You are on page 1of 16

PROPOSAL SUPERVISI

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA


RSUD ULIN BANJARMASIN

Kelompok 2
PENANGGUNG JAWAB :

Devi Kharismawati, S.Kep


NIM. 194691920012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SUPERVISI STASE MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA (PARU)
RSUD ULIN BANJARMASIN

Di Susun Oleh
Kelompok 2

Anjarwati, S.Kep NIM. 194691920006


Devi Agustin, S.Kep NIM. 194691920011
Devi Kharismawati, S.Kep NIM. 194691920012
Muhammad Afriyaldi, S.Kep NIM. 194691920021
Muhammad Fikriyadi, S.Kep NIM. 194691920024
Nor Diana, S.Kep NIM. 194691920029
Reza Januar Permana, S.Kep NIM. 194691920031

Banjarmasin, Mei 2019

Menyetujui

RSUD Ulin Banjarmasin Profesi Ners

Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia

Mahdalena, S.Kep.,Ns., MM Yunina Elasari, S,Kep.,Ns., M.Kep

NIP. 19720517 199703 2 001 NIK. 1166122014070


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan
masyarakat. Supervisi keperawatan merupakan kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan
perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan
supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam, 2014).
Bila kegiatan supervisi ini telah dilakukan dan didokumentasikan dengan
terstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas maka akan
dicapai hasil yang maksimal, maka akan dicapai hasil yang maksimal, karena
kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawat untuk perbaikan
selanjutnya dan perawat yang disupervisi juga akan memiliki catatan kinerja
sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian maka akan mudah untuk
dilakukan upaya perbaikan dalam pelayanan keperawatan. Namun bila
kegiatan supervisi tidak dilakukan dengan cara terstruktur dan terdokumentasi
dengan baik serta tidak ada format penilaian untuk supervisi yang baku, maka
bentuk evaluasi yang dilakukan tidak bisa dilaksanakan secara berkelanjutan
karena tidak ada catatan yang digunakan sebagai bahan evaluasi secara
terstruktur (Nursalam, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami mencoba untuk
melaksanakan kegiatan supervisi di ruang Dahlia yang dilakukan secara
terstruktur dan terdokumentasi sesuai dengan prosedur yang ada. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin
dengan pembagian peran masing-masing sesuai struktur yang ada.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui proses jelas dilakukannya supervisi terhadap tindakan
keperawatan di pelayanan rawat inap Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin
Banjarmasin
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi dan tugas sebagai staf dan pelaksana
asuhan keperawatan
b. Memberikan layanan dan bantuan kepada staf dan pelaksana
keperawatan apabila menghadapi kendala dalam pelaksanaan
c. Mengembangkan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan

C. MANFAAT
1. Secara teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan dalam
penerapan metode ilmu keperawatan dalam supervisi keperawatan.
2. Praktis
a. Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan referensi dan agar institusi
bisa melakukan persiapan yanng lebih baik kepada mahasiswa untuk
menciptakan pelayanan yang profesional.
b. Rumah Sakit
Dapat dijadikan masukan bagi bidang manajemen pelayanan
keperawatan, khususnya dalam penerapan supervisi keperawatan
agar dalam melakukan tindakan dapat dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur yang ada.
c. Perawat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan dalam
penerapan supervisi keperawatan secara komprehensif sehingga
terciptanya pelayanan keperawatan yang profesional.
d. Mahasiswa
Sebagai bahan referensi dan pengetahuan dalam melakukan
supervisi keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Supervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2014).
Supervisi sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk menfasilitasi
refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini
memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam
menigkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan melalui sarana
pendukung yang ada (Pitman, 2011).
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan untuk kemudian bila
ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya (Bahtiar, 2009).

B. Kompetensi Supervisi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dimengerti
oleh staf dan pelaksana keperawatan
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana
keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaksana keperawatan
4. Proses kelompok
5. Memberi latihan dan bimbingan yang diperlukan staf
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar pelayanan keperawatan lebih baik

C. Fungsi Supervisi
1. Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian pelayanan
keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang staf dan standar operasional prosedur
2. Menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan
3. Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam keperawatan
adalah mengkoordinasi, menstimulasi dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan

D. Peran Supervisi
Peran supervisi menurut Mua (2011) adalah sebagai perencana, pengarah,
pelatih dan penilai yaitu :
1. Peran sebagai perencana Seorang supervisor dituntut mampu membuat
perencanaan sebelum melaksanakan supervisi.
2. Peran sebagai pengarah Seorang supervisor harus mampu memberikan
arahan yang baik saat supervisi.
3. Peran sebagai pelatih Seorang supervisor dalam memberikan supervisi
harus dapat berperan sebagai pelatih dalam pemberian asuhan
keperawatan pasien. Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus
menghasilkan perubahan perilaku, yang meliputi mental, emosional,
aktivitas fisik atau mengubah perilaku, gagasan, sikap dan cara
mengerjakan sesuatu.
4. Peran sebagai penilai Seorang supervisor dalam melakukan supervisi
dapat memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat
dikerjakan apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar
penampilan kerja dan observasinya akurat.

