You are on page 1of 11

1

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK


DONAT KENTANG READY TO COOK
SETELAH PROSES PEMBEKUAN
The Physical Characteristics, Chemistry and Organoleptic
Potato Doughnut Ready to Cook after The Freezing Process
Halimahtussahdiah Dalimunthe1, Novelina 2, Aisman2
1 Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau Manis-Padang 25163
2 Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau Manis-Padang 25163
*Corresponding author; email: dazyuzerya@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in Laboratory Total Quality Control (TQC) Faculty of
Agricultural Technology, Chemistry Laboratory, Agricultural Biochemistry , Nutrition and food
Agricultural Product of Technology, and Non Ruminant Laboratory Faculty of Farms Universitas of
Andalas on April to June 2012. The purpose of this research is to perceive how much influence the
freezing of the physical characteristics, chemical and organoleptic potato doughnuts ready to cook
after the freezing process and as a business opportunity in the food industry. The design used was
completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 3 replications. The treatment was used
to Potato Doughnut ready to cook A (Without freezing), B (Freezing 6 days), C (Freezing 12 days), D
(Freezing 18 days), E (Freezing 24 days) dan F (Freezing 30 days). The data obtained in the analysis
with the F test then followed by Tukey Honestly Significant Difference (Tukey-HSD) test in the real
level of 5 %.
The result of this study indicated that the long freezing gives a significantly different effect
on the degree of development, moisture content, fat content, oil absorption,ash and protein content,
carbohydrate content and starch content and also the calorific value analysis. The results of
organoleptic and chemical analysis indicated the product B which is potato doughnut ready to cook
by freezing 6 days is the best product with the level of acceptance of panelists for aroma, color,
taste 90% and texture 95%, the degree of development 87.67%, water content 21,67%, fat content
23,67%, oil absorption17,00%, ash content 3,00%, protein content 8,67%, carbohydrate content
51,00%, calorific value analysis 422,67 kkal/100gr and starch content 13,00%.

Keywords : potato, potato doughnut, freezing


penambahan kentang. Hal ini disebabkan
PENDAHULUAN karena kandungan kentang yang kaya dengan
karbohidrat, serat, vitamin A dan B, sodium,
Kentang (Solanum tuberosum L.) potassium, fosfor dan zat besi.
merupakan tanaman umbi yang hidup di daerah Pembuatan adonan donat merupakan
dataran tinggi. Umbi kentang merupakan pekerjaan yang cukup sulit bagi sebagian orang.
sumber karbohidrat oleh karena itu sangat Tetapi, disisi lain masyarakat ingin menyajikan
persfektif sebagai bahan baku produk pangan sesuatu makanan ringan (camilan) yang bergizi
yang mampu meningkatkan status gizi untuk keluarga. Dengan menyediakan adonan
masyarakat. Donat kentang merupakan salah donat ready to cook yang sudah dibekukan,
satu bentuk hasil olahan yang berbahan baku merupakan salah satu alternatif pengawetan
dari kentang. Donat dengan penambahan bahan bahan pangan, tetapi masih mempunyai rasa
baku kentang memiliki nilai gizi yang lebih baik dan penampilan yang tidak berbeda dari
dibandingkan dengan donat biasa tanpa adonan baru.
2

Menurut (Rohana, 2002). Pembekuan Pembuatan donat kentang (Indriani,2011


merupakan suatu cara pengawetan bahan modifikasi)
pangan dengan cara membekukan bahan pada Pemilihan kentang yang berkualitas baik
suhu di bawah titik beku pangan tersebut, sebanyak 250gr dan dibersihkan. Varietas
dengan membekunya sebagian kandungan air kentang yang digunakan adalah varietas
bahan atau dengan terbentuknya es granola. Kentang dikukus sampai matang ± 30
ketersediaan air menurun, maka kegiatan enzim menit hingga matang. Pembuatan adonan donat,
dan jasad renik dapat dihambat atau dihentikan kentang yang telah dihaluskan ditambahkan
sehingga dapat mempertahankan mutu bahan tepung terigu sebanyak 500g, ditambahkan 2
pangan. Pembekuan dapat mempertahankan butir kuning telur, 75g mentega, 100g gula
rasa dan nilai gizi bahan pangan yang lebih baik halus,50ml air, 50g susu bubuk dan 5g garam,
daripada metoda lain, karena pengawetan kemudian diaduk hingga kalis. Kemudian ragi
dengan suhu rendah (pembekuan) dapat (6g) dimasukkan kedalam Adonan Donat
menghambat aktivitas mikroba yang dapat Kentang difermentasi selama lebih kurang 60
mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan menit. Pencetakan donat dan dibiarkan
aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan mengembang sekitar 10 menit, kemudian
gizi bahan pangan. dilakukan pengemasan dengan menggunakan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan wadah tertutup.
agar bahan beku memiliki kualitas yang baik, Dimasukkan ke dalam freezer pada suhu
yaitu (1) laju pembekuan harus tinggi dan (2) -20C.
suhu penyimpanan konstan. Pada umumnya
pembekuan dengan kecepatan tinggi A = kontrol (tanpa penyimpanan)
menghasilkan produk dengan kualitas yang B = pembekuan 6 hari
lebih baik daripada pembekuan dengan C = pembekuan 12 hari
kecepatan rendah (Afriyanti,2008). D = pembekuan 18 hari
E = pembekuan 24 hari
METODOLOGI F = pembekuan 30 hari
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di Selanjutnya penggorengan dengan
Laboratorium Total Quality Control (TQC) metode deep frying sesuai dengan perlakuan
Laboratorium Kimia, Biokimia Hasil Pertanian dan dilanjutkan dengan analisa fisik dan analisa
dan Gizi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, kimia
Teknologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium
Non Ruminansia Fakultas Peternakan Derajat pengembangan (Sukaminah et al,
Universitas Andalas pada bulan April sampai 2002)
dengan Juni 2012. Derajat pengembangan adonan diukur
berdasarkan pengembangan volume adonan
Bahan, alat dan metode pelaksanaan yang dihitung dengan membandingkan volume
penelitian: sebelum penggorengan dengan volume sesudah
Bahan yang digunakan dalam penelitian penggorengan. Adonan diukur tebal dan
ini adalah kentang, gula, tepung terigu, telur, diameternya (mm) dengan menggunakan
margarine, susu bubuk, ragi dan air. Bahan jangka sorong. Rumus dari derajat
kimia yang digunakan untuk analisa berupa pengembangan adonan adalah :
selenium mix, NaOH50%, H2SO4, asam borat
2%, indikator MMB, HCl 0,02N,n-hexana dan
aquades. Alat-alat yang digunakan dalam Derajat Pengembangan = volume akhir –
penelitian ini adalah mixer, sendok, timbangan, volume awal
alat pencetak donat, kompor, panci, kuali dan volume awal
alat-alat untuk analisis nilai gizi donat yang
terdiri dari cawan aluminium, oven, cawan Derajat Pengembangan = ¼ (D2)2 . t2 - ¼ 
porselen, tanur, labu kjedahl, etilator, kertas (D1)2 . t1x100 %
saring, soxlet, labu lemak, enlenmeyer, gelas ¼  (D1)2 . t1
ukur dan alat-alat lain.
3

