Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Indah Ria Safitri
Pembimbing:
dr. Abdul Karim Sp.Pd
Pendamping :
dr. Hermansyah
dr. Didin Khoiruddin
LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
yang terjadi secara episodik dan berulang disertai dengan hipokalemia dan
fatal akibat dari perpindahan kalium dalam jumlah besar dari ruang ekstraseluler
ke intraseluler. Keadaan ini lebih sering dijumpai pada laki-laki keturunan Asia.
Kebanyakan dari pasien-pasien TPP ini justru tidak mengalami secara jelas gejala
2.2 Epidemiologi
populasi masyarakat di Asia termasuk Cina, Jepang, Vietnam, Filipina dan Korea.
Angka kejadinnya pada pasien dengan tirotoksikosis di jepang dan cina adalah 1,8
sebesar 0,1-0,2%. Beberapa kasus yang terjadi secara sporadis pernah dilaporkan
pada penduduk ras Kaukasia, Afro-Amerika, Indian-Amerika, serta Hispanik.
terhadap kejadian TPP, hal ini disebabkan adanya bukti bahwa nenek moyang
wanita, namun angka kejadian TPP sendiri lebih sering dijumpai pada laki-laki. Di
Cina pada tahun 1967, TPP terjadi pada 13% pasien tirotoksikosis sedangkan pada
wanita hanya 0,17%. Pada tahun 1957, beberapa publikasi menuliskan insidensi
TPP pada penderita tirotoksikosis di Jepang yakni 8,67% pada pria dan 0,4% pada
wanita. Secara keseluruhan, rasio angka kejadian TPP antara laki-laki dan
perempuan adalah sebesar 17:1 hingga 70:1. Namun belakangan ini terdapat
penurunan insidensi TPP di jepang pada tahun 1991 yakni sebesar 4,4% pada laki
2.3 Patogenesis
Patogenesis TPP hingga saat ini masih belum jelas. Hipokalemia terjadi
intraseluler terutama sel otot. Hal ini terjadi diyakini sebagai akibat peningkatan
pompa Na/K-ATPase pada pasien TPP. Peningkatan jumlah dan aktifitas tersebut
meningkatkan aktifitas Na/K-ATPase pada otot rangka, hati dan ginjal sehingga
terutama diekspresikan pada keadaan ini antara lain subunit α1, α2, β1, β2, dan
β4. Pada kelima gen subunit ini terlihat adanya peningkatan aktifitas thyroid
transkripsional.33
homeostasis dimana refluks kalium juga seharusnya meningkat. Oleh karena itu,
seharusnya terdapat faktor lain yang berperan dimana pada TPP terjadi pula
gangguan proses efluks kalium. Beberapa studi menunjukkan pada kasus TPP dan
FHPP terjadi penurunan efluks kalium melalui gerbang Kir pada sel-sel otot
interkostal. Selain itu, diketahui bahwa insulin dan katekolamin juga ternyata
gerbang Kir juga. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat mutasi gen
yang mengkode gerbang Kir yang spesifik pada otot rangka yakni Kir2.6 pada
gerbang keluar Kir disebabkan oleh hipokalemia inisial itu sendiri, mutasi
http://dx.doi.org/10.1155/2014/649502
Selain peningkatan respon adrenergik, pada pasien TPP terdapat respon insulin
merupakan suatu keadaan yang dapat melepaskan kalium ke ekstrasel dari sel-sel
sel. Hal ini menjelaskan mengapa beistirahat setelah olahraga5 dapat mencetuskan
terjadinya serangan paralisis dan bila olahraga tetap dilanjutkan, maka serangan
ATPase, baik melalui rangsangan hormon tiroid secara langsung, ataupun secara
demikian ada pula yang melaporkan kejadiannya pada usia remaja. Serangannya
berupa kelemahan otot mulai dari ringan hingga kelumpuhan total yang bersifat
Manifestasi klinis TPP Gambaran umum Laki-laki usia dewasa muda (20-40
Keterlibatan anggota gerak > batang tubuh Dipicu oleh asupan karbohidrat
dalam jumlah besar, diet tinggi garam, alkohol serta aktifitas fisik berat
Riwayat hipertiroidisme pada keluarga Gambaran klinis hipertiroidisme
normal Jumlah ekskresi kalium rendah (rasio kalium dan kreatinin urin
10.1161/CIRCULATIONAHA.106.652396.
Keterlibatan otot-otot proksimal lebih berat dibanding dengan otot-otot
berlanjut ke otot panggul dan ekstremitas atas. Fungsi sensoris tidak terganggu.
