PROSEDUR REGISTRASI OBAT TRADISIONAL OLEH BALAI BESAR
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM)
DI KOTA PEKANBARU
Oleh :
Fransiscus Rio Ganda
Email : warriorz@yahoo.co.id
Zulkarnaini, S.Sos, M.Si
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5
Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277
Abstract
Traditional drug registration is the registration procedure and evaluation
of the drug to obtain marketing authorization. Circulation is any activity or series of activities distribution or delivery of drugs, both in the context of trade, not trade, or alienation. The purpose of drug registration is to protect the public from the drug that did not meet the requirements of efficacy, safety, quality and public health. BBPOM Pekanbaru found some illegal drug products sold in the market and are not registered that contain hazardous materials. After checking it turns out a lot of medicinal products sold without a marketing authorization and already violates the rules because it could not demonstrate that the requirements of the drug product is manufactured properly and meets applicable standards. Illegal traditional medicinal products do not have a marketing authorization and many do not have a business license the industry, in terms of the price of traditional medicine was the existence of illegal troubling because it will cause unhealthy competencies with legal herbs assured quality From the description above, the writer interested to examine this issue under the title " Traditional Medicines Registration Procedure by the Center for Food and Drug Administration (BBPOM) In the city of Pekanbaru".
Keywords: Procedures, Registration, Traditional Medicine
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016
Page 1
PENDAHULUAN hasil temuan banyak didapatkan
obat yang berbahan kimia obat, a. Latar Belakang tidak memiliki izin edar serta Berbagai jenis produk melanggar aturan pencantuman obat yang diperdagangakan nama penyakit pada kemasan kepada masyarakat, mulai dari yang digunakan. Produk obat jamu. Dengan banyaknya jenis tradisional yang sering kali obat tradisional menyebabkan mengandung BKO adalah obat semakin meningkatkan konsumsi diet, obat kuat, obat rematik, dan masyarakat terhadap produk obat obat penghilang rasa sakit. tradisional, dikarenakan Padahal obat tradisional harusnya kemudahan dalam mendapatkan herbal, tidak boleh sama sekali produk-produk obat tradisional ada bahan kimia. ini. Oleh sebab itu maka Berdasarkan data yang BPOM melakukan registrasi diperoleh oleh pihak Badan terhadap obat tradisional yang Pengawas Obat dan Makanan Kota beredar di Pekanbaru. Registrasi Pekanbaru. Kasus obat yang obat tradisional ini dilakukan mengandung bahan berbahaya dan guna untuk menghindari ilegal pada tahun 2012 saja terdapat terjadinya penyalahgunaan bahan 19 kasus, pada tahun 2013 terdapat obat tersebut karena harus 17 kasus sedangkan pada tahun 2014 memperhatikan produk obat terdapat 19 kasus. Semua kasus harus memenuhi persyaratan pangan ilegal ini ditemukan oleh keamanan, mutu dan gizi obat pihak BPOM setelah melakukan yakni memiliki izin edar dari razia terjun langsung ke lapangan BPOM RI, memiliki keterangan dan selanjutnya langsung dilakukan label yang lengkap, produk tidak penarikan peredaran pangan ini dari kadaluarsa dan kemasannya tidak pasaran yang dapat yang dapat rusak. membahayakan bagi kesehatan Pihak BPOM kewalahan masyarakat yang apabila untuk menindak produsen obat mengkonsumsinya. yang menggunakan bahan Bahan Kimia Obat jika berbahaya pada produk obat dan digunakan dalam waktu panjang dan memakan waktu yang lama tanpa resep dokter akan berdampak dalam proses membuktikannya tidak baik pada kesehatan. Banyak sehingga perlindungan rasa aman pengguna obat tradisional tidak yang diberikan kepada konsumen mengetahui bahaya-bahaya bahan tidak maksimal sehingga obat kimia obat yang terkandung dalam yang mengandung bahan obat tradisional tersebut karena berbahaya tetap beredar di masih rendahnya tingkat kesadaran pasaran dapat merugikan pengguna terhadap haknya serta konsumen. Pada umumnya dari rendahnya pengetahuan pengguna
