You are on page 1of 9

PENGARUH SISTEM INFORMASI PEMASARAN

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING


(Studi Pada UKM Bunga Hias di Kota Batu)
Hananda Agrippina Janitra Atha Bahy
Riyadi
Saiful Rahman Y
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : hanandaajab@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how is the effect of Marketing Information System on Competitive
Advantage simultaneously or partially and to knowing what dominant variable to Competitive Advantage in
SME’s Ornamental Flowers in Batu City. The type of research in this study is explanatory research which
uses a questionnaire research instruments that distributed to 125 respondent that is the chiefs and members
of SME’s Ornamental Flowers in Batu City. As for the data analysis using descriptive analysis statistics and
Inferensial analysis statistics in the form of multiple linear regression. The results showed that from three
variables Internal Record, Marketing Intelligence and Market Research simultaneously affecting Competitive
Advantage. From the SPSS 13.0 calculation for significance test simultaneously generates a value of F =
35,544 with a probability of 0,000 < 0,05. Partially, Marketing Intelligence known to negatively affect the
Competitive Advantage, while Internal Records and Market Research have significant effect on Competitive
Advantage. In addition to F test, R2 test shown that the value of R2 is 0,455 which means that the amount of
independent variables on the dependent variable is 45,5%.

Keywords : Marketing Information Systems, Internal Records, Marketing Intelligence, Market


Research, Competitive Advantage

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sistem Informasi Pemasaran secara bersama
– sama maupun sendiri – sendiri serta untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap
Keunggulan Bersaing UKM Bunga Hias di Kota Batu. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah explanatory
research yang mana menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebar kepada 125 responden
UKM Bunga Hias di Kota Batu. Untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Sedangkan untuk teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial
dalam bentuk regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa.dari ketiga variabel Data Internal,
Pengetahuan Pemasaran dan Riset Pemasaran secara bersama – sama berpengaruh terhadap Keunggulan
Bersaing. Dari perhitungan SPSS 13.0 untuk pengujian signifikansi secara simultan menghasilkan nilai
Fhitung = 35.544 dengan probabilitas 0.000 < 0,05. Secara sendiri – sendiri diketahui Pengetahuan Pemasaran
berpengaruh negatif terhadap Keunggulan Bersaing, sedangkan Data Internal dan Riset Pemasaran
berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Selain uji F, uji R2 diketahui nilai R2 sebesar 0,455
yang berarti besarnya variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 45,5%.

Kata Kunci : Sistem Informasi Pemasaran, Pencatatan Internal, Pengetahuan Pemasaran, Riset
Pemasaran, Keunggulan Bersaing.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 154


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN Pemasaran pada saat ini belum menghubungkan
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM antara konsep-konsep mikro-makro. Pemasaran
merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat perlu menggali aspek makro yang meliput: aspek
yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. nilai-nilai individu dan budaya. Faktor- faktor
UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat strategi bersaing yang mempengaruhi strategi
pengangguran yang ada di Indonesia. UKM juga bersaing, yaitu : Kekuatan dan kelemahan UKM,
telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah peluang dan ancaman industri, harapan masyarakat,
maupun pendapatan negara Indonesia. Menurut nilai-nilai yang dianut para eksekutif kunci.
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 Keunggulan bersaing menurut Porter adalah
pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi kemampuan suatu perusahaan untuk meraih
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu
yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang
kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari sama (Porter, 2007).
persaingan usaha yang tidak sehat.” UKM adalah Salah satu faktor penentu Keunggulan bersaing
sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil adalah kesuksesan inovasi produk, sehingga suatu
yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp inovasi produk harus mempunyai keunggulan yang
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan lebih dibanding dengan produk lain sejenis.
tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan Keunggulan inovasi produk sangat penting dalam
paling banyak satu milyard rupiah. Dan usaha yang lingkungan pasar global yang sangat kompetitif.
berdiri sendiri atau berbadan hukum. UKM juga Keunggulan tersebut tidak lepas dari
memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang pengembangan inovasi produk yang dihasilkan
berpotensial di suatu daerah yang belum diolah sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang
secara komersial. UKM dapat membantu mengolah selanjutnya akan menang dalam persaingan.
Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal Di Indonesia berbagai jenis bunga hias tumbuh
ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah dengan baik dan mempunyai keunikan tertentu,
maupun pendapatan negara Indonesia. sehingga Indonesia dikenal sebagai pusat
Persaingan dalam pasar dan selera konsumen keanekaragaman bunga hias tropis. Hal tersebut
yang berbeda-beda merupakan faktor yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk
mempengaruhi pengambilan kebijaksanaan dalam meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat
pemasaran produk UKM. Maka kemampuan dan melalui pembangunan industri florikultura.
kejelian seorang pelaku UKM sangat penting dalam Tanaman hortikultura khususnya bunga hias
mempelajari situasi pasar persaingan dan peluang- mendapat perhatian luas karena permintaannya
peluang produk yang dipasarkan dimana hal ini yang semakin meningkat. Bunga potong merupakan
sangat menentukan kualitas dari kebijaksanaan salah satu jenis produk hortikultura yang memiliki
yang diambil dan sekaligus kemampuan untuk bentuk dan warna yang indah. Komoditi bunga
menghadapi pasar. Salah satu kebijaksanaan yang potong lebih diutamakan dalam program
penting untuk dirumuskan adalah strategi pengembangan tanaman hias Indonesia karena
pemasaran, dimana strategi pemasaran ini industri bunga potong memberikan peluang
merupakan gambaran mengenai apa yang akan ekonomi yang tinggi. Melihat besarnya prospek
dilakukan pelaku UKM di pasar, baik usaha yang pengembangan permintaan komoditi bunga hias
dilakukan pribadi dari kegiatan produksi sampai berupa bunga potong akan membawa dampak
pemasarannya, pengurus kelompok usaha yang peluang pasar yang baik bagi para pelaku usaha
bertanggungjawab pada pemasaran maupun staf bisnis bunga potong. Jumlah produsen bunga
badan usaha yang juga bertanggungjawab potong yang didukung oleh meningkatnya
melakukan kegiatan pemasaran. pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan
Selanjutnya adalah sistem informasi pemasaran, kegunaan bunga potong yang didukung oleh
sistem informasi pemasaran ini adalah sesuatu yang meningkatnya penghasilan, maka perkembangan
perlu dicari oleh pelaku UKM sebagai upaya untuk usaha bunga potong pun ikut meningkat.
meraih peluang pasar, seperti halnya dalam Bunga hias saat ini mulai banyak diminati oleh
mengantisipasi persoalan pasar, para pelaku UKM masyarakat disamping banyak mendatangkan
perlu mencari informasi yang terpadu dan dapat rupiah bagi pelaku UKM bunga hias juga memiliki
diandalkan. Tanpa mengamati dan meneliti nilai estetika yang tinggi, diharapkan dapat
pelanggan dan data mengenai biaya, maka pelaku meningkatkan perekonomian, sehingga
UKM tidak akan mampu melaksanakan analisa meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
pasar, perencanaan dan pengendalian pasar. Tetapi dengan semakin meningkatnya minat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 155
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
masyarakat dengan bunga hias tersebut kualitas mencapai keunggulan kompetitif. Hal ini bisa dari
produk tetaplah yang paling penting, dikarenakan segi keuntungan biaya atau diferensiasi.
sifat produk pertanian secara umum salah satunya Hal ini juga berguna dalam mengidentifikasi
mudah rusak, sehingga kualitas produk perlu terjaga peluang pasar melalui peramalan dan analisis
dengan baik bahkan perlu ditingkatkan agar dapat kebutuhan pemasaran. Pemasaran sistem informasi
mempunyai daya saing. merupakan kombinasi dari orang-orang dengan
Dari uraian tersebut diatas, betapa besar potensi kompetensi yang berbeda, prosedur dan sarana di
Kota Batu sebagai pusat pengembangan usaha mana manajemen membuat keputusan mengenai
bunga potong di Indonesia. Potensi bunga potong di pasar (Talvinen dan John,1995).
Kota Batu didominasi oleh pelaku UKM mandiri Hal ini pada gilirannya, memfasilitasi
maupun pelaku UKM yang tergabung dalam perencanaan pemasaran dan datang dengan strategi
kelompok. Dengan perkembangan usaha bunga yang layak untuk menangkap peluang pasar. Sistem
potong tersebut, maka penting bagi UKM bunga informasi pemasaran adalah kombinasi yang
potong untuk melakukan Sistem Informasi optimal dari sumber daya manusia, mesin dan
Pemasaran dalam meningkatkan Keunggulan prosedur yang menyampaikan informasi yang
Bersaing. Hal ini yang melatar belakangi penulis dibutuhkan dari lingkungan untuk pengambilan
untuk menetapkan judul : PENGARUH SISTEM keputusan (Talvinen dan John, 1995). Sistem
INFORMASI PEMASARAN TERHADAP informasi pemasaran terdiri dari:
KEUNGGULAN BERSAING (STUDI PADA 1) Internal Records
UKM BUNGA HIAS DI KOTA BATU), dengan Ini adalah data yang dikumpulkan dan
pengambilan data dari pelaku UKM bunga potong disimpan dalam database yang berkaitan dengan
di Kota Batu baik UKM mandiri (petani sekaligus kegiatan pemasaran sehari-hari. Ini membantu
pedagang), kelompok usaha, maupun badan usaha dalam perencanaan sehingga dapat
bunga potong yang mengembangkan produksi dan meminimalkan risiko ketidakpastian tentang
melakukan kegiatan pemasarannya. masa depan.
