Professional Documents
Culture Documents
Dibuat Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah laporan keuangan itu dapat menilai kinerja keuangan
perusahaaan.
2. Apakah analisis rasio keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan.
3. Bagaimanakah hubungan antara laporan keuangan terhadap kinerja
keuangan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengtahui kinerja keuangan mnggunakan analisis rasio
likuiditas,solvaiitas,aktivitas,dan profitabilitas.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja keuangan.
3. Untuk mengtahui hubungan antara laporan keuangan dan kinerja
keuangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya pengertian kinerja
dapat dimaknai secara beragam. Beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari
suatu proses penyelesaian pekerjaan, sementara sebagian yang lain memahaminya
sebagai perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Ilgen and Schneider (Williams, 2002: 94): “Performance is what the
person or system does”. Hal senada dikemukakan oleh Mohrman et al (Williams,
2002: 94) sebagai berikut: “A performance consists of a performer engaging in
behavior in a situation to achieve results”. Dari kedua pendapat ini, terlihat bahwa
kinerja dilihat sebagai suatu proses bagaimana sesuatu dilakukan. Jadi, pengukuran
kinerja dilihat dari baik-tidaknya aktivitas tertentu untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Dari beberapa pendapat tersebut, kinerja dapat dipandang dari perspektif hasil,
proses, atau perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu, tugas
dalam konteks penilaian kinerja, tugas pertama pimpinan organisasi adalah
4
menentukan perspektif kinerja yang mana yang akan digunakan dalam memaknai
kinerja dalam organisasi yang dipimpinnya.
Dari uraian yang disampaikan oleh Armstrong, terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Faktor-faktor ini perlu mendapat
perhatian serius dari pimpinan organisasi jika pegawai diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang optimal.
Motivasi kerja dan kemampuan kerja merupakan dimensi yang cukup penting
dalam penentuan kinerja. Motivasi sebagai sebuah dorongan dalam diri pegawai akan
menentukan kinerja yang dihasilkan. Begitu juga dengan kemampuan kerja pegawai,
dimana mampu tidaknya karyawan dalam melaksanakan tugas akan berpengaruh
terhadap kinerja yang dihasilkan. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki karyawan
semakin menentukan kinerja yang dihasilkan.
5
2.2 Pengertian Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)
6
Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pengukuran. Tahap persiapan atas penentuan bagian yang akan diukur,
penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja, dan pengukuran kinerja yang
sesungguhnya. Sedangkan tahap pengukuran terdiri atas pembanding kinerja
sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan kinerja yang
diinginkan (Mulyadi, 2001: 251).
Pengukuran kinerja memerlukan alat ukur yang tepat. Dasar filosofi yang dapat
dipakai dalam merencanakan sistem pengukuran prestasi harus disesuaikan dengan
strategi perusahaan, tujuan dan struktur organisasi perusahaan. Sistem pengukuran
kinerja yang efektif adalah sistem pengukuran yang dapat memudahkan manajemen
untuk melaksanakan proses pengendalian dan memberikan motivasi kepada
manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
7
Adapun kelebihan dan kekurangan alat ukur kinerja keuangan yang
diungkapkan oleh Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen” (2001:488-453,
461-465) adalah:
1. Laba atas Investasi (Return o Ivestment)
Kelebihan Return on Investment :
a. Mendorong para manajer untuk menaruh perhatian yang seksama
terhadap hubungan antara pendapatan penjualan, biaya dan investasi.
b. Mendorong para manajer untuk melaksanakan efisiensi biaya.
c. Mencegah para manajer untuk melakukan investasi yang berlebihan.
Kekurangan Return on Investment :
a. Tidak mendorong manajer untuk melakukan investasi dalam proyek
yang berakibat menurunkan Return on Investment pusat laba,
meskipun proyek tersebut menaikkan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan.
b. Mengakibatkan manajer memastikan perhatiaannya kepada sasaran
jangka pendek dan mengorbankan jangka panjang.
2. Laba Residual (Residual Income)
Kelebihan Residual Income :
a. Penggunaan Residual Income sebagai ukuran kinerja dan menghindari
kerugian yang telah dihitung dengan menggunakan Return on
Investment.
b. Dengan menggunakan Residual Income mendorong manajer untuk
memasarkan orientasinya ke tujuan-tujuan jangka pendek.
Kekurangan Residual Income :
a. Residual Income hanya mendorong manajer untuk memusatkan
orientasinya ke tujuan-tujuan jangka pendek.
b. Residual Income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangatlah
dipengaruhi oleh metode depresi aktiva tetap.
c. Residual Income merupakan angka absolut, yang tidak dapat digunakan
untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam
menghasilkan laba.
8
2.2.2 Penilaian Kinerja Keuangan
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
9
5. Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasil alih-
alih sekedar mengetahui tingkat usaha.
6. Mendefinisikan kinerja dalam artian hasil kerja semacam apa yang diinginkan
adalah cara manajer dan pengawas untuk membuat penugasan kerja dari
mereka menjadi operasional.
