You are on page 1of 25

LAPORAN PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU


PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori


2.1.1. Tinjauan Umum Tentang Perumahan dan Permukiman
2.1.1.1. Pengertian
Menurut Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang dimaksud
dengan ruang adalah Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya. Jadi perumahan adalah perkumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan
utilitias umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, di
mana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya,
baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan
Lingkungan, 2001).
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila :
a. Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar
rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan kebisingan.
b. Memenuhi kebutuhan kejiwaan.
c. Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan
air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang
saniter dan memenuhi syarat kesehatan.
d. Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya
kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya
kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan
lalu lintas.
Berdasarkan Undang-Undang No 26 tahun 2007 terdapat beberapa pengertian dasar,
yaitu :
1) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga.

II - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2) Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal


tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.
3) Permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap dengan prasarana
lingkungan, prasarana umum, dan fasilitas sosial yang mengandung keterpaduan
kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan.
4) Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar
tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
5) Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
6) Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.Sedangkan permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia untuk
menunjukkan suatu tujuan tertentu.
Apabila dikaji dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements
yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. Permukiman memiliki 2 arti yang
berbeda yaitu :
a) Isi, yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun masyarakat di lingkungan
sekitarnya.
b) Wadah, yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen
buatan manusia

2.1.1.2. Asas dan tujuan penyelenggaraan perumahan dan permukiman


Perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan asas :
a. Asas kesejahteraan adalah memberikan landasan agar kebutuhan perumahan dan
kawasan permukiman yang layak bagi masyarakat dapat terpenuhi sehingga
masyarakat mampu mengembangkan diri dan beradab, serta dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
b. Asas keadilan dan pemerataan adalah memberikan landasan agar hasil
pembangunan di bidang perumahan dan kawasan permukiman dapat dinikmati
secara proporsional dan merata bagi seluruh rakyat.
c. Asas kenasionalan adalah memberikan landasan agar hak kepemilikan tanah hanya
berlaku untuk warga negara Indonesia, sedangkan hak menghuni dan menempati oleh
orang asing hanya dimungkinkan dengan cara hak sewa atau hak pakai atas rumah.
d. Asas keefisienan dan kemanfaatan adalah memberikan landasan agar
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan
memaksimalkan potensi yang dimiliki berupa sumber daya tanah, teknologi rancang
II - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

bangun, dan industri bahan bangunan yang sehat untuk memberikan keuntungan dan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
e. Asas keterjangkauan dan kemudahan adalah memberikan landasan agar hasil
pembangunan di bidang perumahan dan kawasan permukiman dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, serta mendorong terciptanya iklim kondusif dengan
memberikan kemudahan bagi MBR agar setiap warga negara Indonesia mampu
memenuhi kebutuhan dasar akan perumahan dan permukiman.
f. Asas kemandirian dan kebersamaan adalah memberikan landasan agar
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman bertumpu pada prakarsa,
swadaya, dan peran masyarakat untuk turut serta mengupayakan pengadaan dan
pemeliharaan terhadap aspek-aspek perumahan dan kawasan permukiman sehingga
mampu membangkitkan kepercayaan, kemampuan, dan kekuatan sendiri, serta
terciptanya kerja sama antara pemangku kepentingan di bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
g. Asas kemitraan adalah memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan
melibatkan peran pelaku usaha dan masyarakat, dengan prinsip saling memerlukan,
memercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang dilakukan, baik langsung
maupun tidak langsung.
h. Asas keserasian dan keseimbangan adalah memberikan landasan agar
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan
mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungan, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antardaerah, serta memperhatikan dampak penting terhadap
lingkungan.
i. Asas keterpaduan adalah memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman dilaksanakan dengan memadukan kebijakan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pengendalian, baik intra- maupun
antarinstansi serta sektor terkait dalam kesatuan yang bulat dan utuh, saling
menunjang, dan saling mengisi.
j. Asas kesehatan adalah memberikan landasan agar pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman memenuhi standar rumah sehat, syarat kesehatan lingkungan,
dan perilaku hidup sehat.
k. Asas kelestarian dan keberlanjutan adalah memberikan landasan agar penyediaan
perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan memperhatikan kondisi
lingkungan hidup, dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang terus meningkat sejalan
dengan laju kenaikan jumlah penduduk dan luas kawasan secara serasi dan seimbang
untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
l. Asas keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan adalah memberikan
landasan agar penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan bangunan beserta
infrastrukturnya, keselamatan dan keamananan lingkungan dari berbagai ancaman
II - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

yang membahayakan penghuninya, ketertiban administrasi, dan keteraturan dalam


pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman.