E. Prinsip-prinsip dalam supervisi


1. Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
2. Kegiatan yang direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, suppotif dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf
5. Membentuk suatu kerja sama
6. Objektif dan sanggup melakukan self evaluation (mengkaji diri sendiri).
7. Progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing
8. Kontruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan

F. Teknik Supervisi
1. Individual Technic
a. Pertemuan percakapan pribadi dengan staf secara informal/formal
b. Observasi ke bangsal
c. Intervisite
d. Penilaian diri sendiri (self evaluation)
2. Group Technic
a. Dilakukan dengan kelompok staf/pelaksana keperawatan dalam
memecahkan
b. Permasalahan yang dirasakan dan dihadapi. Melalui pre confrene dan
post confrene,
c. Ronde keperawatan, pertemuan staf, tukar-menukar pengalaman,
demontrasi dan
d. Diskusi

G. Area supervisi keperawatan


1. Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan .
2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan kesenjangan
3. Tindak lanjut berupa upaya mempertahankan kualitas maupun upaya
memperbaiki

H. Langkah-langkah supervisi
1. Mengidentifikasikan kelemahan atau kekurangan staf
2. Menentukan metode perbaikan dan peningkatan kinerja
3. Memberikan bimbingan dan fasilitas yang diperlukan dalam perbaikan dan
meningkatkan kinerja
4. Memonitoring hasil perbaikan dan peningkatan kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
I. Alur Supervisi Alur Supervisi

Ka. Bid. Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah, reward

Kualitas Perawat dan Kualitas


Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

Bagan 2.1 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)


BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap
KARU PP PA Tempat
kegiatan
Pra 1. Salam Pembuka 1. Menguraikan 1. Menerima Ruang
Supervisi 2. Menyampaikan tentang tindakan delegasi dari Karu
5 menit maksud dan tujuan nebulizer hari itu PP untuk
dilakukannya 2. Mendelegasikan menyiapkan
supervisi kepada PA untuk perlengkapan
3. Menentukan menyiapkan pemberian
kegiatan yang akan perlengkapan nebulizer
disupervisi: tindakan nebulizer
mengecek jadwal
pemberian
nebulizer milik PP
4. Menjelaskan
instrumen/ format
penilaian yang
akan digunakan.
5. Memberikan
kesempatan
kepada perawat
primer untuk
melakukan
klarifikasi sebelum
dilakukan supervisi.
Supervisi 1. Melakukan 1. Melakukan cross 1. Melakukan Kamar
pengawasan & check
15 ekelengkapan kroscek Pasien
koordinasi alat n kelengkapan
2. Menilai 2. Melakukan
i alat.
pelaksanaan klarifikasi
t kepada 2. Melakukan
pemberian Karu jika ditemukan klarifikasi
nebulizer kepada PP
berdasarkan format peralatan yang jika ditemukan
supervisi tidak sesuai perlengkapan
3. Melakukan 3. Menjelaskan tidak sesuai
crosscheck kepada pasien dan 3. Membantu
kelengkapan alat. keluarga tentang melaksanakan
4. Mencatat jika prosedur asuhan
ditemukan ada hal- pemberian keperawatan
hal yang perlu nebulizer yang yaitu
didiskusikan akan dilaksanakan melaksanakan
bersama PP dan 4. Melakukan implementasi
PA. langkah-langkah keperawatan
5. Mengisi format/ pemberian sesuai
instrumen penilaian nebulizer. rencana yang
supervisi 5. Menemui Karu telah dibuat
6. Menyampaikan untuk evaluasi oleh PP.
hasil penilaian tindakan PP dan
supervisi PA Mendengarkan
7. Memberikan
feedback, reward,
follow up dan
konsep solusi
terhadap masalah
yang ditemukan

Post 1. Dokumentasi hasil 1. Tanda tangan 1. Mendengarkan Ruang


Supervisi supervisi hasil supervisi dengan Karu
10 menit 2. Salam penutup 2. Mendengarkan seksama
dengan seksama 2. Menerima hasil
3. Menerima hasil penilaian
penilaian
B. MEKANISME KEGIATAN
1. Topik : Supervisi Tindakan
2. Sasaran : Perawat associate
3. Penanggung Jawab : KATIM
4. Hari/tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
5. Waktu : 09.00 WITA
6. Tempat : Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin
7. Materi : Tindakan nebulizer
8. Alat ukur : SOP Nebulizer

C. METODE
1. Kepala ruangan menetapkan materi yang akan di supervisi dan
memberitahukan kapan akan dilaksanakan supervisi serta memberikan
format penilaian supervisi kepada katim maupun PA.
2. Pada hari pelaksanaan tanya jawab dan mendiskusikan permasalahan
yang ada serta memberikan follow up untuk supervisi berikutnya.

