Professional Documents
Culture Documents
MODUL
MODUL SE – 09
PELAPORAN
KATA PENGANTAR
LEMBAR TUJUAN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
LEMBAR TUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN AHLI
TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN
JALAN (Supervision Engineer of
Roads Construction) v
DAFTAR MODUL vi
PANDUAN INSTRUKTUR vii
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -v-
Modul SE-09 : Pelaporan Kata Pengantar
HAND OUT
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) dibakukan
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli
Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads
Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction).
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SE – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2 SE – 02 Pengendalian Lingkungan
6 SE – 06 Persiapan Pelaksanaan
9 SE – 09 Pelaporan
10 SE – 10 Penyerahan Pekerjaan Selesai
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
KODE MODUL : SE – 09
B. RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
2. Ceramah : Pendahuluan
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Pengertian truktur
Maksud dan Tujuan Mengajukan pertanyaan
Syarat Penyusunan Laporan apabila kurang jelas
Manfaat dan Konsekuensi
Fungsi dan Syarat Laporan
Waktu : 15 menit
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Laporan harian truktur
Laporan mingguan Mengajukan pertanyaan
Laporan bulanan apabila kurang jelas
Tugas & tanggung-jawab pembuat
laporan
Arsip dokumen pelaksanaan
pekerjaan
Rujukan laporan
Waktu : 30 menit
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Laporan yang dihasilkan truktur
Lingkup kegiatan pengawasan Mengajukan pertanyaan
Sasaran dalam pengawasan apabila kurang jelas
Laporan direksi teknis
Laporan Akhir Proyek
Waktu : 30 menit
Memberikan penjelasan
mengenai Mengikuti penjelasan ins- OHP.
Pembuatan laporan truktur
Pengarsipan Mengajukan pertanyaan
Penyebab permasalahan apabila kurang jelas
Solusi Penanganan Permasalahan
Waktu : 10 menit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Laporan merupakan kumpulan informasi mengenai setiap aktivitas dan pencapaian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada periode-periode tertentu selama masa
pelaksanaan pekerjaan secara obyektif dan akuntabel.
Laporan yang menyajikan hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan proyek pada dasarnya
merupakan pertanggungjawaban tugas yang diberikan pemberi tugas kepada pihak yang
diberi tugas.
Untuk dapat mendukung maksud dan tujuan pembuatan laporan seperti disebutkan di
atas, maka setiap jenis laporan yang telah ditentukan dalam kontrak, perlu disusun secara
tepat waktu, obyektif, lengkap, akurat, dan akuntabel dalam menggambarkan keseluruhan
informasi mengenai realisasi aktivitas dan pencapaian hasil pelaksanaan pekerjaan,
termasuk di dalamnya semua permasalahan dan penanganan yang diambil.
Laporan yang disusun secara tepat waktu, objektif, lengkap, dan akurat sangat
bermanfaat untuk:
memenuhi persyaratan dan ketentuan dokumen kontrak;
mempermudah penyusunan laporan selanjutnya; dan
dapat dipergunakan sebagai:
o bahan pemantauan, evaluasi, dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan; dan
Ditinjau dari siklus pengendalian, laporan merupakan salah satu unsur penting dalam
pengawasan dan merupakan umpan balik bagi perencanaan. Dengan sistem laporan
yang baik, pimpinan akan mampu membandingkan hasil-hasil nyata dengan hasil-hasil
yang seharusnya dicapai dan berarti pula pi,pinan mampu bertanggung jawab secara
sempurna atas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan padanya.
Sebagai salah satu alat mekanisme pengawasan, maka laporan bertujuan agar kepada
pimpinan dapat disajikan informasi yang memuat fakta-fakta yang mencakup 3 pokok
dasar, yakni:
1) Mencerminkan kemajuan-kemajuan hasil yang dicapai dan menggambarkan keadaan
secara nyata dari proyek.