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 2
dalam pengetahuan bahaya bahan meresahkan karena akan kimia dalam hal obat tradisional. menimbulkan kompetesi yang Terbukti dari sedikitnya data tidak sehat dengan jamu-jamu pengaduan konsumen obat legal yang terjamin kualitasnya. tradisional yang masuk ke Balai Peredaran produk obat Besar Pengawas Obat dan Makanan tradisional yang mengandung (BBPOM) hanya sekitar 16,64 % bahan berbahaya telah sampai ke dari kalangan masyarakat umum. daerahdaerah tidak hanya di kota Pengaduan terbanyak adalah besar melainkan terjadi juga di mengenai legalitas produk obat kota-kota kecil lainnya. Daerah antara lain tentang proses peredaran obat tradisional ilegal pendaftaran, produk terdaftar, banyak ditemukan pada daerah inspeksi, public warning, dan iklan. perbatasan dengan negara Produk yang tidak memiliki izin tetangga. Hal ini karena edar, berbahaya maupun palsu masih mudahnya akses masuk terus mengusik industri obat membawa produk-produk tradisional dalam negeri. tersebut. Produk obat ilegal dapat Hal ini disebabkan membahayakan konsumen, oleh beberapa permasalahan mengingat resiko besar yang diantaranya: akan ditimbulkan jika 1. Produk yang baik menggunakan bahan berbahaya namun tidak ada izin edar seperti cacat janin, kulit karena proses pengurusan terinfeksi, alergi, bintik-bintik izin yang belum rampung hitam hingga memicu kanker. 2. Produk yang tidak Keberadaannya meresahkan memiliki izin dan karena kualitasnya tidak mengandung BKO memnuhi standar kesehatan 3. Pemalsuan produk Ditengah upaya pemerintah resmi memajukan industri obat 4. Pemalsuan produk tradisional, banyak tantangan ilegal yang dihadapi dengan beredarnya BPOM Pekanbaru produk obat ilegal, produk obat menemukan beberapa produk ini diindikasi mengandung bahan obat ilegal yang dijual di pasaran kimia obat yang dilarang karena dan tidak terdaftar yang berbahaya, selain itu obat mengandung bahan berbahaya. tradisional ilegal juga tidak Setelah dilakukan pengecekan memliki izin edar dan banyak ternyata banyak produk obat yang tidak memliki izin usaha dijual yang tanpa izin edar dan indsutri. Pengawasan terhadap sudah menyalahi aturan karena obat yang mengandung bahan tidak bisa menunjukkan berbahaya harus diperketat persyaratan kalau produk obat dengan sistem kinerja yang tersebut memang diproduksi maksimal. Maka dari itu para secara benar dan memenuhi pihak yang terkait harus lebih standar yang berlaku. Produk sering melakukan penyuluhan obat tradisional ilegal juga tidak serta edukasi kepada masyarakat memiliki izin edar dan banyak dan pelaku usaha karena yang tidak memiliki izin usaha penyuluhan kepada masyarakat industri, dari segi harga pun masih kurang maksimal. BPOM keberadaan obat tradisional ilegal senantiasa menghargai dan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 3
memberikan dukungan kepada Produsen pelaku usaha di bidang obat Produsen sebagai penghasil tradisional, yaitu industri dan produk, harus menjamin dan UMKM obat tradisional, dan bertanggung jawab terhadap berupaya meningkatkan produk-produk yang kompetensi pelaku usaha di dihasilkan. Berbagai bidang obat tradisional agar peraturan dapat mengembangkan perundangundangan telah produknya dan mampu bersaing mengantur hal ini antara lain di pasar nasional maupun undang-undang No. 36 internasional. tahun 2009 tentang Berdasarkan fenomena diatas, kesehatan. maka penulis tertarik untuk meneliti Untuk itu Pemerintah masalah ini dengan judul “Prosedur menegaskan proses Registrasi Obat Tradisional Oleh sosialisasi dan pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan dalam pemakain bahan- Makanan (BBPOM) Di Kota bahan tambahan pada Pekanbaru”. produk