2) Marketing Intelligence
2. KAJIAN PUSTAKA Sistem intelijen pemasaran (marketing
a. Sistem Informasi Pemasaran intelligence system) adalah kumpulan prosedur
Sistem informasi pemasaran jika didefinisikan dan sumber daya yang digunakan manajer untuk
dalam arti luas adalah kegiatan perseorangan dan mendapatkan informasi harian tentang berbagai
organisasi yang memudahkan dan mempercepat perkembangan dalam lingkungan pemasaran.
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam Manajer pemasaran mengumpulkan intelijen
lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pemasaran dengan membaca buku, surat kabar,
pendistribusian promosi dan penentuan harga dan publikasi dagang; berbicara dengan
barang,jasa dan gagasan. Sistem informasi pelanggan, pemasok, dan distributor; mengamati
pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran “media sosial” di internet melalui kelompok
dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan diskusi online, daftar e-mail dan blog; dan
produk-produk perusahaan tersebut. Sistem melakukan pertemuan dengan manajer
informasi ini merupakan gabungan dari keputusan perusahaan lain.
yang berkaitan dengan 4P yaitu : 3) Market Research
1) Produk (product) : produk apa yang dibeli Ini adalah proses pengumpulan data
pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya. kualitatif dan kuantitatif yang berhubungan
2) Promosi (Promotion) : Meningkatkan atau dengan proses pasar. Data yang dikumpulkan
mendorong penjualan. darinya dianalisis sehingga dapat menafsirkan
3) Tempat (Place) : Cara mendistribusikan dan memecahkan masalah pemasaran tentang
produk secara fisik kepada pelanggan melalui produk dan jasa perusahaan. Ini adalah
saluran distribusi. orientasi ilmiah yang menjamin pemasaran
4) Harga (Price) : Terdiri dari semua elemen masalah dihadapkan dengan efisien. Sejalan
yang berhubungan dengan apa yang dibayar dengan ini, sistem informasi pemasaran
oleh pelanggan. (Ruslan, Rosady. 2008) membantu untuk menghilangkan
ketidakseimbangan informasi, dengan
b. Peran Sistem Informasi Pemasaran menggunakan informasi yang tepat, pada waktu
Dalam bisnis apapun, pemasaran sistem yang tepat dan sekitar tempat yang tepat untuk
informasi memiliki peran yang berpengaruh dalam organisasi. Ini juga mendukung manajer dalam
proses pengambilan keputusan dengan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 156
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mengartikulasikan informasi pasar terhadap
lingkungan internal. Oleh karena itu, organisasi Hipotesis penelitian :
dapat membuat respon cepat terhadap fluktuasi H1: Ada pengaruh dari Internal Records (X1)
pasar. Informasi ini juga dapat disimpan untuk terhadap keunggulan bersaing (Y)
penggunaan masa depan dalam database H2: Ada pengaruh dari Marketing Intelligence
organisasi (Achmad, Perdana, dan Nur, 2011). (X2) terhadap keunggulan bersaing (Y)
Sistem informasi pemasaran akan efektif H3: Ada pengaruh dari Market Research (X3)
dalam mengembangkan produk baru dan inovatif terhadap keunggulan bersaing (Y)
dan layanan yang memenuhi harapan pelanggan. H4: Ada pengaruh simultan dari variabel (X1,
Melalui analisis terus menerus tentang informasi X2, X3) terhadap keunggulan bersaing (Y)
pasar, organisasi akan dapat meningkatkan
respon pasar mereka dan datang dengan 3. METODE PENELITIAN
keputusan pendukung yang akan menjamin Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
kesuksesan organisasi (Achmad,dkk 2011). ini menggunakan jenis penelitian ekspanatori
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut
c. Keunggulan Bersaing Singarimbu dalam Singarimbun dan Efendi,
Keunggulan bersaing menurut Porter adalah explanatory research (penelitian penjelasan) adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk meraih hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak
diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan
sama (Porter, 2007). penelitian pengujian hipotesa (Singarimbun dan
Pelaku usaha yang memiliki keunggulan Efendi,2008: 5). Tujuan dari penelitian eksplanatori
bersaing senantiasa memiliki kemampuan dalam adalah berusaha menjelaskan hubungan kausal
memahami perubahan struktur pasar dan mampu sekaligus pengujian terhadap hipotesis antara
memilih strategi pemasaran yang efektif. Pilihan variabel Data Internal (Internal Records),
tiap-tiap pelaku UKM terhadap strategi generik di Pengetahuan Pemasaran (Marketing Intelligence),
atas akan bergantung kepada analisis lingkungan dan Riset Pemasaran (Market Research) terhadap
usaha untuk menentukan peluang dan ancaman. Keunggulan Bersaing.
