Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Diabetes mellitus is metabolic diseases characterized by hyperglycemia caused by
disturbances in insulin secretion or insulin activity. Herbal Forte Rice is rice synthetic material
composed of main purple sweet potato and corn flour. It contains antioksidan, fiber, resistant
starch and having moderate glycemic index. This study aimed to determine the effectivity of
Herbal Forte Rice on decreasing blood glucose levels of patients type 2 DM. It used a cross-
over design, the role of research subjects was both as control and treatment groups. Total
sample of this research consisted of 60 samples. The treatment group was given Herbal Forte
Rice for 7 days in 2 consecutive meals, while the control group did not receive any
intervention. The results showed the average level of Fasting Blood Glucose (FBG) beginning
and end of the treatment group 179.76 mg/dL and 138.7 mg/dL; FBG beginning and end of the
control 180.87 mg/dL and 187.63 mg/dL; 2 hours post prandial Blood Glucose (2hppBG) levels
of beginning and end of the treatment group 284.37 mg/dL and 183.8 mg/dL; 2hppBG levels
beginning and end of the control 280.57 mg/dL and 284.13 mg/dL. This study concludes that
Herbal Forte Rice effective on decreasing blood glucose levels of patients type 2 DM.
Abstrak
Keywords: diabetes mellitus, Rice Herbal Forte, GDP and GD2PP
Abstrak
Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis dimana terjadi proses pelemahan dan
disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang
rawan baru pada sendi. Salah satu mediator inflamasi yang ikut berperan penting dalam
progresifitas osteoarthritis adalah TNF-α. Minyak ikan lemuru yang memiliki kandungan EPA
dan DHA dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan
adanya pengaruh minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps) terhadap penurunan ekspresi
TNF-α pada kartilago yang diinduksi Complete Freunds Adjuvant. Jenis penelitian yang
digunakan adalah true experimental dengan rancangan penelitian the randomized post test
only control group design. Kelompok penilitian terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
kontrol negatif (K-) dan kelompok perlakuan (P), masing-masing kelompok terbagi menjadi 3
sub kelompok berdasarkan lama pemberian minyak ikan lemuru yaitu 7, 14 dan 21 hari. Data
ekspresi TNF-α didapat dari skor histologi hasil pengamatan imunohistokimia kartilago sendi
tibiofemoral pada perbesaran 400x dalam lima lapang pandang. Hasil penelitian didapatkan
ekspresi TNF-α pada kelompok perlakuan lebih rendah dari pada kelompok kontrol negatif dan
Uji One Way Anova menunjukkan perbedaan secara signifikan antarkelompok (p = 0,000).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps) dapat
menurunkan ekspresi TNF-α.
Kata kunci: Osteoartritis, TNF-α, minyak ikan lemuru (Sardinella longiceps), kartilago
darah) dari dinding usus halus menuju daerah (100 mg/kg) dapat menurunkan kadar glukosa
penyerapan sehingga terjadi penurunan kadar darah 16,5% setelah 30 menit dibanding
glukosa darah [9]. perlakuan control [18].
Pada keadaan hiperglikemia, glukosa
Hubungan antara Kandungan Pati Resisten (RS) akan mengalami reaksi glikosilasi nonenzimatik
dengan Kadar Glukosa Darah secara spontan dengan hemoglobin membentuk
Pati resisten (RS) merupakan pati yang glycated hemoglobin. Glukosa dapat teroksidasi
tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan dan sebelum berikatan dengan hemoglobin demikian
tahan terhadap asam lambung sehingga dapat juga glukosa setelah berikatan dengan
mencapai usus besar untuk difermentasi oleh hemoglobin akan teroksidasi dan menghasilkan
bakteri probiotik [10]. Kandungan RS dalam Beras Reactive Oxygen Spesies (ROS). ROS akan
Herbal Forte diperkirakan sekitar 4,85% yang meningkatkan pembentukan ekspresi tumor
berasal dari pati jagung. Indeks prebiotik Beras necrosis factor α (TNF α) yang mengakibatkan
Herbal Forte diperkirakan sekitar 1,6. Nilai ini lebih terjadinya resistensi insulin melalui penurunan
tinggi jika dibandingkan dengan kandungan RS autofosforilasi dari reseptor insulin, perubahan
tepung beras sebesar 2,15% denga indeks reseptor insulin subtrat (IR-s) menjadi inhibitor
prebiotik sebesar 1,5 [11]. reseptor tyrosine kinase activity, penurunan
Penelitian lain melaporkan bahwa RS insulin-sensitive glucose transporter (GLUT-4),
dapat difermentasi oleh bakteri probiotik sehingga merubah fungsi sel β, dan meningkatkan
dihasilkan asam lemak rantai pendek (short chain sirkulasi asam lemak. Aktivitas antioksidan
fatty acid atau SCFA) [12]. Penelitian lain juga Beras Herbal Forte meningkatkan toleransi
melaporkan bahwa fermentasi RS oleh bakteri glukosa dengan cara mencegah oksidasi
probiotik banyak mengandung SCFA seperti asam glukosa darah, menurunkan potensi enzim-
asetat, propionat, dan butirat [13]. enzim yang berperan dalam pemindahan gugus
Keberadaan RS dalam usus halus dapat fosfat pada glukosa yang merupakan tahap awal
menurunkan respon glikemik dan insulemik pada proses glikosilasi dan memperbaiki stress
penderita diabetes dan penderita hiperinsulemik oksidatif [19].