Otot-otot yang terlibat bisa saja tidak simetris. Kelumpuhan yang terjadi saat
histeria. Fungsi saluran cerna dan saluran kemih tidak pernah terganggu. Otot-otot
pernafasan jarang terlibat namun kelumpuhan total otot-otot pernafasan serta mata
pernah dilaporkan pada serangan yang berat. durasi serangan dapat berlangsung
dalam beberapa jam hingga 72 jam, dimana terdapat episode sembuh sempurna di
prodromal seperti nyeri, kram, serta kaku pada otot yang terlibat. Pada
tendon dalam.3
Serangan TPP biasanya muncul beberapa jam setelah pasien makan dalam
jumlah yang banyak, cemilan-cemilan manis, alkohol, aktiitas fisik berat ataupun
saat bangun pagi hari. Serangan yang terjadi akibat dipicu oleh olahraga yang
berat terjadi bukan di saat pasien tersebut berolahraga namun saat pasien
beristirahat, dan serangan tersebut bisa saja tidak terjadi jika pasien melanjutkan
kembali olahraganya. Pada daerah subtropis, variasi7 jumlah kasus pada tiap
rumah atau jumlah konsumsi minuman yang manis saat musim panas. TPP hanya
terjadi jika pasien dalam kondisi hipertiroidisme. Jika kadar hormon tiroid sudah
mencapai nilai normal (eutiroid), maka serangan tidak akan muncul. Kelumpuhan
yang terjadi pada TPP mirip dengan gejala yang juga terjadi pada familial
hypokalemic periodic paralysis (FHPP) kecuali bahwa pada TPP terdapat bukti
hipertiroidisme (tabel 2).3,4 Selain itu, TPP merupakan suatu kondisi yang
merupakan suatu penyakit yang sporadis dan jarang diturunkan secara familial.2,3
Tabel 2. Perbedaan antara TPP dan FHPP TPP FHPP Usia (tahun)
Hipertiroidisme
TPP dan FHPP. Hormon tiroid pada sebagian besar pasien TPP hanya meningkat
kondisi lain seperti tiroiditis, struma nodular toksik, adenoma toksik, tumor
pituitari yang mensekresi TSH, mengkonsumsi preparat T4, serta kesalahan dalam
Elektrolit
Tanda utama dari TPP adalah hipokalemia. Nilai kalium pada saat
pemeriksaan awal biasanya kurang dari 3 mmol/liter bahkan bisa mencapai 1,1
dari paralisisnya, kalium serum dapat kembali normal. Hipokalemia terjadi bukan
akibat kehilangan kalium dari tubuh melainkan akibat perpindahan yang masif ke
dalam sel. Ekskresi kalium urin pada keadaan ini normal atau justru rendah,
sementara keseimbangan asam basa juga normal. Demikian pula tidak dijumpai
kehilangan kalium dari feses pada keadaan ini. beratnya paralisis memiliki
tiroid. Aritmia ventrikuler yang mengancam jiwa dan berakibat fatal akibat
sedang (0,36-0,77 mmol/liter). Kadar fosfat serum ini dapat kembali normal jika
pasien telah memasuki fase penyembuhan meskipun tanpa suplementasi. Hal ini
fosfat. Pada TPP, hipofosfatemia yang terjadi kemungkinan akibat influks fosfat
katekolamin yang 9 dilepas selama adanya stress. Pemeriksaan elektrolit urin akan
kreatinin fosfokinase yang berasal dari otot, khususnya jika faktor pemicunya
adalah aktifitas fisik. Komplikasi berupa rhabdomiolisis juga dapat terjadi pada
Pemeriksaan elektrodiagnostik
Elektromiogram (EMG) yang dilakukan saat kelemahan/kelumpuhan
rangka, hal ini tidak akan berubah setelah pemberian/stimulasi epinefrin. Sintem
konduksi syaraf dalam keadaan ini terlihat normal termasuk juga tidak terdapat
keterlibatan sistem syaraf tepi. Sama halnya dengan FHPP, uji latihan dapat
Gangguan respon otot ini, dapat membaik jika pasien dalam keadaan eutiroid.3
penyebab lainnya. Kelainankelainan EKG yang dapat ditemukan pada TPP antara
11
AE. Thyrotoxic periodic paralysis. Hospital Physician, July 2001; hal 53-57 ,
69.
kehilangan kalium melalui ginjal ataupun gastrointestinal (tabel 3). Secara umum
paralisis periodik hipokalemik (hypoPP) dapat dibagi menjadi hypoPP familial
dan non-familial. hypoPP familial lebih banyak terjadi ada kelompok ras kaukasia
12
ureterosigmoidostomi
AE. Thyrotoxic periodic paralysis. Hospital Physician, July 2001; hal 53-57 ,
69.