2) Mengetengahkan pelbagai masalah, kesulitan, dan hambatan yang dihadapai proyek
termasuk penyebabnya.
3) Memuat pemikiran, pertimbangan, dan pandangan serta saran-saran pemecahan
masalah secara tepat.
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN
Pelaksana proyek harus membuat buku harian yang mencacat seluruh rencana dan
realisasi kegiatan pekerjaan yang selanjutnya akan dipakai sebagai bahan penyusunan
lapran harian. Laporan harian ini mencakup informasi harian mengenai semua
kelengkapan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, realisasi
kemajuan pekerjaan, perbandingan antara realisasi pekerjaan terhadap rencana kerja,
dan permasalahan yang ada, yang antara lain terdiri dari:
Tenaga kerja: tugas, penempatan, dan jumlah;
Bahan: jenis dan jumlah;
Peralatan: jenis, kapasitas, jumlah, dan kondisi;
Perubahan desain, gambar rencana;
Perintah dan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan;
Realisasi pekerjaan, termasuk perbandingan dengan rencana terhadap jenis dan
kuantitas pekerjaan terlaksana;
Cuaca dan kondisi alam yang mempengaruhi pelaksanaan;
Dokumentasi foto hasil pelaksanaan pekerjaan, yang diambil dari satu titik tetap untuk
satu obyek yang sama;
Permasalahan yang mempengaruhi produksi pekerjaan.
Laporan bulanan secara umum merupakan rangkuman laporan mingguan yang berisi
hasil kemajuan pekerjaan bulanan. Penyusunan laporan bulanan ini juga sangat
dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakurasian laporan mingguan yang telah disusun
sebelumnya.
Secara garis besar, laporan bulanan merupakan rangkuman informasi mengenai
kemajuan pelaksanaan pekerjaan bulanan secara teknis, finansial, dan manajemen, yang
antara lain terdiri dari:
Ringkasan kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
Sketsa kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
Perbandingan realisasi dan rencana kemajuan pelaksanaan pekerjaan (kurva-S),
serta deviasi yang terjadi;
Sertifikat dan perincian pembayaran bulanan;
Foto dokumentasi, rangkuman kondisi cuaca harian,
Review design, CCO, dan perubahan Kontrak (bila ada);
Rangkuman tentang berbagai permasalahan yang timbul beserta upaya
pemecahannya sesuai dengan hasil penetapan dalam rapat bulanan. Seyogyanya, hal
ini dibuat dalam suatu format yang berisi, antara lain:
o Rencana kerja, realisasi kemajuan pekerjaan, dan deviasi yang terjadi;
o Permasalahan yang timbul, beserta cara dan tingkat penyelesaiannya;
Setiap jenis laporan seperti tersebut di atas, kecuali laporan direksi teknis dan laporan
akhir direksi pekerjaan, dibuat dengan melalui 3 (tiga) tahapan proses sebagai berikut:
dibuat oleh penyedia jasa,
diperiksa oleh direksi teknis, dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
Untuk keperluan distribusi laporan, maka setiap laporan dibuat dalam jumlah rangkap
tertentu, yaitu sebagai berikut:
LAPORAN
URAIAN DIREKSI
HARIAN MINGGUAN BULANAN AKHIR
TEKNIS
Direksi Pekerjaan
Asli Asli Asli Asli Copy-3
(Pengguna Jasa)
Atasan Pengguna Jasa - - Copy-1 Copy-1 Asli
Atasan Langsung
- - Copy-2 Copy-2 Copy-1
Pengguna Jasa
Penyedia Jasa (Kontraktor) Copy-1 Copy-1 Copy-3 - Copy-2
Direksi Teknis (Konsultan
Copy-2 Copy-2 Copy-4 - -
Supervisi)
Jumlah 3 3 5 3 4
Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan (direksi pekerjaan, penyedia
jasa, direksi teknis, dan perencana), wajib menyimpan dan memelihara dokumen
pelaksanaan pekerjaan selama umur rencana konstruksi atau maksimal 10 (sepuluh)
tahun terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan. Hal ini diperlukan untuk dapat
memenuhi ketentuan-ketentuan dibawah ini:
Dokumen pelaksanaan pekerjaan yang harus disimpan oleh direksi pekerjaan dan
diserahkan kepada penyelenggara jalan, antara lain terdiri dari:
Dokumen kontrak, termasuk addendum/amandemen;
Seluruh laporan pelaksanaan pekerjaan;
Seluruh korespondensi selama pelaksanaan pekerjaan;
Berita Acara pembayaran, beserta lampirannya;
Berita acara dan notulen rapat;
Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (sebelum, sedang, selesai dikerjakan);
Gambar terlaksana (as-built drawing);
Laporan akhir.