Keunggulan bersaing dapat dicapai melalui
pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi sumber a. Populasi
daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan Menurut Maholtra, populasi adalah gabungan
yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang seluruh elemen yang memiliki serangkaian
yang paling banyak mengungkapkan konsep karakteristik serupa mencakup semesta untuk
keunggulan kompetitif dan mengontribusikan kepentingan masalah riset bisnis (Maholtra,
pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value 2005:364).
chain) dan sistem nilai (value system), yang setara Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sugiyono,
dengan melihat sesuatu secara sistem atas populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti
untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
dan operasional. (Sugiyono, 2008: 115).
Sistem informasi ditentukan oleh tiga rantai Populasi pada penelitian ini adalah pelaku UKM
terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan Bunga Hias yang bergerak di bidang bunga potong
secara substansial. Keunggulan bersaing dapat di Kota Batu yang menggunakan Sistem Informasi
diciptakan pada tiga level piramid perusahaan : Pemasaran dengan jumlah responden sebesar 180
1) Keunggulan strategik orang.
Keunggulan dicapai melalui seleksi dari arah
strategi fundamental dan tujuan dari perusahaan b. Sampel
2) Keunggulan taktis Sampel menurut Malhotra adalah subkelompok
Metode-metode untuk menyempurnakan elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi
strategi dalam jalan yang baik daripada yang dalam studi (Malhotra, 2005:364). Pengertian
dilakukan oleh para pesaing sampel diungkapkan oleh Zuriah, sampel sering
3) Keunggulan operasional didefinisikan sebagai bagian dari populasi (Zuriah
Transaksi-transaksi sehari-hari dan proses dan Nurul, 2007:119). Sampel adalah bagian dari
yang membuat unggul jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 157
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tersebut (Sugiyono, 2011:81). Teknik pengambilan d. Analisis statistik inferensial
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis statistik inferensial yang digunakan
Menurut Sugiyono, purposive sampling adalah dalam penelitian ini adalah Regresi Linier
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan Berganda. Menurut Ghozali, regresi linier berganda
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar berguna untuk mendapatkan pengaruh variabel
data yang siperoleh nantinya bisa lebih representatif terikat atau untuk mencari hubungan fungsional
(Sugiyono, 2010). variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali
Perhitungan besarnya sampel dalam penelitian dan Imam, 2009:89).
ini dimana jumlah populasi sudah diketahui Terkait dengan hal ini, Ghozali menyatakan
berdasarkan pada rumus Slovin. Ukuran sampel bahwa model regresi linier berganda yang disajikan
dalam penelitian dapat diketahui melalui supaya dapat dianalisis dan memberikan hasil yang
perhitungan sebagai berikut : representatif (BLUE-Best Linier Unbiased
Estimation), maka model tersebut harus memenuhi
𝑁 asumsi dasar klasik yaitu tidak terjadi gejala
𝑛= multikolinieritas, heteroskedastisitas dan
𝑁𝑑2 +1
Keterangan : autokorelasi serta memenuhi asumsi kenormalan
n = jumlah sampel residual.
N = jumlah populasi
d² = presisi yang ditetapkan 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
0,05
180 a. Persepsi Responden pada Variabel Internal
𝑛=
180 . (0,05)2 + 1 Records
= 124,1379 = 125 orang Rata-rata indikator X1.1 (Siklus Pesanan Sampai
Dengan Pembayaran) sebesar 4.25 menunjukkan
Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti bahwa indikator X1.1 (Siklus Pesanan Sampai
sebesar 125 orang yang akan mewakili keseluruhan Dengan Pembayaran) berada pada kriteria baik.
