Professional Documents
Culture Documents
SUBJECT:
Asuhan Keperawatan, Keluarga, Lansia dan Hipertensi
Description
Hypertension is a risk factor for morbidity and mortality for the elderly.
The most important effort in healing hypertension is to know and do the
right treatment to deal with patients with hypertension. The purpose of this
study was to carry out family nursing care on the elderly with
hypertension in Glonggongan, Sumbertebu, Bangsal, Mojokerto.
The design used in this research was case study. Criteria taken was
2 clients with diagnosis was Risk of ineffectiveness of brain tissue
perfusion recarrent and acute headache. Methods of data collection was
by interview, observation and documentation using family nursing care
format. The assessment used two main sources of clients and family
members who developed hypertension. Then set up nursing diagnoses,it
was done interventions, implementation and evaluation.
The result of case study on the study got pain complaints on both
elderly clients who experienced hypertension with pain scale 4 on client 1
and on client 2 scale of pain was 5. Assessment of health care function got
client 1 family was unable to take care for sick family member, client 2
families was unable to recognize health problems. Intervention and
implementation of heath education to the family about hypertension and
home care and teaching non-pharmacological relaxation (instrumental
music therapy). In the evaluation the family was able to carry out 5 family
duties and decreased pain in client 1 decreased from 150 to 130/80 mmHg
and on client 2 decreased from 160/90 mmHg to 140mmHg.
Therefore, the client and family should maintain, apply, seek
information for treatment to family members suffering from hypertension
in order to lower blood pressure and monitor hypertension and seek more
information about signs, symptoms, and complications of hypertension.
Latar Belakang
Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang.
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi perkembangan dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang mengalami
proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir. Seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap pada masa ini (Azizah, 2011). Hipertensi merupakan salah satu
penyakit degeneratif (menua), umumnya tekanan darah bertambah secara
perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Trianto, 2014). Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah secara terus-menerus hingga melebihi
batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90mmHg (Reeves, 2001
dalam Manurung 2016). Kejadian hipertensi pada lanjut usia akan
meningkatkan terjadinya penyakit berbahaya penyebab kematian, seperti
penyakit jantung koroner dan stroke. Komplikasi jangka panjang tekanan
darah tinggi berupa stroke, penyakit ginjal, gagal jantung, katarak (Indah,
2014).
Hasil data dari profil kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2015
menyatakan bahwa hipertensi di Kabupaten Mojokerto yang di dapatkan
melalui pengukuran pada usia kurang dari 18 tahun. jumlah penduduk usia
kurang dari 18 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 772.697 jiwa. Cakupan
pemeriksaan tekanan darah tinggi di Kabupaten Mojokerto dengan laki-laki
20,2% sedangkan perempuan 23,52% dengan total laki-laki dan perempuan
21,80% dengan jumlah 215.495. dan yang mengalami hipertensi sebanyak
46.981 jiwa. Karena rata-rata yang di periksa adalah pasien hipertensi
(Dinkes 2015). Hasil laporan praktek komunitas pada tanggal 18-22 mei 2017
di Dusun. Glonggongan Desa. Sumbertebu Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto di dapatkan kasus hipertensi pada lansia sebanyak 8 orang.
Metodologi
Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus yaitu untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien keluarga pada lansia
dengan hipertensi didusun Glonggongan desa Sumbertebu kecamatan Bangsal
kabupaten Mojokerto. Partisipan dalam studi kasus ini adalah 2 keluarga dengan
lansia hipertensi didusun Glonggongan desa Sumbertebu kecamatan Bangsal
kabupaten Mojokerto.
Salah satu tanda dan gejala hipertensi adalah tengkuk terasa pegal
atau kekakuan pada otot tengkuk yang diakibatkan karena terjadi
peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher
yang mana pembuluh darah tersebut membawa darah ke otak sehingga
ketika terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak yang
mengakibatkan terjadi penekanan pada syaraf otot leher sehingga
penderita merasa nyeri atau ketidaknyamanan pada leher (Bararah,
2011).
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan dengan responden 1 Resiko
ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang dan responden 2 nyeri
kepala akut pada tanggal 21-30 juli 2017 adalah menjelaskan tentang
pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan
batasan diet rendah garam. Mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik
relaksasi (terapi musik klasik) selama 20 menit. Mengajarkan kepada klien
dan keluarga tentang mobilisasi dan olahraga. Mengontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu,
pencahayaan yang terlalu terang). Menganjurkan kepada keluarga untuk
meningkatkan istirahat tidur pada klien.
