Professional Documents
Culture Documents
Gambar 5. Gambar skematik pembentukan ulang kornea oleh laser excimer. (Dikutip dari
Refractive
Surgery. American Academy of Ophthalmology. Section 13, 2014-2015. P.72)
Pada pasien yang akan dilakukan LASIK harus dilakukan evaluasi pre
operatif. Pemeriksaan oftalmologi lengkap diperlukan. Pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan berupa topografi kornea, pakimetri, analisis wavefront, dan
perhitungan ketebalan stroma sisa setelah LASIK.?
Pada pasien dengan fisura palpebral yang dekat dan bola mata yang terlalu
dalam dapat meningkatkan kesulitan pembuatan flap kornea yang sukses. Topografi
kornea harus dilakukan untuk menilai silinder kornea dan menentukan adakah
keratokonus dan pellucid marginal degeneration. Pemeriksaan pakimetri
preoperative mutlak dilakukan untuk menilai ketebalan stroma korea yang akan
tersisa jika dilakukan LASIK. Operator harus memberitahukan pre operatif kepada20
pasien dengan komen yang lebih tipis atau koreksi yang lebih tinggi bahwa
dilakukan LASIK kembali tidak memungkinkan.
dipasang pada mata, menahan posisi mata agar tidak bergerak. Prosedur ini
terkadang, pada beberapa kasus menyebabkan perdarahan minor pada pembuluh
darah halus pada mata, yang akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari
setelah operasi. Setelah mata tertahan pada posisinya, maka sayatan epitellium akan
dibentuk. Proses pembuatan sayatan menggunakan mikrokeratome, sebuah pisau
bedah halus berketebalan beberapa mikrometer, atau menggunakan femtosecond
laser. Setelah sayatan terbentuk, lapisan sayatan diangkat, meninggalkan lapisan
dibawahnya, yaitu stroma, lapisan tengah dari kornea 215
2. Laser Remodelling
Gambar 7. Ablasi stroma komea dengan laser excimer (Dikutip dari Refractive Surgery.
American
Academy of Ophthalmology. Section 13. 2014-2015. P.89)
Selama proses kedua ini, pengelihatan pasien akan menjadi sangat kabur
setelah lapisan sayatan diangkat. Pasien hanya dapat melihat cahaya putih
mengelilingi cahaya orange dari laser.2
Saat ini, manufaktur laser excimer menggunakan pelacak posisi mata yang
mengikuti gerakan mata sebanyak 4000 kali perdetik, kemudian memusatkan
gelombang laser dengan akurat pada daerah yang akan di remodelling. Gelombanglaser yang
digunakan berkisar antara 1 milijoule (mJ) selama 10 sampai 20
nanodetik?
Gambar 8. Ablasi laser excimer dilakukan pada stroma komen yang terpapar setelah dap
diangkat.
(Dikutip dari Refractive Surgery. American Academy of Ophthalmology. Section 13, 2014-2015
P.73)
Laser excimer konvensional dapat menatalaksana aberasi lower order, atau
sferosilindrikal seperti miopia, hipermetropia, dan astigmat. Aberasi higher order
dapat dihasilkan dari ablasi laser excimer. Aberasi higher order adalah pembelokan
gelombang cahaya yang melewati mata akibat irregularitas media refraktif okular.
Abrasi higher order dapat menyebabkan hilangnya sensitivitas kontras, dan
terdapat glare serta halo pada malam hari, yang dapat menurunkan kualitas
penglihatan. 2,5,6,8,39
Dalam upaya untuk mengurangi aberasi yang telah ada dan meminimalkan
induksi aberasi baru, ablasi wavefront-guided membuat profil ablasi yang sesuai
dengan masing-masing pasien. Ketika dibandingkan dengan ablasi laser excimer
konvensional, ablasi wavefrom-guided menawarkan sensitivitas kontras yang lebih
baik dan menginduksi aberasi higher order post operatif yang lebih
sedikit. 2.56,8,22,23,24,53