[14]. RS juga berpotensi memperbaiki sensitivitas
hormon insulin [15]. Hubungan antara Indeks Glikemik dengan
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa Kadar Glukosa Darah
pemberian RS pada tikus secara signifikan Beras Herbal Forte memiliki IG sedang
memberi dampak terhadap metabolisme lipid, karena dibuat dari kombinasi ubi jalar ungu
memengaruhi regulasi nafsu makan yang (IG<55) dan tepung jagung (IG = 68). Nilai ini
disebabkan oleh perubahan aktivitas neuronal lebih rendah jika dibandingkan dengan IG nasi
dalam pusat pengatur nafsu makan hipotalamik sekitar 54-84. Indeks glikemik adalah respon
yang memberikan sugesti kenyang [16]. RS dapat glukosa darah tubuh terhadap makanan
meningkatkan rasa kenyang karena mampu dibandingkan dengan respon glukosa darah
meningkatkan ekspresi genetik penstimulasi rasa tubuh terhadap gula murni. Indeks glikemik
kenyang yang dihubungkan pada hormon GLP-1 berguna untuk menentukan respon glukosa
d a n P Y Y d a l a m u s u s b e s a r. Penelitian darah terhadap jenis dan jumlah makanan yang
sebelumnya juga melaporkan bahwa RS secara dikonsumsi [20]. Makanan sumber karbohidrat
signifikan mencegah peningkatan berat badan akan dicerna dan diabsorbsi dengan kecepatan
dalam jangka waktu yang lama [17]. yang berbeda-beda sehingga karbohidrat
dengan jumlah berbeda tidak memberikan efek
Hubungan antara Kandungan Antioksidan dengan yang sama terhadap kadar glukosa darah,
Kadar Glukosa Darah produksi insulin, maupun kadar lipid darah.
Kandungan antioksidan dari Beras Herbal Sehingga pemilihan jenis makanan juga
Forte dapat terlihat dari total kandungan senyawa diperlukan dalam membantu pengendalian
fenol yang terdiri dari antosianin dan asam fenolat kadar glukosa darah [21].
yang terdapat pada ubi jalar ungu sebagai salah Pangan yang menaikkan kadar glukosa
satu bahan penyusun Beras Herbal Forte. Dalam darah dengan cepat, memiliki indeks glikemik
100 gram Beras Herbal Forte mengandung sekitar tinggi. Sebaliknya pangan yang menaikkan
288,951 mg total senyawa fenol. Penelitian kadar glukosa darah dengan lambat, kandungan
sebelumnya membuktikan bahwa pemberian indeks glikemiknya rendah. Konsep indeks
maltosa (gula) pada tikus yang diikuti oleh glikemik disusun untuk semua orang yaitu orang
pemberian antosianin dari ubijalar Ayamurasaki yang sehat, penderita obesitas, penderita
diabetes dan atlet. Makanan dengan indeks risiko lebih rendah untuk menderita DM Tipe 2
glikemik rendah dapat memperbaiki pengendalian dibandingkan dengan orang yang aktifitas fisik
glikemik pada pasien DM tipe 2 sehingga kadar sehari-harinya ringan [25].
glukosa darahnya lebih stabil. Penelitian Faktor risiko stress juga tidak
metaanalisis yang dilakukan sebelumnya, dikendalikan atau diamati dalam penelitian ini.
menemukan pasien diabetes yang mengkonsumsi Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai
diet indeks glikemik rendah mengalami penurunan
hubungan antara stres dengan kejadian DM
kadar HbA1c 0,43% yang kemudian
mempengaruhi kadar glukosa darah, dan Tipe 2, didapatkan bahwa ada hubungan yang
didapatkan penurunan kadar glukosa darah post signifikan antara stres dengan kejadian DM Tipe
prandial ±21 %, namun tidak dikatakan penurunan 2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
kadar glukosa darah tersebut bermakna atau tidak Andi di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin
[22]. Penelitian lain menyatakan bahwa makanan Sudirohusodo, Makasar. Orang yang mengalami
dengan indeks glikemik rendah akan lebih lama stres memiliki risiko 1,67 kali untuk menderita
menunda rasa lapar dibandingkan dengan
DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang
makanan dengan indeks glikemik tinggi [23].
tidak mengalami stress [26].
