Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
3
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing Mahasiswa
4
BAB I
PENDAHULUAN
kandungan bila terjadi stres / kegawatan intrauterin. Mekonium yang terhirup bisa
paru. Selain itu, mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran
mekonium ditemukan pada 5-15% kelahiran, tetapi sindrom ini biasanya terjadi
pada bayi cukup bulan atau lewat bulan. Pada 5% bayi yang berkembang
pneumonia aspirasi, dimana 30% darinya memerlukan ventilasi mekanis dan 5-10
persennya dapat meninggal. Kegawatan janin dan hipoksia terjadi bersama dengan
dan pankreas janin, debris seluler, cairan amnion, serta lanugo. Cairan amnion
mekonial terdapat sekitar 10-15% dari semua jumlah kelahiran cukup bulan
(aterm), tetapi SAM terjadi pada 4-10% dari bayi-bayi ini, dan sepertiga diantara
dijumpai pada kelahiran preterm. Resiko SAM dan kegagalan pernapasan yang
5
terkait, meningkat ketika mekoniumnya kental dan apabila diikuti dengan asfiksia
perinatal. Beberapa bayi yang dilahirkan dengan cairan amnion yang mekonial
dibawah korda vokalis setelah kelahiran. Pada beberapa bayi, aspirasi mungkin
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
bayi. Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah salah satu penyebab yang
paling sering menyebabkan kegagalan pernapasan pada bayi baru lahir aterm
gastrointestinal, hepar, dan pankreas janin, debris seluler, cairan amnion, serta
lanugo. 1,5
2. Etiologi
mekonium terinhalasi oleh bayi. Mekonium dapat keluar (intrauterin) bila terjadi
mekonium juga berakibat pada iritasi dan peradangan pada saluran udara,
7
efek
mediator
inflamasi
(sitokin,
dan edema disfungsi
eikosanoid)
alveolar surfaktan
dan
parenkimal
perubahan
daya elastis
kebocoran
paru
protein ke
(peningkatan
dalam jalan
resisten,
nafas
penurunan
kompli ens)
SAM
toksisitas
sumbatan langsung
jalan nafas oleh unsur
mekonium
3. Faktor Resiko
Faktor resiko yang terkait kejadian SAM antara lain adalah kehamilan post-
term, pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi pada ibu, diabetes mellitus pada ibu,
bayi kecil masa kehamilan (KMK), ibu yang perokok berat, penderita penyakit
8
4. Patofisiologi Sindroma Aspirasi Mekonium
pencernaan yang sudah matur dan biasanya akibat dari stres hipoksia pada fetus.
anti-bakterial dan setelah itu meningkatkan resiko infeksi bakteri perinatal. Selain
mekonium dalam uterus adalah aspirasi cairan amnion yang tercemar mekonium
sebelum, selama, maupun setelah kelahiran. Aspirasi cairan amnion mekonial ini
akan menyebabkan hipoksia melalui 4 efek utama pada paru, yaitu: obstruksi jalan
hipertensi pulmonal.3,6
jalan nafas selama inhalasi dan kolaps jalan nafas di sekitar mekonium yang
9
(pneumotoraks), mediastinum (pneumomediastinum), dan perikardium
(pneumoperikardium). 3,6
b. Disfungsi surfaktan
Beberapa unsur mekonium, terutama asam lemak bebas (seperti asam palmitat,
asam oleat), memiliki tekanan permukaan minimal yang lebih tinggi dari pada
c. Pneumonitis
tumor nekrosis faktor (TNF)-α, interleukin (IL)-1ß, I-L6, IL-8, IL-13) dan
menyebabkan pneumonitis luas yang dimulai dalam beberapa jam setelah aspirasi.
