You are on page 1of 8

PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN

JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH


alternatif. PERKOTAAN
Negara-negara maju juga telah
bersaing dan
MILKA PAGULING (D41108307 & GRAZIELLY DUMAberlomba membuat
(D41108325)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

ABSTRAK terobosan-terobosan baru untuk mencari


dan menggali serta menciptakan teknologi
Saat ini listrik merupakan salah satu
baru yang dapat menggantikan minyak
kebutuhan yang paling mendasar bagi
kehidupan manusia. Akan tetapi bumi sebagai sumber energi. Energi baru
pemanfaatan energi listrik alternatif di dan yang terbarukan mempunyai peran
Indonesia masih sangat kecil terbukti yang sangat penting dalam memenuhi
dengan krisis energi listrik yang terjadi di kebutuhan energi. Hal ini disebabkan
Indonesia. Energi surya yang melimpah penggunaan bahan bakar untuk
belum mampu dioptimalkan secara pembangkit-pembangkit listrik
maksimal. Sel surya merupakan salah satu
konvensional dalam jangka waktu yang
energi terbarukan. Sel surya dapat
mengkonversi sinar matahari secara panjang akan menguras sumber minyak
langsung menjadi energi listrik. Energi bumi, gas dan batu bara yang makin
listrik yang dihasilkan oleh sel surya menipis dan juga dapat mengakibatkan
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang pencemaran lingkungan. Oleh karena itu
diterima dari matahari, sehingga sel surya pencarian tersebut diarahkan pada
hanya dapat menghasilkan energi listrik pemanfaatan energi matahari baik secara
jika ada sinar matahari. Sistem energi
surya (PLTS) dengan jaringan listrik PLN langsung maupun tidak langsung dengan
akan menghasilkan kelangsungan menggunakan panel surya yang dapat
penyediaan energi listrik. Pada sistem ini, merubah energi matahari menjadi energi
pasokan listrik dari PLTS ini dirancang listrik yang dinamakan sel fotovoltaik.
untuk menyuplai sekitar 30% dari beban
keseluruhan peralatan listrik rumah tangga, PLTS atau lebih dikenal dengan sel
dan beban sisanya sekitar 70% disuplai surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati
oleh PLN. Prinsip kerja dari PLTS dengan karena dapat digunakan untuk berbagai
jaringan listrik PLN dikendalikan oleh keperluan yang relevan dan di berbagai
saklar yang bekerja didasarkan pada satu
tempat seperti perkantoran, pabrik,
arah, ketika PLTS bekerja, maka pasokan
listrik dari PLN terputus dan begitu perumahan, danlainnya. Di Indonesia yang
sebaliknya. merupakan daerah tropis mempunyai
potensi energi matahari sangat besar
Keyword : krisis energi, sistem hibrid, dengan insolasi harian rata-rata 4,5 -
PLTS, PLN 4,8KWh/m² / hari. Akan tetapi energi
listrik yang dihasilkan sel surya sangat
I. PENDAHULUAN dipengaruhi oleh intensitas cahaya
matahari yang diterima oleh sistem. Untuk
1.1 Latar Belakang kekontinuan ketersediaan listrik dan
pemanfaatan energi listrik sel surya secara
Kebutuhan akan energi yang terus maksimal sangat diperlukan hibridasi
meningkat dan semakin menipisnya dengan jala-jala listrik PLN.
cadangan minyak bumi memaksa manusia
untuk mencari sumber-sumber energi

1
II. LANDASAN TEORI
1.2 Perumusan Masalah
Untuk daerah perkotaan yang
Bagaimana merancang sistem
sudah terjangkau aliran listrik PLN,
PLTS dan PLN untuk rumah perkotaan
biasanya sel surya dipasang secara grid
serta menganalisis seberapa efektif sistem
connected. Revolusi aplikasi sel surya pada
PLTS dan PLN untuk rumah perkotaan?
bangunan arsitektur telah mengalami
perkembangan yang pesat, mulai dari
1.3 Tujuan Penelitian
teknologi biasa sampai teknologi tinggi
Untuk merancang sistem PLTS dan pada generasi ke-3, yaitu :
PLN untuk rumah perkotaan dan
menganalisis seberapa efektif sistem hibrid a. Generasi Pertama (tahun 1980 an),
PLTS dan PLN untuk rumah perkotaan. panel-panel/deretan sel surya modul
dengan rangka besi hanya diletakkan
(mounting) pada bidang atap
1.4 Batasan Masalah
datar bangunan dengan alat penyangga
Batasan masalah pada penelitian ini (tracking).
mencakup perancangan sistem PLTS dan b. Generasi Kedua (tahun 1990an), sel
PLN untuk rumah perkotaan, serta surya dikembangkan lebih menyatu
menganalisis perancangan sistem hibrid menjadi bagian material bangunan
PLTS dan PLN untuk rumah perkotaan. yaitu: bahan atap (genting, sirap).
c. Generasi Ketiga (tahun 1997), sel surya
1.5 Metodologi Penelitian dikembangkan menjadi kesatuan
integrasi bangunan arsitektur dalam
berbagai materi bangunan dan aplikasi
canggih. Pemasangan sel surya secara
grid connected dengan jaringan listrik
PLN, dapat digunakan sebagai:

1.Sebagai catu-daya back-up, dimana:


a. Energi surya disimpan dalam
battery storage dan digunakan
pada saat terjadi padam listrik
b. Meningkatkan kualitas pelayanan
daya listrik pada sistem yang
lemah.

2. Sebagai sarana Load Shaving, dimana:


a. Energi surya disimpan dalam
battery storage dan digunakan
pada saat beban tinggi.
b. Energi yang tersimpan dalam
Gambar 1 Skema Metodologi Penelitian baterai tersebut dapat digunakan
untuk membantu mengurangi beban
puncak.

2
3. Sebagai Peak Cliping :
a. Pada aplikasi grid connected
bisa terjadi koinsidensi beban
puncak dan radiasi puncak .
a. Pada kondisi ini energi surya dapat
langsung berdampak
pada penurunan konsumsi untuk
beban puncak dari jaringan Gambar 3 Kurva Beban Harian Rumah
Tangga
listrik.
Pada sistem hibrid yang
III. PERANCANGAN SISTEM dirancang, PLTS mensuplai sebesar 30%
PLTS DAN PLN dari energi keseluruhan. Besar energi
beban yang akan disuplai oleh PLTS
Sistem hibrid PLTS dengan listrik adalah sebesar:
PLN (grid connected) atau sumber
pembangkit listrik yang lain dapat EA= 30% x EB
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
tanpa baterai dan yang menggunakan. = 30% x 16551 WH
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai
sistem hibrid PLTS dengan PLN yang = 4965,3 WH
menggunakan baterai sebagai penyimpan
energi listrik (storage system). Sistem
Asumsi rugi-rugi (losses) pada
hibrid PLTS dengan listrik PLN dapat
sistem dianggap sebesar 15%, karena
diterapkan pada rumah diperkotaan, serta
keseluruhan komponen sistem yang
menganalisis faktor yang mempengaruhi
digunakan masih baru (Mark Hankins,
besarnya energi listrik yang dihasilkan sel
1991: 68). Total energi sistem yang
surya berkaitan dengan waktu kerja sistem
disyaratkan adalah sebesar:
PLTS. PLTS akan memasok energi listrik
sekitar 30% dari beban keseluruhan ET = EA + rugi-rugi system
peralatan listrik rumah tangga, sedangkan
70% listrik sisanya dari PLN. = EA + (15% x EA)

=4965,3 + (15% x 4965,3)

= 5710 WH (Pembulatan)

Gambar 2 Sistem PLTS dan PLN

3
Dengan beban maksimal tegangan

Gambar 4 Kurva Insolasi Matahari sistem adalah 24 volt maka kapasitas arus
Bulanan Daerah Makassar
yang mengalir di BCR:
Faktor penyesuaian pada
kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1
(Mark Hankins, 1991 Small Solar
Electric System for Africa page 68).
Kapasitas daya modul surya yang
dihasilkan adalah:

Tabel 1 Perbandingan Kapasitas


Terpasang dan Terhitung
Peralatan Kapasitas Kapasitas
PLTS yang yang
ditentukan terpasang

Modul sel 1374,3 Wp 1600 Wp


surya
Satuan energi (dalam WH) Baterai 306,87 Ah 330Ah
dikonversikan menjadi Ah yang sesuai
BCR 86,25 Amp 100 Amp
dengan satuan kapasitas baterai sebagai
berikut: Inverter 86,25 Amp 100 Amp

