Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 6B
Anggota :
Khusnul Khatimah Syarif 11020150012
Any Mustafa 11020150027
Amirah Jihan Afry 11020150042
Nur Zamzam Azizah 11020150059
Mutmainnah 11020150073
Arnanda Amnu Raizha 11020150087
Feby Wahyuni Syam 11020150104
Raodah Ramadhani Hambali 11020150116
Pratiwi Purnama 11020150133
Muhammad Irsan Muflih Mundzir 11020150145
Muhammad Rheza Rifky Utama 11020150155
PEMBIMBING:
Dr. dr. H. Nasrudin A.M, Sp.OG, MARS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan
laporan observasi lapangan kami serta tak lupa pula kami haturkan terima kasih
kepada dosen pembimbing kami Dr. dr. H. Nasrudin A.M, Sp.OG, MARS.
Laporan observasi lapangan kami berlokasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Khadijah I yang merupakan salah satu materi pembelajaran dalam mata kuliah
blok Tumbuh Kembang & Geriatri.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Semoga laporan kami ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Kelompok 6B
PERTUMBUHAN ANAK
I. PENDAHULUAN
1. Definisi
(d) (e)
(f) (g)
Gambar 2 Pemeriksaan bayi Ny. Nurul Arifitri :(a) gerakan bayi; (b) kulit dan
dada; (c) ukur BB; (d) permukaan plantar; (e) Lanugo; (f) pemeriksaan telinga;
(g) pemeriksaan genital
b. Pasien kedua
a. Kegiatan Pengukuran
1. Penimbangan
Alat yang digunakan yaitu timbangan baby scale
Pemasangan alat
Cara melakukan pengukuran yaitu anak dibaringkan pada
baby scale dengan posisi badan lurus dan minimalkan baju
serta aksesoris . Hasil yang dibaca pada skala yang
ditunjukkan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain.5
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.5
Tujuan Umum
Tujuan Khusus 5
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/
1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
Sasaran Imunisasi5
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 6 (a) Sasaran Imunisasi pada bayi; (b) Sasaran Imunisasi pada Anak
Balita; (c) Sasaran Imunisasi Anak Sekolah Dasar; (d) Sasaran Imunisasi pada
Wanita Usia Subur
Jenis Imunisasi5
a. Imunisasi Rutin
Vaksin DT
Deskripsi:
Indikasi:
Secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml. Dianjurkan
untuk anak usia di bawah 8 tahun.
Kontra indikasi:
efek Samping:
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
Vaksin Td
Deskripsi:
Indikasi:
Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian
0,5 ml.
Kontra indikasi:
efek Samping:
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
Vaksin TT
Deskripsi:
Indikasi:
secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml.
Kontra indikasi:
Efek Samping:
Jarang terjadi dan bersifat ringan seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
c. Imunisasi Khusus
dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri
Imunisasi Anti-Rabies.
d. Imunisasi Pilihan
yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib,
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang
tujuan utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus
atau bakteri yang hidup atau yang sudah diinakti an. Jenis kekebalan terbagi
Keterangan 5. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan;
Cara membaca kolom usia : misal 2 berarti usia 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari) dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai Januari 2017 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Dapat diakses pada website IDAI (http:// idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html) 6. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis
a
Vaksin rotavirus monovalen tidak perlu dosis ke-3 (lihat keterangan) pertamaatidk diberikan pada usia > 15 minggu), dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir
b
Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi pemberian pada usia 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14
setara dengan 3 dosis (lihat keterangan) minggu (dosis pertamaatidk diberikan pada usia > 15 minggu), dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10
Optimal Catch-up Booster Daerah Endemis minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.
7. Vaksin einflu nz a. Vaksineinflunz a diberikan pada usia lebih dari 6 bulan, diulangp setia tahun. Untuk imunisasi
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel pertama kali (prim ary im m unizatio
n ) pada anak usia kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4
1. Vaksin hepatiti s B (HB). Vaksin HB pertama (monovalen) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir minggu. Untuk anak 6-36 bulan, dosis 0,25 mL. Untuk anak usia 36 bulan a atau lebih, dosis 0,5 mL.
dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Jadwal pemberian vaksin HB monova- 8. Vaksin campak. Vaksin campak kedua (18 bulan) tidk per l u diberikan apabila sudah mendapatkan MMR.
len adalah usia 0,1, dan 6 bulan. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatit
i s B 9. Vaksin MMR/M R. Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/MR diberikan
(HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada pada usia 15 bulan (minimal interval 6 bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak, maka
usia 2, 3, dan 4 bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, maka jadwal pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan. dapat diberikan vaksin MMR/MR.
2. Vaksin polio. Apabila lahir di rumah segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat 10. Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar.
bayi dipulangkan. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV atau IPV. Paling se- Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
dikit harus mendapat satu dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3. 11. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, a optiml usia 2 bulan. Apabila diberikan pada kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila diberikan pada remaja
usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antib
o d i setara dengan 3 dosis.
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTPw atau 12. Vaksin Japanese encephalitis (JE). Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang
DTPa atau kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval mengikuti rekomendasi vaksin akan bepergian ke daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun
tersebut yaitu usia 2, 4, dan 6 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DTP 6 berikutnya.
dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setia p 10 t ahun. 13. Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan.
Gambar 9 Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-8 Tahun Rekomendasi IDAI 2017
II. PENGAMATAN IMUNISASI
Pengamatan ini dilakukan pada hari Rabu, 18 April 2018 pada pukul 10.00 –
12.00 WITA, di Poli anak lt. 2 RSIA Khadijah 1, Makassar.
A. Pasien 1
Nama Ayah : Tn. Jamaluddin
Nama Ibu : Ny. Rosmini
Nama Anak : Muhammad Azril
Tanggal Lahir : 30 Maret 2018
Jenis Kelamin : Laki-Laki
BB Lahir : 3600 gram
BB Sekarang : 4100 gram
PB Lahir : 50 cm
PB Sekarang : 55 cm
Riwayat Vaksinasi : HB O
Imunisasi Sekarang : BCG, Polio 1
Umur : 18 hari
\
Gambar 11 KMS Muhammad Azril Usia 18 hari
(b)
Gambar 12 KMS Muhammad Azril Usia 18 hari, Riwayat Imunisasi
Pada kasus pertama, seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Azril
berusia 18 hari datang ke RS untuk imunisasi rutin. Bayi Azril lahir pada hari
jumat tanggal 30 Maret 2018 pukul 13.45 WITA. Lahir dengan berat badan
3600 gr dan panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm. Pada Pemeriksaan
fisis didapatkan berat badan sekarang 4100 gr dan panjang badan 55 cm.
Imunisasi sekarang mendapatkan vaksin BCG dan Polio 1.
B. Pasien 2
Nama Ayah : Tn. Muh. Agung
Nama Ibu : Ny. St. Suryani
Nama Anak : Ayyara Luvia
Tanggal Lahir : 1 Desember 2017
Jenis Kelamin : Perempuan
BB Lahir : 2650 gram
BB Sekarang : 6400 gram
PB Lahir : 45 cm
PB Sekarang : 63 cm
Riwayat Vaksinasi : HB O 1, BCG 1, Polio 1, DTP/HB 1, Polio
2 ,DTP/HB 2, Polio 3
Imunisasi Sekarang : DTP/HB 3, Polio 4
Umur : 4 bulan 17 hari
(d) (e)
Gambar 18: (a) vaksin polio, (b) recombinant HBV, (c) Vaksin DTP, hepatitis B,
dan Hib, (d) vaksin Campak, (e) Vaksin BCG
D. Pemberian Vaksin
Sebelum melakukan penyuntikan, petugas menanyakan kepada orang
tua tentang riwayat imunisasi yang lalu dan kondisi sebelum petugas
melakukan penyuntikan seperti ada tidaknya hal-hal yang menjadi kontra-
indikasi. Setelah itu dilakukan penentuan letak titik dimana akan melakukan
penyuntikan.
