Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research was conducted in Laboratory Total Quality Control (TQC) Faculty of
Agricultural Technology, Chemistry Laboratory, Agricultural Biochemistry , Nutrition and food
Agricultural Product of Technology, and Non Ruminant Laboratory Faculty of Farms Universitas of
Andalas on April to June 2012. The purpose of this research is to perceive how much influence the
freezing of the physical characteristics, chemical and organoleptic potato doughnuts ready to cook
after the freezing process and as a business opportunity in the food industry. The design used was
completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 3 replications. The treatment was used
to Potato Doughnut ready to cook A (Without freezing), B (Freezing 6 days), C (Freezing 12 days), D
(Freezing 18 days), E (Freezing 24 days) dan F (Freezing 30 days). The data obtained in the analysis
with the F test then followed by Tukey Honestly Significant Difference (Tukey-HSD) test in the real
level of 5 %.
The result of this study indicated that the long freezing gives a significantly different effect
on the degree of development, moisture content, fat content, oil absorption,ash and protein content,
carbohydrate content and starch content and also the calorific value analysis. The results of
organoleptic and chemical analysis indicated the product B which is potato doughnut ready to cook
by freezing 6 days is the best product with the level of acceptance of panelists for aroma, color,
taste 90% and texture 95%, the degree of development 87.67%, water content 21,67%, fat content
23,67%, oil absorption17,00%, ash content 3,00%, protein content 8,67%, carbohydrate content
51,00%, calorific value analysis 422,67 kkal/100gr and starch content 13,00%.
Kadar Air Metode Oven (Sudarmadji et. al, dimasukkan kedalam labu kjeldahl. Kemudian
1984) sampel ditambahkan 1 g selenium mix, 15 ml
Bersihkan cawan aluminium dari H2SO4 pekat. Lalu dipanaskan dalam ruangan
kotoran, kemudian keringkan dalam oven pada asam sampai berwarna hijau muda jernih.
suhu 110oC selama 1-2 jam. Setelah itu Sampel dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml
masukkan cawan ke dalam desikator sampai dan diencerkan sampai tanda tera. Sampel
dingin kemudian timbang cawan tersebut. dipipet 10 ml larutan tersebut dan dimasukkan
Masukkan 1-2 gr bahan ke dalam cawan dan kedalam alat destilasi kjeldahl, tambahkan 10
timbang kembali. Keringkan dalam oven pada ml NaOH 50%. Hasil destilasi ditampung
suhu 100-110oC selama 3-5 jam, tergantung dengan 10 ml asam borat 2% dan 3 tetes
pada bahan. Setelah itu sampel didinginkan indikator MMB. Dilakukan destilasi sampai
dalam desikator dan timbang. Kadar air penampungan mencapai 100 ml. Kemudian
dihitung dengan rumus : hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,02 N
Berat awal sampel berat akhir sampel sampai terbentuk warna merah muda.
Kadar Air x 100% Dilakukan hal yang sama terhadap blanko.
Berat awal sampel
Kadar N dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar Lemak (Sudarmadji et. al, 1984)
Labu lemak yang digunakan dikeringkan Kadar N = (a-b)xcxdx14,007 x 100%
dalam oven dan ditimbang. Sampel dalam e
bentuk tepung ditimbang sebanyak 5 gram, lalu
dibungkus dengan kertas saring yang telah Kadar protein = kadar N x faktor konversi
dikeringkan. Kemudian kertas saring dan Faktor konversi = 6,25
sampel dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet Keterngan : a = ml HCl sampel
dan labu lemak dibawahnya. Tuangkan helksan b = ml HCl blanko
(pelarut lemak) ke dalam labu lemak c = N HCl
secukupnya dan refluks selama 6 jam. Pelarut d = faktor pengenceran
yang ada didalam labu lemak diekstraksi dan e = mg sampel
dipanaskan dalam oven pada suhu 105 ºC.
