Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dipengaruhi oleh tiga faktor utama; (I) Inhibisi dari sistem fibrinolitik dan
degradasi matrix extraseluler, (II) induksi dari respon inflamasi, dan (III)
hipoksia jaringan.(4)
tidak jelas, penggunaan salin dingin diduga memiliki efek anti inflamasi.
demikian belum ada satu metodepun yang paling optimal untuk mencegah
dengan menurunkan suhu tubuh pada hewan coba tikus menjadi 32oC
dapat menekan respon inflamasi. Penurunan suhu tubuh ini didapat dengan
TINJAUAN PUSTAKA
membran basalis yang ditopang oleh jaringan ikat yang kaya akan
permukaan organ dalam abdomen. Luas total peritoneum lebih kurang 1,8
2.2. Definisi
omentum, usus dan dinding perut. Perlengketan ini dapat berupa jaringan
ikat tipis seperti film, jaringan fibrosis yang tebal mengandung pembuluh
benda asing dan memperbaiki fungsi tubuh baik secara anatomi dan
fisiologi 4.
hari ketiga dan keempat terjadi infiltrasi dan proliferasi sel fibroblast.
Pada saat ini juga terjadi pro-liferasi sel endotel pada proses
sepanjang garis luka dan menutupi kerusakan secara total. Mulai hari
ke lima dan keenam jum-lah makrofag akan menurun dan pada hari
komplek 18.
baik besar maupun kecil akan sembuh secara sempurna dengan sama
5-8 hari 4.
kan adhesi (Johnson & Whitting, 1980; Ellis, 1982; Holmdahl, dkk,
Keterangan :
Fosfolipid pada membran sel mesotel dengan bantuan
phospolipase akan menghasilkan asam arakhidonat yang kemudian akan
menghasilkan leukotriene dan prostaglandin dengan bantuan enzim
cyclooxygenase. Prostaglandin yang dihasilkan dapat berupa prostacylin,
prostaglandin E-2, D2, F2a, dan thromboxane A2 prostacylin,
prostaglandin E-2, D2, F2a, memiliki efek vasodilatasi, edema dan
menghambat agregasi trombosit. Sedangkan thromboxane A2 akan
menimbulkan vasokonstriksi dan agregasi thrombosit (14) .
fibrin deposition
fibrinous adhesion
peritoneal defect
organisation
fibrous adhesion
Gambar 2. Teori klasik Proses adhesi secara bioseluler
Jika telah melakukan teknik bedah yang baik dan jika adhesi
tak dapat dihindarkan, maka harus diusahakan agar adhesi tidak terjadi
pada tempat-tempat yang berbahaya atau dapat menimbulkan komplikasi
usus halus, daerah pelvik, tuba, dan ovaria.
2.9 Diagnosis
Adhesi perut tidak dapat dideteksi dengan tes atau dilihat
melalui teknik pencitraan seperti sinar x atau USG . Kebanyakan adhesi
perut ditemukan selama operasi yang dilakukan untuk memeriksa perut .
Namun, sinar x perut , a lower gastrointestinal ( GI ) seri , dan
computerized tomography ( CT ) scan dapat mendiagnosis intestinal
obstruction(9) .
2.10 Penatalaksanaan
Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda –
tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi
mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu
diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi
dapat dilihat dengan memonitor tanda – tanda vital dan jumlah urin yang
keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan
nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung,
mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi
abdomen.
3 Komplikasi
PENUTUP
muncul biasanya bukan dari adhesinya langsung, gejala nya muncul dari
nyeri apabila terdapat tarikan syaraf, baik itu pada organ yang terkena
adhesi maupun pada adhesi itu sendiri. Adhesi peritonium dapat diobati
kembali.
1473–79
5. Cheong YC, Laird SM, Shelton JB, Ledger WLI, Cooke ID.
6. Fang CC, Chou TH, Lin GS, Yen ZS, Lee CC, Chen SC.
http://www.emedicinehealth.com/adhesions_general_and_after_sur
Februari 2014
11. Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.. Jakarta. EGC
edition,1989
EGC
Surgery
http://digestive.niddk.nih.gov/ddISeases/pubs/intestinaladhesions/#
2000;15:1764-72.