Professional Documents
Culture Documents
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………
………….
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………
…………
BAB I
a. Latar belakang …………………………………………………………………………………..
b. tujuan pengamatan……………………………………………………………………………
BAB II
a. Referensi…………………………………………………………………………………………..
BAB III
Metode
Kerja………………………………………………………………………………
………
Materi……………………………………………………………………………
…………………..
Alat dan
Bahan……………………………………………………………………………
………
Cara
Kerja………………………………………………………………………………
……………
BAB IV
a. Pembahasan ………………………………………………………………………………………
BAB V
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I
a. Latar belakang
Praktek pengaruh air limbah anorganik terhadap hewan uji ini dilakukan untuk
memenuhi tugas praktikum mata kuliah ekologi lingkungan. Namun
sesungguhnya kehedak untuk melakukn praktikum ini hakikatnya adalah
kaingin tahuan sebagai calon sanitarian mengenai pencemaran ekosistem air
khususnya dampaknya terhadap ikan cere dan jentik nyamuk yang hidup di got
dan sungai-sungai/danau. Pada kenyataannya, makhluk hidup tidak dapat lepas
dari lingkungannya, baik itu makhluk hidup lainnya (biotik) maupun makhluk
hidup tak hidup (abiotic). Dengan interaksi antara kedua komponen tersebut,
ekosistem akan selalu tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan
ekosistem (Sulistyorini,2009).
b. Tujuan Pengamatan
untuk mengetahui adanya limbah cuci motor pada perairan akan menyebabkan
terganggunya biota air (jentik nyamuk).
BAB II
a. Tinjauan Pustaka
Tidak banyak yang tahu sejarah deterjen. Lebih banyak lagi yang tidak menyadari bahwa deterjen dalam
limbah rumah tangga dan limbah pencucian mobil menurunkan kualitas air. Senyawa aktif pada deterjen
tidak mudah didegradasikan oleh bakteri yang terdapat pada saluran air buangan.
Deterjen buatan atau synthetic detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang
berkandungan utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan lain
seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti pewarna, pewangi,
boosters dan lain-lain.
Deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasanikan yang mengakibatkan toleransi
ikan terhadap badan air yang kandunganoksigennya rendah menjadi menurun. Keberadaan busa-busa di
permukaanair menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehinggamenurunkan oksigen
terlarut. Dengan demikian akan menyebabkanorganisme air kekurangan oksigen dan dapat
menyebabkan kematian.
Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalamdeterjen adalah phosphate. Phosphate
memegang peranan penting dalamproduk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu
menurunkankesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkataksi softenernya,
efektivitas daridaya cuci deterjen meningkat. Phosphateyang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk
Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya
merupakansalah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlahyang terlalu
banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara(eutrofikasi) yang berlebihan di badan
air, sehingga badan air kekuranganoksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang
berlebihan yangmerupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akanmenggunakan
oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadikekurangan oksigen di badan air dan pada
akhirnya justru membahayakankehidupan mahluk air dan sekitarnya.
BAB III
a. Metode Kerja
1. Materi
Pengaruh Limbah Cucian Motor/ Limbah Domestik dan Limbah Pabrik Tahu/tempe
terhadap hewan uji (Ikan Cere dan Jentik Nyamuk).
4. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain :
1. Ikan cere 75 ekor
2. Jentik nyamuk 150 jentik
3, Limbah cucian motor/ limbah domestic/ limbah tahu
4. Air keran
5. Cara Kerja
a. Susun 5 bekaer glass ukuran 500 ml di meja praktikum dan beri label nomor 1-5
b. Buat perhitungan jumlah volume limbah yang harus dimasukkan ke dalam
beaker glass dengan persamaan M1.V1 = M2.V2
V1 = Volume total (500 ml)
V2 = Volume limbah
M1 = Konsentrasi limbah
M2 = Konsentrasi limbah pekat
V1 x M1 = V2 x M2
c. Masukan 10 ml air dan 10 ekor hewan uji ke dalam cawan petri untuk masing-
masing beaker glass
d. Masukan air limbah ke dalam beaker glass sesuai dengan perhitungan setiap
kosentrasi kemudian
aduk merata.
e. Ukur ph setiap beaker glass
f. Masukkan 1 cawan petri yang berisi hewan uji ke dalam 1 beaker glass secara
bersamaan.
g. Amati aktifitas hewan uji setiap 0 menit,10 menit,30 menit sampai 24 jam.
h. Kemudian amati kembali aktifitas hewan uji setelah 24 jam.
Kosentrasi air :
- Beaker glass 1 : isi dengan air keran sebanyak 480 ml, lalu masukkan air
limbah sebanyak 4% (20 ml)
- Beaker glass 2 : isi dengan air keran sebanyak 470 ml, lalu masukkan air
limbah sebanyak 6% (30 ml)
- Beaker glass 3 : isi dengan air keran sebanyak 460 ml, lalu masukkan air
limbah sebanyak 8% (40 ml)
- Beaker glass 4 : isi dengan air keran sebanyak 450 ml, lalu masukkan air
limbah sebanyak 10% (50 ml)
- Beaker glass 5 : isi dengan air keran sebanyak 500 ml sebagai control.
6. Hasil Pengamatan
Keterangan :
BAB IV
a. Pembahasan