Apabila yang diambil data insolasi


matahari yang tertinggi dan kapasitas
modul tetap sebesar 1374,3 W, maka besar
beban yang dapat disuplai akan berbeda.
Kapasitas Daya Modul Surya x insolasi matahari
Hari otonomi yang ditentukan ET =
Faktor penyesuaian
adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya =1374,3 x 7,22
pada hari itu juga. Besarnya deep of 1,1
discharge (DOD) pada baterai adalah = 9020,4 Wh
80% (Mark Hankins, 1991: 68). ET = EA+ rugi-rugi sistem
Kapasitas baterai yang dibutuhkan
adalah: = EA + (15% x EA )

4
maka, Tabel 2 Perbandingan Tingkat Insolasi
EA = ET / 1,15 Matahari Terendah dan Tertinggi
= 9020,4 Wh / 1,15 Tingkat Tingkat
= 9023,25 Wh Insolasi Insolasi
Terendah Tertinggi
EA = % x EB
% = E A / EB Beban yang
mampu
disuplai 30% 54,52%
PLTS
= 54,52 % Energi yang
dihasilkan 7312 WH 11552 WH
Apabila data yang digunakan modul surya
adalah data insolasi matahari yang
terendah, yaitu 4,57 maka energi yang
dihasilkan modul dapat dihitung sebagai Analisis Kinerja Sistem Hibrid PLTS
berikut: dan PLN
Eout = Ei x insolasi matahari
= 1600 W x 4,57 H Baterai dalam menyimpan energi
= 7312 WH dari modul membutuhkan waktu yang
Energi yang dihasilkan modul adalah 7312 tidak relatif singkat. Pada sistem PLTS
WH. yang dirancang, baterai yang digunakan
memiliki tegangan 12V sebanyak 6 buah
Apabila data yang digunakan dipasang seri dan paralel. Baterai 12V
adalah data insolasi matahari yang yang digunakan memiliki batas atas +1,8V
tertinggi, yaitu 7,22. Berdasarkan dan batas bawah -1V.
persamaan diatas maka energi yang
dihasilkan modul dapat dihitung sebagai Berarti pada sistem PLTS,
berikut: tegangan batas atas adalah 27,6V,
Eout= 1600 W x 7,22 H tegangan batas bawah adalah 22V, dan
= 11552 WH tegangan batas bawah rekoneksi 23,3V.
Energi yang dihasilkan modul Sistem PLTS akan bekerja (on) apabila
adalah 11552 WH. tegangan baterai mencapai batas bawah
rekoneksi dan tidak bekerja (off) apabila
tegangan baterai mencapai batas bawah.
Baterai akan terisi penuh sampai pada
tegangan batas atas.

Kondisi yang mempengaruhi lama


waktu PLTS bekerja dari kondisi pertama
sampai dengan kondisi ketujuh diuraikan
sebagai berikut:
1. Kondisi Pertama: Kondisi → PLTS
start, hanya melakukan pengisian.

5
Tabel 3 Profil Tegangan Battery Charge
Regulator yang Mempengaruhi Kerja
PLTS*
Kondisi

Waktu ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7


06.00 0 27,6 22 22 22 22 22

07.00 5,2 27 22,7 22,7 22,7 22,7 22,7


08.00 10,2 26,8 23,3 23,3 23,3 23,3 23,3

09.00 15,2 26 23,8 23,8 23,6 23,6 23,5


Gambar 5 Kurva kerja PLTS Kondisi
10.00 19,2 25,9 24,3 24,3 24 23,9 23,7
ke-1, Kondisi ke-2, dan kondisi ke-3
11.00 22 25,8 24,8 24,8 24,3 24,2 23,4
12.00 23,3 25,6 25,3 25,3 24,8 24,8 23 2. Kondisi Kedua: Kondisi → beban
13.00 24,2 25,4 25,8 26 25,4 24,4 22 kecil; cuaca cerah
14.00 25,1 25,2 25,3 25,3 24,8 23,8 22 3. Kondisi Ketiga: Kondisi → beban kecil;
15.00 26,3 25 24,8 24,8 24,2 22 22 cuaca mendung
16.00 27,6 24,8 24,3 24,3 23,4 22 22 4. Hari Keempat: Kondisi → beban
17.00 24,4 23,8 23,8 22 22 22 normal; cuaca cerah
18.00 23,8 23,3 23,3 22 22 22 5. Kondisi Kelima: Kondisi → beban
19.00 23,3 22 22 22 22 22
normal; cuaca mendung
20.00 22 22 22 22 22 22

