Professional Documents
Culture Documents
AUDIT INTERNAL
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
DISUSUN
MERRISA SUSANTI (NIM 1710246061)
NUR FITRIANA (NIM 1710246064)
WELLY SAPUTRI WIJAYA (NIM 1710246084)
FALKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling awal penyusun ucapkan, selain puji syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Makalah Audit Internal ini tepat pada waktunya dengan judul “Audit Sumber
Daya Manusia. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan nabi besar
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Berkat kerja sama dengan semua pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sudah
sepantasnya kami menghanturkan terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
Tidak ada hasil karya manusia yang sempurna. Begitupun dengan hasil penulisan makalah
ini, masih banyak terdapat kekurangan. Karenanya kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk
perbaikan yang akan datang. Semoga makalah ini bisa memberikan inspirasi dan dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Audit SDM ............................................................................... 4
2.2. Latar Belakang Perlunya Audit .................................................................. 7
2.3. Kerangka Kerja Audit SDM ...................................................................... 9
2.4 Norma Audit ................................................................................................. 10
2.5. Tujuan Audit SDM...................................................................................... 23
2.6. Manfaat Audit SDM .................................................................................... 24
2.7. Sumber Data Audit SDM ........................................................................... 24
2.8. Prospek Audit .............................................................................................. 27
2.9. Pendekatan Audit SDM.............................................................................. 29
2.10 Pendekatan Riset Audit SDM .................................................................... 34
2.11. Instrumen Instrumen Audit SDM ............................................................ 39
a. Audit Atas Perolehan SDM.................................................................. 42
b. Audit Atas Pengelolaan SDM ......................................................................... 43
c. Audit Atas Pengurangan SDM ............................................................. 45
2.12. Laporan Audit............................................................................................... 46
PENDAHULUAN
Perlu juga dipahami, bahwasanya untuk lebih mengerti isi audit sumber
daya manusia yang sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal
pengertian, manfaat, instrument-instrumen, dan bentuk laporan audit secara umum
serta kemudian menghubungkannya dengan pengertian dan manfaat audit sumber
daya manusia. Pemaparan pengertian ini sangatlah penting supaya pembaca tidak
kehilangan makna dan maksud dari audit sumber daya manusia.
Hal penting lain adalah bahwa audit sumber daya manusia tidak mesti selalu
ditekankan untuk mencari pelanggaran atau ketidaksesuaian. Akan tetapi, berguna
juga mencari terobosan dan tantangan baru. Auditor memanfaatkan pengetahuan
Kompetensi individu dan organisasi saja tidak cukup jika tidak didukung
oleh kredibilitas individu dan organisasi. Karena itu pula, audit sumber daya
manusia perlu ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melakukan perbaikan dan
menghindari masalah yang sama di kemudian hari. Dan, peranan top management
sangat diharapkan dalam keberhasilan audit ini. Caranya, dengan memberikan
disposisi atas laporan hasil audit sumber daya manusia yang dapat menimbulkan
dampak psikologis bagi auditee.
Lebih penting lagi, audit sumber daya manusia dapat dipandang sebagai
proses pembelajaran yang merupakan perluasan dari kata mencoba. Dalam
pembelajaran (learning) juga terdapat beberapa kesalahan dan ini dipandang sebagai
proses untuk lebih menghasilkan dan mencapai apa yang dipandang sebagai praktek
terbaik. Seperti aturan umum yang disampaikan oleh Warren Bennis dan Burt
Nanus untuk semua organisasi: reasonable failure should never be received with anger.
Menurut Gomez-Mejia (200 1 :28), audit sumber daya manusia merupakan tinjauan
berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas
penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan.
Selain itu, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik
yang berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan
SDM serta menemukan peluang dan startegi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi
Bila dilihat ruang lingkup kegiatan suatu perusahaan, sebagai contoh bank,
perusahaan penerbangan, leasing, asuransi yang sangat luas dengan cabang yang tersebar di
seluruh pelosok negeri dan bahkan keluar negeri, sehingga mulai dari kegiatan pengambilan
keputusan dan penetapan kebijakan oleh Top Manajemen persuahaan yang bersangkutan.