Penyelenggaraan perumahan dan permukiman bertujuan :


a. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman. Yang dimaksud dengan "kepastian hukum" adalah jaminan hukum bagi
setiap orang untuk bertempat tinggal secara layak, baik yang bersifat milik maupun
bukan milik melalui cara sewa dan cara bukan sewa. Jaminan hukum antara lain
meliputi kesesuaian peruntukan dalam tata ruang, legalitas tanah, perizinan, dan
kondisi kelayakan rumah sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan
b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang
proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai
dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi
MBR. Yang dimaksud dengan “penataan dan pengembangan wilayah” adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menjaga keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan
antar daerah, antara pusat dan daerah, antarsektor, dan antarpemangku
kepentingan, sebagai bagian utama dari pengembangan perkotaan dan perdesaan
yang dapat mengarahkan persebaran penduduk dan mengurangi
ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah serta ketidaksinambungan
pemanfaatan ruang.
c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan
perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di
kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan. Yang dimaksud dengan “daya
guna dan hasil guna sumber daya alam” adalah kemampuan untuk meningkatkan
segala potensi dan sumber daya alam tanpa mengganggu keseimbangan dan
kelestarian fungsi lingkungan dalam rangka menjamin terwujudnya penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman yang berkualitas di lingkungan hunian
perkotaan dan lingkungan hunian perdesaan
d. Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman. Yang dimaksud dengan “memberdayakan para pemangku
kepentingan” adalah upaya meningkatkan peran masyarakat dengan memobilisasi
potensi dan sumber daya secara proporsional untuk mewujudkan perumahan dan
kawasan permukiman yang madani. Para pemangku kepentingan antara lain meliputi
masyarakat, swasta, lembaga keuangan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
e. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
f. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Yang dimaksud
dengan “rumah yang layak huni dan terjangkau” adalah rumah yang memenuhi

II - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta


kesehatan penghuninya, yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Yang dimaksud dengan “lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan” adalah lingkungan yang memenuhi persyaratan tata
ruang, kesesuaian hak atas tanah dan rumah, dan tersedianya prasarana, sarana,
dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan.

2.1.2. Tinjauan Umum Tentang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum


2.1.2.1. Pengertian
Istilah fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) untuk menggambarkan fasilitas
yang bisa digunakan publik.Dalam peraturan tentang fasilitas sosial, tak ditemukan istilah
fasos dan fasum.Tapi itu adalah istilah untuk prasarana lingkungan, utilitas umum dan
fasilitas sosial yang dipendekkan menjadi fasos dan fasum untuk mempermudah
penyebutannya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia online, yang dimaksud dengan fasilitas sosial
adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat
misalnya, sekolah, klinik dan tempat ibadah. Sedangkan yang dimaksud fasilitas umum
adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, misalnya jalan dan alat
penerangan umum.
Adapun pengertian prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.Sedangkan utilitas adalah sarana
penunjang untuk pelayanan lingkungan.

2.1.2.2. Proses pengadaan, aspek pengawasan dan pengendalian fasilitas


sosial dan fasilitas umum di perumahan
Dimulai dengan tahap perencanaan, pada tahap ini meliputi izin lokasi, izin perencanaan,
IMB, serta bagaimana status tanah tempat fasilitas sosial direncanakan.Aspek
pengawasan pada tahap perencanaan saat pengembang mengajukan izin pembangunan
kompleks perumahan merupakan tahap pengendalian awal. Pengendalian ini diharapkan
nantinya dalam tahap pembangunan dapat sesuai dengan apa yang diajukan sesuai
dengan rencana perizinan yang didapat.
Kemudian dilanjutkan pada tahap pembangunan yang mana pada tahap ini tanah
dimatangkan dan di atasnya dibangun rumah dan fasilitas- fasilitasnya, sebagaimana
yang dinyatakan dalam rencana proyek yang telah disetujui.Dalam tahap ini peran
pemerintah daerah dalam mengawasi pembangunan perumahan dan fasilitas sosial agar
sesuai standar dan peraturan yang berlaku sangatlah besar. Pelaksanaan pengawasan
II - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

dan pengendalian ini dilaksanakan oleh dinas PU dan instansi terkait secara berkelanjutan
agar pelanggaran terhadap pembangunan fasilias sosial dan fasilittas umum dapat
dihindari.
Tahap selanjutnya yaitu, tahap penyerahan.Pada tahap penyerahan ini harus sesuai
dengan Peraturan Mendagri No 9 Tahun 2009 Tentang Penyerahan Prasarana, Sarana
dan Utilitas Perumahan dan permukiman ke Pemerintahan Daerah.Penyerahan yang
dimaksud dalam Peraturan Mendagri tersebut adalah penyerahan seluruh atau sebagian
prasarana lingkungan, sarana dan utilitas berupa tanah dan bangunan dalam bentuk
asset.Setelah asset tersebut telah memenuhi syarat maka tanggung jawab pengelolaan
prasarana, sarana dan utilitas tersebut diserahkan kepada Pemerintahan
daerah.Perumahan yang telah diserah terimakan itu, perawatannya dilakukan oleh
pemerintahan daerah melalui instansi yang berwenang mengelolanya.Sedangkan
kompleks perumahan yang tidak membangun sarana dan prasarana, dan utilitas umum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat diserahkan pada pemerintahan
daerah.
Setelah dilakukan tahap penyerahan sarana, prasarana lingkungan, dan utilitas umum
dari pengembang kepada pemerintahan daerah, pengembang sudah tidak bertanggung
jawab lagi atas kelangsungannya, baik pembiayaan atau pemeliharaan.Segala
tanggung jawab sepenuhnya telah berada di pihak penghuni dan pemerintahan daerah.
Selanjutnya apabila ada pengembang, badan usaha swasta dan masyarakat yang ingin
melakukan kerja sama pengelolaan fasilitas yang telah diserahkan kepada pemerintahan
daerah untuk keperluan melanjutkan pembangunan perumahannya, seperti diatur dalam
Permendegri pasal 22 ayat (3) No 9 tahun 2009, maka diwajibkan memperbaiki dan
memelihara fasilitas tersebut sehingga pemeliharaan dan pendanaan fasilitas-fasilitas
tersebut menjadi tanggung jawab pengelola.
Pembiayaan dalam pembangunan fasilitas sosial seperti diatur dalam Permendagri No 9
Tahun 2009 adalah dibebankan pada harga rumah.Untuk itu pengembang dapat
menyediakan fasilitas sosial tersebut tanpa menanggung kerugian yang berarti. Pada
hakikatnya, pengembang hanya berkewajiban menyerahkan tanah matang pada
pemerintahan daerah dan pemerintahan daerah melalui dinas terkait yang akan
membangun fasilitas sosial tersebut. Tetapi persoalannya menjadi berbeda ketika
dihubungkan dengan janji pengembang pada calon penghuni dan strategi pemasaran
perumahannya. Tidak adanya kejelasan akan tanggung jawab sebuah fasilitas sosial dan
fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan konsumen mengakibatkan terbengkalainya
kepentingan konsumen. Juga masalah mengenai tidak dilaksanakannya penyerahan
fasilitas sosial dan fasilitas umum oleh pengembang kepada pemerintahan daerah
mengakibatkan adanya peluang bagi pengembang atau pihak ketiga untuk
menyalahgunakan fasilitas tersebut.

II - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2.1.2.3. Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas


Di maksud penyerahan prasarana, sarana dan utilitas adalah penyerahan berupa tanah
dengan bangunan dan/atau tanah tanpa bangunan dalam bentuk asset dan tanggung
jawab pengelolaan dari pengembang kepada Pemerintah.
Pemerintah daerah meminta kepada pengembang untuk menyerahkan prasarana, sarana
dan utilitas perumahan dan permukiman yang dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun
setelah masa pemeliharaan dan sesuai dengan rencana tata letak yang telah disetujui
oleh pemerintah daerah secara bertahap ataupun sekaligus.Seluruh fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang telah di serahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka hak, wewenang dan tanggung jawab
pengurusannya beralih sepenuhnya kepada pemerintahan daerah yang bersangkutan.
Jika pengembang, badan usaha swasta dan masyarakat ingin melakukan kerja sama
pengelolaan fasilitas yang telah diserahkan kepada Pemerintahan daerah untuk
keperluan melanjutkan pembangunan, maka pengembang diwajibkan memperbaiki dan
memelihara fasilitas yang dimaksud dan tidak dapat merubah peruntukan fasilitas-
fasilitas tersebut. pemerintahan daerah selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak saat menerima penyerahan, wajib menyerahkan fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang dimaksud kepada masing-masing instansi yang membidanginya dengan membuat
berita acara serah terima.
Pemerintah daerah menerima penyerahan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan
permukiman yang telah memenuhi persyaratan umum, teknis, dan administrasi.
Persyaratan umum meliputi lokasi sesuai dengan rencana tata letak yang sudah disetujui
oleh pemerintah daerah dan sesuai dengan dokumen perizinan dan spesifikasi teknis
bangunan.Persyaratan secara teknis, sesuai dengan ketentuan perundang- undangan
yang terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman. Persyaratan
administrasi, yaitu harus memiliki beberapa dokumen di antaranya, dokumen rencana
tapak yang telah disetujui oleh pemerintah daerah, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
penggunaan bangunan (IPB) dan surat pelepasan hak atas tanah dari pengembang
kepada pemerintah daerah.
Sebelum dilakukan penyerahan oleh pemohon kepada pemerintahan daerah terlebih
dahulu dilakukan verifikasi oleh tim verifikasi. Hasil verifikasi dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL).
Penyerahan dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Penyerahan umum/biasa adalah penyerahan prasarana, sarana dan utilitas, kepada
Pemerintahan daerah dalam keadaan baik.
b. Penyerahan khusus adalah penyerahan prasarana, sarana dan utilitas kepada
Pemerintahan daerah yang telah lama selesai namun belum juga dilakukan penyerahan,
dan pada saat akan dilakukan penyerahan kondisi dalam keadaan rusak. Dalam hal

II - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

penyerahan khusus, pengembang diwajibkan memperbaiki lebih dahulu kerusakan


tersebut.
Bentuk penyerahan prasarana, sarana dan utilitas lingkungan meliputi :
1) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas lingkungan kepada Pemerintahan daerah
dalam bentuk berita acara hasil verifikasi.
2) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas ke pemerintahan daerah harus dilengkapi
dengan sertifikat tanah atas nama pemerintahan daerah.
3) Dalam hal sertifikat belum selesai maka penyerahan tersebut disertakan dengan bukti
proses pengurusan dari kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas yang telah diserahkan kepada pemerintah
daerah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bersangkutan,
yang mana pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pengembang, badan usaha
swasta dan atau masyarakat dalam pengelolaannya. Dalam hal pemerintah daerah
melakukan kerja sama tersebut, pemeliharaan fisik dan pendanaan menjadi tanggung
jawab pengelola dan pengelola tidak dapat mengubah peruntukan prasarana, sarana
dan uilitas tersebut.

2.2. Tinjauan Kebijakan


2.2.1. Undang Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1)
menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tempat tinggal
mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian
bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri,
mandiri, dan produktif sehingga terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal merupakan
kebutuhan dasar bagi setiap manusia, yang akan terus ada dan berkembang sesuai
dengan tahapan atau siklus kehidupan manusia.
Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan
yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai
salah satu kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki oleh setiap keluarga,
terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan bagi masyarakat yang
tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. Negara juga bertanggung jawab
dalam menyediakan dan memberikan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat
melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman serta keswadayaan
masyarakat.

II - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Penyediaan dan kemudahan perolehan rumah tersebut merupakan satu kesatuan


fungsional dalam wujud tata ruang, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya yang mampu
menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi
daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang bertumpu pada masyarakat
memberikan hak dan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperan.
Sejalan dengan peran masyarakat di dalam pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman, Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk
menjadi fasilitator, memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat, serta
melakukan penelitian dan pengembangan yang meliputi berbagai aspek yang terkait,
antara lain, tata ruang, pertanahan, prasarana lingkungan, industri bahan dan komponen,
jasa konstruksi dan rancang bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia,
kearifan lokal, serta peraturan perundang-undangan yang mendukung.
Pengaturan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan untuk
memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman, mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran
penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan
permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan,
terutama bagi MBR, meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan,
baik di lingkungan hunian perkotaan maupun lingkungan hunian perdesaan, dan menjamin
terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah
satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat,
yang meliputi perencanaan perumahan, pembangunan perumahan, pemanfaatan
perumahan dan pengendalian perumahan.
Undang-undang perumahan dan kawasan permukiman ini juga mencakup pemeliharaan
dan perbaikan yang dimaksudkan untuk menjaga fungsi perumahan dan kawasan
permukiman agar dapat berfungsi secara baik dan berkelanjutan untuk kepentingan
peningkatan kualitas hidup orang perseorangan yang dilakukan terhadap rumah serta
prasarana, sarana, dan utilitas umum di perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan
kawasan permukiman. Di samping itu, juga dilakukan pengaturan pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang dilakukan
untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni perumahan
kumuh dan permukiman kumuh. Hal ini dilaksanakan berdasarkan prinsip kepastian
bermukim yang menjaminhak setiap warga negara untuk menempati, memiliki, dan/atau
menikmati tempat tinggal, yang dilaksanakan sejalan dengan kebijakan penyediaan
tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
II - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Sesuai dengan Pasal 47 UU No.1 Tahun 2011, pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas umum:
1) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai
dengan rencana, rancangan, dan perizinan.
3) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi
persyaratan:
a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan
hunian; dan
c. ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
4) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap
orang harus diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan larangan terkait prasarana, sarana dan utilitas umum juga telah dipertegas
dalam UU No.1 Tahun 2011, yaitu dalam ketentuan dalam Pasal 134 yaitu “setiap orang
dilarang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak membangun
perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasana, sarana, dan utilitas
umum yang diperjanjikan”.
Apabila pihak pengembang sudah menjanjikan namun tidak dibangun atau kriteria,
spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak sesuai, maka dapat
dikenai sanksi administratif yang dapat berupa sebagaimana disebutkan Pasal 150 ayat
(2) UU 1/2011. Selain itu, pihak pengembang yang bersangkutan juga dapat dijerat
pidana berdasarkan Pasal 151 UU 1/2011, yaitu:
1) Setiap orang yang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak
membangun perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan, dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2) Selain pidana pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan berupa membangun kembali
perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan
utilitas umum yang diperjanjikan.

Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, sudah
cukup jelas mengatur mengenai penyelenggaraan perumahan yang meliputi proses

II - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian perumahan, termasuk di


dalamnya mengenai prasarana, sarana dan utilitas perumahan.
Sesuai dengan Pasal 86 UU No.1 Tahun 2011, pemeliharaan dan perbaikan dimaksudkan
untuk menjaga fungsi perumahan dan kawasan permukiman yang dapat berfungsi secara
baik dan berkelanjutan untuk kepentingan peningkatan kualitas hidup orang perorangan.
Pemeliharaan dan perbaikan dilakukan pada rumah serta prasarana, sarana, dan utilitas
umum di perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman.
Pemeliharaan rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum dilakukan melalui
perawatan dan pemeriksaan secara berkala, sedangkan perbaikan rumah dan
prasarana, sarana, atau utilitas umum dilakukan melalui rehabilitasi atau pemugaran,
sedangkan

2.2.2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab
negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah
sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta
pelaku pembangunan lain dengan memperhatikan keterpaduan perencanaan dan
pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang,
perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya buatan,
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman
hayati dan perubahan iklim.

2.2.3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip
kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.
Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.

II - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Asas Umum


Penyelenggaraan Negara.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi:


a. penyusunan rencana;
b. penetapan rencana;
c. pengendalian pelaksanaan rencana; dan
d. evaluasi pelaksanaan rencana.

2.2.4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dilakukan:


a. perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan
rencana tata ruang kawasan strategis;
b. perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang
wilayah dan kawasan strategis; dan
c. pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang wilayah dan
kawasan strategis. Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dilaksanakan
melalui pengembangan kawasan secara terpadu.

II - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai dengan:


a. standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;
b. standar kualitas lingkungan; dan
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

2.2.5. Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan


Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sesuai amanat Pasal 28 H Undang-Undang Dasar 1945, Negara menjamin hak warga
negara untuk sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan ketentuan Pasal
1 angka 1 UU Nomor 1 Tahun 2011 menyatakan bahwa perumahan dan kawasan
permukiman merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat. Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam peraturan pemerintah ini diatur
bahwa perumahan dan kawasan permukiman merupakan satu kesatuan sistem yang diikat
oleh infrastruktur sesuai hirarkinya. Sedangkan penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 6 UU No.1 Tahun 2011
menyatakan bahwa Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu, yang dijabarkan sebagai satu proses
yang terpadu dan terkoordinasi.
Dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur mengenai penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman yang mencakup arahan pengembangan
kawasan permukiman serta tahapan penyelenggaraan kawasan permukiman,
penyelenggaraan keterpaduan prasarana, sarana dan utilitas umum, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, konsolidasi tanah dan sanksi administratif.
Dalam PP ini, PSU menjadi komponen penting untuk menjamin pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman yang teratur dan sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan. Pembangunan perumahan maupun pembangunan kawasan
permukiman dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan, pembangunan baru, maupun
pembangunan kembali untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan
terpadu. Pasca pembangunan, perumahan dan kawasan permukiman dimanfaatkan dan
dikelola melalui pemeliharaan dan perbaikan, dan dijamin pemanfaatannya agar sesuai
dengan fungsi sebagaimana telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tertib pelaksanaan
II - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman


tersebut, maka dilakukan pengendalian perumahan dan pengendalian kawasan
permukiman. Pengendalian perumahan dan pengendalian kawasan permukiman menjadi
instrumen penting bagi Pemerintah dan pemerintah daerah agar implementasi
perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan di lapangan, yang khususnya dilakukan
oleh badan hukum dan setiap orang dapat sejalan dan terpadu dengan kebijakan dan
rencana kawasan permukiman maupun rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.2.6. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 11 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purwakarta Tahun 2011-2031
2.2.6.1. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten terdiri atas:
 pengembangan kegiatan industri secara teraglomerasi terutama di bagian utara
wilayah kabupaten dan sekitar pintu tol (interchange);
 pengembangan sentra produksi pertanian terintegrasi dalam sistem kawasan
agropolitan dan/atau minapolitan di bagian selatan wilayah kabupaten;
 pengembangan kawasan wisata bersinergi dengan kegiatan pertanian dan industri;
 pengembangan sistem pelayanan dan permukiman secara berhierarki, didukung
infrastruktur wilayah terpadu, serta bersinergi dengan sistem perkotaan dan kawasan
strategis;
 pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung guna mempertahankan
daya dukung lingkungan serta meminimalkan resiko bencana dan efek pemanasan
global; dan
 peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2.2.6.2. Kebikajan Terhadap Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang adalah gambaran pola ruang yang dikehendaki untuk dicapai pada
akhir tahun rencana, yang mencakup pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya
yang ada dan yang akan dikembangkan.
Rencana pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya yang diatur adalah
kawasan lindung dan budidaya yang menjadi kewenangan kabupaten, yang berpotensi
menimbulkan masalah antar-wilayah, serta bernilai strategis bagi kabupaten, yang
ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.

II - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan rencana pola ruang


Kabupaten Purwakarta adalah :
 Analisis potensi dan kendala pengembangan;
 Identifikasi kawasan (kawasan lindung dan budidaya);
 Rumusan konsep struktur yang dituju;
 Kecenderungan perkembangan guna lahan yang ada;
 Rencana-rencana terkait yang telah (termasuk penerbitan izin lokasi kegiatan);
 Kebijaksanaan terkait yang berlaku dan standar kriteria yang berlaku; dan
 RTRW Kabupaten/Kota yang berbatasan, RTRWP Jawa Barat, dan Pedoman teknis
OPD yang terkait dengan urusan tata ruang dan permukiman.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten terdiri atas:


A. Arahan pengembangan kawasan lindung meliputi:
 menetapkan kawasan lindung Daerah sebesar 49,58 (empat puluh sembilan koma
lima delapan) persen dari luas seluruh wilayah Daerah yang meliputi kawasan
lindung berupa kawasan hutan dan kawasan lindung di luar kawasan hutan, yang
ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2031;
 mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis
untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan
 mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar
kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.

B. Arahan pengembangan kawasan budidaya meliputi:


 perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi;
 perwujudan kawasan peruntukan pertanian;
 perwujudan kawasan peruntukan perikanan;
 perwujudan kawasan peruntukan pertambangan;
 perwujudan kawasan peruntukan industri;
 perwujudan kawasan peruntukan pariwisata;
 perwujudan kawasan peruntukan permukiman; dan
 perwujudan kawasan peruntukan lainnya.
II - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Gambar 5.1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Purwakarta

II - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2.2.6.3. Kebikajan Terhadap Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten terdiri atas:
A. sistem pusat kegiatan; terbagi 2 yaitu sistem pusat perkotaan dan sistem pusat
pedesaan.
Sistem perkotaan terdiri atas:
penetapan sistem pusat kegiatan; PKW (Cikopo-Cikampek Kecamatan Bungursari);
PKL (Kecamatan Purwakarta;Kecamatan Plered; Kecamatan Wanayasa); PKLp
(Kecamatan Cibatu; Sawit berada di Kecamatan Darangdan); PPK (Kecamatan
Babakancikao; Kecamatan Campaka; Kecamatan Jatiluhur; Kecamatan Sukatani;
Kecamatan Tegalwaru; Kecamatan Maniis; Kecamatan Sukasari; Kecamatan
Pasawahan; Kecamatan Pondoksalam; Kecamatan Bojong; Kecamatan Kiarapedes;
Kecamatan Bungursari).
Fungsi pelayanan pusat kegiatan terdiri atas:
a. PKW Cikampek-Cikopo dengan fungsi pelayanan untuk melengkapi sarana dan
prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya (hinterland);
b. PKL Purwakarta, Plered, dan Wanayasa dengan fungsi pelayanan sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan, industri kecil, dan pariwisata;
c. PKLp Cibatu dan Sawit-Darangdan dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
industri perdagangan dan jasa; dan
d. PPK dengan fungsi pelayanan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan,
pendidikan, kesehatan, dan olahraga.

