You are on page 1of 14

Laporan Analisis Demand and Supply Energi Listrik di

Kampus UI Depok

Oleh:

Aldiman Bakhti (1606902883)

Farid Surya Farista (1606826496)

M. Aditya Ibnu (1606883700)

Margaretha C. Larasati D (1606903173)

Ozananda Fachristiary (1606830884)

Departemen Fisika

Universitas Indonesia

2019
• Penggunaan Energi Listrik di Kampus UI Depok

Perlu kita ketahui bahwa Universitas Indonesia memiliki banyak fakultas yaitu sekitar
16 Fakultas dan lebih dari 17 Fasilitas. Dengan mempertimbangkan Fasilitas Fasilitas
setiap gedung dan bangunannya. Perlu disadari bahwa penggunaan Listrik sangat besar.
Kelompok Kami memiliki beberapa data terkait Hal tersebut ;

a. Menurut Data dari DPPF UI dengan SK Rektor Nomor : 1327/SK/R/UI/2015

Gambar 1.1 Penggunaan Energi Kampus Depok

Data ini menunjukkan Penggunaan Energi UI Depok dimana data ini diambil
dari data rekening tagihan dari PLN. Dari data yang didapat dari DPPF disebutkan
bahwa Total Pemakaian pada Tahun 2014 adalah 22,437,966 KWh s.d November
dengan pemakaian Rata rata 2,039,815 KWh/bulan. Sedangkan Total Pemakaian
pada Tahun 2015 adalah 22,160,840 KWh s.d November, dengan pemakaian rata
rata adalah 2,105,531 KWh/bulan.
Pada Sumber ini juga disebutkan Konsumsi Energi Unit Kerja yang
didtampilkan dengan Perbandingan Kapasitas Trafo dan Pemakaian yang disajikan
Per Fakultas.

Dari Sumber disajikan Data sebagai berikut ;


Gambar 1.2 Data Perbandingan Kapasitas Trafo dan Pemakaian per fakultas
Pada sumber yaitu DPPF disebutkan bahwa Total Daya Trafo adalah 25,200
MVA dengan pemakaian rata rata 8,255 MVA (32.76% dari kapasitas trafo),
sedangkan untk Langganan UI : 10,380 MVA dengan pemakaian rata rata 8,255
MVA (79.52% dari langganan) dimana data ini diambil berdasarkan data
pengukuran secara langsung pada jam sibuk yaitu sekitar Pukul 09:00 sampai
dengan 12:00
b. Web Monitoring Listrik UI Real Time
Dari Data yang kami temukan, Kami menemukan Pemakaian Energi Listrik UI
Depok untuk semua unit pada Tahun 2017 yaitu sebagai berikut ;
Gambar 1.3 Pemakaian Energi Listrik Kampus Depok
Kemudian untuk data yang diambil dari Tahun 2018 adalah sebagai berikut ;

Gambar 1.4 Pemakaian Energi Listrik Kampus Depok pada Tahun 2018
Dimana dari sisi keuangan. Pemakaian Energi Kampus Depok ini tahun 2017
mencapai Rp. 15.136.473.973,92 untuk pemakaian 10.317.978,17 Kwh dan pada
tahun 2018 mencapai Rp. 12.753.975.870,78 untuk 8.693.916,75 Kwh. Terjadi
penurunan pemakaian sehingga tagihan yang dibayar pun berkurang dan lebih
murah antara 2018 dengan 2017.