21.00 22 22 22 22 22 22
22.00 22 22 22 22 22 22

23.00 22 22 22 22 22 22
24.00 22 22 22 22 22 22

01.00 22 22 22 22 22 22
02.00 22 22 22 22 22 22

03.00 22 22 22 22 22 22 Gambar 6 Kurva Kerja PLTS Kondisi


04.00 22 22 22 22 22 22 ke-4 dan Kondisi ke-5
05.00 22 22 22 22 22 22

06.00 22 22 22 22 22 22 6. Kondisi Keenam: Kondisi → beban


*Keterangan: Ilustrasi profil tegangan besar; cuaca cerah
dibuat dalam daerah kerja batas bawah 7. Kondisi Ketujuh: Kondisi → beban
22V sampai dengan batas atas 27,6V besar; cuaca mendung
berdasarkan variasi kondisi intensitas sinar
matahari dan kondisi beban.

Gambar 7 Kurva Kerja PLTS Kondisi


ke-6 dan ke-7

6
Berdasarkan gambar 4, gambar 5, DAFTAR PUSTAKA
dan gambar 6 dengan berbagai macam
kondisi dari kondisi pertama sampai 1. Rahardjo Amien, Herlina dan Husni
dengan kondisi ketujuh, dapat diketahui Safruddin. 2008. Optimalisasi
bahwa lama waktu kerja sistem PLTS Pemanfaatan Sel Surya Pada
dipengaruhi oleh faktor beban dan faktor Bangunan Komersial Secara
cuaca. PLTS dapat bekerja relatif lebih Terintegrasi Sebagai Bangunan Hemat
lama apabila beban yang dipasok kecil Energi.Seminar Nasional Sains dan
dan kondisi cuaca cukup baik (cerah). Teknologi, Universitas
PLTS dapat bekerja relatif lebih pendek Indonesia,Jakarta
apabila beban yang dipasok besar dan
kondisi cuaca buruk (mendung). 2. Jati, I Nengah. 2011. Studi
Pemanfaatan Sistem Hibrid dengan
PLN di Vila Adleson Ubud,
V. PENUTUP Tesis,Program Studi Manajemen
Kesimpulan Energi,Universitas Udayana, Denpasar.
1.Perancangan sistem PLTS dengan
jala-jala listrik PLN telah berhasil 3.http://armand10dma.blogspot.com/2011/
dilakukan dan detail sistem yang akan 08/panel-surya.html(2012)
digunakan adalah:
4.http:/www.scribd.com/doc/90940380/B
 Modul Surya 100Wp 16 buah
AB-III-Baru-Lagi(2012)
 Baterai 110 Ah 12V 6 buah
 Battery Charge Regulator 100 5. Ek Bien, Liem, Ishak Kasim dan Wahyu
Amp 24V Wibowo.2008.Perancangan Sistem
 Inverter 100 Amp dengan Hibrid PLTS dengan Jala-jala Listrik
tegangan input 24 VDC dan output PLN untuk Rumah
220 VAC. Perkotaan.Universitas Trisakti. Jakarta

2. Semua peralatan yang digunakan pada 6.http://eosweb.larc.nasa.gov/cgi-


sistem PLTS untuk rumah perkotaan telah bin/sse/retscreen.cgi?(2012)
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
sesuai dengan kapasitas berdasarkan
perhitungan dan kapasitas terpasang.
Untuk kapasitas peralatan yang terhitung
yaitu Modul Sel Surya 1374,4 Wp, Baterai
306,87 Ah, Baterai Charge Regulator
(BCR) 86,25 Ampere dan Inverter 86,25
Ampere. Sedangkan untuk kapasitas
peralatan yang terpasang yaitu Modul Sel
Surya 1600 Wp, Baterai 330Ah, BCR 100
Ampere, dan Inverter 100 Ampere.
Sehingga sistem PLTS tersebut dapat
bekerja secara efektif dan diharapkan
mampu memasok energi listrik ke beban
secara kontinu dan handal.

7
DATA PENULIS

Milka Paguling lahir di


Rantepao, 13 Juni
1990. Sekarang sedang
menyelesaikan Tugas
Akhir pendidikan
strata satu pada
konsentrasi Teknik
Energi Listrik Jurusan
Elektro Fakultas Teknik di Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Grazielly Duma lahir


di Perancis, 2
November 1990.
Sekarang sedang
menyelesaikan Tugas
Akhir pendidikan
strata satu pada
konsentrasi Teknik
Energi Listrik Jurusan Elektro Fakultas
Teknik di Universitas Hasanuddin,
Makassar.

You might also like