Kemudian kegiatan pelaksanaan dari keputusan kebijakan tersebut , serta kegiatan
membukukan dan melaporkan akibat dari kegiatan yang terjadi yang utamanya yang
menyangkut SDM, semuanya perlu diaudit . Kembali kepada fungsi Audit ini sendiri dapat
dikategorikan ke dalam tiga bidang utamanya yang tentu fokusnya ada pada audit sumber
daya manusia, antaranya terdiri atas :
3. Financial audit, yang mempunyai orientasi pengujian / penilaian secara independen dan
objektif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan
perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control
yang ditetapkan.
Audit Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses sistematik dan formal yang
didesain untukmengukur biaya dan manfaat keseluruhan program Manajemen Sumber
Daya Manusia dan untuk membandingkan efisiensi dan efektivitas keseluruhan program
Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut dengan kinerja organisasi di masa lalu, kinerja
organisasi lain yang dapat dibandingkan efektivitasnya, dan tujuan organisasi, merupakan
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah
dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi
kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia menjadi pilar
penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi – misi
dan tujuan organisasi. Dan, persis seperti aspek keuangan, pemasaran, mutu, lingkungan,
manajemen, operasional, internal dan eksternal, maka sumber daya manusia juga
memerlukan audit untuk memeriksa dan melihat sejauh mana fungsi-fungsi sumber daya
manusia dalam organisasi memenuhi azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi di dalam
prakteknya untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan.
Audit sumber daya manusia sejatinya merupakan penilaian yang sifatnya komprehensif.
Audit itu juga didesain untuk menentukan jika dan bagaimana suatu perusahaan memenuhi
tanggung jawabnya yang berhubungan dengan aturan-aturan sumber daya manusia. Guna
mengerti dengan benar akan budaya, dinamika internal, dan bagaimana fungsi-fungsi
organisasi, maka porsi terbesar dari pekerjaan audit sumber daya manusia dilakukan on-site
dan diikutsertakannya berbagai komponen audit. Kunci penilaian keseluruhan dalam audit
ini adalah gap analysis yang mengukur aktivitas sumber daya manusia pada kondisi saat
audit dengan praktek-praktek yang dipertimbangkan sebagai yang ‘terbaik’.
Perlu juga dipahami, bahwasanya untuk lebih mengerti isi audit sumber daya
manusia yang sebenarnya, siapapun terlebih dahulu mesti mengenal pengertian, tujuan,
aktivitas, dan manfaat audit secara umum serta kemudian menghubungkannya dengan
pengertian, tujuan, dan manfaat audit sumber daya manusia. Pemaparan pengertian ini
Audit menelaah seberapa baik manajer mematuhi kebijakan SDM. Jika manajer
mengabaikan kebijakan SDM atau melanggar peraturan hubungan karyawan, audit akan
mengungkapkan kesalahan-kesalahan ini sehingga tindakan korektif dapat segera diambil.
Ketaatan terhadap hukum sangat penting. Di samping memastikan ketaatan, audit dapat
meningkatkan citra departemen SDM dan kontribusinya terhadap perusahaan. Manajer
operasi dapat memperoleh respek yang lebih tinggi untuk departemen pada saat tim audit
meminta pandangan mereka. Karena pada dasarnyadepartemen SDM merupakan
departemen pelayanan. Tindakan ini dapat memperbesar kontribusinya terhadap tujuan-
tujuan organisasional perusahaan.
Lebih penting lagi, audit sumber daya manusia dapat dipandang sebagai proses
pembelajaran yang merupakan perluasan dari kata mencoba. Dalam pembelajaran
(learning) juga terdapat beberapa kesalahan dan ini dipandang sebagai proses untuk lebih
menghasilkan dan mencapai apa yang dipandang sebagai praktek terbaik.
Ketaatan Menilai alignment Dan konsistensi kebijakan dan prosedur SDM dengan
tujuan dan strategi perusahaan Mengevaluasi keefektifan dan efisiensi setiap fungsi SDM
serta mengukur biaya dan kinerja setiap program dan fungsi MSDM Menganalisis tingkatan
kepuasan penggunaan pelayanan fungsi SDM melalui pelaksanaan survei sikap karyawan •
Mengevaluasi penerapan berbagai kebijakan dan prosedur MSDM oleh para manajer lini
•Menentukan ketaatan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku
Ruang lingkup dan tanggung jawab departemen SDM sebagai sebuah sub sistem atau
departemen dari perusahaan cukup luas, yaitu meliputi penilaian yang komprehensif.
Departemen SDM menguji seluruh model, akan tetapi suatu audit yang efektif tidaklah
hanya menguji subsistem, melainkan meyakinkan, bahwa semua subsistem yang ada harus
membentuk sebuah pendekatan rasional terhadap pembentukan dan pemberian pelayanan.