Setelah dikeringkan, kemudian didinginkan Kadar Abu (Sudarmadji et al, 1984)
dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang Cawan pengabuan dikeringkan dalam
sampai berat konstan. Dengan perhitungan: oven 30 menit pada suhu 1050C, didinginkan
dalam desikator lalu ditimbang. Sebanyak 2-3 g
% Lemak = (berat lemak (gr) + Labu) - berat contoh ditimbang dan dimasukkan ke dalam
labu x 100% cawan porselen yang telah diketahui beratnya
Berat sampel dan diarangkan di atas nyala pembakar.
Kemudian diabukan di dalam tanur listrik
Daya Serap Minyak (AOAC,1995) dalam desikator. Timbang beratnya. Kadar abu
Penetuan serapan minyak dapat dihitung dengan rumus:
dilakukan dengan mengukur kadar lemak
terlebih dahulu, dimana serapan minyak adalah a
Kadar abu x 100%
selisih antara kadar lemak bahan setelah b
digoreng dengan kadar lemak bahan sebelum
digoreng. Keterangan : a = berat abu (g)
b = berat kering contoh (g)
Serapan minyak = Kadar minyak bahan setelah
digoreng – Kadar minyak bahan sebelum
digoreng Kadar Karbohidrat (Winarno,1997)
Penentuan kadar karbohidrat
menggunakan by difference dengan cara:
Kadar Protein (Sudarmadji et. al, 1984)
Pengukuran kadar protein dilakuan Kadar Karbohidrat (%) = 100% - %(air +
dengan metode semi mikro Kjeldahl (Sudarmaji protein + lemak + abu)
et al, 1984). Bahan ditimbang sebanyak 1 g dan
4
juga disebabkan oleh aktivitas metabolisme kadar air sebelum penggorengan. Hal ini
dalam khamir sejalan dengan naiknya suhu disebabkan karena pada saat
adonan sampai titik non aktifnya khamir penggorengan, air akan keluar melalui
(Desroisier, 1988). rongga-rongga makanan yang
Menurut Winarno (1992) bahwa derajat
penggorengan yang kemudian digantikan
pengembangan dipengaruhi oleh konsentrasi,
oleh minyak (Viona, 2003).
suhu, pH larutan, gula, garam, lemak dan
protein. Gula menurunkan kekentalan karena Menurut Winarno (1991), air
gula mengikat air sehingga menghambat merupakan komponen penting dalam bahan
pembengkakan granula. Sedangkan Lemak pangan karena dapat mempengaruhi
membentuk ikatan kompleks dengan amilosa penampakan, tekstur, cita rasa makanan.
pada saat pemanasan granula sehingga Kandungan air dalam bahan pangan juga
menghambat pelepasan amilosa. menentukan acceptibility, kesegaran dan
daya tahan bahan itu. Beberapa hal yang
Kadar air dapat mempengaruhi kadar air yaitu jenis
Tabel 2. Nilai rata-rata kadar air donat kentang ready bahan dan komponen yang ada di
to cook
dalamnya, serta cara dan kondisi
Kadar air (%)
Donat kentang Donat kentang
pengeringan, seperti alat, suhu, ketebalan
Lama Pembekuan
sebelum setelah bahan dan lama pengeringan,
penggorengan penggorengan
Kadar air juga merupakan salah satu
Tanpa pembekuan 36,33 a 23,33 a parameter yang dijadikan standar untuk
Pembekuan 6 hari 35,67 ab 21,67 b memperoleh kerenyahan yang baik, selain
Pembekuan 12 hari 35,00 b 20,67 bc itu agar pertumbuhan mikroba dan reaksi
Pembekuan 18 hari 33,67 c 19,33 cd kimia yang merusak makanan dapat
Pembekuan 24 hari 32,67 cd 18,33 d dikurangi (Winarno, 1991).