Pada keluarga klien dijelaskan diet rendah garam, kedua klien
dikatagorikan lansia. Keluarga memiliki peran penting dalam asupan
nutrisi lansia diantaranya memperhatiakn porsi makan, minum dan
mengatur menu makanan. Perencanaan menu makanan yang seimbang
dilakukan keluarga untuk menghindari penyakit pada lansia.
Hasil Penelitian Istianto dan Kartiningrum (2012) dijelaskan bahwa
hampir 50% keluarga masih berperan negatif dalam menyiapkan menu
makanan untuk lansia, keluarga tidak memperhatikan porsi dan menu
makanan lansia, tidak mengatur pola makan sehari-hari akibatnya lansia
mengalami berbagai komplikasi akibat pola mkan yang salah, oleh sebab
itu dengan mengajarkan keluarga klien hipertensi dengan menu diet
hipertensi dapat mengatur pola makan lansia.
Hasil penelitian Djohan (2006) Salah satu tindakan non farmakologis
untuk meghilangkan nyeri dengan cara terapi musik. penggunaan musik
sebagai peralatan untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan
mental, fisik dan kesehatan emosi, kemampuan verbal, kreatifitas dan rasa
alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan ekspresi diri,
komunikasim dan pertumbuhan. Dengan hasil akhir perubahan skala nyeri
sedang menjadi nyeri ringan (pre value: 0,003).
Berdasarkan implementasi dan teori ditemukan kesesuaian yaitu
mengajarkan tindakan mandiri yaitu terapi musik dan diet rendah garam.
keluarga mampu melakukan penggunaan alat musik dengan baik dan
mengurangi mengkonsumsi garam yang berlebihan. Keluarga mengerti
tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.
5. Evaluasi
Responden 1 keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian,
diit rendah garam, tanda gejala pada hipertensi, aktifias olahraga, dan
istirahat cukup serta terapi musik klasik. Ny. N mengatakan sakit pada
tengkuk berkurang dengan skala nyeri 2. Keluarga sudah membatasi
makanan tinggi garam, menyarankan kepada Ny. N untuk istirahat cukup
TD: 130/80 mmHg Ny. N tampak rileks, masalah teratasi sebagian,
selanjutnya memberikan tindakan mandiri yaitu terapi musik, olahraga
secara teratur dan istirahat yang cukup
Responden 2 keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian,
diit rendah garam, aktifias olahraga, dan istirahat cukup serta terapi musik
kelasik, Ny. R mengatakan sakit pada tengkuk berkurang dengan skala
nyeri 3. Keluarga sudah melaksanakan beberapa yang telah diajarkan
seperti tidak mengkonsumsi ikan klotok. TD: 140/80 mmHg Ny. R
tampak rileks, masalah teratasi sebagian selanjutnya memberikan tindakan
mandiri yaitu terapi musik, olahraga secara teratur dan istirahat yang
cukup..
Hasil evaluasi menunjukkan ada kesesuaian antara evaluasi dan
teori pada responden 1 dan 2 yaitu penurunan skala nyeri setelah di
lakukan terapi musik selama 2 minggu. Responden 1 mengalami
penurunan dari tekanan darah 150/80 mmHg menjadi 130/80 mmHg,
Responden 2 mengalami penurunan tekanan darah dari 160/90 mmHg
menjadi 140/80 mmHg.
Simpulan
1. Pengkajian
Dari data hasil pengkajian keluhan yang ditemukan pada kedua responden
sama yaitu Nyeri kepala dibagian tengkuk.
2. Diagnosa
Klien 1 dan 2 memiliki masalah keperawatan yang tidak sama dan
memiliki etiologi yang berbeda. Responden 1 yaitu Resiko
ketidakefektifan perpusi jaringan otak berulang berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit. Responden 2 yaitu Nyeri kepala akut berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
(Hipertensi).
3. Rencana Intervensi
Pada kedua responden dilakukan intervensi yang sama, yaitu menjelaskan
tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan
batasan diet rendah garam, mengajarkan kepada keluarga dan klien teknik
relaksasi (terapi musik instrumen klasik), mengajarkan kepada klien dan
keluarga tentang mobilisasi dan olahraga, mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri (seperti suara bising yang mengganggu,
pencahayaan yang terlalu terang), dan menganjurkan kepada keluarga
untuk meningkatkan istirahat tidur pada klien.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. K pada Ny. N
dan keluarga Tn. E pada Ny. R yaitu 1x24 jam selama 14 hari sesuai
dengan rencana intervensi yang sudah dibuat.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kedua keluarga telah memahami
segala sesuatu yang telah diajarkan dan terjadi penurunan tekanan darah
terhadap kedua lansia yang menderita hipertensi.
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Alamat corespondensi
Email : adelianishoreajati@gmail.com
No hp : 085349447412