Pasien imunokompromais • Penekanan respons imun dapat terjadi pada penyakit defisiensi imun kongenital (primer) dan defisiensi imun di dapat (sekunder) DEFISIENSI IMUN PRIMER Defisiensi imun primer humoral, defisiensi imun primer seluler dan kombinasi keduanya seperti pada penyakit X-linked agammaglobulinemia, Bruton, Wiskott- Aldrich, ataxia telangiectasia dan syndrom D George, kontraindikasi untuk vaksinasi dengan vaksin hidup. Dapat diberikan imunisasi pasif dengan gammaglobulin pasif dengan imunoglobulin intravena • Pada defisiensi komplemen dapat diberikan semua jenis vaksin baik hidup ataupun vaksin kuman mati/yang dilemahkan sedangkan pada defisiensi fagosit misalnya pada penyakit granulomatosis, tidak boleh diberikan vaksin bakteri hidup dan dianjurkan untuk divaksinasi terhadap penyakit influenza dan pneumokokus DEFISIENSI IMUN SEKUNDER terjadi pada: 1.Pengobatan kortikosteroid dosis tinggi sama atau lebih dari 20 mg sehari atau 2 mg/kgBB/hari dengan lama pengobatan> 1 bulan 2.Pengobatan dengan alkylating agents, antimetabolik dan radioterapi, untuk penyakit keganasan seperti leukemia dan limfoma • Pada pasien dengan sistem imun tertekan tidak boleh diberikan imunisasi vaksin hidup karena dapat berakibat fatal disebabkan bakteri/virus akan bereplikasi hebat karena tubuh tidak dapat mengontrolnya. Vaksin hidup, seperti: - Polio oral - MMR - BCG Baru dapat diberikan setelah penghentian pengobatan imunosupresif minimal 3 bulan • Vaksinasi dengan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan dapat segera diberikan seperti: - Hepatitis B - Hepatitis A - DTP dosis sama dengan anak sehat - Influenza - Hib PENGOBATAN KORTIKOSTEROID • Pada pasien pengobatan kortikosteroid (1) Topikal atau obat semprot hidung, paru, salep kulit, salep mata, injeksi lokal intra artikular Vaksin hidup (2) Kortikosteroid dosis rendah yang diberikan setiap hari atau selang hari • Pada pasien yang mendapat kortikosteroid sistemik dosis tinggi setiap hari atau selang sehari dan lama pemberian < 14 hari dapat diberikan vaksin hidup segera setelah penghentian pengobatan. • Pada pasien yang mendapat kortikosteroid sistemik dosis tinggi setiap hari atau selang sehari dan lama pemberian > 14 hari dapat diberikan vaksin hidup setelah penghentian pengobatan 1 bulan • Keluarga pasien imunokompromaise yang kontak langsung dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi polio inaktif, varisela dan MMR • Pengecualian untuk pasien ALL dalam keadaan remisi lebih dari 1 tahun, dapat diberikan imunisasi dengan virus hidup varisela • Pasien defisiensi imun kongenital ataupun yang didapat, imunisasi tidak akan memberikan respons maksimal yang diinginkan, sehingga dianjurkan memeriksakan titer antibodi serum setelah imunisasi diberikan sebagai data untuk pemberian imunisasi berikutnya. Penyakit Hodgkin • Pasien penyakit hodgkin yang berumur >24 bulan dan orang dewasa (close contact) dianjurkan mendapat imunisasi pneumokok dan Hib, karena pasien berisiko terhadap kedua penyakit tersebut. Respon antibodi paling baik bila imunisasi diberikan 10-14 hari sebelum dilakukan imunoterapi. Apabila diberikan bersama dengan imunoterapi hasilnya kurang evektif dan harus diulang 3 bulan setelah kemoterapi atau radioterapi dihentikan. • Pada splenektomi dianjurkan untuk pemberian imunisasi pneumokok dan Hib sebelum pengangkatan limpa Dianjurkan profilaksis dengan antibiotik penisilin dengan dosis untuk anak < 5 tahun 2x125 mg sehari dan > 5 tahun 2 x 250 mg sehari. Dapat juga profilaksis dengan amoksisilin 20 mg/kg sehari • Pada pasien keganasan seperti leukemia dan limfoma sebelum memulai pengobatan dengan kemoterapi sebaiknya diberikan dahulu imunisasi Pasien transplantasi sumsum tulang (TST) • Resipien transplantasi sumsum tulang (TST) alogenik akan menjadi defisiensi imun disebabkan: 1. Pengobatan imunosupresi terhadap penyakit primer 2. Kemoterapi dan radioterapi yang diberikan 3. Reaktivitas imunologi antara graft dan penjamu 4. Pengobatan imunosupresi yang diberikan setelah transplantasi dilakukan. Sebaiknya sebelum transplantasi dilakukan diberikan imunisasi polio dan DPT • Imunisasi influenza dapat diberikan 1 tahun setelah transplantasi, dan diulangi setiap tahun sebelum epidemi tiba. Imunisasi dengan hepatitis B diberikan setelah 1 tahun transplantasi • Pasien berumur >12 tahun yang akan mendapat organ transplantasi sebaiknya diperiksa terlebih dahulu titer antibodi campak, rubela dan varisela. Mereka yang berisiko tinggi harus mendapat imunisasi MMR sebelum transplantasi dilakukan Rekomendasi imunisasi pada TST alogenik Vaksin Rekomendasi Keterangan DTaP Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 3x Influenza Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST IPV Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 3x Hib konjugasi Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 2-3x Pneumokokus Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 1 atau polisakarida 2 Pneumokokus Pertimbangka Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 3x konjugasi n Hepatitis B Ya Setelah 6-12 bulan pasca TST , dosis 3x Campak Pertimbangka Diberikan 24 bulan pasca TST n Rubela Pertimbangka Wanita yang berpotensi akan hamil n Varisela Pertimbangka Pasien seronegatif, diberikan 24 bulan n pasca TST Bayi prematur dan berat lahir rendah • Bayi prematur dapat diimunisasi sesuai dengan umur kronologisnya dengan dosis dan jadwal yang sama dengan bayi cukup bulan • Vaksin DTwP atau DTaP, Hib dan OPV diberikan pada umur 2 bulan. • Bila bayi masih dirawat pada umur 2 bulan sebaiknya diberikan IPV, bila akan diberikan OPV sebaiknya ditunda sampai saat bayi akan dipulangkan dari rumah sakit/rumah bersalin untuk menghindarkan penyebaran virus polio Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) • Pasien HIV mempunyai risiko lebih besar untuk mendapatkan infeksi sehingga diperlukan imunisasi • WHO menganjurkan imunisasi rutin untuk anak HIV yang asimptomatik HIV imunisasi BCG tidak diberikan Pemberian imunisasi pada HIV anak rekomendasi WHO/UNICEF dan ACIP VAksin Asimptomatik HIV Simtomatik HIV Catatan BCG Tidak diberikan Tidak diberikan Infeksi HIV sukar ditegakkan pada usia bayi DTP diberikan diberikan OPV Diberikan IPV Campak diberikan diberikan Diberikan usia 9 bulan, tidak diberikan bila supresi imun berat Hepatitis B diberikan diberikan Toksoid tetanus diberikan diberikan 5 dosis MMR diberikan diberikan Tidak pada sel T CD4<15% Hib diberikan diberikan Pneumokokus diberikan Varisela diberikan diberikan Tidak pada sel T CD4<15% Influenza diberikan diberikan Usia > 6 bulan IMUNISASI BAYI PADA IBU BERISIKO Ibu menderita hepatitis B • Ibu yang menderita hepatitis B akut atau uji serologis HBsAg (+), dapat menularkan hepatitis B pada bayinya. Imunisasi hepatitis B pada bayi ditentukan oleh status HBsAg ibu. Skema imunoprofilaksis hepatitis B pada bayi berdasarkan status HBsAg ibu
Berat lahir ≥ 2000 g Berat lahir < 2000 g
HBsAg positif Vaksin hepatitis B + HBIg (dalam Vaksin hepatitis B + HBIg rentang umur 12 jam) (dalam rentang umur 12 jam) Imunisasi dengan 3 dosis vaksin Imunisasi dengan 4 dosis vaksin pada 0, 1, dan 6 bulan umur pada 0, 1, 2-3, dan 6 bulan kronologis umur kronologis Periksa anti-HBs dan HBsAg pada Periksa anti-HBs dan HBsAg umur 9-15 bulan pada umur 9-15 bulan Bila HBsAg dan anti-HBs negatif, Bila HBsAg dan anti-HBs reimunisasi dengan 3 dosis, dengan negatif, reimunisasi dengan 3 interval 2 bulan, dan periksa kembali dosis, dengan interval 2 bulan, HBsAg dan anti-HBs dan periksa kembali HBsAg dan anti-HBs HBsAg tidak Vaksin hepatitis B (dalam 12 jam) + Vaksin hepatitis B + HBIg diketahui HBIg (dalam 7 hari) bila hasil (dalam 12 jam) pemeriksaan HBsAg ibu positif Periksa HBsAg ibu segera Periksa HBsAg ibu segera, bila tidak dapat dilakukan dalam 12 jam, berikan HBIg Berat lahir ≥ 2000 g Berat lahir < 2000 g HBsAg negatif Dianjurkan vaksin hepatitis Vaksin hepatitis B dosis 1 B saat lahir dalam 30 hari umur kronologis, bila secara klinis keadaannya stabil, atau pada saat keluar dari RS sebelum 30 hari umur kronologis Imunisasi hepatitis B dalam Imunisasi hepatitis B dalam 3 dosis pada umur 0-2, 1-4, 3 dosis pada umur 1-2, 2-4, dan 6-18 bulan umur dan 6-18 bulan umur kronologis kronologis Bila vaksinasi kombinasi Bila vaksinasi kombinasi mengandung hepatitis B, mengandung hepatitis B, berikan saat usia 6-8 berikan saat usia 6-8 minggu umur kronologis minggu umur kronologis Evaluasi anti-HBs dan Evaluasi anti-HBs dan HBsAg tidak perlu HBsAg tidak perlu dilakukan dilakukan BCG dapat diberikan Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan dan catat berat badan bayi tiap 2 minggu Imunisasi pada anak dengan penyakit kronis
• Beberapa penyakit infeksi dapat dicegah
apabila waktu terpapar dengan timbul infeksi kurang dari 72 jam. Misalnya seorang anak yang menderita varisela, teman sekelas dapat dicegah dengan imunisasi varisela apabila kontak < 72 jam dan tidak terjadi kontak berikutnya Air susu ibu dan imunisasi • Tidak terdapat kontraindikasi pada bayi yang sedang menyusui bila ibunya diberikan imunisasi baik dengan bakteri atau virus hidup dan kuman yang dilemahkan. Travel Vaccination • Dalam buku International Travel and Health” 2007 dari World Health Organization, dikatakan bahwa statistik tahun 2005 dari The World Tourism Organization, kunjungan turis seluruh dunia telah melebihi 800 juta orang, mayoritas sebanyak 50% atau sekitar 402 juta adalah turis internasional dengan tujuan kunjungan berlibur, rekreasi dan bersenang-senang, lalu sebanyak 42% atau sekitar 337 juta adalah turis untuk kunjungan teman dan keluarga, wisata agama seperti ibadah Haji dan untuk mencari pengobatan, sisanya sekitar 8% adalah turis yang tidak jelas tujuan kunjungannya Vaksin yang diperlukan untuk wisatawan • Vaksinasi rutin Hepatitis B Polio BCG DPT Campak MMR Hib Pneumokokus Influenza Varisela Rotavirus HPV Tifoid • Vaksinasi pilihan Kolera Hepatitis A Japanese ensefalitis Meningokokus Rabies Tick borne ensefalitis Tifoid Yellow Fever • Vaksinasi Wajib Yellow Fever Meningokokus Vaksinasi dalam keadaan bencana Vaksinasi rekomendasi CDC pada situasi bencana Jika catatan vaksinasi ada Anak dan orang dewasa harus divaksinasi sesuai dengan jadwal vaksinasi yang sudah direkomendasikan Jika catatan vaksinasi tidak ada Anak-anak berusia <10 tahun harus diperlakukan seolah-olah belum mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan, mencakup:MMR, DTaP, IPV, Hib, Hep B, PCV, Varisela,hepatitis A Anak – anak dan remaja (usia 11-18 tahun) harus mendapat vaksinasi sebagai berikut: TDaP Meningokokus konjugasi (usia 11-12 dan 15 tahun) Influenza • Dewasa (diatas 18 tahun) harus menerima vaksinasi • Tetanus dan difteri toxoid (Td), jika sudah menerima vaksin yang mengandung TT> 10 tahun • Vaksin pneumokokus polisakarida untuk orang dewasa > 65 tahun atau dengan resiko • Vaksin influenza TERIMA KASIH