7. Pelaporan kinerja dan analisis variansi harus dilakukan secara kerap.
8. Pelaporan yang kerap memungkinkan adanya tindakan korektif yang segera
dan tepat waktu.
9. Tindakan korektif yang tepat waktu begitu dibutuhkan untuk manajemen
kendali yang efektif.
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
secara kuantitatif yaitu :
Yaitu ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai
kinerja manajernya. Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerjanya, orang
akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut sebagai akibat
diabaikannya kriteria yang lain yang kemungkinan sama pentingnya dalam
menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagiannya.
10
Contohnya manajer divisi suatu perusahaan diukur kinerjanya dengan berbagai
kriteria antara lain profitabilitas, pangsa pasar, produktifitas, pengembangan
karyawan, tanggung jawab masyarakat, keseimbangan antara sasaran jangka pendek
dan sasaran jangka panjang. Karena dalam ukuran kriteria beragan tidak ditentukan
bobot tiap-tiap kinerja untuk menentukan kinerja keseluruhan manajer yang diukur
kinerjanya, maka manajer akan cenderung mengarahkan usahanya, perhatian, dan
sumber daya perusahaannya kepada kegiatan yang menurut persepsinya
menjanjikan perbaikan yang terbesar kinerjanya secara keseluruhan. Tanpa ada
penentuan bobot resmi tiap aspek kinerja yang dinilai didalam menilai kinerja
menyeluruh manajer, akan mendorong manajer yang diukur kinerjanya menggunakan
pertimbangan dan persepsinya masing-masing didalam memberikan bobot terhadap
beragan kriteria yang digunakan untuk menilai kinerjanya.
11
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua
periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu
periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
12
Jadi, dari definisi di atas rasio keuangan merupakan suatu cara untuk
membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Dilakukan untuk menganalisis laporan
keuangan tertentu dengan rasio-rasio dari laporan keuangan dalam satu periode
maupun beberapa periode. Dengan menggunakan analisa perubahan rasio dapat
memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
13
Analisis perbandingan rasio keuangan ini digunakan untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dari neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut. Adapun rasio keuangan yang populer adalah
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Ratio ini terdiri dari :
1) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan kemampuan untuk membayar
kewajiban lancar yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Current
ratio ini mempunya ukuran standar yang minimum 200%.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
4) Kas Rasio atas Aktiva Lancar menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
𝐾𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
5) Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva menunjukkan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
14
6) Aktiva Lancar dan Total Hutang menunjukkan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
2) Total Debt to Total Assets Ratio menunjukkan sejauh mana hutang dapat
ditutupi oleh aktiva. Semakin besar rasionya semakin aman. Supaya aman
porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
15
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
16
2) Fixed Assets Turn Over menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila
diukur dari volume penjualan.Semakin tinggi ratio ini maka semakin baik,
artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
Penjualan
Fixed Asset turn Over =
Aktiva Tetap Bersih
4) Total Asset Turn Over menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Penjualan
Total Asset Turn Over =
Total Asset
7) Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis). Adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan
dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode
dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
17
8) Analisis break event adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan agar perusahaan tersebut
tidak menderita kerugian, tapi belum memperoleh keuntungan.
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya merupakan
permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan
keuangan, dan setiap analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat
agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Berikut ini penulis akan menyajikan teknik-teknik penilaian kinerja keuangan
beserta penjelasannya menurut Hansen Mowen dalam bukunya“Manajen Biaya”
(2001:822) adalah:
1. Laba atas Investasi (Return on Investment)
Merupakan tolak ukur dari keseluruhan kinerja perusahaan. Retun on
Investment (ROI) dapat didefinisikan dengan tiga cara, yaitu :
EVA = Laba Operasi – (rata-rata tertimbang biaya modal x modal yang dipakai)
18
4. Biaya modal, rumusnya adalah :
19
1. Likuiditas Perusahaan
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar quick ratio maka
semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio
memiliki perbandingan 1:1 atau 100% perusahaan tersebut dianggap kurang baik.
20
Cash ratio = (kas / hutang lancar) x 100%
2. Solvabilitas Perusahaan
3. Rentabilitas Perusahaan
Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi bisa iukur dengan menggunakan gross prifit margin. Untuk
laporan keuangan diatas maka perhitungannya sebagai berikut:
21
Tahun2010 = (62.009.766.595 / 516.581.827.788) x 100% = 12,003%
Rentabilitas usaha
22
1. Bagi manajemen perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk perencanaan
dan mengevaluasi performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan
prestasi rata-rata industri.
2. Bagi manajer kredit, rasio keuangan digunakan untuk memperkirakan risiko
potensial yang dihadapi oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya
jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diminta.
3. Bagi investor, rasio keuangan digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi nilai
saham dan obligasi berbagai perusahaan dan digunakan untuk mengukur
adanya jaminan aas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam
perusahaan.
4. Bagi manajer perusahaan, rasio keuangan digunakan untuk mengidentifikasi
kemungkinan melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
25