1. Pasien 1 (Vaksin BCG dan Polio)
Pada kasus pertama, imunisasi BCG dilakukan penyuntikan secara
intrakutan di di daerah lengankanan atas (insertio musculus deltoideus)
dosis 0,05 mlsebanyak 1 kali, posisi anak berbaring kemudian setelah itu
titik tempat penyuntikan tersebut ditekan menggunakan kapas. Setelah
itu, vaksin polio diberikan sebanyak 2 tetes per oral
(a) (b)
Gambar 19 Pemberian vaksin (a) BCG; (b) Polio
2. Pasien 2 (Vaksin DTP/HB 3, Polio 4. )
Pada kasus kedua, imunisasi DTP/HB dilakukan penyuntikan
secara intramuskular pada anterolateral paha atas dengan dosis 0,5 m.
Arah jarum suntik 90° dengan posisi anak duduk. Kemudian titik tempat
penyuntikan tersebut ditekan menggunakan kapas. Setelah itu, vaksin
polio diberikan sebanyak 2 tetes per oral
(a) (b)
A. Pasien 1
Nama Ayah : Tn. Jamaluddin
Nama Ibu : Ny. Rosmini
Nama Anak : Muhammad Azril
Tanggal Lahir : 30 Maret 2018
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pada kasus pertama, pada hari jumat tanggal 30 Maret 2018 pukul
13.45 WITA, seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Azril lahir secara
SC, menurut bidan segera menangis setelah lahir. Keadaan umum baik, kulit
kemerahan, dan menangis kuat. Lahir tunggal dengan berat badan saat
dilahirkan 3600 gr, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
35 cm, serta lingkar perut 34 cm, denyut jantung 140x/menit, suhu 37°C, dan
pernapasan 40x/menit. Potongan tali pusat tidak ada kelainan. Nilai APGAR
8/10 dan Ballard Score 36.
Hari pertama kehidupan dengan berat badan 3600 gr dan panjang
badan 50 cm bayi Azril diberikan imunisasi HBO selanjutnya imunisasi
sekarang ketika berusia 18 hari dengan berat badan sekarang 4100 gr dan
panjang badan 55 cm mendapatkan vaksin BCG dan Polio 1.
B. Pasien 2
Nama Ayah : Tn. Muh. Agung
Nama Ibu : Ny. St. Suryani
Nama Anak : Ayyara Luvia
Tanggal Lahir : 1 Desember 2017
Jenis Kelamin : Perempuan
Pada kasus kedua, pada hari jumat tanggal 1 Desember 2017 pukul
07.40 WITA, seorang bayi perempuan bernama Ayyara Luvia lahir secara
spontan, menurut bidan segera menangis setelah lahir. Keadaan umum baik,
kulit kemerahan, dan menangis kuat. Lahir tunggal dengan berat badan saat
dilahirkan 2650 gr, panjang badan 45 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada
30 cm, serta lingkar perut 29 cm, denyut jantung 140x/menit, suhu 37°C, dan
pernapasan 40x/menit. Potongan tali pusat tidak ada kelainan. Nilai APGAR
8/10 dan Ballard Score 37.
Riwayat imunisasi ketika berumur 0 hari dengan berat badan 2650 gr
dan panjang badan 45 cm yaitu HBO. Ketika berumur 27 hari dengan BB
3400 gr dan PB 49 cm mendapat vaksin BCG dan Polio 1. Saat Bayi Ayyara
menginjak usia 2 bulan 2 hari dengan BB 4200 gr dan PB 58 cm diberikan
vaksin DPT/HB1 dan Polio2. Kemudian ketika berusia 3 bulan 6 hari dengan
berat badan 5900 gr dan panjang badan 67 cm diberikan vaksin DPT/HB2
dan Polio3. Imunisasi saat ini yang diberikan ketika berusia 4 bulan 17 hari
dengan berat badan 6100 gr adalah DPT/HB3 dan Polio4.
DAFTAR PUSTAKA