populasi pada pelaku UKM bunga hias di Kota Selanjutnya rata-rata indikator X1.2 (Sistem
Batu. Informasi Penjualan) sebesar 4.10 menunjukkan
bahwa indikator X1.2 (Sistem Informasi Penjualan)
c. Analisis statistik deskriptif berada pada kriteria baik. Berikutnya rata-rata
Statistik deskriptif menurut Sugiyono antara lain indikator X1.3 (Database, Gudang Data, Penggalian
adalah penyajian data melaui tabel, grafik, diagram, Data) sebesar 3.80 menunjukkan bahwa indikator
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, X1.3 (Database, Gudang Data, Penggalian Data)
mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan berada pada kriteria baik. Kemudian rata-rata
prosentase. Data yang dikumpulkan diolah dan variabel X1 (Internal Records) sebesar 4.05
ditabulasi dalam tabel, kemudian data yang menunjukkan bahwa variabel X1 (Internal Records)
diperoleh disajikan dalam bentuk angka dan berada pada kriteria baik.
persentase (Sugiyono, 2009: 148).
Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk b. Persepsi Responden pada Variabel Marketing
memberikan gambaran mengenai demografi Intelligence
responden. Gambaran tersebut meliputi : (1) jenis Rata-rata indikator X2.1 (Pengumpulan Data dan
kelamin, (2) umur, (3) tingkat pendidikan (4) Informasi) sebesar 3.04 menunjukkan bahwa
pengalaman kerja dari responden. Pendiskripsian indikator X2.1 (Pengumpulan Data dan Informasi)
juga dilakukan pada hasil distribusi jawaban/skor berada pada kriteria cukup. Kemudian rata-rata
angket oleh responden untuk masing-masing indikator X2.2 (Komunikasi dengan Pelanggan,
variabel penelitian yang selanjutnya disebut sebagai Pemasok, Distributor, dan Pihak Terkait) sebesar
data penelitian. Selanjutnya untuk deskripsi data 3.57 menunjukkan bahwa indikator X2.2
terkait penggunaan metode regresi linier berganda (Komunikasi dengan Pelanggan, Pemasok,
diwujudkan dalam bentuk distribusi frekuensi Distributor, dan Pihak Terkait) berada pada kriteria
berupa nila minimum, maksimum, rata-rata dan baik. Rata-rata variabel X2 (Marketing Intelligence)
standar deviasi. sebesar 3.30 menunjukkan bahwa variabel X2
(Marketing Intelligence) berada pada kriteria cukup.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 158


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Persepsi Responden pada Variabel Market
Research Berdasarkan output di atas, terlihat bahwa semua
Rata-rata indikator X3.1 (Melakukan Riset variabel mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari
Pemasaran) sebesar 3.74 menunjukkan bahwa 10, sehingga model regresi yang terbentuk tidak
indikator X3.1 (Melakukan Riset Pemasaran) mengandung gejala multikolinier.
berada pada kriteria baik. Kemudian rata-rata
indikator X3.2 (Melakukan Riset Pemasaran f. Uji Normalitas
dengan Cara Kreatif dan Terjangkau) sebesar 3.48 Uji asumsi normalitas dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa indikator X3.2 (Melakukan mengetahui apakah residual yang dihasilkan oleh
Riset Pemasaran dengan Cara Kreatif dan model analisis regresi berdistribusi normal atau
Terjangkau) berada pada kriteria baik. Berikutnya tidak. Untuk mendeteksi apakah residual
rata-rata indikator X3.3 (Melakukan Riset Dengan berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui
Tahap – Tahap Proses Riset Pemasaran) sebesar uji Kolmogorov Smirnov. Residual dinyatakan
2.25 menunjukkan bahwa indikator X3.3 normal apabila probabilitas dari uji Kolmogorov
(Melakukan Riset Dengan Tahap – Tahap Proses Smirnov bernilai lebih besar dari level of significant
Riset Pemasaran) berada pada kriteria tidak baik. (alpha=5%). Berikut ini adalah hasil pengujian
Selanjutnya rata-rata variabel X3 (Market asumsi normalitas melalui Kolmogorov Smirnov:
Research) sebesar 3.16 menunjukkan bahwa Tabel 2 : Asumsi Normalitas
variabel X3 (Market Research) berada pada kriteria Keunggulan
cukup. Bersaing
Kolmogorov- 0.501
d. Persepsi Responden pada Variabel Smirnov Z
Keunggulan Bersaing Probabilitas 0.963
Sumber : Data primer diolah, 2016
Rata-rata indikator Y.1 (Keunggulan Strategis)
sebesar 3.97 menunjukkan bahwa indikator Y.1
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai
(Keunggulan Strategis) berada pada kriteria baik.
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.501 dengan nilai
Kemudian rata-rata indikator Y.2 (Keunggulan
probability 0.963. Nilai probability ini lebih besar
Taktis) sebesar 3.82 menunjukkan bahwa indikator
dari dari level of significant (alpha=5%), sehingga
Y.2 (Keunggulan Taktis) berada pada kriteria baik.
asumsi normalitas terpenuhi.