mismatch. 3,6
hypertension of the newborn ) primer atau sekunder sebagai akibat dari stres
10
Bagan 2 : Patofisiologi sindrom aspirasi mikonium
5. Gambaran Klinis
yang kental teraspirasi ke dalam paru, mengakibatkan obstruksi jalan napas kecil
setelah kelahiran dengan gejala takipnu, retraksi, stridor, dan sianosis pada bayi
dengan kasus berat. Obstruksi parsial pada beberapa jalan napas dapat
ditandai oleh takikardia tanpa retraksi. Pada kondisi gawat nafas, dapat terjadi
distensi dada yang berat yang membaik dalam 72 jam. Akan tetapi bila dalam
11
perjalanan penyakitnya bayi memerlukan bantuan ventilasi, keadaan ini dapat
dan diafragma mendatar. Foto x-ray dada normal pada bayi dengan hipoksia berat
persisten. PO2 arteri dapat rendah pada penyakit lain, dan jika terjadi hipoksia,
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tes Indikasi
Kultur darah Dapat menunjukan adanya bakteremia, tetapi hasil baru dapat
diambil dari darah arteri) atau kondisi asam basa (jika sampel
pernapasan
12
lengkap dan infeksi
oksigen tambahan
Elektrolit serum: 2
13
Polisitemia dapat terjadi akibat hipoksia fetal yang kronis dan/atau akut.
Polisitemia berkaitan dengan penurunan aliran darah pulmonal dan dapat memicu
hipoksia yang terkait SAM (sindrom aspirasi meconium) dan PPHN (persistent
b. Pemeriksaan Radiologis 4
umbilikalis
Nantinya, pada kasus SAM, setelah kondisi bayi cukup stabil, pemeriksaan
radiologis otak seperti MRI, CT scan, atau USG cranial, diindikasikan jika
14
Gambar 1 : Radiografi seri pada bayi baru lahir dengan aspirasi mekonium tanpa
radiologis diatas menunjukkan perselubungan yang kasar pada parenkim paru dengan
15
7. Diagnosis Sindroma Aspirasi Mekonium
(ronki kasar).
menunjukkan patchy opacities yang disebabkan oleh cairan pada paru yang dalam
efusi pleura yang ditemukan pada 2/3 kasus. Volume paru normal namun
16
karena terjadi kolaps alveolus. Gambaran air bronchogram juga dapat dilihat
namun efusi pleura jarang terjadi. Sindrom ini biasanya terjadi pada bayi preterm
Sepsis
17
C). Gambaran radiografi pada neonatus
terlihat.
18
C). Terdapat penumpulan sinus
phrenicostalis, garis radiodense tipis
sepanjang hemithoraks kanan lateral
dan garis cairan pada fissura mayor
kanan yang konsisten dengan efusi
pleura.
Untuk membedakan antara gambaran TTN, RDS, dan SAM, dapat dilihat
berkembang
sempurna
persalinan term
19
diabetes pada ibu
maupun sianosis
jantung, paru,
penumpukan cairan
intralobar
surfaktan
minggu)
Keterangan :
20
9. Penatalaksanaan Sindroma Aspirasi Mekonium
A. Penatalaksanaan prenatal
prenatal.
cairan mekonial dan ruptur membran, takikardi fetus, atau pola deselerasi)
jantung fetus dan pH kulit kepala fetus. Jika penilaian menunjukkan adanya
fetal distres, tindakan korektif diperlukan atau fetus harus dilahirkan tepat
pada waktunya. 8
21
efisiensinya dalam menurunkan resiko dan tingkat keparahan aspirasi
Intervensi pediatrik yang sesuai untuk neonatus yang lahir dengan cairan
amnion mekonial tergantung pada bugar tidaknya bayi. Hal ini dapat dinilai
dengan adanya pernapasan spontan, denyut jantung > 100 x/menit, gerakan
spontan, atau ekstremitas yang berada dalam posisi fleksi. Bagi bayi-bayi
penghisap mekonium pada tekanan 100 mmHg. Ventilasi tekanan positif harus
a) Penatalaksanaan respirasi
22
dikontraindikasikan pada neonatus dengan kondisi labil jika diduga ada
b. Pemeriksaan kadar gas darah arteri. Pengukuran kadar gas darah arteri
f. Oksigen tambahan. Salah satu tujuan utama pada kasus-kasus SAM adalah
23
bahkan lebih tinggi karena resiko retinopati seharusnya kecil pada bayi-bayi
bayi ini secara hati-hati dari terapi oksigen. Kebanyakan pasien masih labil,
intervensi pasien. 8
g. Ventilasi mekanik. Pasien pada kasus-kasus berat yang terancam gagal napas
ventilation).