Dokumen-dokumen tersebut di atas diperluan untuk kegiatan penyelenggaraan jalan
dalam hal-hal sebagai berikut:
Catatan sejarah penanganan jalan (leger jalan);
Perencanaan, pemrograman, penganggaran;
Pemeliharaan; dan
Pengoperasian.
Pada prinsipnya, pembuatan laporan telah diatur dan harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang tercakup dalam berbagai keputusan sebagai berikut:
Keppres No. 80/2003: Lampiran I, Bab II.D.2.c mengenai Laporan hasil Pekerjaan;
Kepmen Kimpraswil No. 257/2004 mengenai Syarat-syarat Umum Kontrak, Bab
IV.A.26 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
Kepmen Kimpraswil No. 349/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan), Bab VI Huruf R angka 12 mengenai Laporan
Hasil Pekerjaan
Kepmen Kimpraswil No. 349/2004, Bab V.R.12 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi;
PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; dan
Syarat Umum Dokumen Kontrak.
BAB III
LAPORAN PENGAWASAN
Secara umum lingkup pengawasan suatu proyek konstruksi adalah dalam kegiatan
membandingkan antara rencana dengan realisasi yang meliputi :
Pengawasan kualitas pekerjaan konstruksi
3.2.1. Pengawasan kesesuaian gambar dengan spesifikasi
3.2.2. Pengawasan waktu penyelesaian proyek sesuai dengan yang diharapkan
3.2.3. Pengawasan biaya sesuai dengan biaya yang tersedia
3.2.4. Melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan
berlangsung.
1) Bahan
Pengawasan terhadap mutu bahan, tanggal pengadaan, jumlah bahan yang dibeli
untuk suatu periode tertentu.
Pengawasan terhadap penggunaan bahan.
2) Tenaga Kerja
Pengawasan terhadap pengadaan jumlah tenaga dan kualifikasi tenaga tersebut.
Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja.
3) Peralatan
Pengawasan terhadap mobilisasi peralatan, jumlah dan jenis peralatan.
Pengawasan terhadap penggunaan peralatan, bahan bakar dan hasil kerja.
Pengawasan terhadap pemeliharaan.
4) Hasil Kerja
Pengawasan terhadap kemajuan hasil pelaksanaan.
Pengawasan terhadap mutu hasil pelaksanaan.
5) Metode Kerja
Pengawasan terhadap metoda kerja yang dilakukan di lapangan apakah sesuai dengan
kondisi lapangan yang ada.
Laporan tugas inspektur lebih detail dari lingkup tugas yang menjadi tanggung
jawabnya laporan pemimpin proyek atau site Engineer merupakan kondisi secara
umum. Semua laporan harian tersebut merupakan arsip permanen pada penyelesaian
proyek.
Laporan Bulanan diperlukan sebagai dasar pembayaran, terdiri dari rangkuman data
berupa:
Kemajuan fisik di lapangan, termasuk perbandingan bobot realisasi dan rencana,
serta deviasi yang terjadi;
Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
Hasil pengujian kualitas pekerjaan;
Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan;
Permasalahan yang terjadi di lapangan dan penanganan yang telah dilakukan
sesuai hasil penetapan dalam rapat bulanan;
Kelengkapan dokumen berupa foto dokumentasi, kondisi cuaca, perubahan
Kontrak (bila ada).
