanakan proses penyelesaian sesuai rencana kerja dan
penyelesaian likuidasi setelah mendapat persetujuan OJK 35 (2) -
6. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian likuidasi kepada OJK
dalam jangka waktu yg telah ditetapkan dalam Keputusan OJK 38 -
tentang pembubaran DP
7. Mengumumkan hasil penyelesaian likuidasi setelah disetujui OJK
dalam Berita Negara RI
39 (1) -

Sujat Siswosudarmo 159


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (3)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

V PENGAWASAN LIKUIDASI
• Dewan Pengawas Dana Pensiun melakukan pengawasan Penjelasan 34 (2) -
pelaksanaan likuidasi
• OJK mengawasi proses likuidasi [POJK 9/2014 Psl 23]
VI URUTAN PEMBAGIAN KEKAYAAN DP YG DILIKUIDASI
1. Negara Penjelasan 37 (1) 50 (2)
2. Peserta, Pensiunan, Janda/Duda, Anak dan Pihak lain yg berhak 37 (1) 50 (1) a
3. Pihak selain pihak tsb pada butir 2
- 50 (1) b

VII A. KELEBIHAN KEKAYAAN (PPMP)


1. Dalam hal masih terdapat kelebihan setelah seluruh kewajiban
kepada Pihak tsb pada butir VI, kelebihan tsb wajib 36 (3) 51 (1)
dipergunakan untuk meningkatkan Manfaat Pensiun bagi
Peserta, Pensiunan, Janda/Duda, Anak dan Pihak lain yg berhak
sampai batas maksimum yg ditetapkan OJK

Sujat Siswosudarmo 160


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (4)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

2. Dalam hal masih terdapat kelebihan kekayaan setelah


dilakukan peningkatan Manfaat Pensiun tsb pd butir 1, 36 (4) 51 (2)
kelebihan tsb wajib dibagikan secara sekaligus kpd Peserta,
Pensiunan, Janda/Duda, Anak dan Pihak lain yg berhak atas
Manfaat Pensiun secara berimbang, sebanding dengan besar
Manfaat Pensiun yg menjadi hak masing-masing Pihak
3. Dalam rangka peningkatan Manfaat Pensiun sebagaimana
dimaksud pada butir 1, Peserta yg memiliki masa kepesertaan
kurang dari 3 tahun berhak atas Manfaat Pensiun berdasarkan
- 51 (3)
rumus yg ditetapkan dalam Peraturan DP
B. KEKURANGAN KEKAYAAN
Dalam hal sisa kekayaan DP tidak cukup untuk memenuhi
kewajiban kepada Peserta, Pensiunan, Janda/Duda, Anak dan
Pihak lain yg berhak, maka Manfaat Pensiun bagi mereka
dikurangi secara berimbang sehingga jumlah seluruh - 52
kewajiban kepada mereka sama dengan sisa kekayaan

Sujat Siswosudarmo 161


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (5)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

VIII CARA PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN

1. Peserta yg belum berhak menerima pembayaran Manfaat Pensiun, - 53 (1)


haknya dialihkan ke DPLK
2. Pensiunan, Janda/Duda atau Anak yg telah menerima pembayaran
Manfaat Pensiun, dan bagi Peserta yang sudah berhak menerima - 53 (2)
pembayaran Manfaat Pensiun haknya dibagikan dengan membeli
anuitas dari Perusahaan Asuransi Jiwa berdasarkan pilihan
Peserta atau Pihak yg berhak
- 53 (3)
3. Dalam hal pembagian hak Peserta, Pensiunan, Janda/Duda, Anak dan
Pihak lain yg berhak lebih kecil dari ketentuan MK, maka Penjelasan 53 (3)
berdasarkan pilihan Peserta, Nilai Sekarang atas Manfaat Pensiun
dapat dibayarkan secara sekaligus

IX IURAN YG TERHUTANG

Sebelum proses likuidasi selesai, Pemberi Kerja tetap bertanggung 36 (1) -


jawab atas iuran yg terhutang sampai pada saat DP dibubarkan
sesuai dengan ketentuan tentang pendanaan dan solvabilitas yg
ditetapkan OJK

Sujat Siswosudarmo 162


PEMBUBARAN DANA PENSIUN (6)

DASAR HUKUM
NO KETERANGAN UU No 11/92 PP No 76/92
Pasal, Ayat, Huruf Pasal, Ayat, Huruf

X PENGEMBALIAN KEKAYAAN

Pengembalian kekayaan DP kepada Pemberi Kerja 36 (2) -


dilarang

XI BIAYA

Biaya yg timbul dalam rangka pembubaran DP dibebankan 34 (3) -


kepada DP

XII STATUS BADAN HUKUM DANA PENSIUN

Status badan hukum DP berakhir terhitung sejak tanggal 39 (2) -


pengumuman penyelesaian likuidasi yg telah disetujui OJK
dalam Berita Negara RI

Sujat Siswosudarmo 163


PEMBUBARAN DANA PENSIUN

• Penetapan nilai likuidasi dari Kekayaan Dana Pensiun ditetapkan oleh Akuntan
Publik
[PMK 113/2005 Psl 28 B ayat (1)]