2.7 Penatalaksanaan
intravena, oral maupun keduanya (tabel 3). Dosis KCl yang diperlukan bervariasi
mulai dari 40-200 mEq per hari. Penelitian memperlihatkan bahwa waktu yang
diperlukan untuk mencapai fase pemulihan lebih cepat dicapai dengan pemberian
terdapat pula penelitian lain yang memperlihatkan tidak ada korelasi yang
signifikan antara dosis kalium yang diberikan dengan nilai awal kalium serta
pulihnya kelemahan otot. Pemberiran kalium dalam jumlah yang terlalu besar
yang mendapat KCl >90 mEq pada 24 jam pertama, sedangkan pemberian KCl
dilakukan dengan kecepatan yang lambat (<10 mEq/jam) kecuali telah terjadi 13
berikutnya.3,9
Penanganan TPP
dan/atau KCl 2 g tiap jam oral Pantau kadar kalium serum, hindari
alkohol, aktifitas fisik berat) hingga keadaan eutiroid tercapai Propanolol 20-
oral maupun intravena dapat digunakan sebagai terapi pilihan untuk mengurangi
peningkatan fosfat serum. Dalam sebuah uji coba, pemberian propanolol oral
dosis tinggi (3-4 mg/kgbb) dapat menghentikan serangan paralisis dengan cepat.
Selain itu, propanolol juga terbukti mampu mencegah serangan paralisis bahkan
yang utama pada pasien TPP. Sebab serangan paralisis pada TPP tidak pernah
Terapi defenitif seperti iodin radioaktif ataupun tiroidektomi harus dilakukan jika
pencetus seperti konsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi, diet tinggi garam,
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama pasien : Tn. H
Umur : 23 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Sungai Apit
Masuk RS : 23 Februari 2019 (16:00)
No. MR : 110387
II. ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan :
Propanolol 1 x 100 mg
Metimazole 1 x 30 mg
Curcuma 3 x 1
III.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Frek. Nadi : 86 x / menit
Frek. Nafas : 20 x / menit
Suhu : 36,7 0C
Gizi
TB : 165 cm
BB : 50 kg
IMT : 22,2 (normowieght)
A. STATUS GENERALIS
Kepala dan leher
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Leher : Tidak ada pembesaran KGB, atrial bruit (+)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, ictus cordis
tidak terlihat.
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan, ictus cordis teraba pada
ICS V linea midlavikularis kiri.
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
Batas kanan jantung : ICS III-V linea strenalis kanan
Batas kiri jantung : ICS IV linea midklavikularis kiri
Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis kiri
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1 dan S2 reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cekung, venektasi (-), efloresensi (-) .
Auskultasi : BU (+) normal.
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak membesar, undulasi (-)
Perkusi : Timpani di seluruh abdomen, shifting dullness (-)
Ekstremitas
Atas : warna kulit sawo matang, ikterik (-), flapping tremor (+)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-).
B. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran: E4M6V5
Nn Cranialis : Dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
EKG
V. DIAGNOSIS KERJA
Thyrotoxic periodic paralysis
VII. TERAPI
KCL 25 meq/ 12 jam dalam Nacl 0,9% 20 tpm
Sulfas atropin 0,5 mg/ 12 jam
Rawat inap
VIII. PROGNOSIS
Dubia
IX. Follow Up
Tanggal/ Perjalanan Penyakit Terapi
Jam
24-2-2019 S: Kelemahan pada anggota gerak Observasi keadaan umum
10.00 O : Keadaan umum: baik dan tanda-tanda vital.
KCL 25 meq dalam Nacl
Kesadaran: komposmentis
0,9% 20 tpm
TD : 110/80 mmHg
PTU 3 x 100 mg
HR : 80x/menit Propanolol 1 x 10 mg
RR : 20x/menit
S : 36,50C
St. Generalis : Dalam batas normal
A: Thyrotoxic periodic paralysis
25-2-19 S: masih lemas Observasi keadaan umum
09.00 O : Keadaan umum : baik dan tanda-tanda vital.
Terapi lanjut
Kesadaran : komposmentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 76x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
St. Generalis: dalam batas normal
A: Thyrotoxic periodic paralysis
26-2-2019 S: keluhan (-) Pasien berobat jalan
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis Terapi pulang :
TD : 120/80 mmHg K+ : 146 mmol/L PTU 3 x 100 mg
HR : 84x/menit Propanolol 1 x 10 mg
RR : 20x/menit KSR 1 x 1
Curcuma 3 x 1
S : 36,50C
St. Generalis: dalam batas normal
A: Thyrotoxic periodic paralysis
BAB IV
PENUTUP
yang sering tidak jelas dan gambaran paralisis yang mirip dengan tipe paralisis
lain yang lebih sering terjadi. Diagnosis dan penanganan yang cepat sangat
kondisi penyakit yang dapat ditangani secara baik jika status eutiroid dapat
dicapai.3,4
DAFTAR PUSTAKA
doi: 10.1210/jc.2006-0356
3. Lam L, Nair R J, Tingle L. Thyrotoxic periodic paralysis. Proc (Bayl Univ
10.1681/ASN.2012010046
5. Vijayakumar A, Ashwath G, Thimmappa D. Thyrotoxic periodic paralysis:
http://dx.doi.org/10.1155/2014/649502
6. Goldberger ZD. An electrocardiogram triad in thyrotoxic periodic
10.1161/CIRCULATIONAHA.106.652396
7. Wimmer PJ, Mannow AE, Bredenderg AE. Thyrotoxic periodic paralysis.