Berikutnya rata-rata indikator Y.3 (Keunggulan
Operasional) sebesar 4.14 menunjukkan bahwa
indikator Y.3 (Keunggulan Operasional) berada g. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas digunakan untuk
pada kriteria baik. Selanjutnya rata-rata variabel Y
mengetahui apakah residual memiliki ragam yang
(Keunggulan Bersaing) sebesar 3.98 menunjukkan
homogen (konstan) atau tidak. Pengujian asumsi
bahwa variabel Y (Keunggulan Bersaing) berada
heteroskedastisitas diharapkan residual memiliki
pada kriteria baik.
ragam yang homogen. Pengujian asumsi
heterokedastisitas dapat dilihat melalui scatter plot.
e. Uji Multikolinieritas
Residual dikatakan memiliki ragam yang homogen
Uji multikolinieritas digunakan untuk
apabila titik-titik residual pada scatter plot
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel
menyebar secara acak. Berikut ini adalah hasil
bebas. Pada asumsi ini diharapkan dapat dilakukan
pengujian asumsi heterokedastisitas :
dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10
maka model dinyatakan tidak terdapat gejala
multikolinier. Berikut ini adalah nilai VIF hasil
pengujian asumsi multikolinieritas yang telah
dirangkum dari semua model yang dihasilkan.

Tabel 1 : Asumsi Multikolinearitas


Variabel Bebas VIF
Internal Records 2.362
Market Research 2.037
Marketing Intelligence 2.303
Sumber : Data primer diolah, 2016 Gambar 1 : Asumsi Heteroskedastisitas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 159


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sumber : Data primer diolah, 2016 < level of significance () maka terdapat
pengaruh signifikan secara simultan internal
Berdasarkan scatter plot diatas, titik-titik records, marketing intelligence dan market
residual menyebar secara acak. Dengan demikian research terhadap keunggulan bersaing.
dapat disimpulkan bahwa residual memiliki ragam Pengujian signifikansi secara simultan
yang homogen, sehingga asumsi heteroskedastisitas menghasilkan nilai Fhitung = 35.544 dengan
terpenuhi. probabilitas 0.000. Hasil pengujian tersebut
menunjukkan probabilitas < level of significance
h. Pengaruh Internal Records, Marketing (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh
Intelligence dan Market Research Terhadap signifikan secara simultan (bersama-sama)
Keunggulan Bersaing internal records, marketing intelligence dan
Hasil pengujian pengaruh pengaruh internal market research terhadap keunggulan bersaing.
records, marketing intelligence dan market
research terhadap keunggulan bersaing dapat 2) Uji Signifikansi Parsial
dilihat melalui tabel berikut: Pengujian signifikansi parsial digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh parsial
Tabel 3 : Pengaruh Internal Records, Marketing internal records, marketing intelligence dan
Intelligence dan Market Research Terhadap market research terhadap keunggulan bersaing.
Keunggulan Bersaing Kriteria pengujian menyatakan jika probabilitas
Standardize
Koefisie Tstatisti hitung < level of significance () maka terdapat
Variabel d Prob
n
Coeffisient
c pengaruh signifikan secara individu pengaruh
0.00 internal records terhadap keunggulan bersaing,
1.918 7.938 marketing intelligence terhadap keunggulan
Konstanta 0
0.00 bersaing, dan market research terhadap
Internal Records 0.539 0.605 5.937 keunggulan bersaing.
0
Marketing 0.00 Pengujian signifikansi secara parsial variabel
-0.304 -0.435 -4.598
Intelligence 0 Internal Records menghasilkan nilai t hitung
0.00 sebesar 5.937 dengan probabilitas sebesar 0.000.
Market Research 0.314 0.388 3.854
0 Hasil pengujian tersebut menunjukkan
Fstatistic = 35.544 Prob = 0.000 probabilitas < level of significance (=5%). Hal
R- Adj. R- = 0.455 ini berarti terdapat pengaruh signifikan Internal
squared = 0.468 squared Records terhadap keunggulan bersaing.
Sumber : Data primer diolah, 2016 Pengujian signifikansi secara parsial variabel
Marketing Intelligence menghasilkan nilai t
Besarnya kontribusi internal records, marketing hitung sebesar -4.598 dengan probabilitas
intelligence dan market research terhadap sebesar 0.000. Hasil pengujian tersebut
keunggulan bersaing dapat diketahui melalui menunjukkan probabilitas < level of significance
koefisien determinasinya (adj R2) yaitu sebesar (=5%). Hal ini berarti terdapat pengaruh
0.455 atau sebesar 45.5%. Hal ini berarti keragaman signifikan Marketing Intelligence terhadap
variabel keunggulan bersaing dapat dijelaskan oleh keunggulan bersaing.
variabel internal records, marketing intelligence Pengujian signifikansi secara parsial variabel
dan market research sebesar 45.5%, atau dengan Market Research menghasilkan nilai t hitung
kata lain kontribusi internal records, marketing sebesar 3.854 dengan probabilitas sebesar 0.000.
intelligence dan market research terhadap Hasil pengujian tersebut menunjukkan
keunggulan bersaing sebesar 45.5%, sedangkan probabilitas < level of significance (=5%). Hal
sisanya sebesar 54.5% merupakan kontribusi dari ini berarti terdapat pengaruh signifikan Market
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian Research terhadap keunggulan bersaing.
ini.
i. Model Empirik Regresi Linier
1) Uji Signifikansi Simultan Persamaan regresi dari hasil estimasi analisis
Pengujian signifikansi simultan digunakan regresi linier adalah:
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε
internal records, marketing intelligence dan Y = 1.918 + 0.539 X1 - 0.304 X2 + 0.314 X3
market research terhadap keunggulan bersaing.
Kriteria pengujian menyatakan jika probabilitas
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 160
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Persamaan ini menunjukkan hal-hal sebagai 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berikut : Kesimpulan
1) Konstanta sebesar 1.918 mengindikasikan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa apabila variabel internal records, variabel mana sajakah yang mempunyai pengaruh
marketing intelligence dan market research pada keunggulan bersaing. Dalam penelitian ini
bernilai konstan maka besarnya keunggulan variabel bebas yang digunakan adalah Pencatatan
bersaing sebesar 1.918. Internal (Internal Records) (X1), Pengetahuan
2) Koefisien internal records sebesar 0.539 Pemasaran (Marketing Intelligence) (X2), dan Riset
mengindikasikan bahwa internal records Pemasaran (Market Research) (X3) sedangkan
berpengaruh positif terhadap keunggulan variabel terikat yang digunakan adalah Keunggulan
bersaing. Hal ini berarti semakin baik internal Bersaing (Y), berdasarkan pada perhitungan analisis
records maka cenderung dapat meningkatkan regresi linier berganda, dapat diketahui :
keunggulan bersaing. Hal ini dikarenakan a. Terdapat pengaruh secara bersama – sama
UKM mengelola informasi mereka dalam (simultan) terhadap variabel bebas Pencatatan
berbaai database pelanggan, database produk, Internal (Internal Records) (X1), Pengetahuan
database wiraniaga dan kemudian Pemasaran (Marketing Intelligence) (X2), dan
menggabungkan data dari berbagai database Riset Pemasaran (Market Research) (X3)
untuk diolah. terhadap Keunggulan Bersaing (Y) pada UKM
3) Koefisien marketing intelligence sebesar - Bunga Hias di Kota Batu. Hasil penelitian ini
0.304 mengindikasikan bahwa marketing juga menunjukkan bahwa Pencatatan Internal,
intelligence berpengaruh negatif terhadap Pengetahuan Pemasaran, dan Riset Pasar
keunggulan bersaing. Tetapi semakin baik mempunyai pengaruh yang signifikan (simultan)
marketing intelligence maka kemungkinan terhadap Keunggulan Bersaing. Sehingga dapat
dapat meningkatkan keunggulan bersaing. disimpulkan bahwa pengujian terhadap hipotesis
Hal ini dikarenakan UKM jarang mencari data yang menyatakan bahwa adanya pengaruh secara
dan informasi mengenai pemasaran melalui bersama – sama (simultan) variabel bebas
berbagai media, selain itu UKM hanya terhadap variabel Keunggulan Bersaing dapat
berkomunikasi dengan pihak lain secara diterima.
langsung (bertatap muka, telepon, sms, dll) b. Secara sendiri – sendiri (parsial), variabel
tetapi jarang berkomunikasi menggunakan Pengetahuan Pemasaran (Marketing
media sosial / internet. Intelligence) memiliki pengaruh yang signifikan
4) Koefisien market research sebesar 0.314 dan negatif terhadap Keunggulan Bersaing,
mengindikasikan bahwa market research sedangkan variabel Data Internal (Internal
berpengaruh positif terhadap keunggulan Records) dan Riset Pemasaran (Market
bersaing. Hal ini berarti semakin baik market Research) memiliki pengaruh yang signifikan
research maka cenderung dapat dan positif terhadap Keunggulan Bersaing.