Pembekuan 30 hari 32,00 d 18,00 d
KK 1,38 % 2,61 % Kadar Lemak
Tabel 3.Nilai rata-rata kadar lemak donat kentang
ready to cook setelah pembekuan
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
Kadar lemak (%)
bahwa kadar air donat kentang sebelum Donat kentang Donat kentang
Lama Pembekuan
penggorengan berkisar 32,00-36,33% dan sebelum setelah
penggorengan penggorengan
donat kentang setelah penggorengan
berkisar 18,00-23,33%. Menurunnya kadar Tanpa pembekuan 6,33 a 24,33 a
air disebabkan berkurangnya sifat Pembekuan 6 hari 6,00 ab 23,67 ab
hidrofilitas sehingga menurunkan Pembekuan 12 hari 5,67 ab 22,67 bc
kemampuan mengikat air karena proses Pembekuan 18 hari 5,33 ab 21,67 cd
penyimpanan beku terjadi denaturasi Pembekuan 24 hari 5,00 b 20,67 de
protein yang menyebabkan gugus hidrofilik. Pembekuan 30 hari 5,00 b 19,67 e
Jumlah air yang diserap terutama sekali KK 3,35 % 2,61 %
bergantung pada jumlah dan kemampuan
gugus hidrofilik untuk melakukan ikatan Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
dengan air. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa kadar lemak donat kentang sebelum
Afriyanto (1995) cit Rospiati (2006) dimana penggorengan berkisar 5,00-6,33% dan
kadar air akan menurun dengan donat kentang setelah penggorengan
meningkatnya lama penyimpanan beku. berkisar 19,67-24,33%. Kadar lemak donat
Pada proses pembekuan, sebagian besar air, sebelum dan setelah di goreng ini
baik air bebas maupun air terikat akan memenuhi standar SNI 01-2000 tentang
berubah menjadi es (Effendi, 2009). syarat mutu donat. Kadar lemak sebelum
Kadar air donat kentang setelah pengorengan maksimal 30% dan setelah
penggorengan lebih rendah dibandingkan penggorengan 33%. Semakin lama
6
komponen lain dalam jumlah yang kecil Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai
(Winarno,2004). kalori donat kentang sebelum pembekuan
berkisar 266,33-289,00 Kkal per gram dan
Kadar Karbohidrat donat kentang setelah pembekuan berkisar
Tabel 7. Nilai rata-rata Kadar karbohidrat donat 413,00-423,00 Kkal per gram.
kentang ready to cook setelah pembekuan Nilai kalori merupakan nilai yang
Kadar Karbohidrat (%)
diperoleh dari konversi protein, lemak dan
Lama Pembekuan Donat
Donat kentang kentang
karbohidrat menjadi energi. Sumber energi
sebelum setelah terbesar adalah lemak yang menghasilkan 9
penggorengan penggorengan Kkal energi per 100 gram, sedangkan
Pembekuan 30 hari 53,33 a 54,33 a karbohidrat dan protein menghasilkan
Pembekuan 24 hari 50,33 b 51,00 ab eneri sebesar 4 Kkal per 100 gram.