inspirasi dan kecepatan yang lebih tinggi dibanding pasien dengan HMD
24
perangkap udara, dan penurunan kompliansi paru, pasien yang beresiko
kelainan parenkim paru, kemungkinan besar akan mendapat efek positif dari
selektif akibat nitrit oksida yang bekerja langsung pada otot polos vascular,
guanosin monofosfat. Karena diberi per inhalasi, efek yang timbul hanya
bersifat lokal. Hal ini terjadi karena nitrir oksida akan diinaktivasi oleh
25
pada sistem-sistem lain dalam tubuh cukup minimal, akan tetapi, kadar
ECMO, bayi dengan SAM memiliki angka kelangsungan hidup yang tinggi,
b) Penatalaksanaan umum
kerusakan organ. 8
Jika bayi tidak bugar (didefinisikan sebagai kondisi tonus otot yang lemah
dan usaha napas yang kurang maupun tidak ada): suction trakea langsung
setelah kelahiran. Suction dilakukan selama tidak lebih dari 5 detik. Jika tidak
26
jika didapatkan cairan mekonial tanpa adanya bradikardi, lakukan reintubasi
dan suction. Jika bradikardi, lakukan ventilasi tekanan positif dan rencanakan
Jika bayi bugar (didefinisikan sebagai kondisi usaha napas yang cukup,
menangis, tonus otot cukup, dan warna kulit yang baik): bersihkan sekresi
dan mekonium dari mulut lalu hidung menggunakan bulb syringe atau selang
sesuai kebutuhan.
Distres perinatal dan distres napas yang berat merupakan halangan untuk
pemberian makanan.
Terapi cairan intravena dimulai dengan infus dekstrosa yang adekuat untuk
mencegah hipoglikemi.
a. Displasia bronkopulmoner
b. Pneumotoraks
c. Pneumonia
27
d. PPHN ( persistent pulmonary hypertension of the newborn ).
untuk menderita mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama
jaringan paru baru. Dengan demikian, prognosis jangka panjang tetap baik. Bayi
yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit paru kronik,
1) Konsekuensi Kardiovaskular
2) Konsekuensi Pulmonal
b. Edema paru
3) Konsekuensi Renal
a. Ensefalopati hipoksik-iskemik
b. Perdarahan intrakranial
28
11. Prognosis Sindroma Aspirasi Mekonium
yang lebih tinggi daripada mortalitas bayi yang tidak teraspirasi, dan aspirasi
Sisa masalah pada paru jarang dijumpai , tetapi meliputi batuk bergejala, mengi,
dan hiperinflasi persisten selama 5-10 tahun. Prognosis akhir bergantung pada
luasnya jejas sistem saraf pusat akibat asfiksia, dan adanya masalah-masalah
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim, M.S. Infeksi Neonatal Akibat Air Ketuban Keruh. Semarang : Sari Pediatri. 2009
2. Arvin, B.K. Sindroma Aspirasi Mekonium Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol.
1 Edisi 15. ECG : Jakarta. 2000. h. 600-601.
3. Hendarwati, C. Asosiasi Tingkat Kekentalan, Adanya Sterkobilin dan
Bilirubin pada Air Ketuban Keruh dengan Terjadinya Sindroma Aspirasi
Mekonium. 2010. Availabel from :
https://core.ac.uk/download/pdf/11728296.pdf diakses 10 januari 2019.
4. Clark, M.B. Meconium Aspiration Syndrome. 2010. Available from :
http://portalneonatal.com.br/outras-especialidades/arquivos/Meconium
Aspiration Syndrome.pdf diakses 10 januari 2019.
5. Mathur, NC. Meconium Aspiration Syndrome. 2007. Available from :
http://pediatricsforyou.in/home/pdf/MECONIUM%20ASPIRATION%20SY
NDROME.pdf. diakses 11 januari 2019.
6. Yeh, TF. Core Concepts: Meconium Aspiration Syndrome: Pathogenesis and
Current Management. American Association of Pediatrics. Available from :
http://neoreviews.aap publications.org. 2010. diakses 11 januari 2019.
7. Pudjiadi, A.H. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Edisi II. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI. 2011
8. Bakhtiar,.Tatalaksana Bayi Baru Lahir Yang Mengalami Sindrom Aspirasi
Mekoneum. 2012 Available from : http://www.stikesayani.ac.id e-jurnal.
diakses 12 januari 2019
30