makanan di luar yang diizinkan sangan METODE PENELITIAN diperlukan. Selain itu Penelitian ini dilakukan pada Balai diperlukan tindakan tegas Besar Pengawas Obat dan Makanan dan pidana bagi mereka Pekanbaru. Alasan pemilihan lokasi yang melanggar peraturan penelitian ini karena Balai Besar tersebut. Pengawas Obat dan Makanan Kota Kunjungan yang Kota Pekanbaru merupakan unit dilakukan oleh BPPOM pihak pelaksana teknis dari BPOM yang pelaku usaha diberikan bertanggungjawab terhadap pengarahan terlebih dahulu dan pengawasan peredaran obat dan meminta izin kepada pelaku makanan dalah satunya produk obat usaha untuk melakukan tradisional di Kota Pekanbaru. pemeriksaan. Dari para pelaku Sehingga akan memudahkan penulis usaha yang dijadikan sampel untuk memahami dan menganalisis secara keseluruhan mengakui fenomena-fenomena yang ada bahwa barang baik itu berupa makanan maupun minuman dan ANALISIS DAN PEMBAHASAN bahan-bahan pangan lainnya yang mereka jual memiliki label A. Analisis Sistem resmi BPPOM dan tidak ada Balai Besar Pengawasan barang Tanpa Izin Edar (TIE). Obat dan Makanan (BBPOM) Undang-undang No. 8 tahun pusat juga memiliki prinsip dasar 1999 tentang perlindungan pengawasan yang dilakukan juga Konsumen menekankan Balai Besar POM kota Pekanbaru tanggung jawab produsen untuk menekan sekecil mungkin sebagai pelaku usaha. Hal ini resiko yang bisa terjadi, maka dijelaskan pada pasal 7 (d) yaitu dilakukan sistem Pengawasan kewajibab pelaku usaha adalah: Obat dan Makanan tiga Lapis “menjamin mutu barang atau jasa meliputi produsen, pemerintahan produksi dan atau dan masyarakat. diperdagangkan berdasarkan 1. Sub-sistem Pengawasan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 4
ketentuan standar mutu barang B. Analisis Tugas dan atau jasa yang berlaku. Berikut ini adalah cara 2. Sub-sistem Pengawasan membaca nomor registrasi pemerintahan/ BBPOM obat tradisional yaitu: Nomor Pengawasan BPOM pusat pendaftaran obat tradisional menitikberatkan kepada terdiri dari 11 digit yaitu 2 digit premarket approval yang pertama berupa huruf dan 9 digit dilaksanakan melalui sistem kedua berupa angka. Berikut registrasi produk, maka beralih penjelasannya: ke sistem Notifikasi. Sistem pengawasan mutu dan keamanan Digit ke-1 produk lebih difokuskan setelah Digit ke-1 menunjukkan produk itu beredar di pasaran. obat tradisional, yaitu Dalam upaya melindungi dilambangkan dengan masyarakat dari peredaran Obat huruf T. Tradisional yang Tidak Digit ke-2 Memenuhi Syarat (TMS) maka Digit ke-2 menunjukkan produsen/importer/distributor lokasi obat tradisional bertanggung jawab penuh tersebut diproduksi, terhadap produknya. Untuk itu misalnya: tindakan pengawasan yang TR berarti obat dilakukan oleh BBPOM tradisional produksi Pekanbaru tidak hanya dalam negeri mencakup prosedur TL berarti obat registrasi dan pengawasan, tradisional produksi melainkan juga mengenai dalam negeri dengan tindakan koreksi terhadap lisensi para peda para produsen. TI berarti obat tradisional Tindakan Balai produksi luar negeri atau impor Besar POM Pekanbaru BTR berarti obat tradisional yang memberika berbatasan dengan obat produksi peringatan tertulis dalam negeri. BTL berarti obat terlebih dahulu, tradisional yang berbatasan dan larangan atau perintah untuk dengan obat produk dalam negeri menarik produk pangan dari dengan lisensi. dari peredaran jika sedikit BTI berarti obat tradisional yang dan melakukan berbatasan dengan obat produksi pemusnahan jika pangan luar negeri atau impor. tersebut banyak. Digit ke-3 dan 4 3. Sub-sistem Pengawasan Konsumen Digit ke-3 dan 4 merupakan Sistem pengawasan tahun didaftarkannya obat masyarakat sendiri melalui tradisional tersebut ke Kemenkes peningkatan kesadaran dan RI. peningkatan penegtahuan mengenai kualitas produk Digit ke-5 yang digunakannya dan Digit ke-5 merupakan bentuk cara-cara penggunaan usaha pembuat obat tradisional produk yang rasional.