Keterbatasan Penelitian Adanya peningkatan risiko diabetes pada
Meskipun dari hasil analisis statistik kondisi stres disebabkan oleh produksi hormone
terdapat hasil yang signifikan dalam penurunan kortisol secara berlebihan saat seseorang
kadar GDP dan GD2PP kelompok perlakuan, mengalami stres. Produksi kortisol yang berlebih
namun terdapat beberapa subjek dalam kelompok ini akan mengakibatkan sulit tidur, depresi,
perlakuan yang tidak mengalami penurunan kadar tekanan darah merosot, yang kemudian akan
GDP ataupuin GD2PP setelah intervensi. Faktor membuat individu tersebut menjadi lemas, dan
lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil nafsu makan berlebih. Oleh karena itu, ahli
penelitian ini adalah pola konsumsi, aktifitas fisik nutrisi biologis Shawn Talbott menjelaskan
serta tingkat stress. bahwa pada umumnya orang yang mengalami
Meskipun pengawasan utamanya stres panjang juga akan mempunyai
terhadap pola konsumsi harian telah dilakukan, kecenderungan berat badan yang berlebih, yang
mulai dari pengawasan langsung setiap waktu merupakan salah satu faktor risiko diabetes
makan pagi dan makan malam, adanya lembar mellitus [27].
pengawasan, pemberian menu panduan diet,
pengawasan melalui telepon, itu semua tidak Simpulan dan Saran
menutup kemungkinan subjek melakukan Pemberian Beras Herbal Forte efektif
cheating dengan tidak melaporkan kepada peneliti terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien
saat mengkonsumsi makanan yang berlebih diluar DM tipe 2. Terdapat perbedaan yang signifikan
waktu pengawasan. antara kadar glukosa darah puasa kelompok
Hal lain yang mungkin berpengaruh dalam kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan
penelitian ini adalah tingkat aktifitas fisik yang setelah dilakukan pemberian Beras Herbal
dilakukan. Peneliti tidak mengatur dan meneliti Forte. Terdapat juga perbedaan yang signifikan
tingkat aktifitas fisik yang dilakukan subjek selama antara kadar glukosa darah 2 jam post prandial
intervensi dilakukan. Aktivitas fisik dapat kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
mengontrol glukosa darah. Glukosa akan diubah sebelum dan setelah dilakukan pemberian
menjadi energi pada saat beraktivitas fisik. Beras Herbal Forte.
Aktivitas fisik mengakibatkan insulin semakin Diperlukan uji laboratorium terhadap
meningkat sehingga kadar glukosa dalam darah kandungan Beras Herbal Forte seperti aktivitas
akan berkurang. Pada orang yang jarang antioksidan, serat, pati resisten, serta indeks
berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam glikemik untuk mengetahui lebih jelas mengenai
tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun dalam tubuh manfaatnya dalam perbaikan patogenesis DM
sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak tipe 2. Waktu penelitian yang lebih lama dengan
mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi jumlah sampel yang lebih banyak juga
energi maka akan timbul DM [24]. Hasil analisis diperlukan supaya penurunan kadar glukosa
hubungan dari penelitian sebelumnya menunjukan darah subjek penelitian dapat mencapai target
bahwa ada hubungan yang signifikan antara terapi DM tipe 2. Diperlukan edukasi dan
aktivitas fisik dengan kejadian DM Tipe 2. Orang sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat
yang aktivitas fisik sehari-harinya berat memiliki
terutama pasien terdiagnosis DM tipe 2 agar dapat sumber prebiotik. Jurnal Ilmu pertanian
mengambil manfaat dari konsumsi Beras Herbal Indonesia. 2015. 20(3): 191-200.
Forte dalam menurunkan kadar glukosa darah. [12]aRoberfroid M. Prebiotics: the concept
Perlunya strategi pengawasan yang lebih baik revisited. Am J Clin Nutr. 2007. 137(3):
agar bias penelitian dapat ditekan seminimal 830-837.
mungkin. Untuk penelitian selanjutnya diperlukan
[13] Hovhannisyan G, Aroutiounian R. Glei M.
pemeriksaan kadar HbA1C sebagai standar
Butyrate reduces the frequency of
pemeriksaan kadar glukosa darah pasien DM tipe
micronuclei in human colon carcinoma cells
2.
in vitro. Toxicology in Vitro. 2009. 23(6):
1028-1033.
Daftar Pustaka [14]aOkoniewska M, Witwer R S. Natural
[1] American Diabetes Association (ADA). resistant starch: an overview of health
Standards of medical care in diabetes. properties a useful replacement for flour,
Diabetes Care. 37(suppl 1): S1; 2014. resistant starch may also boost insulin
[2] International Diabetes Federation (IDF). sensitivity and satiety. New York (US):
Panduan global untuk diabetes melitus tipe 2. Nutritional Outlook; 2007.