• Pembagian kekayaan Dana Pensiun bagi Peserta, Janda / Duda dan Anak
ditetapkan oleh Aktuaris dan dibagi secara prorata sesuai Kewajiban
Solvabilitasnya
[PMK 113/2005 Psl 28 B ayat (2)]

• Pemberi Kerja wajib membayar Iuran Normal dan atau Iuran Tambahan sampai
dengan tanggal pembubaran Dana Pensiun yang ditetapkan dalam Keputusan
Otoritas Jasa Keuangan
[PMK 113/2005 Psl 28 B ayat (3)]

Sujat Siswosudarmo 164


PROSES PEMBUBARAN DANA PENSIUN

PENDIRI OTORITAS LIKUIDATOR BERITA


DANA PENSIUN JASA KEUANGAN DANA PENSIUN NEGARA RI

1) Mengajukan
permohonan 2) Menerbitkan Keputusan
pembubaran DP kpd OJK tentang
OJK [UU DP
Pembubaran DP
3) Menyampaikan rencana
33 (1)] sekaligus menunjuk
kerja dan mengusulkan tata
Likuidator [UU DP 34 (1)]
cara penyelesaian likuidasi
kpd OJK [UU DP 35 (2)]

4) Menerbitkan surat 5) Melaksanakan proses


persetujuan atas penyelesaian likuidasi sesuai
rencana kerja yg rencana kerja yg telah
disampaikan oleh disetujui [UU DP 35
likuidator [UU (2)]
DP 35 (2)]

6) Melaporkan pelaksanaan
penyesuaian likuidasi kpd
7) Menerbitkan surat OJK [UU DP 38]
persetujuan atas hasil 9) Status badan hukum DP
penyelesaian likuidasi 8) Mengumumkan hasil berakhir sejak tgl
kpd Likuidator [UU penyelesaian likuidasi pengumuman hasil
DP 39 (1)] dlm Berita Negara RI penyelesaian likuidasi
[UU DP 39 (1)] dlm Berita Negara RI
[UU DP 39 (2)]

Sujat Siswosudarmo 165


MAPPING PROGRAM PENSIUN DI INDONESIA
SIFAT SUMBER BADAN KETERANGAN
PESERTA PENYELENGGARAAN PENDANAAN PENYELENGGARA
NO DASAR HUKUM (DASAR HUKUM)
(IURAN)

PT ASABRI Th 2029 dialihkan ke BPJS


1 UU NO 6 • TNI dan • APBN dan
• PNS di lingk Kem WAJIB Ketenagakerjaan
TH 1966 Hankam • Peserta (UU No 24 Th 2011)
• UU NO 11 Th 2029 dialihkan ke
2 • PNS dan • APBN dan PT TASPEN
TH 1969 • Pejabat • Peserta BPJS
WAJIB
• UU NO 8 Negara Ketenagakerjaan
TH 1974 (UU No 24 Th 2011)
3 UU NO 11 • Karyawan • Pemberi Kerja • DPPK Per 1 Juli 2015 setiap
TH 1992 BUMN dan • DPLK Pekerja WAJIB
• Karyawan • Peserta Menjadi Peserta
BUMD SUKA RELA Program Jaminan
• Karyawan Pensiun BPJS
Swsta Ketenagakerjaan
(UU No 4 Th 2004,
• Pekerja UU No 24 Th 2011)
Mandiri
• Pemberi • Per 1 Januari 2014
4 • UU NO 4 • WAJIB • Pemberi Kerja PT ASKES
beralih ke BPJS
TH 2004 Kerja • Sistem Jaminan • Pekerja • Untuk Jaminan Kesehatan
• UU NO 24 • Pekerja Sosial Nasional • Untuk fakir Kesehatan • PT ASKES bubar
• Setiap untuk memenuhi miskin dan PT JAMSOSTEK • Per 1 Januari 2014 PT
TH 2011
orang, kebutuhan dasar orang tidak JAMSOSTEK berubah
Untuk Jaminan : menjadi BPJS
termaksuk hidup yang layak mampu iuran di
• Kecelakaan Kerja KETENAGAKERJAAN
orang asing bayar oleh • PT Jamsostek bubar
yg bekerja Pemerintah • Hari Tua
paling • Kematian Per 1 Juli 2015 BPJS
singkat 6 • Pemeliharaan Ketenagakerjaan
bulan di menyelenggarakan Program
Kesehatan JAMINAN PENSIUN (bersifat
Indonesia Sujat Siswosudarmo WAJIB bagi Pekerja)
166
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sujat Siswosudarmo
Tempat, tgl lahir : Purworejo, 06 September 1944
Alamat : Jl. Perhubungan 7 No. 44
Rawamangun – Jakarta Timur
HP : 081310194344

Pendidikan : • Keuangan Negara (Jakarta)


• Administrasi Negara (Jakarta)
• Asuransi ( Jepang, Swiss, Inggris, Singapore, Dacca, Philipina, Korea Selatan )

Pekerjaan : • Departemen Keuangan (1965 – 2000)


• Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (2001 – 2015)
• Staf Pengajar di :
• Badan Pendidikan & Latihan Keuangan Departemen Keuangan
• Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia
• Jakarta Insurance Institut
• Asosiasi Dana Pensiun Indonesia
• Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sujat Siswosudarmo 167

You might also like