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 5
tersebut, yaitu: 1 menunjukkan turun tangan langsung untuk pabrik farmasi meregistrasi obat 2 menunjukkan pabrik jamu 3 tradisionalnya melainkan menunjukkan perusahaan jamu menggunakan biro jasa untuk mengurus hal tersebut, Digit ke-6 sehingga membuat lama Digit ke-6 menunjukkan bentuk proses peregistrasian obat sediaan obat tradisional, di tradisional. Berikut ini adalah antaranya: Tata Cara Registrasi obat 1=bentuk rajangan tradisional oleh BBPOM 2=bentuk serbuk 3=bentuk diantaranya: kapsul C. Analisis Program Kerja 4=bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang, tablet/kaplet Bagian Kesatu (Umum) 5=bentuk dodol, majun 6=bentuk cairan 1. Permohonan 7=bentuk salep, krim registrasi diajukan kepada Kepala 8=bentuk plester/koyo Badan. 9=bentuk lain seperti dupa, 2. Ketentuan ratus, mangir, permen mengenai tata Digit ke-7, 8, 9, dan 10 laksana registrasi ditetapkan dengan Digit ke-7, 8, 9, dan 10 Peraturan Kepala Badan. menunjukkan nomor urut 3. Dokumen regis jenis produk yang trasi terdaftar. merupakan dokum en Digit ke-11 rahasia yang Digit ke-11 menunjukkan dipergunakan terbatas jenis atau macam hanya untuk keperlu kemasan an (volume), yaitu: evaluasi oleh yang 1=15ml berwenang. 2=30ml 4. Terhadap 3=45ml permohonan registrasi Dari uraian diatas dikenai biaya sebagai dapat diketahui bahwa Balai penerimaan negara bukan Besar pajak sesuai ketentuan POM Pekanbaru sudah peraturan memberikan fasilitas dan perundangundangan. kemudahan melalui 5. Dalam hal progamprogam registrasi permohonan registrasi obat tradisional yang ada di sebagaimana dimaksud pada Balai Besar POM Pekanbaru ayat (1) ditolak, maka biaya akan tetapi produsen tidak yang telah dibayarkan tidak mau memenuhi registasi obat dapat ditarik kembali. tradisional. Akan tetapi untuk saat ini sebagian produsen obat tradisional tidak mau
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 6
Bagian Kedua (Evaluasi) setiap 1 (satu) tahun Evaluasi dilakukan terhadap sekali. dokumen registrasi dalam rangka Bagian Keempat (Peninjauan pemenuhan kriteria sebagaimana Kembali) dimaksud dalam Pasal 6. 1. Untuk melakukan 1. Dalam hal evaluasi dibentuk: registrasi ditolak, a.Komite Nasional pendaftar dapat Penilai Obat mengajukan Tradisional; dan keberatan melalui b. Tim Penilai tata cara peninjauan Keamanan, kembali. Khasiat/Manfaat, dan 2. Ketentuan Mutu. lebih lanjut mengenai 2. Pembentukan, Tugas tata cara pengajuan dan Fungsi Komite Nasional peninjauan kembali Penilai Obat Tradisional dan sebagaimana Tim Penilai dimaksud pada ayat Keamanan, (1) ditetapkan Khasiat/Manfaat, dan Mutu dengan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Kepala ayat (1) ditetapkan dengan Badan. Peraturan Kepala Badan. 3. Bagian Kelima (Pelaksanaan Izin Edar) Bagian Ketiga (Pemberian Izin 1. Pemegang Edar) nomor izin edar 1. Kepala Badan wajib memproduksi memberikan atau mengimpor dan persetujuan berupa mengedarkan obat izin edar atau tradisional penolakan registrasi selambatlambatnya 1 berdasarkan (satu) tahun setelah rekomendasi yang tanggal persetujuan diberikan oleh Tim dikeluarkan. Penilai Keamanan, 2. Pelaksanaan Khasiat/Manfaat, dan ketentuan Mutu, dan/atau sebagaimana Komite dimaksud pada ayat Nasional Penilai (1) dilaporkan Obat kepada Kepala Tradisional. Badan. 2. Kepala Badan melaporkan pemberian izin edar D. Faktor Penghambat sebagaimana prosedur 1. Faktor dimaksud pada ayat Internal (1) kepada Menteri Faktor internal Balai Besar POM Pekanbaru dalam
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 7