Dalam dunia bisnis semua hasil pekerjaan manusia tidak ada yang sempurna, di mana
pekerjaan manusia sering mengalami kesalahan dan kegagalan atau terjadi penyimpangan-
penyimpangan, baik penyimpangan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan untuk meminimalkan kesalahan ataupun menghilangkan
penyimpangan-penyimpangan dikemudian hari.
Kerangka kerja audit SDM menghubungkan pengeolaan SDM dengan tujuan bisnis
perusahaan secara keseluruhan. Dalam hubungan ini audit menilai dukungan
SDM terhadap pencapaian tujuan perusahaan, komitmen perusahaan dalam
memberdayakan, dan melibatkan SDM, serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
dalam hubungan tersebut dan merekomenasikan langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan. Berdasarkan rekomendasi dari hasil audit, peerusahaan melakukan perubahan
dan mengevaluasi perubahan-perubahan dari hasil audit.
Lazimnya audit dilaksanakan secara intern oleh departemen audit yang ada di
perusahaan. Audit dilaksanakan sebagai suatu fungsi penilaian yang bebas dibentuk dalam
suatu organisasi perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan SDM. Tujuan dari audit adalah untuk
membantu setiap SDM dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Departemen audit menyediakan analisis-analisis, penilaian mengenai objek yang diperiksa.
Dalam pelaksanaannya suatu audit harus mengikuti norma yang ditentukan dalam
suatu perusahaan masing-masing, yang intinya harus mengandung :
1. Independensi/Kebebasan
1. Status Organisasi
2. Objektivitas
Objektivitas adalah kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan oleh internal
auditor dalam melakukan audit. Auditor tidak boleh membiarkan pertimbangan
auditnya dipengaruhi oleh orang lain.
Objektivitas mengharuskan auditor melakukan audit sedemikian rupa sehingga
kejujuran hasil pekerjaan mereka dapat diyakini dan bukan merupakan hasil
kompromi. Auditor tidak boleh ditugaskan pada situasi yang memungkinkan
mereka tidak dapat memberikan pertimbangan jabatan yang objektif.
Objektivitas auditor sama sekali tidak terpengaruh apabila mereka
merekomendasikan suatu standar pengendalian untuk sistem-sistem atau menelaah
prosedur-prosedur sebelum hal itu dilaksanakan. Merancang, membuat dan
melaksanakan system operasional dan juga membuat konsep prosedur suatu system
bukanlah fungsi audit. Melakukan pekerjaan semacam itu dapat dianggap
mengurangi objektivitas audit.
2. Kemahiran jabatan
Kemahiran jabatan adalah tanggung jawab dari departemen audit dan setiap
auditor. Departemen audit harus menugaskan auditor yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kecakapan ilmu yang diperlukan dalam melakukan audit yang layak.
a. Departemen Audit
Pengisian staff
- Manajer departemen audit harus membuat criteria yang sesuai dalam mengisi
jabatan internal audit baik pendidikan maupun pengalamannya,
mempertimbangkan dengan seksama ruang lingkup pekerjaan dan tingkat
tanggung jawab.
- Setiap calon auditor harus mempunyai kualifikasi dan kecakapan sesuai dengan
criteria yang telah ditentukan.
Pengawasan
b. Internal auditor
Ketaatan pada kode etik, seorang auditor dituntut kejujuran, objektif, tekun
dan loyalitasnya tinggi pada perusahaan, sehingga seorang auditor harus
bertindak sesuai dengan kode etik.
Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan ilmu yang memadai
sebagai modal dalam melakukan audit.
Memiliki kemampuan dalam melakukan hubungan manusiawi dan komunikasi,
sehingga diperlukan keluwesan dalam menghadapi berbagai watak manusia dan
dapat berkomunikasi secara efektif.
Kontinuitas belajar, adanya keinginan untuk senantiasa mempertahankan serta
meningkatkan kemampuan teknisnya dengan belajar secara kontinu.
Memiliki kemahiran jabatan secara seksama.
a. Ruang lingkup audit hanya mencakup pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan
efektivitas system pengendalian intern perusahaan dan kualitas manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ruang lingkup tugas auditor seperti dijelaskan pada norma internal audit ini,
mencakup tugas audit yang harus dilaksanakan. Hal ini cukup diketahui, akan
tetapi biasanya manajemen memberikan pengarahan secara umum mengenai
ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan diperiksa.