meningkatkan keunggulan bersaing. Hal ini Pengaruh secara sendiri – sendiri (parsial) akan
dikarenakan UKM menggunakan informasi dijelaskan di bawah ini :
yang tepat, pada waktu yang tepat dan sekitar 1) Variabel Pencatatan Internal (Internal
tempat yang tepat untuk UKM. Records) memiliki pengaruh signifikan
81 dan
positif terhadap Keunggulan Bersaing. Hal ini
j. Pengaruh Dominan berarti terdapat pengaruh signifikan Internal
Pengaruh dominan variabel bebas terhadap Records terhadap keunggulan bersaing.
variabel terikatnya dapat dilihat melalui 2) Variabel Pengetahuan Pasar (Marketing
standardized coefficient yang paling besar. Hasil Intelligence) memiliki pengaruh signifikan
estimasi yang tertera pada tabel di atas dapat dan negatif terhadap Keunggulan Bersaing.
diketahui bahwa variabel yang memiliki koefisien Tetapi semakin baik Pengetahuan Pemasaran
standardisasi terbesar adalah variabel internal (Marketing Intelligence) maka kemungkinan
records sebesar 0.605. Dengan demikian internal dapat meningkatkan Keunggulan Bersaing.
records memiliki pengaruh yang paling dominan 3) Variabel Riset Pemasaran (Market Research)
terhadap keunggulan bersaing. memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap Keunggulan Bersaing. Hal ini berarti
semakin baik Riset Pasar (Market Research)
maka cenderung dapat meningkatkan
Keunggulan Bersaing.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 161
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate
variabel Data Internal (Internal Records) Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit
mempunyai nilai t hitung dan koefisien beta yang Universitas Diponegoro
paling besar. Sehingga variabel Riset Pasar Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran dan
(Market Research) mempunyai pengaruh yang Pendekatan Terapan. Diterjemahkan oleh :
paling kuat dibandingkan dengan variabel yang Marya, Soleh Rusyadi, jilid 1, Edisi keempat,
lain maka variabel Data Internal (Internal Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Records) mempunyai pengaruh yang dominan Jakarta.
terhadap Keunggulan Bersaing.
Porter, Michael E, 2007, Competitive Strategy:
Saran Techniques for Analyzing Industries and
Berdasarkan kesimpulan, dapat dikemukakan Competitors, New York: Free Press.
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat Singarimbun, M. Dan Effendi, 2008, Metode
bagi UKM maupun pihak – pihak lain. Adapun Penelitian Survei, Penerbit LP3ES, Jakarta.
saran yang diberikan antara lain :
a. Diharapkan pihak UKM mampu membenahi dan Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif,
memperbaiki variabel Pengetahuan Pemasaran Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung
(Marketing Intelligence) dalam hal mencari data Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif
dan informasi mengenai pemasaran melalui Kuantitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta,
berbagai media agar kedepannya nanti Bandung
Pengetahuan Pemasaran (Marketing
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Intelligence) dapat berpengaruh positif terhadap
(pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Keunggulan Bersaing pada UKM yang
Alfabeta, Bandung.
bersangkutan.
b. Diharapkan pihak UKM dapat mempertahankan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
serta meningkatkan Data Internal (Internal (pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Records) terhadap Keunggulan Bersaing, karena Alfabeta, Bandung.
variabel Data Internal (Internal Records) Talvinen., and John C. Narver, 1995, “Market
mempunyai pengaruh yang paling dominan Orientation and the Learning Organization”,
dalam Keunggulan Bersaing, diantaranya yaitu Journal of Marketing 59 (July) : 63 – 74
dengan menyimpan semua data secara
terkomputerisasi, hingga mengakses data – data Zuriah, Nurul. 2007. Metode Penelitian Sosial dan
yang lalu agar dapat mengambil keputusan yang Pendidikan Teori-Aplikasi. Cetakan Kedua, PT.
tepat sehingga membuat Keunggulan Bersaing Bumi Aksara, Jakarta.
akan meningkat.
Mengingat Pencatatan Internal (Internal
Records), Pengetahuan Pasar (Marketing
Intelligence), dan Riset Pemasaran (Market
Research) merupakan hal yang sangat penting
dalam mempengaruhi Keunggulan Bersaing,
diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
acuan bagi peneliti selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel – variabel lain yang
merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah
masuk dalam penelitian ini.

6. DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sudiro, Perdana Rahadian, Nur Prima.
2011. Sistem Informasi Manajemen. Edisi
pertama, Cetakan pertama, Penerbit Universitas
Brawijaya Press (UB Press), Malang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 2 Agustus 2016| 162


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like