Kadar Air Metode Oven (Sudarmadji et. al, dimasukkan kedalam labu kjeldahl. Kemudian
1984) sampel ditambahkan 1 g selenium mix, 15 ml
Bersihkan cawan aluminium dari H2SO4 pekat. Lalu dipanaskan dalam ruangan
kotoran, kemudian keringkan dalam oven pada asam sampai berwarna hijau muda jernih.
suhu 110oC selama 1-2 jam. Setelah itu Sampel dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml
masukkan cawan ke dalam desikator sampai dan diencerkan sampai tanda tera. Sampel
dingin kemudian timbang cawan tersebut. dipipet 10 ml larutan tersebut dan dimasukkan
Masukkan 1-2 gr bahan ke dalam cawan dan kedalam alat destilasi kjeldahl, tambahkan 10
timbang kembali. Keringkan dalam oven pada ml NaOH 50%. Hasil destilasi ditampung
suhu 100-110oC selama 3-5 jam, tergantung dengan 10 ml asam borat 2% dan 3 tetes
pada bahan. Setelah itu sampel didinginkan indikator MMB. Dilakukan destilasi sampai
dalam desikator dan timbang. Kadar air penampungan mencapai 100 ml. Kemudian
dihitung dengan rumus : hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,02 N
Berat awal sampel  berat akhir sampel sampai terbentuk warna merah muda.
Kadar Air  x 100% Dilakukan hal yang sama terhadap blanko.
Berat awal sampel
Kadar N dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar Lemak (Sudarmadji et. al, 1984)
Labu lemak yang digunakan dikeringkan Kadar N = (a-b)xcxdx14,007 x 100%
dalam oven dan ditimbang. Sampel dalam e
bentuk tepung ditimbang sebanyak 5 gram, lalu
dibungkus dengan kertas saring yang telah Kadar protein = kadar N x faktor konversi
dikeringkan. Kemudian kertas saring dan Faktor konversi = 6,25
sampel dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet Keterngan : a = ml HCl sampel
dan labu lemak dibawahnya. Tuangkan helksan b = ml HCl blanko
(pelarut lemak) ke dalam labu lemak c = N HCl
secukupnya dan refluks selama 6 jam. Pelarut d = faktor pengenceran
yang ada didalam labu lemak diekstraksi dan e = mg sampel
dipanaskan dalam oven pada suhu 105 ºC.
Setelah dikeringkan, kemudian didinginkan Kadar Abu (Sudarmadji et al, 1984)
dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang Cawan pengabuan dikeringkan dalam
sampai berat konstan. Dengan perhitungan: oven 30 menit pada suhu 1050C, didinginkan
dalam desikator lalu ditimbang. Sebanyak 2-3 g
% Lemak = (berat lemak (gr) + Labu) - berat contoh ditimbang dan dimasukkan ke dalam
labu x 100% cawan porselen yang telah diketahui beratnya
Berat sampel dan diarangkan di atas nyala pembakar.
Kemudian diabukan di dalam tanur listrik
Daya Serap Minyak (AOAC,1995) dalam desikator. Timbang beratnya. Kadar abu
Penetuan serapan minyak dapat dihitung dengan rumus:
dilakukan dengan mengukur kadar lemak
terlebih dahulu, dimana serapan minyak adalah a
Kadar abu  x 100%
selisih antara kadar lemak bahan setelah b
digoreng dengan kadar lemak bahan sebelum
digoreng. Keterangan : a = berat abu (g)
b = berat kering contoh (g)
Serapan minyak = Kadar minyak bahan setelah
digoreng – Kadar minyak bahan sebelum
digoreng Kadar Karbohidrat (Winarno,1997)
Penentuan kadar karbohidrat
menggunakan by difference dengan cara:
Kadar Protein (Sudarmadji et. al, 1984)
Pengukuran kadar protein dilakuan Kadar Karbohidrat (%) = 100% - %(air +
dengan metode semi mikro Kjeldahl (Sudarmaji protein + lemak + abu)
et al, 1984). Bahan ditimbang sebanyak 1 g dan
4