Pembekuan 18 hari 47,67 b 48,33 b
Pembekuan 12 hari 44,33 c 44,67 c Kadar Pati
Pembekuan 6 hari 40,00 d 41,00 d
Tabel 9. Nilai rata-rata Kadar pati donat kentang
ready to cook setelah pembekuan
Tanpa pembekuan 37,00 d 39,33 e
Kadar Pati (%)
KK 2,29 % 2,19 % Donat Donat
Lama Pembekuan kentang kentang
Tabel 7 menunjukkan bahwa kadar sebelum setelah
penggorengan penggorengan
karbohidrat donat kentang sebelum
Tanpa pembekuan 14,33 a 14,00 a
penggorengan berkisar 37,00-53,33% dan
Pembekuan 6 hari 14,00 a 13,00 ab
donat kentang setelah penggorengan
berkisar 39,33-54,33%. Karbohidrat Pembekuan 12 hari 13,33 ab 12,67 b
cook memiliki derajat pengembangan 87,67 % Imran Jan, M.S. 2000. Prospek Tepung Ubi Kayu
kadar air 21,67%,kadar lemak 23,67%, daya (Manihot Esculenta) sebagai Substitusi
serap minyak 17,00%, kadar protein 8,67%, dalam Pembuatan Donat. Skripsi Fakultas
kadar abu 3,00%, kadar karbohidrat 51,00 %, Teknologi Pertanian: Institut Pertanian
analisis nilai kalori 422,67 Kkal/gr, dan kadar Bogor
pati 13,00%. Ketaren S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. UI
Press: Jakarta
Saran Kusnandar,Feri. 2010. Kimia Pangan. PT.Dian
Untuk Peneliti selanjutnya disarankan Rakyat: Jakarta
memperpanjang lama pembekuan dan Rohana, Ainun. 2002. Pembekuan. Universitas
menurunkan suhu pembekuan sehingga terlihat Sumatera Utara: Medan
perbandingan seberapa besar pengaruh Rospiati, Epi. 2006. Evaluasi Mutu dan Nilai Gizi
pembekuan tersebut. Nugget Daging Merah Ikan Tuna (Thunnus
sp) yang diberi Perlakuan Titanium
Ucapan Terima Kasih Dioksida. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Soekarto. 1981. Penilaian Organoleptik. Bogor.
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Institut Pertanian Bogor. 144 hal.
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya SNI (Standar Nasional Indonesia). 2000. Syarat
dan dengan izin-Nya Penulis dapat Mutu Donat .01-2000
menyelesaikan jurnal ini. Sholawat dan Salam Sudarmadji, S.Haryono dan Suhardi. 1984.
kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
panutan umat manusia di dunia. dan Pertanian. Yogyakarta. Liberty. 160
Pada kesempatan ini, Penulis hal.
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Muchtadi, Tien R. 1997. Petunjuk Laboratorium
Novelina, MS selaku dosen pembimbing I dan Teknologi Proses Pengolhan Pangan. PAU
Bapak Ir. Aisman, M.Si selaku pembimbing II Pangan dan Gizi IPB. Bogor
yang telah memberikan bantuan, arahan hingga U.S,Wheat Associates, 1983. Pedoman
selesainya jurnal ini dan terimakasih kepada Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan:
Ibu Dr. Ir. Kesuma Sayuti, MS, Ibu Neswati, S.TP, Jakarta
M.Si dan Ibu Ir. Rifma Eliyasmi, MS selaku dosen Viona. 2003. Pengaruh Pencampuran Tepung
Penguji. Tapioka terhadap Karakteristik Fisiko
Kimia dan Organoleptik Kerupuk Sagu
DAFTAR PUSTAKA dengan Cita Rasa Ikan Lele.[Skripsi]
Fakultas Pertanian Universitas
Afriyanti, Leni Herliani. 2008. Teknologi Andalas.Padang
Pengawetan Pangan. Alfabeta: : Bandung Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Assiciation of Official Analytical. Winarno F.G. 2007. Teknobiologi Pangan. Mbrio
Astuti, Sri Mulia.2009.Teknik Pengaturan Suhu Press
dan Waktu Pengeringan Beku Bawang
Daun (Allium fistulosum L.). Buletin
Teknik Pertanian vol.14 No.1,2009
Buckle, dkk. 1985. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta
Dahlia, dkk. 2011. Refrigerasi Hasil Perikanan.
Universitas Riau: Riau
Deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Institut
Teknologi Bandung: Bandung
Desrosier. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.
Universitas Indonesia: Jakarta
Effendi, Supli. 2009. Teknologi Pengolahan dan
Pengawetan Pangan. Alfabeta: Bandung
Indriani. 2011. Donat Goreng dan Panggang.
PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta