Professional Documents
Culture Documents
1
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK Universitas Lambung Mangkurat/RSUD Ulin
Banjarmasin, 2Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
PENDAHULUAN
of Pain (IASP) adalah nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer atau
disfungsi dari sistem saraf dan dapat disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi dari
nervus atau tergantung letak lesi atau disfungsi terjadi. Nyeri neuropati adalah
nyeri abnormal baik yang terjadi akibat lesi pada sistem saraf perifer maupun
sentral. 1,2
Penatalaksanaan nyeri neuropatik sering tidak optimal. Hal ini terkait dengan
neuropatik berbeda dari nyeri nosiseptif. Diagnosis yang tidak tepat akan
PEMBAHASAN
langsung pada jaringan saraf itu sendiri. Lesi primer atau disfungsi saraf mungkin
terjadi pada bagian perifer, atau sentral, dan mungkin melibatkan reseptor nyeri
saraf perifer, radiks, medulla spinalis, atau daerah sentral otak. Nyeri neuropatik
dapat melibatkan saraf tunggal atau multipel yang berarti melibatkan banyak
Nyeri neuropatik dapat terjadi akibat lesi di susunan saraf pusat (nyeri sentral)
atau kerusakan saraf perifer (nyeri perifer). Nyeri neuropatik berasal dari saraf
perifer di sepanjang perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa
perifer di jaringan lunak, pleksus saraf, dan saraf itu sendiri juga dapat
talamus adalah salah satu nyeri neuropatik sentral. Nyeri sentral neuropatik juga
dapat ditemukan pada pasien pasca strok, multipel sklerosis, spinal cord injury,
yang berasal dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan spontan serat
saraf perifer yang terkena tetapi juga lepasnya muatan spontan sel-sel ganglion
akar dorsal saraf yang rusak. Contoh-contoh sindrom yang mungkin dijumpai
Pada nyeri neuropatik sentral kasus yang sering dijumpai, yaitu mielopati
Parkinson, mielopati pasca iskemik, mielopati pasca radiasi, nyeri pasca stroke,
nyeri pasca trauma korda spinalis, dan siringomielia. Pada nyeri neuropatik sering
Perubahan ekspresi dan distribusi kanal ion natrium dan kalium terjadi setelah
bagian proksimal lesi yang masih berhubungan dengan badan sel dalam beberapa
jam atau hari, tumbuh tunas-tunas baru (sprouting). Tunas-tunas baru ini, ada
yang tumbuh dan mencapai organ target, sedangkan sebagian lainnya tidak
mencapai organ target dan membentuk semacam pentolan yang disebut neuroma.
Pada neuroma terjadi akumulasi berbagai ion kanal, terutama Na+ kanal.
ion kanal juga terlihat adanya molekul-molekul transducer dan reseptor baru yang
Lesi jaringan berlangsung singkat, dan bila lesi sembuh nyeri akan hilang.
allodinia dan hiperalgesia sekunder. Nyeri timbul karena aktivasi dan sensitisasi
sistem nosiseptif baik perifer maupun sentral. Baik nyeri neuropatik perifer
maupun sentral berawal dari sensitisasi neuron sebagai stimulus noksious melalui
jaras nyeri sampai ke sentral. Bagian dari jaras ini dimulai dari kornu dorsalis,
rendahnya ambang batas stimulus terhadap aktivitas neuron itu sendiri misalnya
berbagai neuron.7,8
a. Hiperalgesia
noksius (nyeri).7
b. Allodinia
menimbulkan rasa nyeri. Fenomena ini disebut allodinia. Sebagai contoh adalah
rabaan dengan menggunakan kapas pada daerah yang terbakar atau daerah yang
a. Parestesia
Parestesia adalah sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dipicu
rangsangan dari dunia luar. Parestesia adalah sensasi rasa dingin atau panas di
b. Disestesia
dengan pencetus. 7
nyeri neuropatik ini dapat bersifat simetris seperti pada diabetes melitus. Dapat
pula bersifat asimetris seperti pada sindrom terowongan karpal dan hernia nucleus
pulposus (HNP). 7
A. Anamnesis
kausa tersebut dapat dihilangkan, sehingga anamnesis yang teliti untuk mengenal
jenis nyeri yang dialami oleh pasien. Berikut adalah data yang diperlukan untuk
menilai nyeri.12
>12. Pada kuisioner LANSS sensitivitas 85% dan spesifisitasnya 80%. Berikut
kuesionernya :16
Pada DN4, nyeri neuropatik ditegakkan apabila jumlah “ya” didapatkan > 4
dari 10 pertanyaan. Spesifisitas pada DN4 90% dan sensitivitas pada DN4 83%.16
Gambar 2.3. NPQ18
apakah yang dirasakan pada pasien nyeri nosiseptif atau nyeri neuropatik.
alat diagnostik yang paling mudah dan praktis untuk digunakan dalam pelayanan
1. Sistem motorik
Fungsi dari sistem motorik tergantung pada keadaan anatomi otot-otot dan
tremor, rigiditas seperti gerakan roda gigi, gerakan khorea atau atetosa,
2. Penilaian Somatosensorik
Tes ini untuk menggambarkan tempat kedudukan trauma yang tepat, lebih
baik membuat peta daerah yang terkena secara langsung pada penderita dengan
Keadaan nyeri ini mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut: distribusi saraf
perifer atau radiks saraf (radiksuler), distribusi radiks saraf multipel (poli
radiksuler atau pleksus), suatu region yang lebih besar seperti yang diinervasi oleh
nyeri, sentuhan, tekanan, posisi, dan rasa getar. Informasi yang berguna, yaitu
adanya sedikit perhatian terhadap asal nyeri dengan penilaian yang akurat pada
C. Pemeriksaan Penunjang
dikerjakan untuk mengklarifikasi lebih lanjut asal serangan pada sistem saraf.
Cara ini hanya menilai serabut-serabut berdiameter besar dan invasi ringan dan
Lini petama Patch Gunakan pada area nyeri dan allodinia selama
pada nyeri lignokain 5% 12 jam per hari.
neuropatik topikal Coba selama 3 sampai 4 minggu, jika tidak ada
perifer (Versatis®) kemajuan klinis hentikan penggunaan.
(contoh Ideal pada orang lanjut usia atau lemah karena
NPH) memiliki sedikit efek samping.
Dapat menyebabkan reaksi topikal (contoh
eritema, rash).
Lini Antidepresan Mulai pada dosis rendah (5-10 mg) dan naikkan
pertama trisiklik secara perlahan untuk mengoptimalkan
pada (TCA): penerimaan.
kondisi -Amitriptilin Dosis efektif berkisar antara 10 dan 100 mg.
lainnya -Imipramin Efek onset lambat dan harus dicobakan untuk
-Nortriptilin paling tidak 2 minggu (ideal selama 6-8
minggu).
Amitriptilin yang diberikan pada malam hari lebih
efektif jika gangguan tidur juga butuh diterapi.
Nortriptilin memiliki efek sedasi yang lebih
ringan dan memiliki efek samping yang juga
lebih sedikit.
TCA memiliki efek samping yang signifikan,
mencakup: mulut kering, konstipasi,
berkeringat, pusing, sedasi, rasa kantuk,
palpitasi, disregulasi ortostatik, dan retensi urin.
Gunakan secara hati-hati pada pasien lanjut usia
dan pasien dengan faktor risiko kardiovaskular.
Lini kedua Modulator Indikasi penggunaan jika TCA
subunit dikontraindikasikan, tidak dapat ditolerir,
alpha-2: inefektif atau jika onset efek cepat dibutuhkan
- pregabalin pada kondisi nyeri neuropatik akut.
- gabapentin Pregabalin lebih banyak dipilih dibandingkan
dengan gabapentin karena memiliki hubungan
dosis respons yang lebih mudah diprediksi,
dosis yang dua kali sehari dan dapat dititrasi
cepat dengan harga yang terjangkau.
Dosis awal pregabalin adalah 75 mg dua kali sehari
(25-50 mg pada pasien lanjut usia dan lemah),
dosis maksimal 300 mg dua kali sehari.
Kurangi dosis pada insufisiensi renal.
Lini Lamotrigin
keempat
Natrium valproat
Ketamin Gunakan hanya pada pasien pilihan oleh
sublingual spesialis obat nyeri dan penanganan paliatif.
Saat ini bukan merupakan obat terdaftar,
membutuhkan persetujuan pasien (sesuai
protokol rumah sakit).
Data keamanan yang terbatas pada penggunaan
jangka panjang (misalnya efek kognitif dan
hepatik).
Pertimbangkan risiko penyalahgunaan.
2.6. Prognosis Nyeri Neuropatik
komplikasi yang dapat berakibat fatal. Pada kasus yang paling baik, saraf yang
rusak akan ber-regenerasi. Sel saraf tidak bisa digantikan jika mati namun
bergantung pada kerusakan dan umur seseorang dan keadaan kesehatan orang
mungkin tidak bisa terjadi dan mungkin juga tidak bisa ditentukan prognosis hasil
akhirnya.7,16
PENUTUP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer
atau disfungsi dari sistem saraf. Nyeri neuropatik terjadi akibat lesi, disfungsi atau
penyakit primer pada sistem saraf dengan berbagai macam etiologi baik di tingkat
saraf perifer, medulla spinalis maupun serebral. Pada nyeri neuropatik, dapat
merupakan alat diagnostik paling mudah dan praktis untuk digunakan pada
and quality of life in 158 patients. J Peripher Nerv Syst 2010; 15: 120-7.
2. Portenoy, Russel. Types of Pain. U.S.A.: Merck Sharp & Dohme Corp, 2011.
4. Torrence N, Smith BH, Bennet MI, Lee AJ. The epidemiology of chronic pain
2006;7:281-9
5. Vios MSN, Ameil TC, Manolete CG, Francis OJ, Henry UL, Josephine YL, et al.
6. Jaggi AS, Singh N. Role different brain areas in peripheral nerve injury-induced
13.
12. Mcpherson ML, Bruce RC, Howard AH, Raylene MR. A Pharmacist’s Guide to
Asociation, 2004.
13. Cohen SP, Jianren M. Neurophatic pain: mechanisms and their clinical
14. Bennett M, Nadine A, Miroslav M, Ralf B, Didier B, et al. Using screening tools
15. Bennett M. The LANSS pain scale: the Leeds assessment of neuropathic
Existing Guidelines and Discussion Points for the Future. Europian Neurological
Neuropathic Pain Diagnostic Questionnaire (DN4). Pain 2012; 114 (1): 29 – 36.
and validation of the Neuropathic Pain Symptom Inventory. J pain 2004; 248-57.
19. Chan A, Steven W, Chen P, Tsoi TH, Joseph L. Validation study of the Chinese
2011;17: 297-300.
20. Mindrona I, Ana MC, and Ovidiu AB. Overview of neuropathy pain diagnosis
22. Geelhoed G. Guidelines for the treatments on neurophatic pain. WATAG 2013:
1-5.