D. MEDIA
1. Instrumen tindakan nebulizer
2. Instrumen supervisi
3. Status pasien

E. PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Anjarwati
Ketua tim : Devi Kharismawati
Perawat Associate Pagi : Muhammad Afriyaldi
Nor Diana
Perawat Associate Siang : Devi Agustin
Perawat Associate Malam : Muhammad Fikriyadi
Perawat Associate Lepas Dinas : Reza Januar Permana
F. INSTRUMENT
Jenis Aspek yang dinilai observasi Ket
Kegiatan
Inhalasi A. Persiapan Alat
Nebulizer 1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok
4. Sputum pot tertutup berisi air dan
disenfektan
5. Tissue
6. Spuit 3 cc
7. Aquades/ NS 0,3%
B. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap pra interkasi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
a. Memberikan dan salam nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksana
c. Menanyakan persetujuan dan
kesiapan pasien
3. Tahap kerja
a. Menjaga privasi pasien
b. Mengatur pasien dalam posisi duduk
c. Menempatkan meja atau troli didepan
pasien yang berisi set nebulizer
d. Memastikan alat dapat berfungsi
dengan baik
e. Mengisi nebulizer dengan aquadest
sesuai takaran
f. Memasukan obat bronkodilator sesuai
dosis
g. Memasang masker pada pasien
h. Menghidupkan nebulizer dan meminta
pasien napas dalam mengeluarkan
pelan-pelan sampai obat habis
i. Bila pasien batuk, buang sputumnya
kedalam sputum pot yang berisi air
dan beri disenfektan, bersihkan mulut
dan hidung dengan tissu
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien/keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan keperawatan
G. Evaluasi
1. Struktur (Input)
a. Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan
supervisi keperawatan yaitu alat atau instrumen untuk melakukan
tindakan keperawatan yang di butuhkan.
b. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien di dampingi
oleh supervisi yang bertugas diruangan dahlia
2. Proses
a. Tindakan keperawatan dilakukan oleh supervisi dan perawat yang
bertugas pada saat shift dinas.
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat yang bertugas
pada shift dinas.
3. Hasil
a. Hasil supervisi yang dilakukan diharapkan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan SOP rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis.


Jakarta: Erlangga

Mua EL. 2011. Pengaruh pelatihan supervisi keperawatan terhadap kepuasan


kerja dan kinerja perawat pelaksana. Jakarta: UI

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Salemba Medika : Jakarta

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Pitman, S. 2011. Handbook for clinical supervisor: nursing post graduate


programme. Dublin: Royal Collage of surgeon in Ireland
EVALUASI SUPERVISI

A. Evaluasi
1. Struktur (Input)
a. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
pada tanggal 21 Mei 2019 perawat Associate dan Katim menyiapkan
alat atau instrumen untuk melakukan tindakan keperawatan yang di
butuhkan pasien pada saat shift dinas.
b. Tindakan keperawatan dilakukan pada pasien didampingi oleh Katim
yang bertugas diruangan dahlia
2. Proses
a. Pada saat proses tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
nebulisasi pada pasien di dampingi oleh Katim
b. Tindakan nebulisasi dilakukan oleh perawat yang bertugas pada shift
pagi
c. Katim selalu meobservasi tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat
3. Hasil
a. Hasil dari supervisi yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2019
terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat ruangan
yaitu nebulisasi berjalan dengan baik dan tindakan tersebut sudah
sesuai dengan SOP yang sesuai dengan standar rumah sakit.
b. Hal yang kurang saat melakukan tindakan nebulisasi adalah perawat
associate seharusnya mengajarkan pasien terlebih dahulu cara
menghirup uap saat proses nebulisasi serta batuk efektif. Perawat
associate seharusnya juga meletakkan tisu yang kotor ke bengkok
yang sudah sediakan.
c. Setelah dilakukan nebulisasi selama 10 menit pasien mengatakan
perasaannya lebih nyaman dan mampu mengeluarkan dahaknya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi supervisi

Ket : dokumentasi role play simulasi sebelum melakukan tindakan


nebulisasi ke pada pasien

Ket : dokumentasi role play pada saat proses melakukan tindakan


nebulisasi pada pasien Tn. S dengan di damping oleh Katim di ruangan
paru (dahlia).

You might also like