Brussels: IDF; 2011. [15] Robertson MD, Bickerton AS, Dennis AL,
[3] Mahendra B. Care your self diabetes mellitus. Vidal H, Frayn KN. Insulin sensitizing
Jakarta: Penebar Plus; 2009. effects of dietary resitant stach and effects
[4] Shils ME, Shike M, Ross AC, Caballern B, on skeletal muscle and adipose tissue
Cousins RJ. Modern nutrion in health and metabolism. 2005. 82(3): 559-567.
disease 2 10th edition. USA: Lippincott Williams [16] So PW, Yu WS, Kuo YT, Wasserfall C,
and Wilkins. 2006; Hal 1043-1066. Goldstone AP, Bell JD, Frost G. impact of
[5] Shara KT, Soedijono S. Faktor risiko kejadian resistant starch on body fat patterning and
diabetes melitus tipe ii di Puskesmas central appetite regulation. PloS ONE.
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2007. 2(12): e1309.
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2013. 5(1): 6- [17]aKay, Nehall M, Daniel J, Scholfield,
11. Hallfrisch J, Helena GM. consumption of
[6] Sidartawan S. Perjalanan obesitas menuju both resistant starch and β – glukon
diabetes dan penyakit kardiovaskular. Jakarta: improves postprandial plasma glucose and
insulin in women. Diabetes Care. 2006.
Devisi metabolik dan endokrinologi RSCM- FK
29(1): 976 – 981.
UI; 2005. [18] Suda I, Oki T, Masuda M, Kobayashi M,
[7]aFitri S , Yekti D W. Hubungan konsumsi Nishiba Y, Furuta S. Physiological
karbohidrat, konsumsi total energi, konsumsi functionality of purple-fleshed sweet
serat, beban glikemik dan latihan jasmani potatoes containing anthocyanins and their
dengan kadar glukosa darah pada pasien utilization in foods. JARQ. 2003. 37(3):167-
diabetes mellitus tipe 2. JNH. 2014. Vol. 2, 173.
[19] Afaf I. Abuelgasim KMO. Maha B. Elmahdi.
No.3.
Effect of a. vera (elsabar) ethanolic extract
[8] Chandalia M, Garg A, Lutjohann D, Bergmann on blood glucose level in wistar albino rats.
KV, Grundy SM, Brinkley LJ. Beneficial effects J Appl Sci Res. 2008. 4(12): 1841-1845.
of high dietary fiber in patient with type 2 [20] Giacco R, Parillo M, Rivellese AA, Lasorella
diabetes mellitus. N Eng J. Med. 2000. 344(1): G, Giacco A. Long-term dietary treatment
1343-1350. with increased amounts of fiber-rich low-
[9]aGropper. Advanced nutrition & human glycemic index natural foods improves
metabolism. Belmont USA: Thomson blood glucose control and reduces the
Wadsworth; 2005. number of hypoglycemic events in type 1
[10] Fuentes ZE, Riquelme NMJ, Sánchez ZE, diabetic patients. Diabetes Care. 2000. 23
Pérez AJA. Resistant starch as functional (6): 146-161.
ingredient: A review. Food Res Int. 2010. 43: [21]aS i a g i a n R A . Faktor-faktor yang
931–942. mempengaruhi indeks glikemik pangan,
[11] Haryo, RBS. Sri BCJ, Nur DF, Saskiawan I. indeks glikemik dan beban glikemik
Kajian peningkatan pati resisten yang beberapa jenis pangan indeks glikemik
terkandung dalam bahan pangan sebagai pangan: cara mudah memilih pangan yang
menyehatkan. Jakarta: Penebar Swadaya; [25] Powers, AC. Harrison endocrinology 2nd Ed
2004. . USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 267-
[22] Miller JB, Hayne S, Petocz P, Colagiuri S. 313; 2010.
Low-glycemic index diets in the management of [26] Andi, Sulilowati. Faktor risiko diabetes
diabetes. Diabetes Care. 2010. 26:2261-7. melitus di rumah sakit umum dr. wahidin
[23] Ludwig DS. Dietary glycemic index and sudirohusodo makasar. Jurnal Ilmiah
obesity. jurnal of nutrition. 2000. 130 (2): 280- Nasional. 2008. 100 (1): 113-125.
282. [27] Roussel, R. Low water intake and risk for
[24] Kronenberg HM, Melmed S, Polonsky KS, new-onset hyperglycemia. Diabetes Care.
Larsen PR. Williams textbook of endocrinology 2011. 34: 2551-2554.
11th Ed. Philadelphia: Saunders; 2008.