Gambar 1.4 Pemakaian Energi Listrik UI Depok semua Unit 2018


dan 1.5 Pemakaian Energi Listrik UI Depok semua Unit 2018
• Supply listrik ke kampus UI
Sumber Listrik yang diperoleh dari UI berasal dari PLN untuk sebagian besar.
Namun selain itu mengutip dari DPPF dan Sustainability Report UI 2018, UI telah
menggunakan EBT meskipun masih dalam skala kecil. Pada tahun 2015 UI
membangun PLTS yang berada di IFC (Integrated Faculty Club) dengan Total
kapasitas yang dihasilkan dari panel surya yang terpasang mencapai 26 kWp dengan
produksi listrik 104kWh perhari dengan asumsi penyinaran penuh selama 5 jam.
Dimana salah satu pemanfaatannya pada tahun 2019 beberapa mahasiswa FTUI
membuat Photovoltaic Charging Outlet yaitu penyediaan listrik di gazebo
departemen Teknik Kimia terdapat 4 unit stop kontak yang terhubung melalui kabel
ke 4 buah panel photovoltaic cell dengan daya masing-masing 200 Wp.
Namun dengan membandingkan dengan pemakaian pada Tahun 2017 dan 2018
masih belum memenuhi dan dapat dilakukan dengan cara menggunakan EBT lain .
EBT yang kira kira dapat dimanfaatkan di UI Depok yaitu energi surya, angin, air,
dan biomassa
Terdapat kendala untuk pemanfaatan EBT surya di UI Depok. Kekurangan
Lahan untuk menempatkan Sel Surya dan apabila ingin membuat lahan penempatan
sel surya harus mengorbankan penggunaan Lahan Hijau berupa Hutan UI,
Ketergantungan terhadap Curah Hujan juga berlaku, selain itu bayangan juga sebagai
kendala utama bagi aplikasi sistem solar panel, terutama untuk yang memiliki tipe
panel crystalline(mono/poly/multi), Terhalang karena suatu object bisa
mempengaruhi Output. Di UI halangan yang mungkin bisa menutupi panel adalah
tumbuhan,debu, lahan terbuka yang sedikit. Pada tahun 2015 UI membutuhkan
sekitar 2.105.531 KWh/BLN karena 1 m² solar cell menghasilkan 4.5 KWh maka
dalam satu hari UI membutuhkan daya sebesar 70.184,66 KWh/Hari artinya UI
membutuhkan luas daerah untuk solar cell sebesar 15.596.52 m² untuk pemakaian
dalam satu hari, dengan luas UI sebesar 3.200.000 m² jadi cukup bisa asumsi bahwa
menggunakan solar cell dengan efisiensi 12.9% menggunakan bahan a-Si(amorf
silicon) Akan tetapi dengan penggunaan lahan yang terbatas, harga yang mahal,
cuaca yang tidak menentu serta banyak nya penghalang bagi solar cell ,mungkin solar
cell hanya bisa memenuhi sedikit saja dari total penggunaan listrik di UI

Lalu untuk Energi Apa saja yang di UI, kami menyimpulkan bahwa ada beberapa Energi yang
mungkin bisa saja dimanfaatkan Universitas Indonesia dimana disini akan kami bahas apakah
sekiranya energi tersebut efisien atau tidak.

Analisis Komprehensif Penyediaan Energi Listrik Mandiri Menggunakan


EBT di Kampus UI Depok

1. Angin
Angin memang salah satu energi yang menurut kami potensial untuk dikembangkan di
Indonesia, mengingat geografis Indonesia yang memiliki Pulau – Pulau dengan diikuti Barisan
Pegunungan, yang notabene potensial untuk adanya perubahan laju angin. Namun, bagaimana
dengan di daerah Universitas Indonesia – Depok ?

Untuk Menjawabnya, kita perlu mengetahui Curah Hujan dan prakiraan Kecepatan
Angin di daerah Depok. Mengapa kami mengambil sampel Curah Hujan dan Kecepatan Angin
? Karena jika kita mengingat kembali ciri khas angin, maka angin akan datang dari berbagai
arah mata angin. Kemudian kecepatan angin dapat berubah secara signifikan ketika adanya
perubahan tekanan atau temperatur dimana sering juga perubahan temperatur dan tekanan itu
terjadi ketika mulai turun hujan. Sehingga Kami berpendapat bahwa jika kita ingin mengetahui
kecepatan Angin secara rata rata maka perlu mempertimbangkan curah hujan.

Namun kami hanya menemukan sedikit data dimana data yang kami dapat adalah data
tahun 2015 dan 2016 tentang Curah Hujan dan Windrose pada daerah Bogor. Namun
mengingat Tahun dan posisi yang tidak teliti di daerah Universitas Indonesia. Berikut adalah
Peta daerah Bogor atau lebih tepatnya yang berpusat pada Stasiun Klimatologi Darmaga,
Bogor.

Dari Peta di bawah kita dapat


mengetahui bahwa posisi Depok dari Stasiun
Klimatologi, Bogor adalah cenderung dari sisi
utara stasiun Klimatologi. Dari data windrose
pada Tahun 2015 pada gambar 1

Gambar 2.1.1. Peta Depok dari titik pusat Staisun


Klimatologi Darmaga, Bogor.

Gambar 2.1.2. Windrose rata rata dari


data yang didapat di Stasiun
Klimatologi Darmaga Bogor pada
Bulan Desember 2015(sumber :
BMKG)
Gambar 2.1.3 Windrose tertinggi dari data yang didapat di Stasiun Klimatologi
Darmaga Bogor pada Bulan Desember 2015(sumber : BMKG)

Dari data dinyatakan bahwa sebesar 83.3% kecepatan angin pada arah mata angin utara
adalah 1 sampai 5 knot atau jika dikonversikan ke Km/ Jam adalah 1.852 km/jam sampai 9.26
km/jam. Angin tersebut berasal dari arah Utara, sedangkan pada arah selatan ada variasi data
dimana terdapat data dengan range 1 sampai 5 knot (seperti diatas) dan juga dari 5 sampai 10
knot (9.26 km/jam sampai dengan 18.52 km/jam). Diantara range tersebut, Stasiun Klimatologi
Darmaga Bogor juga mencatat bahwa ada suatu waktu kecepatan tertinggi pada Desember
2015 yaitu pada Gambar2. Dimana dari daerah Utara yang tertinggi adalah lebih dari 20 knot
atau 37.04 km/jam dari arah Selatan juga terdeteksi lebih dari 20 knot atau 37.04 km/jam
dimana peluangnya adalah 6.7 %. Jika melihat dengan peluang sering munculnya angin dengan
kecepatan tertentu maka dapat kita lihat biasanya adalah 1 sampai 5 knot. Perlu diketahui juga
pada data ini juga terdapat curah hujan seperti yang akan kami berikan berikut dimana data
tersebut adalah Analisis Curah hujan pada Bulan Desember Tahun 2015

Tabel 2.1.1 Daftar Curah Hujan di berbagai daerah di kabupaten Bogor

Dari nilai tersebut tercantum Sifat Atas Normal dimana curah hujan lebih dari 115
%. Dari sini Kami rasa ini sudah cukup mendukung untuk menghitung estimasi nilai kecepatan
angin yang ada di daerah Depok. Dilansir dalam situs Meteotrend dimana sebuah proyek
prakiraan cuaca yang dikelola oleh perusahaan FDSTAR, kami melihat suatu pola yang tidak
jauh berbeda seperti berikut ;
a. Selasa, 23 April 2019 ; Kecepatan angin 4 – 7 km/h kearah utara
b. Rabu, 24 April 2019 Kecepatan Angin rata rata 4 sampai 11 km/h dari berbagai
macam arah
c. Kamis, 25 April 2019 Kecepatan Angin rata-rata 4 – 7 km/h dan 7 – 14 km/h
dari berbagai macam arah
d. Jumat, 26 April 2019 Kecepatan Angin 4 – 11 km/h dari berbagai macam arah

Dari sini kita semakin yakin bahwa nilai kecepatan angin pada daerah Depok adalah
dalam range 1 sampai 14 km/jam.

• PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) jika memang dibangun di daerah Universitas
Indonesia, Depok
a. Instalasi
Perancangan Pembangunan PLTB diperlukan lahan yang besar dikarenakan tidak
cukup jika menggunakan satu turbin. Angin akan menggerakan Turbin dimana
Turbin akan membangkitkan listrik.
b. Efisiensi, Efisiensi dari PLTB ini kami mencari dari suatu site yang membahas
dengan prinsip kekalan energi dan termodinamika. Dimana efisiensinya adalah 40
persen dimana hal ini terjadi karena sisa energi kinetik yang tersisa pada angin yang
menggerakan Turbin.
• Sumber Daya Manusia Universitas Indonesia, Depok
Mengingat Sumber Daya Manusia, menurut kami dari segi pengoperasiannya tidak
mungkin dilakukan oleh mahasiswa. Jikalaupun mahasiswa menurut saya pasti
dilakukan oleh yang sedang meneliti. Jika dari melihat pengoperasiannya atau
maintenance-nya perlu seseorang yang bisa dibidangnya. Sehingga cukup naif menurut
kami jika UI menggunakan pekerja yang tidak kompeten sehingga Sumber Daya
Manusia yang diperlukan juga sangat sulit dicari

Skala Realistis

Kami rasa untuk penggunaan Energi Angin di daerah depok khususnya Universitas Indonesia
saya rasa cukup kurang memenuhi minat dikarenakan beberapa alasan seperti ;

a. SDM yang tidak memenuhi


b. Kecepatan Angin di Daerah Depok dirasa cukup kurang meskipun dengan kecepatan
lebih dari 20 knot sangat sulit karena timbul dengan presentase yang cukup kecil
c. Perlu banyak turbin berarti perlu banyak ruang

Salah satu solusi yang tidak solutif adalah dengan membuat tunneling untuk angin dengan
membangun suatu bangun kontruksi yang besar. Namun hal ini terlalu bersifat “gambling”
untuk dijadikan pemanfaatan.

2. Solar Cell
Masalah penggunaan solar cell di UI

1. Penggunaan lahan
Universitas Indonesia memiliki luas sekitar 320 hektar dengan 75 % lahan hijau dan
25% yang dapat di gunakan pemakaian lahan di UI sudah banyak sehingga
membutuhkan lahan hijau untuk di pakai sedangkan hutan UI merupakan adalah
hutan lindung dengan tinggi nya pemakaian listrik yang sangat tinggi di UI maka
penggunaan solar cell saja tidak cukup.
2. Harga
Secara umum, biaya total alat panel surya sekitar US$ 1,95-2,95 (Rp 27.300-41.300)
per WP bila di kaitkan dengan penggunaan listrik di UI maka akan sangat mahal
untuk menutupi biaya solar cell di banding PLN biasa.
3. Cuaca
Tidak adanya sinar matahari ketika cuaca mendung atau hujan, di UI sering sekali
mendung/ hujan itu dapat mengurangi produksi daya akan tetapi daya yang di
hasilkan cukup kecil sehingga akan habis ketika melewati beban.
4. Bayangan
Bayangan merupakan kendala utama bagi aplikasi system solar panel, terutama untuk
yang memiliki tipe panel crystalline(mono/poly/multi), panel crystalline
menggunakan seri dan parallel pada panelnya sehingga jika ada bayangan yang
menutupi salah satu sel maka akan mempengaruhi secara keseluruhan. Di UI
halanganyang mungkin bisa menutupi panel adalah tumbuhan,debu, lahan terbuka
yang sedikit.

Penggunaan solar cell di UI

Gambar 2.2.1. Pada tahun 2015 UI membangun PLTS yang berada di IFC (Integrated Faculty Club)
dengan Total kapasitas yang dihasilkan dari panel surya yang terpasang mencapai 26 kWp dengan
produksi listrik 104kWh perhari dengan asumsi penyinaran penuh selama 5 jam
Gambar 2.2.2 Pada tahun 2019 beberapa mahasiswa FTUI membuat Photovoltaic Charging Outlet
yaitu penyediaan listrik di gazebo departemen Teknik Kimia terdapat 4 unit stop kontak yang
terhubung melalui kabel ke 4 buah panel photovoltaic cell dengan daya masing-masing 200 Wp.