Laporan Khusus dibuat oleh konsultan dan diserahkan kepada Pemimpin Proyek
atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti:
Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah antara lain, longsoran, erosi
karena banjir.
Perpanjangan waktu pelaksanaan
Penyimpangan terhadap spesifikasi
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
Laporan Akhir Proyek disusun oleh direksi pekerjaan berdasarkan Laporan Akhir direksi
teknis, dilengkapi dengan informasi kegiatan yang dilakukan selama masa pemeliharaan
sampai dengan serah terima pekerjaan akhir (FHO). Tambahan informasi ini antara lain
terdiri dari:
Hasil pemeriksaan terhadap pekerjaan pemeliharaan, dan penyelesaian sisa
pekerjaan;
Ringkasan dan perincian perhitungan akhir; dan
BAB IV
PERMASALAHAN PELAPORAN
4.2. PENGARSIPAN
Secara umum penyebab terjadinya permasalahan pada pelaporan seperti tersebut diatas,
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
pencapaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang kurang baik, tidak disukai oleh
setiap komponen yang terkait dalam manajemen proyek, karena dianggap dapat
mempengaruhi penilaian prestasi manajemen proyek, dan adanya kekhawatiran akan
menjadi bahan temuan pemeriksa;
Untuk menghasilkan laporan yang “cantik” seperti tersebut diatas, dapat menimbulkan
usaha untuk melakukan rekayasa pelaporan sedemikian rupa, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaporan dengan produk laporan yang tidak
obyektif lagi.
RANGKUMAN
Laporan merupakan kumpulan informasi mengenai setiap aktivitas dan pencapaian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada periode-periode tertentu selama masa
pelaksanaan pekerjaan secara obyektif dan akuntabel.
Laporan yang menyajikan hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan proyek pada dasarnya
merupakan pertanggungjawaban tugas yang diberikan pemberi tugas kepada pihak yang
diberi tugas.
Laporan dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan aktivitas pengendalian,
pengawasan, pemantauan, dan pengambilan keputusan. Selain itu, laporan ini juga dapat
dipergunakan dan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan pemeriksaan terhadap
akuntabilitas kinerja baik dari sisi manajemen proyek maupun hasil pekerjaan tersebut.
Selanjutnya, laporan-laporan tersebut akan menjadi suatu catatan sejarah pelaksanaan
konstruksi.
Menurut tujuannya, laporan disusun untuk memberi keterangan, memulai suatu tindakan,
mengkoordinasi proyek, menyarankan sesuatu langkah dan tindakan, dan merekam
kegiatan.
Laporan untuk memberi keterangan terdiri dari laporan berkala dan laporan khusus.
Laporan berkala memuat keterangan yang bersifat rutin dan bentuk serta susunannya
biasanya telah ditentukan. Namun jika belum ditentukan, terlebih dahulu diidentifikasi
pokok-pokok masalah yang perlu dimasukkan, seperti tentang personalia, peralatan,
bahan, keuangan, kelancaran pekerjaan, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
permasalahan lainnya. Laporan khusus dibuat untuk menyampaikan suatu kejadian atau
keadaan yang khusus, seperti kejadian keterlambatan pelaksanaan proyek, kejadian
kegagalan pekerjaan konstruksi, bencana alam dan permasalahan khusus lain di luar hal
yang bersifat rutin.
Laporan untuk memulai suatu tindakan, memusatkan perhatian kepada suatu tindakan
termasuk alasannya. Laporan ini harus bersifat tegas, terperinci, dan jelas. Penekanan
diberikan pada apa, bagaimana, siapa, kapan,, dan di mana termasuk perincian
kegiatannya.