Analisis Nilai Kalori dengan sistem Atwater Uji Organoleptik


(AOAC,1980) Uji organoleptik dilakukan berdasarkan
Penentuan nilai kalori makanan dapat Soekarto (1981). Uji organoleptik dilakukan
dilakukan dengan menggunakan sistem atwater terhadap produk dengan panelis sebanyak 20
menurut komposisi karbohidrat, lemak, protein, orang. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
serta nilai energi makanan tersebut. Faktor tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang
atwater menurut masing-masing komposisi zat dihasilkan. Uji organoleptik yang digunakan
gizi adalah sebagai berikut : 4 Kkal/gr untuk adalah uji kesukaan yang meliputi rasa,aroma
karbohidrat, 4 Kkal untuk protein dan 9 Kkal dan tekstur dengan skala 1–5 dimana nilai 1
untuk lemak. menyatakan sangat tidak suka,2 menyatakan
tidak suka, 3 menyatakan biasa, 4 menyatakan
Analisis nilai kalori = (4kkal/gr x kadar suka dan 5 menyatakan sangat suka.
karbohidrat) +(4kkal/gr x
kadar protein) + (9kkal/gr
x kadar lemak) HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan kadar pati dengan metode Luff Derajat pengembangan
Schrool (Sudarmadji et al, 1984) Tabel 1. Nilai rata-rata derajat pengembangan donat
Timbang dengan teliti 3 gram bahan dan kentang ready to cook
masukkan ke dalam erlemeyer 100 ml. Derajat Pengembangan
Tambahkan 200 ml HCl 3% dan beberapa batu Lama Pembekuan (%)
didih. Hubungkan dengan kondensor dan Tanpa pembekuan 88,67 a
didihkan selama 3 jam. Netralkan dengan NaOH
Pembekuan 6 hari 87,67 ab
4 N dan tambahkan asam asetat pekat 1 ml.
Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml atau 500 Pembekuan 12 hari 86,00 ab
ml dan tempatkan sampai tanda tera. Saring Pembekuan 18 hari 83,33 ab
dengan penyaring berlipat kering, lalu pipet 10 Pembekuan 24 hari 81,66 b
ml saringan ke dalam Erlenmeyer 300 ml. Pembekuan 30 hari 80,00 c
Tambahkan 25 ml larutan luff, 15 ml air dan KK = 2,61 %
beberapa batu didih. Hubungkan dengan
kondensor dan didihkan selama 10 menit
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
(gunakan stopwatch).Tambahkan 10 ml larutan
bahwa derajat pengembangan donat kentang
KI 30 % dan 25 ml H2SO4 4 N. Titrasi dengan
berkisar 80,00-88,67%. Semakin lama
larutan thio 0,1 N sebagai indikator digunakan
pembekuan, derajat pengembangan donat
larutan kanji (misal a ml). Blanko dikerjakan
kentang semakin menurun. Hal ini disebabkan
dengan menggunakan 25 ml larutan luff dan 10
karena menurunnya gluten pada donat kentang
ml air destilasi (misal b ml)
yang telah dibekukan setelah thawing.
Menurunnya gluten disebabkan terjadinya
denaturasi protein saat pembekuan. Gluten
Perhitungan :
memiliki peran yang sangat penting dalam
Untuk mengubah menjadi jumlah ml thio 0,1 N
menghasilkan pengembangan roti yang baik
dipakai rumus:
(Winarno, 2007)
(b  a)  n thio Pengembangan roti terjadi sebagai hasil
 z ml
0,1 dari suatu reaksi yang berurutan. Disini
terdapat pengaruh fisis yang murni dari panas
Z ml thio 0,1 N pada daftar ekivalen dengan y terhadap gas yang terjebak sehingga menaikkan
mg glukosa (lihat table) tekanan. Tambahan lagi karena kebanyakan gas
yang dilepaskan terjebak dalam film gluten
Kadar pati = y x pengenceran x 0,95 x 100% yang elastis, sel gas mengembang dengan
Bobot contoh sendirinya. Dalam adonan terdapat sejumlah
besar sel gas yang kecil-kecil dimana setiap gas
mengembang dan mengakibatkan volume
bertambah. Pengembangan pada roti atau donat
5

juga disebabkan oleh aktivitas metabolisme kadar air sebelum penggorengan. Hal ini
dalam khamir sejalan dengan naiknya suhu disebabkan karena pada saat
adonan sampai titik non aktifnya khamir penggorengan, air akan keluar melalui
(Desroisier, 1988). rongga-rongga makanan yang
Menurut Winarno (1992) bahwa derajat
penggorengan yang kemudian digantikan
pengembangan dipengaruhi oleh konsentrasi,
oleh minyak (Viona, 2003).
suhu, pH larutan, gula, garam, lemak dan
protein. Gula menurunkan kekentalan karena Menurut Winarno (1991), air
gula mengikat air sehingga menghambat merupakan komponen penting dalam bahan
pembengkakan granula. Sedangkan Lemak pangan karena dapat mempengaruhi
membentuk ikatan kompleks dengan amilosa penampakan, tekstur, cita rasa makanan.
pada saat pemanasan granula sehingga Kandungan air dalam bahan pangan juga
menghambat pelepasan amilosa. menentukan acceptibility, kesegaran dan
daya tahan bahan itu. Beberapa hal yang
Kadar air dapat mempengaruhi kadar air yaitu jenis
Tabel 2. Nilai rata-rata kadar air donat kentang ready bahan dan komponen yang ada di
to cook
dalamnya, serta cara dan kondisi
Kadar air (%)
Donat kentang Donat kentang
pengeringan, seperti alat, suhu, ketebalan
Lama Pembekuan
sebelum setelah bahan dan lama pengeringan,
penggorengan penggorengan
Kadar air juga merupakan salah satu
Tanpa pembekuan 36,33 a 23,33 a parameter yang dijadikan standar untuk
Pembekuan 6 hari 35,67 ab 21,67 b memperoleh kerenyahan yang baik, selain
Pembekuan 12 hari 35,00 b 20,67 bc itu agar pertumbuhan mikroba dan reaksi
Pembekuan 18 hari 33,67 c 19,33 cd kimia yang merusak makanan dapat
Pembekuan 24 hari 32,67 cd 18,33 d dikurangi (Winarno, 1991).
Pembekuan 30 hari 32,00 d 18,00 d
KK 1,38 % 2,61 % Kadar Lemak
Tabel 3.Nilai rata-rata kadar lemak donat kentang
ready to cook setelah pembekuan
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
Kadar lemak (%)
bahwa kadar air donat kentang sebelum Donat kentang Donat kentang
Lama Pembekuan
penggorengan berkisar 32,00-36,33% dan sebelum setelah
penggorengan penggorengan
donat kentang setelah penggorengan
berkisar 18,00-23,33%. Menurunnya kadar Tanpa pembekuan 6,33 a 24,33 a
air disebabkan berkurangnya sifat Pembekuan 6 hari 6,00 ab 23,67 ab
hidrofilitas sehingga menurunkan Pembekuan 12 hari 5,67 ab 22,67 bc
kemampuan mengikat air karena proses Pembekuan 18 hari 5,33 ab 21,67 cd
penyimpanan beku terjadi denaturasi Pembekuan 24 hari 5,00 b 20,67 de
protein yang menyebabkan gugus hidrofilik. Pembekuan 30 hari 5,00 b 19,67 e
Jumlah air yang diserap terutama sekali KK 3,35 % 2,61 %
bergantung pada jumlah dan kemampuan
gugus hidrofilik untuk melakukan ikatan Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
dengan air. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa kadar lemak donat kentang sebelum
Afriyanto (1995) cit Rospiati (2006) dimana penggorengan berkisar 5,00-6,33% dan
kadar air akan menurun dengan donat kentang setelah penggorengan
meningkatnya lama penyimpanan beku. berkisar 19,67-24,33%. Kadar lemak donat
Pada proses pembekuan, sebagian besar air, sebelum dan setelah di goreng ini
baik air bebas maupun air terikat akan memenuhi standar SNI 01-2000 tentang
berubah menjadi es (Effendi, 2009). syarat mutu donat. Kadar lemak sebelum
Kadar air donat kentang setelah pengorengan maksimal 30% dan setelah
penggorengan lebih rendah dibandingkan penggorengan 33%. Semakin lama
6

pembekuan maka kadar lemak donat Tabel 4 menunjukkan bahwa daya


kentang semakin menurun. Hal ini serap minyak donat kentang berkisar
disebabkan selain karena pengaruh suhu 14,33-17,67%. Penyerapan minyak
tinggi, suhu rendah juga menyebabkan dipengaruhi oleh suhu, lama penggorengan,
oksidasi lemak (Dahlia,dkk., 2011). sifat bahan, dan porositas bahan.
Menurut Varnam dan Sutherland Kadar lemak yang diukur pada donat
(1995) cit Rospiati (2006), Reaksi oksidasi kentang menunjukkan minyak goreng yang
lemak masih terus berlangsung pada suhu terserap kedalam bahan selama proses
rendah. Beberapa faktor yang penggorengan. Suhu yang tinggi
mempengaruhi kecepatan oksidasi lemak menyebabkan dehidrasi lebih banyak pada
pada suhu rendah adalah suhu yang permukaan bahan sehingga lebih banyak
digunakan, kandungan lemak, oksigen dan terdapat ruang kosong yang diisi oleh
aktivitas air. Adanya aktivitas enzim seperti minyak (Ketaren,1986).
enzim lipase juga dapat memicu terjadinya Penurunan daya serap minyak ini
oksidasi lemak pada suhu rendah. Oksidasi disebabkan karena menurunnya kadar air
lemak baru benar-benar berhenti pada suhu dan kadar lemak, sehingga pada saat terjadi
-300C, dimana hampir semua air telah proses penggorengan akan menyebabkan
membeku. Pada penyimpanan beku rongga-rongga yang berisi air semakin
kandungan fosfolipid dan triasilgliserol sedikit pada saat penggorengan, dari
sangat mempengaruhi kecepatan oksidasi rongga-rongga tersebut akan keluar air
lemak. Fosfolipid akan lebih mudah yang kemudian akan digantikan minyak.
teroksidasi dibandingkan triasilgliserol. Hal Makanan yang di goreng mempunyai
ini disebabkan karena fosfolipid struktur yang sama, yaitu lapisan
mengandung asam lemak tidak jenuh yang permukaan (outer zone surface), lapisan
lebih tinggi terutama asam lemak linoleat tengah (crust) dan lapisan dalam (core).
dan arakidonat. Minyak yang diserap untuk mengempukkan
Kadar lemak pada donat kentang crust makanan, sesuai dengan jumlah air
dipengaruhi oleh bahan baku yang yang menguap pada saat menggoreng.
digunakan seperti telur, susu, mentega, dan Jumlah yang terserap tergantung dari
sebagainya. Kadar lemak berhubungan perbandingan antara lapisan tengah dan
dengan ketahanan produk yang dihasilkan lapisan dalam. Semakin tebal lapisan tengah
terhadap ketengikan karena oksidasi lemak. dan lapisan dalam maka semakin banyak
Meningkatnya Kadar lemak donat kentang minyak yang terserap.
setelah penggorengan dibandingkan donat
kentang sebelum penggorengan karena Kadar Protein
disumbang oleh minyak penggorengan. Tabel 5. Nilai rata-rata kadar protein donat kentang
ready to cook setelah pembekuan
Daya Serap Minyak Kadar protein(%)
Tabel 4. Nilai rata-rata daya serap minyak Donat Donat
Lama Pembekuan Donat kentang kentang
kentang ready to cook setelah pembekuan
Daya Serap Minyak sebelum setelah
Lama Pembekuan (%) penggorengan penggorengan

Tanpa pembekuan 17,67 a Tanpa pembekuan 11,00 a 9,33 a

Pembekuan 6 hari 17,00 a Pembekuan 6 hari 10,67 ab 8,67 ab

Pembekuan 12 hari 16,67 ab Pembekuan 12 hari 8,67 bc 7,33 bc

Pembekuan 18 hari 16,00 ab Pembekuan 18 hari 8,00 cd 6,33 cd

Pembekuan 24 hari 15,33 b Pembekuan 24 hari 7,00 cd 6,00 cd

Pembekuan 30 hari 14,33 b Pembekuan 30 hari 6,33 d 5,67 d

KK =5,83 % KK 9,68 % 7,30 %


7

Tabel 5 menunjukkan bahwa kadar bahan pangan yang mengandung protein


protein donat kentang sebelum mengalami perubahan tekstur, kehilangan
penggorengan berkisar 6,33-11,00% dan daya ikat air, atau mengalami pengkerutan
donat kentang setelah penggorengan (Kusnandar,2010)
berkisar 5,67-9,33%. Protein terdenaturasi pada suhu
Kadar protein dari donat kentang beku disebabkan karena perubahan
dipengaruhi oleh bahan baku yang kandungan air, perubahan lemak, dan
digunakan seperti penggunaan tepung aktivitas enzim trimethylamin oksidase
terigu, telur, susu dan sebagainya. Semakin dimana denaturasi protein ini
lama pembekuan, maka kadar protein menyebabkan terpecahnya ikatan hidrogen
semakin menurun. Penurunan kadar dan ikatan hidrofobik.
protein ini disebabkan karena terjadinya
denaturasi protein. Menurut Kusnandar Kadar Abu
(2010) denaturasi protein adalah terjadinya Tabel 6. Nilai rata-rata kadar abu donat kentang
modifikasi struktur sekunder, tersier, dan ready to cook setelah pembekuan
kuarter dari protein tanpa menyebabkan Kadar Abu (%)
Donat
pemutusan ikatan peptida dan perubahan Lama Pembekuan kentang Donat kentang
sekuen asam amino pada stuktur protein. sebelum setelah
Protein yang telah mengalami proses penggorengan penggorengan
denaturasi disebut protein terdenaturasi. Tanpa pembekuan 4,33 a 4,00 a
Perubahan struktur protein ini biasanya Pembekuan 6 hari 4,00 ab 3,00 b
menyebabkan perubahan sifat fisikokimia Pembekuan 12 hari 3,33 ab 2,67 b
protein secara irreversibel, seperti Pembekuan 18 hari 3,00 bc 2,00 c
hilangnya sifat kelarutan dan aktifitas Pembekuan 24 hari 2,33 cd 1,00 d
biologisnya (misalnya sebagai enzim). Pembekuan 30 hari 1,33 d 1,00 d
Denaturasi protein dapat disebabkan KK 10,43 % 10,35 %
oleh suhu rendah dan suhu tinggi. Pada
suhu rendah, pertama air bebas akan Tabel 6 menunjukkan bahwa kadar
membeku, kemudian di ikuti oleh air jenis abu donat kentang sebelum penggorengan
lain. Dengan demikian rantai-rantai berkisar 1,33-4,33% dan donat kentang
polipeptida protein akan saling mendekat setelah penggorengan berkisar 1,00-4,00%.
sehingga terbentuk jembatan-jembatan Semakin lama pembekuan maka kadar abu
antara protein sehingga menggumpal semakin menurun. Hal ini disebabkan
(dalam pendinginan proses ini akan akibat adanya loss drip (cairan yang
lambat). Untuk makanan yang telah keluar/eksudasi) yang terjadi pada saat
mengalami denaturasi protein setelah di thawing,drip menyebabkan beberapa
thawing, air tidak dapat di absorbsi nutrient seperti garam, mineral yang larut
kembali. Sehingga akan mempengaruhi dalam air akan terbawa bersama air yang
tekstur dari bahan pangan tersebut keluar dari donat kentang.
(Dahlia,dkk.2011). Sebagian besar makanan, yaitu 96%
Sedangkan pada suhu tinggi, terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya
misalnya karena pemanasan juga terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur
menyebabkan denaturasi protein. Suhu mineral dikenal dengan zat anorganik atau
terjadinya denaturasi berbeda untuk jenis kadar abu. Dalam proses pembakaran,
protein yang berbeda. Pemanasan dapat bahan-bahan organik terbakar namun zat
menyebabkan perubahan struktur tersier anorganiknya tidak, karena itulah disebut
protein, namun tidak menyebabkan abu. Mineral terdiri dari kalsium, natrium,
perubahan susunan asam aminonya. klor, fosfor, belerang, magnesium dan
Denaturasi protein dapat menyebabkan
8

komponen lain dalam jumlah yang kecil Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai
(Winarno,2004). kalori donat kentang sebelum pembekuan
berkisar 266,33-289,00 Kkal per gram dan
Kadar Karbohidrat donat kentang setelah pembekuan berkisar
Tabel 7. Nilai rata-rata Kadar karbohidrat donat 413,00-423,00 Kkal per gram.
kentang ready to cook setelah pembekuan Nilai kalori merupakan nilai yang
Kadar Karbohidrat (%)
diperoleh dari konversi protein, lemak dan
Lama Pembekuan Donat
Donat kentang kentang
karbohidrat menjadi energi. Sumber energi
sebelum setelah terbesar adalah lemak yang menghasilkan 9
penggorengan penggorengan Kkal energi per 100 gram, sedangkan
Pembekuan 30 hari 53,33 a 54,33 a karbohidrat dan protein menghasilkan
Pembekuan 24 hari 50,33 b 51,00 ab eneri sebesar 4 Kkal per 100 gram.
Pembekuan 18 hari 47,67 b 48,33 b
Pembekuan 12 hari 44,33 c 44,67 c Kadar Pati
Pembekuan 6 hari 40,00 d 41,00 d
Tabel 9. Nilai rata-rata Kadar pati donat kentang
ready to cook setelah pembekuan
Tanpa pembekuan 37,00 d 39,33 e
Kadar Pati (%)
KK 2,29 % 2,19 % Donat Donat
Lama Pembekuan kentang kentang
Tabel 7 menunjukkan bahwa kadar sebelum setelah
penggorengan penggorengan
karbohidrat donat kentang sebelum
Tanpa pembekuan 14,33 a 14,00 a
penggorengan berkisar 37,00-53,33% dan
Pembekuan 6 hari 14,00 a 13,00 ab
donat kentang setelah penggorengan
berkisar 39,33-54,33%. Karbohidrat Pembekuan 12 hari 13,33 ab 12,67 b

mempunyai peranan penting dalam Pembekuan 18 hari 13,00 ab 12,00 b


menentukan karakteristik bahan makanan, Pembekuan 24 hari 13,00 b 11,33 bc
misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain Pembekuan 30 hari 11,00 b 10,67 c
(Winarno, 2004). KK 6,73 % 8,14 %
Analisis paling mudah untuk
menentukan kandungan karbohidrat dalam Tabel 9 menunjukkan bahwa kadar
bahan makanan yaitu dengan cara pati donat kentang sebelum pembekuan
perhitungan kasar (proximat analysis) atau berkisar 11,00-14,33% dan donat kentang
juga disebut carbohydrate by difference. setelah pembekuan berkisar 10,67-14,00%.
Penurunan kadar pati disebabkan
Analisis Nilai Kalori oleh pengaruh suhu rendah sehingga
Tabel 8. Nilai rata-rata analisis nilai kalori donat menyebabkan retrogradasi pada pati.
kentang ready to cook setelah pembekuan Retrogradasi pati adalah pembentukan
Analisis Nilai Kalori (Kkal/gr) ikatan-ikatan hidrogen yang terbentuk
Donat antara gugus hidroksil pada molekul-
Lama Pembekuan kentang Donat kentang
sebelum setelah molekul amilosa dan amilopektin sehingga
penggorengan penggorengan membentuk tekstur yang rigid (keras).
Pembekuan 30 hari 289,00 a 423,00 a Ikatan hidrogen ini akan semakin menguat
Pembekuan 24 hari 282,67 ab 422,67 a bila suhu diturunkan sehingga struktur pati
Pembekuan 18 hari 278,67 bc 421,00 ab akan semakin padat. Terjadinya
Pembekuan 12 hari 272,33 cd 419,67 ab retrogradasi pati akan menyebabkan
Pembekuan 6 hari 269,33 d 417,67 b
sineresis, perubahan tekstur dan
Tanpa pembekuan 266,33 d 413,00 c
penurunan pati (Kusnandar, 2010)
KK 1,16 % 0,34 %
9

Uji organoleptik penggorengan yang berlebihan, jumlah air


Tabel 10.Tingkat Penerimaan Panelis terhadap yang kurang memadai atau pencampuran
tekstur, warna, aroma dan rasa donat kentang yang berlebihan.
Tingkat Penerimaan
Panelis (%) b. Warna
Perlakuan
Tekstu Warna
Aroma Rasa
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat
r
Tanpa pembekuan 80 90 85 80
bahwa penerimaan panelis yang
Pembekuan 6 hari 95 90 90 90 menyatakan suka dan sangat suka terhadap
Pembekuan 12 hari 85 90 85 85 warna donat kentang adalah berkisar 70-
Pembekuan 18 hari 70 80 70 75 90%. Donat kentang dengan pembekuan 6
Pembekuan 24 hari 65 70 65 65 hari, 12 hari dan donat kentang tanpa
Pembekuan 30 hari 60 70 65 60
pembekuan merupakan produk yang
memiliki penerimaan panelis yang paling
a.Tekstur
tinggi, yaitu 90%. Warna donat kentang
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat
tanpa pembekuan, dan donat kentang
bahwa penerimaan panelis yang
dengan pembekuan 6 hari dan 12 hari
menyatakan suka dan sangat suka terhadap
memiliki warna kuning kecokelatan yang
tekstur donat kentang berkisar 60-95%.
hampir sama. Sedangkan warna donat
Produk yang paling disukai panelis adalah
kentang dengan pembekuan 18 hari, 24 hari
donat kentang dengan pembekuan 6 hari
dan 30 hari memiliki warna kuning
yang memiliki tingkat kesukaan yang paling
kecokelatan yang lebih sedikit. Hal ini
tinggi, yaitu 95%. Hal ini disebabkan karena
disebabkan karena lama pembekuan dapat
donat kentang dengan pembekuan 6 hari
memucatkan warna pigmen dan
memiliki tekstur yang lebih lembut Menurut
mempengaruhi flavour bahan pangan
Desroisier (1988) pengurangan jumlah air
(Buckle, 1985). Warna cokelat yang terjadi
bebas dalam bahan pangan diharapkan
pada donat kentang merupakan hasil reaksi
dapat memperbaiki kualitas tekstur bahan
Maillard.
pangan yang dibekukan. Makin lebih
Reaksi Maillard adalah reaksi non-
sempurna perubahan dari air bebas ke
enzimatis yang menyebabkan warna
keadaan yang lebih stabil, makin baik
kecokelatan. Reaksi ini terjadi apabila
retensi kualitas bahan pangan tersebut.
dalam pangan terdapat gula pereduksi (gula
Keadaan susunan tekstur donat
aldosa) dan senyawa yang mengandung
kentang dapat dinilai dengan cara menekan
gugus amin (asam amino, protein dan
dengan jari dan meraba permukaan donat
senyawa lain yang mengandung gugus
kentang tersebut. Setiap bahan makanan
amin) (Kusnandar, 2010).
memiliki tekstur tersendiri. Hal ini
Muchtadi (1997) menambahkan
tergantung pada fisik, ukuran dan bentuk
bahwa selama dehidrasi, baik itu dehidrasi
sel yang dikandung oleh makanan itu
beku maupun pengeringan juga dapat
sendiri.
terjadi perubahan warna, tekstur, aroma,
Tekstur merupakan salah satu kriteria
dan lain-lain Warna merupakan faktor
mutu yang sangat penting pada suatu
penting bagi makanan. Bersama-sama
produk karena sangat mempengaruhi citra
dengan bau rasa dan tekstur, warna
makanan (Deman,1997). Tekstur donat
memegang peranan penting dalam
berhubungan dengan volume
keterimaan makanan (Deman, 1997).
pengembangan. Menurut Whister dan
Penentuan mutu pangan pada
Daniel cit Imran (2000) interaksi antara
umumnya sangat bergantung pada
pati dan protein penting untuk memberikan
beberapa faktor diantaranya cita rasa,
sturuktur pada adonan. Kekerasan pada
warna, tekstur dan nilai gizinya. Tetapi,
tekstur biasanya disebabkan oleh tepung
sebelum faktor-faktor lain
yang kuat, pemanggangan atau
10

dipertimbangkan,secara visual faktor warna merupakan produk yang memiliki


tampil lebih dahulu dan terkadang sangat penerimaan panelis yang paling tinggi, yaitu
menentukan. Selain faktor yang 90%. Hal ini disebabkan karena rasa donat
menentukan mutu, warna juga dapat kentang pembekuan 6 hari memiliki rasa
digunakan sebagai indikator kesegaran atau yang empuk dibandingkan dengan donat
kematangan (Winarno, 2004). kentang lainnya.
Produk pangan warna merupakan hal Rasa merupakan faktor yang sangat
yang paling cepat dan mudah memberikan penting dalam menentukan penerimaan
kesan tetapi paling sulit pengukurannya atau penolakan terhadap bahan pangan
sehingga penilaiannya sangat bersifat oleh panelis. Walaupun aroma dan tekstur
subjektif. bahan pangan baik, akan tetapi rasanya
tidak enak maka panelis akan menolak
c. Aroma produk tersebut. Rasa dapat dinilai sebagai
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat tanggapan terhadap ransangan yang berasal
bahwa penerimaan panelis yang dari senyawa kimia dalam bahan pangan
menyatakan suka dan sangat suka terhadap yang memberi kesan manis, pahit, asam dan
aroma donat kentang berkisar 65-90%. asin (Soekarto, 1981).
Donat kentang dengan pembekuan 6 hari Berdasarkan Tabel 10 dapat diambil
merupakan produk yang memiliki kesimpulan bahwa donat kentang yang
penerimaan panelis yang paling tinggi, yaitu dibekukan selama 30 hari memiliki
90%. Proses pembekuan tidak banyak penerimaan panelis yang menyatakan suka
menyebabkan perubahan bau (aroma) dan sangat suka yang masih tinggi dan
yang dimiliki oleh donat kentang selama masih bisa diterima. Hasil penerimaan
prosesnya. Sehingga bau (aroma) memiliki panelis yang menyatakan suka dan sangat
kecenderungan bau yang mirip sehingga suka terhadap semua perlakuan kemudian
sulit dibedakan. diplot dalam bentuk grafik radar yang
Peranan aroma suatu produk sangat terdapat pada Gambar 1.
penting karena akan menentukan daya
terima konsumen terhadap produk
tersebut. Aroma juga menentukan kelezatan
suatu produk pangan, serta cita rasa yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu bau, rasa
dan rangsangan mulut (Winarno, 2004).
Aroma merupakan sesuatu yang halus dan
rumit yang ditangkap oleh indera yang Gambar 1. Grafik radar uji organoleptik donat kentang ready
to cook
mempunyai kombinasi rasa, bau dan Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat
rangsangan oleh lidah. bahwa radar yang paling luas adalah perlakuan
Menurut Soekarto (1981) aroma B, jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
makanan ditentukan oleh baunya, industri uji organoleptik produk yang paling disukai
pangan menganggap aroma sangat penting oleh panelis adalah produk B yaitu donat
diuji karena dapat memberikan penilaian kentang dengan pembekuan 6 hari.
terhadap hasil produksinya.
PENUTUP
d. Rasa Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat Donat kentang ready to cook dengan
penerimaan panelis yang menyatakan suka perlakuan B (pembekuan 6 hari) merupakan
dan sangat suka terhadap rasa donat produk terbaik dibandingkan dengan produk
kentang berkisar 60-90% dimana donat lainnya dengan persentase penerimaan panelis
untuk warna,aroma dan rasa 90% dan tekstur
kentang dengan pembekuan 6 hari
95%. Produk terbaik donat kentang ready to
11

cook memiliki derajat pengembangan 87,67 % Imran Jan, M.S. 2000. Prospek Tepung Ubi Kayu
kadar air 21,67%,kadar lemak 23,67%, daya (Manihot Esculenta) sebagai Substitusi
serap minyak 17,00%, kadar protein 8,67%, dalam Pembuatan Donat. Skripsi Fakultas
kadar abu 3,00%, kadar karbohidrat 51,00 %, Teknologi Pertanian: Institut Pertanian
analisis nilai kalori 422,67 Kkal/gr, dan kadar Bogor
pati 13,00%. Ketaren S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. UI
Press: Jakarta
Saran Kusnandar,Feri. 2010. Kimia Pangan. PT.Dian
Untuk Peneliti selanjutnya disarankan Rakyat: Jakarta
memperpanjang lama pembekuan dan Rohana, Ainun. 2002. Pembekuan. Universitas
menurunkan suhu pembekuan sehingga terlihat Sumatera Utara: Medan
perbandingan seberapa besar pengaruh Rospiati, Epi. 2006. Evaluasi Mutu dan Nilai Gizi
pembekuan tersebut. Nugget Daging Merah Ikan Tuna (Thunnus
sp) yang diberi Perlakuan Titanium
Ucapan Terima Kasih Dioksida. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Soekarto. 1981. Penilaian Organoleptik. Bogor.
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Institut Pertanian Bogor. 144 hal.
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya SNI (Standar Nasional Indonesia). 2000. Syarat
dan dengan izin-Nya Penulis dapat Mutu Donat .01-2000
menyelesaikan jurnal ini. Sholawat dan Salam Sudarmadji, S.Haryono dan Suhardi. 1984.
kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
panutan umat manusia di dunia. dan Pertanian. Yogyakarta. Liberty. 160
Pada kesempatan ini, Penulis hal.
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Muchtadi, Tien R. 1997. Petunjuk Laboratorium
Novelina, MS selaku dosen pembimbing I dan Teknologi Proses Pengolhan Pangan. PAU
Bapak Ir. Aisman, M.Si selaku pembimbing II Pangan dan Gizi IPB. Bogor
yang telah memberikan bantuan, arahan hingga U.S,Wheat Associates, 1983. Pedoman
selesainya jurnal ini dan terimakasih kepada Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan:
Ibu Dr. Ir. Kesuma Sayuti, MS, Ibu Neswati, S.TP, Jakarta
M.Si dan Ibu Ir. Rifma Eliyasmi, MS selaku dosen Viona. 2003. Pengaruh Pencampuran Tepung
Penguji. Tapioka terhadap Karakteristik Fisiko
Kimia dan Organoleptik Kerupuk Sagu
DAFTAR PUSTAKA dengan Cita Rasa Ikan Lele.[Skripsi]
Fakultas Pertanian Universitas
Afriyanti, Leni Herliani. 2008. Teknologi Andalas.Padang
Pengawetan Pangan. Alfabeta: : Bandung Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Assiciation of Official Analytical. Winarno F.G. 2007. Teknobiologi Pangan. Mbrio
Astuti, Sri Mulia.2009.Teknik Pengaturan Suhu Press
dan Waktu Pengeringan Beku Bawang
Daun (Allium fistulosum L.). Buletin
Teknik Pertanian vol.14 No.1,2009
Buckle, dkk. 1985. Ilmu Pangan. UI Press.
Jakarta
Dahlia, dkk. 2011. Refrigerasi Hasil Perikanan.
Universitas Riau: Riau
Deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Institut
Teknologi Bandung: Bandung
Desrosier. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.
Universitas Indonesia: Jakarta
Effendi, Supli. 2009. Teknologi Pengolahan dan
Pengawetan Pangan. Alfabeta: Bandung
Indriani. 2011. Donat Goreng dan Panggang.
PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

You might also like