Pada tahun 2015 UI membutuhkan sekitar 2.105.531 KWh/BLN karena 1 m² solar cell
menghasilkan 4.5 KWh maka dalam satu hari UI membutuhkan daya sebesar 70.184,66
KWh/Hari artinya UI membutuhkan luas daerah untuk solar cell sebesar 15.596.52 m² untuk
pemakaian dalam satu hari, dengan luas UI sebesar 3.200.000 m² jadi cukup bisa asumsi
bahwa menggunakan solar cell dengan efisiensi 12.9% menggunakan bahan a-Si(amorf
silicon) Akan tetapi dengan penggunaan lahan yang terbatas, harga yang mahal, cuaca yang
tidak menentu serta banyak nya penghalang bagi solar cell maka mungkin solar cell hanya
bisa memenuhi sedikit saja dari total penggunaan listrik di UI.

3. Biomassa
Universitas Indonesia memiliki Unit Pengelolaan Sampah sendiri semenjak tahun 2014
menurut kami dan berdasarkan dari data yang kami miliki Universitas Indonesia menghasilkan
sampah dengan kuantitas yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya
yang di depok. Menurut kami hal ini dapat dijadikan sebagai potensi untuk dijadikan sumber
EBT dengan bahan bakar sampah tersebut. Dengan komposisi sampah yang didominasi oleh
sampah organik dan anorganik dengan persentasi 95,8% dan 4,2% (Amirul Mu’minim, 2013)
hal ini bisa dijadikan sebagai potensial untuk menjadi sumber bahan bakar biomassa. Dan pada
tahun 2014 volume total sampah yang diolah pada UPS UI mencpai 30-35 m3 perminggunya.
Dengan proyeksi akan semakin bertambah setiap tahunnya hingga tahun 2019 ini.
Tabel 2.3.1. Volume sampah yang diproduksi oleh masing-masing fakultas di UI (Syifa Rizki, 2013)

Dengan proyeksi total volume ini akan meningkat secara terus menerus setiap tahunnya dan
dengan hitungan kasar bahwa UI dapat menghasil kan 1 ton sampah yang dapat dikonversikan
menjadi listrik berdaya 400 – 600 kWH setiap minggunya dengan mempertimbangkan semakin
banyaknya jumlah gedung yang dimiliki oleh UI, semakin banyaknya jumlah mahasiswa yang
melakukan studi di UI maka kami beropini bahwa penggunaan sampah dapat berpotensi
menjadi sumber EBT di UI dan sangat menarik untuk diolah lebih lanjut.

4. Mikrohidro
Universitas Indonesia kampus Depok terletak di perbatasan Jakarta Selatan dan Depok.
Kampus UI Depok memiliki luas lahan sebesar 320 hektar, dengan konsep pengembangan
“green campus”. Hal ini dibuktikan dengan 75% luas wilayah kampus UI Depok berwujud
area hijau berwujud hutan kota, dan sisanya 25% digunakan untuk kepentingan akademis.
Sehubungan dengan hal tersebut, kampus UI Depok memiliki 6 buah danau, yaitu danau
Kenanga, Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin, dan Salam.

Kampus UI Depok terdiri dari 13 Fakultas dan 1 Program Vokasi, serta jumlah
mahasiswa sebanyak 47 ribu orang pada tahun 2018, belum termasuk jumlah karyawan dan
dosen. Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh jumlah besar manusia tersebut
membutuhkan listrik. Tentunya tuntutan pemenuhan kebutuhan energi listrik di kampus UI
Depok sangatlah krusial. Data resmi menunjukkan, pada tahun 2017 kampus UI Depok
menggunakan energi listrik sebesar 10,3 juta KWH. Sedangkan pada tahun 2018 sebesar 8,6
juta KWH.

Dengan 6 danau dan 75% area hijau, menjadikan kampus UI Depok kaya akan
sumber daya air, serta kontur tanah yang dinamis. Hakikatnya, hal ini menguntungkan karena
kampus UI Depok memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik berbasis
energi potensial air. Salah satu teknik yang digunakan untuk penggunaan skala kecil disebut
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), yaitu pembangkit listrik dengan
daya kurang dari 100 KW.

Prinsip kerja PLTMH adalah dengan memanfaatkan dinamika kontur, dan air
memiliki energi potensial. Kemudian energi potensial air dapat menggerakkan turbin air.
Selanjutnya turbin air akan memutar generator, dimana terdapat perubahan fluks-fluks
magnet setiap waktu, dan akhirnya menghasilkan listrik.

Gambar 2.4.1. Prinsip kerja PLTMH

Permasalahan Penerapan Pltmh Di Kampus Ui Depok:

1. Kontur yang tidak telalu ekstrim


Dengan analisis menggunakan peta ArcGIS (Geographic Information System),
diketahui bahwa dinamika kontur di kampus UI Depok masih terbilang normal dan
tidak ekstrim. Variasi kontur sekitar 2-3 meter. Karena kita ketahui bahwa semakin
ekstrim kontur, maka semakin bagus untuk menghasilkan energi listrik dengan teknik
ini.
2. Kemampuan pembangkitan PLTMH
Pada studi kasus yang dilakukan oleh Titis Haryani pada tahun 2015 di saluran irigasi
Mataram, PLTMH dengan spesifikasi debit air 1,73 m3 per detik dan beda kontur
sebesar 3,56 meter, maka listrik yang dapat dihasilkan sebesar 359 ribu KWH per tahun.
3. Kebutuhan energi listrik di kampus UI Depok yang sangat besar
Berdasarkan data resmi, pada tahun 2017 kampus UI Depok menggunakan energi listrik
sebesar 10,3 juta KWH. Sedangkan pada tahun 2018 sebesar 8,6 juta KWH.

UI dengan 6 danau besarnya beserta seluruh saluran air (selokan dan pintu airnya)
memiliki air yang sangat melimpah dan kontur yang dinamis menjadikannya berpotensi
untuk membangun pembangkit listrik dengan teknik potensial air yang kecil atau biasa
disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Berdasarkan case study pada saluran irigasi Mataram yang telah dijelaskan
sebelumnya, PLTMH di tempat tersebut dapat menghasilkan 359000 KWH per tahun.
Dilain sisi, berdasarkan data resmi, pada tahun 2017 Kampus UI Depok menggunakan
listrik sebesar 10,3 Juta KWH sedangkan pada tahun 2018 sebesar 8,6 Juta KWH, dengan
kata lain PLTMH hanya berkontribusi sebesar 3% terhadap kebutuhan listrik di Kampus
UI Depok

Dengan energi listrik yang dihasilkan tersebut, maka PLTMH berpotensi dijadikan
HANYA sebagai “extra electricity for emergency” dan TIDAK dapat memenuhi porsi
besar kebutuhan listrik di Kampus UI Depok.

Gambar 2.4.2. Kontur kampus UI Depok dan sekitarnya dengan peta ArcGIS
Referensi
http://ruahaenergy.com/biofuels/biofuels-overview/
https://www.goodenergy.co.uk/how-do-solar-panels-
work/
https://www.livescience.com/41995-how-do-solar-
panels-work.html
www.synergi1.ui.ac.id/ems_ui/
SK Rektor Nomor : 1327/SK/R/UI/2015
Buletin Analisis Hujan Bulan Desember 2015 dan
Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret, dan April 2015,
BMKG
University of Indonesia Sustainability Report, 2018

You might also like