Laporan untuk mengkoordinasi proyek, hanya mengemukakan pokok yang
berhubungan dengan semua hal yang harus dikoordinasi. Untuk maksud koordinasi
tersebut, maka laporan ini memuat hal-hal yang mutakhir dan yang bersifat pokok-pokok
yang berkaitan dengan tindakan yang harus dikoordinasikan saja, sedangkan selebihnya
tidak perlu dimuat. Dalam hal jenis laporan ini, unsur waktu sangat penting.
Keterlambatan penyampaian data mutakhir dapat menyebabkan kekeliruan dalam
penafsiran dan dapat berakibat merugikan kepentingan proyek.
Laporan untuk menyarankan suatu langkah atau tindakan berisi langkah atau
tinadakan yang harus diperbuat penerima laporan termasuk alsannya, manfaat yang akan
diperoleh, serta hal-hal lain yang terkait misalnya waktu, uang, alat, tenaga dan alat.
Dalam laporan jenis ini juga perlu dimuat resiko yang harus dihadapi apbila saran tersebut
ditolak atau diterima.
Laporan untuk merekam kegiatan terbagi dalam laporan kemajuan dan laporan
akhir.Laporan kemajuan dapat berupa laporan berkala maupun setiap waktu. Sesuai
jangka waktu yang ditetukan seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan, laporan ini
menyajikan semua kegiatan selama masa laporan termasuk rincian yang perlu
disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Laporan akhir merangkum semua
aspek pekerjaan setelah semua pelaksanaan pekerjaan selesai. Rangkuman tersebut
bersifat menyeluruh terhadap hal-hal yang telah lewat. Laporan ini tidak terlepas dari
laporan kemajuan dan pembuatannya mengacu pada laporan kemajuan sebelumnya.
Untuk dapat mendukung maksud dan tujuan pembuatan laporan seperti disebutkan di
atas, maka setiap jenis laporan yang telah ditentukan dalam kontrak, perlu disusun secara
tepat waktu, obyektif, lengkap, akurat, dan akuntabel dalam menggambarkan keseluruhan
informasi mengenai realisasi aktivitas dan pencapaian hasil pelaksanaan pekerjaan,
termasuk di dalamnya semua permasalahan dan penanganan yang diambil.
Laporan yang disusun secara tepat waktu, objektif, lengkap, dan akurat sangat
bermanfaat untuk:
memenuhi persyaratan dan ketentuan dokumen kontrak;
mempermudah penyusunan laporan selanjutnya; dan
dapat dipergunakan sebagai:
o bahan pemantauan, evaluasi, dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan; dan
o dokumen pendukung pada proses serah terima pekerjaan.
Ditinjau dari siklus pengendalian, laporan merupakan salah satu unsur penting dalam
pengawasan dan merupakan umpan balik bagi perencanaan. Dengan sistem laporan
yang baik, pimpinan akan mampu membandingkan hasil-hasil nyata dengan hasil-hasil
yang seharusnya dicapai dan berarti pula pi,pinan mampu bertanggung jawab secara
sempurna atas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan padanya.
Sebagai salah satu alat mekanisme pengawasan, maka laporan bertujuan agar kepada
pimpinan dapat disajikan informasi yang memuat fakta-fakta yang mencakup 3 pokok
dasar, yakni:
1) Mencerminkan kemajuan-kemajuan hasil yang dicapai dan menggambarkan keadaan
secara nyata dari proyek.
tanggapan atas laporan yang disampaikan. Untuk menjamin pengertian tersebut maka
laporan harus diyakini telah sampai pada pihak yang seharusnya menerima laporan.
Laporan yang tidak tepat sampai pada penerima laporan akan da[pat menimbulkan hal-
hal negatif seperti: kebocoran rahasia, keterlambatan penyelesaian masalah, atau
penilaian negartif atasan.
DAFTAR PUSTAKA