menaggulangi peredaran obat POM dilakukan secara tradisional tanpa izin edar berskala dan acak, diantaranya adalah : a. sehingga menyebabkan Kompetensi Pegawai adanya obat tradisional Kendala yang dihadapi yang lepas dari dalam mengawasi izin edar obat pengawasan. Pengawasan tradisional adalah kurangnya secara berskla dan acak pegawai karena jumlah pegawai ini tentu akan Seksi Penyidikan hanya 6 orang, berpengaruh pada adanya padahal Balai Besar POM produk ilegal maupun Pekanbaru memiliki tugas untuk produk yang mengawasi peredaran obat membahayakan beredar d tradisional di Riau yang terdiri pasaran, serta akan dari 12 Kabupaten/kota. adanya produk ilegal Kekurangan atau terbatasnya yang mengandung bahan pegawai juga dirasakan oleh yang berbahaya yang Seksi Pemeriksaan yang mana akan beredar di pasar anggotanya berjumlah 20 orang. yang tidak mendapatkan Balai Besar POM memang giliran pemeriksaan oleh sebagai instansi Balai Besar POM. Pemerintahan Non Lemahnya Departemen yang struktur pengawasan dalam organisasinya sudah diatur dan peredaran obat tradisional ditentukan oleh Pemerintahan terjadi karena jumlah melalui peraturan-peraturan petugas yang mengawasi yang mengatur mengenai fungsi peredaran obat tradisional dan tugas, kewenangan dan tersebut masih sangat- struktur organisasi Balai Besar sangat terbatas. Sehingga POM. Jumlah tenaga kerja Balai hal ini perlu dilakukan Besar POM sudah ditentukan penambahan personil. oleh pemerintah. Banyaknya staff tidak b. Sarana dan Prasarana otomatis mendorong Minimnya sarana dan implementasi berjalan secara prasarana ditunjukkan baik, hal mendasar yang perlu dari pengujian Mutu oleh diketahui adalah kecakapan staff BPOM mengalami dalam bekerja yang perlu kekurangan fasilitas diperhatikan. Keterbatasan diantaranya Persyaratan SDM juga akan menimbulkan Teknis masalah dalam implementasi Pendaftaran Obat kebijakan. Akan tetapi kualitas Tradisional yang terdiri SDM yang baik dapat dari khasiat dan mutu menentukan keberhasilan dalam yaitu: melaksanakan prosedur 1. Formulasi/Khasiat: registrasi oleh BPOM Kota Komposisi: nama Pekanbaru dalam mengawasi bahan baku dan peredaran obat-obatan jumlahnya Tradisional ilegal di masyarakat. Khasiat/Kegunaan: Sistem khasiat/kegunaan obat pengawasan Balai Besar tradisional, didukung khasiat
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 8
/kegunaan bahan baku yang keputusan dari pimpinan ditunjang daftar pustaka BPOM dan perintah- Cara Pemakaian: cara perintah harus diteruskan pemakaian dan takaran/dosis kepada personil yang obat tepat sebelum tradisional (terperinci): keputusankeputusan dan peringatan, perhatian, perintahperintah itu dapat pantangan/anjuran, lama diikuti. Tentu saja pemakaian komunikasi harus akurat 2. Mutu dan Teknologi: dan harus dimengerti Cara Pembuatan: dengan cermat. jumlah produk yang direncanakan untuk satu kali c. Terbatasnya Dana pembuatan lengkap dengan Dana dari Badan POM RI jumlah bahan baku yang mulai turun ke Balai digunakan, semua tahap Besar POM Kota pembuatan/ Prosedur Pekanbaru pada bulan Operasional Standar; alat Februari, padahal dana atau mesin yang digunakan. dalam hal ini digunakan Sumber perolehan untuk menunjang bahan bak. pelaksanaan dalam Penilaian Mutu pengawasan izin edar Bahan Baku; obat tradisional. Terutama pemerian/organolepti k, dalam melaksanakan makroskopik, mikroskopik pengawasan Prosedur dan uji fisika-kimia Registrasi terhadap disesuaikan dengan jenis peredaran Obat bahan baku (simplisia atau tradisional di kota ekstrak). Pekanbaru. Penilaian Mutu a.Terhadap sarana yang sudah Produk Jadi: sertifikat pernah dilakukan pembinaan analisa produk jadi meliputi maka Seksi Penyidikan Balai pemeriksaan fisika, kimia, Besar cemaran mikroba dan POM Pekanbaru cemaran logam. membuat surat Metoda dan Hasil peringatan ke Pengujian Stabilitas/ sarana distribusi Keawetan. kemudian di Persyaratan pertama tembuskan ke bagi Prosedur registrasi Dinas Kesehatan obat tradisional oleh (Dinkes) dan BBPOM Bupati kota Pekanbaru yang efektif setempat. adalah bahwa pelaksana b. Apabila masih tetap Tugas dalam menjual akan dilakukan menjalankan prosedur tindakan untuk proses pro- registrasi Obat tradisional justitia. adalah harus mengetahui c.Seksi Penyidikan melakukan apa yang harus mereka kerjasama dengan bidang lakukan. Keputusan- Serlik agar dilakukan
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 9
pembinaan Obat-obatan tradisional ini Keterbatasan dana rata-rata mengandung parasetamol menyebabkan beberapa obat dan fenilbutazon. Adapula yang tradisional yang mengandung Kimia mengandung indometasin, kafein, berbahaya telah beredar bebas di natrium diklofenak, siproheptadin wilayah Pekanbaru. Pada tahun 2015 hidroklarida, deksametason, terdapat 54 obat tradisional yang chlorpheniramin maleat, sildenafil, mengandung bahan kimia berbahaya sitrat, dan sibutramin hidroklarida. yang 47 diantaranya tergolong ilegal Semua kandungan tersbut tergolong atau mencamtumkan nomor izin kedalam obat keras yang fiktif, dan 7 lainnya terdaftar. Akan penggunaannya harus berdasarkan tetapi nomor izinnya telah resep dokter karena beresiko yang dibatalkan. mungkin dialami pemakai cukup tinggi. Salah satu resiko dari obat tradisional yang tidak lolos
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 10
dalam registrasi prosedur dan memenuhi standar adalah perasaan gelisah, susah yang berlaku. Produk obat tidur, jantung berdegup tradisional ilegal juga kencang, muntah-muntah, tidak memiliki izin edar diare, stres, stroke, sakit dan banyak yang tidak jantung, hingga kematian. memiliki izin usaha 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal industri, dari segi harga BBPOM Pekanbaru dalam pun keberadaan obat menanggulangi peredaran obat tradisional ilegal tradisional yang beredar tidak melalui meresahkan karena akan prosedur adalah: menimbulkan kompetesi yang tidak sehat dengan a. Pengetahuan penjual jamu-jamu legal yang obat tradisional terjamin kualitasnya. Kendala-kendala yang Produk obat ilegal dapat dihadapi dalam mengawasi izin membahayakan konsumen, edar obat tradisional terutama di mengingat resiko besar yang akan sarana distribusi ditimbulkan jika menggunakan adalah kurangnya bahan berbahaya seperti cacat pengetahuan pedagang janin, kulit terinfeksi, alergi, obat tradisional untuk bintik-bintik hitam hingga mengetahui mana obat tradisional memicu kanker. Keberadaannya yang memenuhi ketentuan yang meresahkan karena kualitasnya berlaku atau tidak. Pentingnya tidak memnuhi standar kesehatan mengetahui faktor keamanan bagi Ditengah upaya pemerintah Obat Tradisional agar memajukan industri obat dapat melewati prosedur tradisional, banyak tantangan registrasi yang telah ditentukan yang dihadapi dengan beredarnya oleh BBPOM produk obat ilegal, produk obat ini Pekanbaru, sehingga diindikasi mengandung bahan permasalahan peredaran yang kimia obat yang dilarang karena ditemukan oleh BBPOM berbahaya, selain itu obat terutama beberapa produk obat tradisional ilegal juga tidak ilegal yang dijual di pasaran dan memliki izin edar dan banyak tidak terdaftar yang mengandung yang tidak memliki izin usaha bahan berbahaya dapat teratasi. indsutri. Permasalahan yang dihadapi saat Dalam rangka melindungi ini adalah banyaknya peredaran keamanan bagi masyarakat dari obat tradisional yang setelah Obat dan Makanan yang tidak dilakukan pengecekan ternyata memenuhi standar dan banyak produk obat dijual yang persyaratan, BBPOM terus tanpa izin edar dan sudah mengawal peredaran Obat dan menyalahi aturan karena tidak Makanan di Indonesia melalui bisa menunjukkan persyaratan pengawasan yang dilakukan kalau produk obat tersebut secara komprehensif. memang diproduksi secara benar
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 11
Pengawasan post-market oleh BBPOM sejumlah proses dilakukan antara lain melalui pengujian. Oleh sebab itu pemeriksaan sarana produksi dan maka BBPOM distribusi, sampling, serta pengujian melakukan registrasi terhadap laboratorium untuk mendeteksi Obat dan obat tradisional yang beredar di Makanan tanpa izin edar (TIE), Pekanbaru. Registrasi obat mengandung bahan berbahaya, serta obat tradisional ini dilakukan guna tradisional (OT) yang mengandung bahan untuk menghindari terjadinya kimia obat (BKO). Hingga saat ini masih penyalahgunaan bahan obat ditemui produk Obat dan Makanan tersebut karena harus substandar beredar di pasaran. Untuk memperhatikan produk obat harus menjamin agar produk temuan tersebut memenuhi persyaratan keamanan, tidak beredar di masyarakat, langkah mutu dan gizi obat yakni memiliki pengamanan dilakukan dengan cara izin edar dari BPOM RI, memiliki mengamankan produk dimaksud dan keterangan label yang lengkap, dimusnahkan. Selama tahun 2015 Badan produk tidak kadaluarsa dan POM telah beberapa kali melakukan kemasannya tidak rusak. pemusnahan produk Obat dan Makanan Untuk itu Badan yang tidak memenuhi syarat termasuk Pengawas Obat dan Makanan produk ilegal dan/atau tidak memenuhi (BPOM) Pekanbaru, semakin persyaratan, antara lain dilakukan di kota gencar meningkatkan pengawasan Semarang, Palembang, Jakarta, dan terhadap obat-obatan yang terakhir di kota Medan pada akhir Juli beredar di Pekanbaru dan Riau. 2015 yang mencapai hampir 12 miliar Sebanyak 21 jenis obatan rupiah. tradisional yang dikatakan BPOM b. Mutu Produk Obat Tradisional RI menggunakan bahan kimia Para pedagang obat tradisional berbahaya, ditetapkan tersebut sudah mengetahui berdasarkan hasil uji laboratorium bahaya obat tradisional tanpa izin terhadap sampling yang diambil. edar tetapi obat tradisional Kebanyakan diantaranya tersebut tetap dijual karena ingin menggunakan regristrasi dari memperoleh keuntungan yang BPOM palsu atau fiktif, dan tidak besar. BPOM memperingatkan pernah terdaftar di BPOM dan masyarakat untuk tidak hampir semuanya menggunakan mengonsumsi produk-produk regristrasi dari BPOM fiktif atau obat tradisional yang tidak palsu. Sebanyak 16.991 item terdaftar di BPOM RI. Isu bahan produk kosmetik dan obat kimia obat merupakan isu klasik tradisional ilegal disita Balai yang mencemari citra jamu di Besar Pengawasan Obat dan tanah air, penambahan bahan Makanan (BPOM) Pekanbaru. kimia obat pada obat tradisional Kosmetik dan obat tradisional tidak dapat dibenarkan karena tersebut sitaan dari toko kosmetik, tidak dapat dipertanggunga salon kecantikan serta penjualan jawabkan keamanannya. secara online. Banyaknya Obat tradisional yang konsumen yang tidak mengetahui dikonsumsi harus melewati produk yang dibeli dan dipakai
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 12
berbahaya. Apalagi yang 1. Prosedur Registrasi mendapatkannya secara online. Produk- Obat Tradisional oleh produk yang disita antara lain, lipstik, BBPOM krim pemutih, alas bedak. Serta produk Pekanbaru menjelaskan obat tradisional seperti obat kuat lelaki, tentang cara membaca obat berbagai macam penyakit. nomor registrasi obat c. Kesadaran tentang manfaat tradisional dan Tata Cara /khasiat Obat Tradisional Registrasi obat tradisional Masyarakat terutama konsumen oleh BBPOM serta obat tradisonal masih mencari menjelaskan prinsip dasar khasiat dari obat tradisional tanpa pengawasan yang izin edar yang memiliki reaksi dilakukan juga BBPOM cepat, padahal konsumen tersebut Pekanbaru untuk menekan sudah tahu dan mengerti bahwa sekecil mungkin resiko tidak ada obat tradisional yang yang bisa terjadi, maka meberikan kesembuhan secara dilakukan sistem cepat. Pengawasan Obat dan Obat tradisional yang Makanan tiga lpis diantaranya: mengandung bahan berbahaya Sub-sistem Pengawasan harus diperketat dengan sistem Produsen, Sub-sistem kinerja yang maksimal. Maka Pengawasan dari itu para pihak yang terkait pemerintahan/ BBPOM harus lebih sering melakukan dan Sub-sistem penyuluhan serta edukasi kepada Pengawasan Konsumen masyarakat dan pelaku usaha terutama sebelum produk karena penyuluhan kepada memasuki pasar masyarakat masih kurang (Pengawasan Premarket), maksimal. BPOM senantiasa Setelah Produk Memasuki menghargai dan memberikan Pasar (Pengawasan dukungan kepada pelaku usaha di Postmarket) bidang obat tradisional, yaitu 2. Faktor-faktor yang industri dan UMKM obat menghambat registrasi tradisional, dan berupaya obat tradisional di oleh meningkatkan kompetensi pelaku BBPOM Kota Pekanbaru usaha di bidang obat tradisional terdiri dari faktor Internal agar dapat mengembangkan dan eksternal. Faktor produknya dan mampu bersaing internal terdiri diantaranya, di pasar nasional maupun Kompetensi Pegawai, internasional. Sarana dan prasarana, terbatasnya dana. Faktor KESIMPULAN eksternal diantaranya Berdasarkan hasil penelitian dan terdiri dari Pengetahuan pembahasan tentang Prosedur penjual obat tradisional, Registrasi Obat Tradisional oleh Kurangnya kepedulian BBPOM Pekanbaru, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan hasil para pedagang obat penelitian ini sebagai berikut : tradisional terhadap faktor
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 13
Mutu produk obat tradisional dan Atmosudirjo, Pradjudi. 2006. Kurangnya kesadaran masyarakat Konsep Organisasi. tentang faktor manfaat/khasiat Jakarta: PT. Raja obat tradisional, Ketidakmauan Grafindo Persada. dan kemampuan produsen obat David, Berry. 2003. Pokok-pokok tradisional untuk memenuhi Pikiran Dalam registrasi obat tradisional. Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo SARAN Persada. Balai Besar POM Kota Erni dan Kurniawan Saefullah. Pekanbaru perlu meningkatkan 2005. Pengantar prosedur registrasi dan pengawasan dan Manajemen, edisi pertama, lebih intensif dalam menekan peredaran cetakan pertama. Obat tradisional ilegal di Kota Jakarta: Penerbit Pekanbaru, untuk itu perlu adanya Koordinasi dengan instansi terkait Prenada Media. dengan didukung peran serta Gie,The Liang. 2002. masyarakat sebagai konsumen secara Ilmu Administrasi. lebih aktif sebagai kontrol terakhir Liberty: terhadap pengawasan peredaran obat tradisional yang mengandung zat Yogyakarta. berbahaya. Serta perlu ditingkatkan Handoko, T.H. 2010. Manajemen kegiatan sosialisasi dan informasi Personalia dan Sumber terhadap konsumen agar cermat dalam Daya Manusia. memilih makanan yang terdapat label Edisi ke dua. resmi Balai Besar POM Kota Jogyakarta: BPE. Pekanbaru. Hayati Djatmiko, Yayat. DAFTAR PUSTAKA 2004. Perilaku Organisasi. Bandung: Adisasmito, Wiku. 2006. Sistem Pustaka Setia Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Bandung. Grafindo Persada. Moekijat. 1997.Menajemen Ali, Fahri. 2002. Teori Organisasi. Kepegawaian.Bandung:Pe Jakarta: Pusat Antar IlmuIlmu ner bit Alumni. Sosial Universitas Nawawi, Hadari. 2009. Perilaku Indonesia. Administrasi. Surabaya: Atmoko, T. 2011. Standar ITS Press. Operasional Prosedur (SOP) Sedarmayanti. 2007. Manajemen dan Akuntabilitas Kinerja SDMcetakan1.Bandung: PT. Instansi Pemerintah, diakses Refika Aditama. pada 20 Januari 2015 dari Siagian, Sondang P. 2003. http://edokumen.kemenag.go.i Filsafat Administrasi. Jakarta: d/files/ Bumi Aksara. BX32jRZz1284857253.pdf
JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 14
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Soejadi, Fx . Konsumen. 1997.Analisis Menajemen. Jakarta: Gunung Agung. Daftar Obat Indonesia edisi II, Syamsi. 1994.Sistem dan Prosedur Kerja. PT.Mulia Purna Jaya Terbit, Jakarta:Penerbit Bumi Aksara. Jakarta:2008 Williams. 1999. Organization of Pasal 1 Angka (1), Undang- Canadian Goverment Undang Nomor 36 Tahun 2009 Administration. Canada: Tentang Emeritus Professor of Psychology Queen’s Kesehatan. University Canada. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Winardi. 2003. Teori Organisasi dan Tahun 2012 Tentang Industri dan Pengorganisasian. Usaha Obat Tradisional. Jakarta: PT. Raja Grasindo Peraturan Kepala Badan POM RI Persada. nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Peraturan Perundang-Undangan Tata Laksana Registrasi Obat.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Peraturan Kepala Badan
Obat dan Makanan Rebublik Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 Republik tentang Standar Pelayanan Publik di Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 Lingkungan Badan Pengawas Obat Tentang Organisasi dan Tata Kerja dan Makanan. Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Obat dan Makanan. Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu Website: dan Gizi Pangan. www.pom.go.id Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Http://arisumantri08.blogspot.com Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan /20 11/10/pengertian-dan- Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga definisiadministrasi_03.html. Pemerintah Non Departemen.
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional.
An Overview of the Judiciary Against the Repealed Marketing Authorization of Traditional Medicinal Products Brand Pi Kang Shuang in Samarinda Based on Law No. 36 of 2009 on Health