Sistem perkotaan pedesaan (PPL) .


Fungsi ini adalah fungsi sebagai pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan skala
antar desa meliputi:
a. Desa Cijunti berada di Kecamatan Campaka;
b. Desa Citamiang berada di Kecamatan Maniis;
c. Desa Depok berada di Kecamatan Darangdan;
d. Desa Cianting dan Tajursindang berada di Kecamatan Sukatani;
e. Desa Cisarua dan Sukahaji berada di Kecamatan Tegalwaru;
f. Desa Taringgul Tonggoh berada di Kecamatan Wanayasa;
g. Desa Pasawahan Anyar berada di Kecamatan Pasawahan;
h. Desa Margaluyu berada di Kecamatan Kiarapedes; dan

II - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

i. Desa Cikeris berada di Kecamatan Bojong.

B. sistem jaringan prasarana wilayah.


Sistem jaringan prasarana wilayah terdiri atas:
 sistem prasarana utama (sistem jaringan transportasi darat; sistem jaringan
perkeretaapian; sistem jaringan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan
(ASDP).
 sistem prasarana lainnya (sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi;
sistem jaringan sumber daya air; sistem jaringan prasarana lainnya).

II - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

Gambar 5.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Purwakarta

II - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2.2.6.4. Kebikajan Terhadap Kawasan Strategis


Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) terdiri atas:
 Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
 Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup; dan
 Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial dan budaya.
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:
 KSK Perkotaan Cibatu;
 KSK Perkotaan Sawit-Darangdan;
 KSK Agropolitan Tenggara Purwakarta di Kecamatan Pasawahan, Pondoksalam,
Wanayasa, dan Kiarapedes;
 KSK Wisata Gunung Parang di Kecamatan Tegalwaru;
 KSK Ternak Besar Barat Daya Purwakarta;
 KSK Sadang;
 KSK Minapolitan di Kecamatan Bojong, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan
Pondoksalam, dan Kecamatan Darangdan; dan
 KSK Perkotaan Hijau Koridor Darangdan, Bojong dan Wanayasa.
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup meliputi:
 KSK Jatiluhur; dan
 KSK Cirata.
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi:
 KSK Kerajinan dan bahan bangunan keramik di Kecamatan Plered;
 KSK Situ Buleud.

2.2.7. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 16 Tahun 2008 Tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Purwakarta
Tahun 2005 – 2025
Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Purwakarta
Tahun 2005-2025 akan meliputi: Visi dan Misi, dan Arah Pembangunan Kabupaten
Purwakarta.
II - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2.2.7.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Purwakarta


Visi Pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2005-2025 adalah :

” Purwakarta Cerdas, Sehat dan Berakhlakul Karimah”

Visi Pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2005-2025 ini diharapkan akan


mewujudkan harapan, keinginan dan amanat masyarakat Kabupaten Purwakarta dengan
tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan
UUD 1945. Visi Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Purwakarta tersebut dapat
diukur guna mengetahui tingkat keberhasilannya dalam rangka menjadikan "Kabupaten
Purwakarta sebagai daerah yang cerdas, sehat dan berakhlakul karimah".
Purwakarta cerdas, sehat dan berakhlakul karimah merupakan unsur kesejahteraan dari
aspek pendidikan, kesehatan dan agama. Dengan demikian apabila Purwakarta menjadi
lebih cerdas, sehat, dan berakhlakul karimah maka setidaknya hal tersebut dapat
menunjukkan arah kesejahteraan masyarakat, yang dilandasi iman dan taqwa serta tata
nilai budaya lokal.
Untuk mewujudkan Visi tersebut maka disusun 5 Misi Pembangunan Purwakarta Tahun
2005-2025, yaitu;
1. Meningkatkan Kualitas SDM yang Berpendidikan dan Berakhlakul Karimah
Mewujudkan peningkatan kualitas SDM yang berpendidikan dan berakhlakul karimah
dengan berbagai upaya penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan formal
maupun informal, pendidikan umum maupun agama serta didukung oleh aturan atau
norma yang mengikat guna mencapai SDM yang berakhlak mulia.
2. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Kualitas Lingkungan Hidup
Mewujudkan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Kualitas Lingkungan
Hidup dilakukan dengan menciptakan kesadaran masyarakat yang optimal dalam
pola hidup sehat, serta menumbuh kembangkan sikap peduli dan menciptakan kualitas
lingkungan hidup yang baik di kalangan masyarakat.
3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing dan Berbasis
Potensi Lokal
Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing dan
Berbasis Potensi Lokal dengan mengembangkan perekonomian yang dapat
merangsang pelaku UKM dalam menciptakan karya yang produktif dan kreatif yang
berdaya saing. Selain itu mengembangkan potensi dan kemampuan Para Pelaku UKM
agar mampu dan memanfaatkan pangsa pasar secara optimal.
II - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

4. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur dan Penataan Wilayah


Mewujudkan Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur dan Penataan Wilayah dengan
menyediakan infrastruktur berbasis lokasi atau tempat yang dapat digunakan secara
maksimal dalam mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan, serta melakukan
peningkatan penataan wilayah secara terpadu.
5. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang Efektif, Efisien, Bersih
dari KKN dan Memiliki Kepedulian Terhadap Masyarakat
Perwujudan dari hal diatas dengan menciptakan suatu sistem layanan masyarakat
yang terpadu dengan dilandasi oleh konsep the right man, the right place dan the right
job guna menghasilkan suatu tata kerja dan tata layanan yang efektif dan efisien.
Selain itu dapat menggalakkan suatu bentuk pertanggungjawaban menyeluruh
terhadap prosedur pekerjaan secara jujur dengan mengutamakan akuntabilitas yang
baik sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.2.7.2. Arah Pembangunan Kabupaten Purwakarta


Sebagai ukuran tercapainya Purwakarta cerdas, sehat dan berakhlakul karimah dalam
20 tahun mendatang, berikut adalah arah pembangunan yang dimaksudkan untuk
pencapaian sasaran pokok pada misi pembangunan jangka panjang khususnya dalam
bidang penataan ruang, sebagai berikut :
Misi-1: Meningkatkan Kualitas SDM yang Berpendidikan dan Berakhlakul Karimah
1. Peningkatan pendidikan dalam masyarakat yang berorientasi pada pembuatan
beberapa program pendidikan yang bermanfaat serta terjangkau oleh masyarakat.
Hal ini didukung dengan berbagai upaya program baik jangka pendek seperti
pelatihan pendidikan formal serta informal maupun program pendidikan jangka
panjang seperti perancangan program wajib belajar 9,12 serta 15 tahun bagi
masyarakat.
2. Pelaksanaan program pendidikan dengan mengupayakan arah kebijakan nilai guna
tepat sasaran dalam arti tepat tujuan, orientasi serta manfaat. Hal ini diarahkan
dengan berbagai upaya seperti melaksanakan berbagai pengawasan, penilaian
serta pengevaluasian secara menyeluruh terhadap program pendidikan yang
dilaksanakan.
3. Pembuatan program pendidikan mempunyai arah acuan dengan melibatkan serta
memaksimalkan semua perangkat pendidikan yang ada dari mulai dasar, menengah,
dan atas. Konsep ini diarahkan dengan berbagai upaya yaitu menuntaskan
penanganan sarana dan prasarana pendidikan dasar, menengah, maupun atas,
rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru (RKB), ditingkatkannya bantuan
beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, pengembangan
sekolah kejuruan berbasis industri manufaktur dan agrobisnis berskala regional
II - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

maupun nasional, pengembangan lembaga pendidikan tinggi berbasis penelitian,


pengembangan IPTEK dan keunggulan lokal/daerah, serta upaya pendidikan
keterampilan dan penguasaan multimedia bagi masyarakat, khususnya masyarakat
pedesaan melalui bantuan sarana dan prasarana serta tenaga terdidik sebagai
fasilitator pendidikan keterampilan di pedesaan.
4. Peningkatan jiwa religius masyarakat dengan konsep masyarakat yang berakhlakul
karimah secara umum diarahkan melalui upaya pembuatan serta pelaksanaan
program yang bertujuan menciptakan pribadi masyarakat yang bertaqwa lepada
Tuhan YME, berakhlak dan bertoleransi yang diwujudkan dengan upaya peningkatan
pelaksanaan kegiatan berwawasan agama seperti pengembangan kurikulum baca
tulis Al-Qur'an serta pemahamannya, memantapkan fungsi dan peran forum-forum
keagamaan sebagai wadah kerukunan hidup baik interumat beragama maupun antar
umat beragama, implementasi dan aktualisasi pemahaman dan pengamalan agama
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Peningkatan kualitas SDM berorientasi pada maksimalnya efektifitas dan efisiensi
SDM yang diukur dengan berbagai indikator seperti tingkat kemampuan serta
produktivitas dalam bekerja, tingkat potensi ke depan dari SDM, serta tingkat daya
saing yang tinggi dari SDM.
Indikator tersebut diarahkan dengan berbagai upaya peningkatan program seperti
pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan terhadap SDM, pelaksanaan berbagai
sertifikasi untuk SDM, peningkatan kompetensi dan daya saing diarahkan untuk
peningkatan sarana, prasarana dan kurikulum berbasis peluang kerja dan potensi
lokal.
6. Peningkatan kualitas SDM dengan arah kebijakan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk yang diupayakan dengan beberapa program seperti pengendalian laju
pertumbuhan penduduk secara migrasi adalah melalui peningkatan kualitas data
penduduk berdasarkan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi.
Pengendalian pertumbuhan penduduk secara alamiah diprioritaskan pada
peningkatan akseptor kontrasepsi mantap, pengendalian jumlah penduduk secara
alamiah diarahkan pada peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan KB
terutama bagi keluarga miskin.
Misi-2: Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Kualitas Lingkungan Hidup.
1. Peningkatan kualitas Kesehatan Masyarakat diwujudkan dengan pembangunan
secara menyeluruh baik program kesehatan, infrastruktur kesehatan, tenaga medis,
pendidikan kesehatan. Hal ini diupayakan berdasarkan arah tujuan untuk
menanggulangi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan, untuk memperkuat kualitas dan kapabilitas sistem kesehatan yang
dilakukan, serta untuk meningkatkan pelayanan maksimal terhadap masyarakat.

II - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

2. Pelaksanaan masyarakat sehat yang berkualitas dapat diwujudkan dengan berbagai


upaya program teknis maupun terstruktur seperti pengembangan puskesmas rawat
inap, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
peningkatan mutu lingkungan perumahan dan pemukiman mencakup sanitasi dasar
dan sanitasi tempat umum, industri dan tempat lainnya, peningkatan fungsi institusi
kesehatan, peningkatan peran serta masyarakat dalam menentukan pelayanan
kesehatan yang terjangkau, peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
kesehatan lingkungan, dan peningkatan pendidikan kesehatan yang memadai bagi
seluruh penduduk.
3. Pembangunan aspek lingkungan hidup diorientasikan pada tujuan menyeluruh
mengenai pemberdayaan pendidikan lingkungan serta mengenai gerakan
memelihara dan menjaga lingkungan hidup.
Orientasi ini diharapkan berdampak pada meningkatnya pranata pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup, meningkatnya kinerja pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup, serta meningkatnya laju pendayagunaan sumber
daya alam, meningkatnya upaya pemulihan kualitas lingkungan melalui rehabilitasi
dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta meningkatkan
penegakan hukum lingkungan.
4. Peningkatan aspek lingkungan hidup diarahkan pada adanya upaya dalam
memaksimalkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan,
berkembangnya penerapan pendidikan lingkungan untuk semua kalangan baik
secara formal maupun non formal.
5. Pemeliharaan dari lingkungan hidup dapat diaplikasikan dengan terus menjaga dan
mempertahankan secara konsisten berbagai upaya untuk melestarikan kualitas dan
fungsi lingkungan, perbaikan pengelolaan dan konservasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam dan
lingkungan hidup, serta selalu mendorong perilaku dan budaya ramah lingkungan di
masyarakat.
6. Program peningkatan lingkungan hidup diharapkan dapat berdampak pada
pemberdayaan sektor lingkungan hidup dengan memanfaatkan lahan lingkungan oleh
pengembangan pertanian berbasis agrobisnis.
Misi-3: Meningkatkan Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing dan Berbasis
Potensi Lokal
1. Peningkatan perekonomian berbasis lokal diupayakan mengarah pada
pemberdayaan ekonomi lokal yang maksimal yang menyangkut pada berbagai
sektor perekonomian, diantaranya perdagangan, KUKM, dan bisnis.
2. Peningkatan perekonomian tersebut ini dijalankan oleh berbagai program seperti
pada sektor perdagangan yang diarahkan untuk mengoptimalkan pasar trdisional,

II - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA

menata distribusi barang yang efektif dan efisien serta meningkatkan ekspor produk
daerah, optimalisasi pemberdayaan sumber daya yang dinilai layak dikembangkan
dan produktif dalam menghasilkan output yang manfaat.
3. Peningkatan aspek KUKM dengan memaksimalkan pengembangan struktur ekonomi
mikro KUKM yang diharapkan pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
investasi modal KUKM.
4. Pengembangan perekonomian pada sektor bisnis diarahkan pada aspek kelegalan
izin bisnis serta persaingan sehat dalam berbisnis, selain itu adanya pemanfaatan
sektor bisnis dalam menciptakan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif yang
berdampak pada pulih dan sehatnya perekonomian.
5. Pengembangan perekonomian yang berdaya saing diarahkan pada berbagai upaya
dalam meningkatkan kekuatan serta kemampuan guna menghadapi berbagai
intervensi serta pengaruh yang timbul dari perekonomian luar. Upaya tersebut
diantaranya dengan membentuk jaringan kelembagaan pada KUKM untuk mengatasi
persaingan global yang dilakukan melalui pola kemitraan yang tersinergi,
kebersamaan, kesetiakawanan.
Misi-4: Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur dan Penataan Wilayah
1. Pengembangan aspek infrastruktur diarahkan pada upaya pembangunan berbagai
macam infrastruktur guna mendukung dan mendorong peningkatan kinerja serta
peningkatan layanan terhadap masyarakat. Arah kebijakan upaya pembangunan
infrastruktur berlandaskan konsep "asas manfaat" dimana untuk memaksimalkan
efisiensi serta efektifitas anggaran.
2. Peningkatan Infrastruktur diarahkan dapat berdampak pada percepatan
pertumbuhan ekonomi dan sosial serta percepatan pengembangan investasi daerah
melalui penyiapan area atau wilayah kerja serta dapat memantapkan revitalisasi
dan rehabilitasi infrastruktur yang telah ada serta meningkatkan kerjasama antara
pemerintah dengan swasta dan masyarakat.
3. Infrastruktur yang dibuat berdasarkan pada kebutuhan dengan mengutamakan aspek
pemerataan pembangunan antar wilayah guna menghindari daerah tertinggal dan
daerah terisolasi dengan fasilitas pembangunan yang minim.
4. Peningkatan penataan wilayah yang diarahkan pada perencanaan, pembangunan
dan pemeliharaan yang maksimal sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan
lingkungan.

II - 25

You might also like