Maksud penelaahan atas kecukupan pengendalian intern (internal control)
adalah untuk memastikan apakah system yang dibuat dapat memberikan
keyakinan bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai secara efisien
dan efektif.
Maksud penelaahan atas efektivitas system pengendalian intern adalah untuk
memastikan bahwa system itu berfungsi seperti yang diharapkan.
Tujuan utama pengendalian intern adalah untuk menjamin :
Auditor harus menguji cara-cara untuk melindungi harta perusahaan dan sedapat
mungkin menguji kebenaran harta tersebut.
f. Pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan atas kegiatan usaha atau
program perusahaan.
Auditor harus menguji setiap kegiatan atau program untuk memastikan apakah
hasil-hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan
apakah kegiatan usaha atau program-program yang dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan.
a. Perencanaan audit
Auditor harus merencanakan terlebih dahulu setiap tugas audit yang akan dilakukan
dan perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup :
Laporan hasil audit setelah tugas audit selesai, harus disusun secara tertulis dan
ditandatangani. Laporan intern baik secara tertulis maupun lisan dapat diterima.
Auditor harus mendiskusikan teman-teman audit, kesimpulan dan rekomendasi-
rekomendasi yang diusulkan dengan manajemen pada tingkat tertentu sebelum
mengeluarkan laporan resmi hasil audit.
Laporan harus objektif, jelas, singkat tapi padat, membangun dan tepat waktu.
Laporan harus menyajikan tujuan, lingkup dan hasil audit, dan bila mungkin
laporan harus berisi pernyataan pendapat auditor.
Laporan dapat berisi rekomendasi-rekomendasi atas perbaikan-perbaikan yang
masih dapat dilakukan, pernyataan kepuasan atas prestasi yang dicapai dan
tindakan perbaikan.
Pandangan/pendapat unit kerja yang diperiksa mengenai kesimpulan atau
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan dapat juga dimasukkan dalam laporan.
Auditor harus melakukan tindak lanjut audit untuk memastikan bahwa tindakan-
tindaka perbaikan yang memadai telah dilakukan sesuai laporan hasil temuan audit. Disini
auditor harus menetapkan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan dan berhasil dengan
baik, atau manajemen diasumsikan telah mengetahui resiko bila tidak dilakukan tindakan
perbaikan sesuai laporan hasil audit.
Manajer departemen audit harus mengelola dan bertanggung jawab secara layak,
sehingga :
- Pekerjaan audit harus dapat memenuhi tujuan umum perusahaan, dan tanggung
jawabnya disahkan oleh manajemen puncak.
- Sumber daya yang ada di departemen audit harus digunakan secara efektif dan
efisien.
- Pekerjaan audit dilakukan menurut norma audit.
b. Perencanaan
- Sasaran-sasaran
- Jadwal pelaksanaan audit
- Perencanaan staff dan anggaran biaya
- Laporan kegiatan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan prioritas dalam audit harus
termasuk :
Manajer departemen audit harus membuat kebijakan dan prosedur secara tertulis
yang akan digunakan sebagai pedoman kerja oleh auditor. Bentuk dan isi kebijakan dan
prosedur tertulis tersebut harus sesuai dengan ukuran dan struktur departemen audit dan
tingkat kesulitan (kompleksitas) pekerjaannya. Departemen audit yang kecil mungkin dapat
dikelola secara informal. Para auditor mungkin dapat diperintahkan dan diawasi secara
harian, pengawasan tertutup dan pembuatan memo saja. Sedangkan departemen audit yang
besar harus dikelola secara lebih formal dan harus ada kebijakan dan prosedur audit yang
lengkap (comprehensive) sebagai pedoman bagi auditor.
Manajer departemen audit harus membuat suatu program untuk melakukan seleksi
dan pengembangan SDM dalam departemen audit. Program tersebut harus dilengkapi
dengan :
1) Tujuan program ini adalah menjamin pekerjaan audit sesuai dengan standar,
lingkup tugas, dan wewenang auditor, dan standar lain yang ada. Program
pengawasan mutu harus mencakup elemen-elemen berikut :
o Supervisi
o Penelaahan kembali secara internal
o Penelaahan kembali secara eksternal
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan
dilakukannya audit tersebut, yaitu:
2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
efisisen.
6. Mencari hal – hal yang berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari
Contoh pertanyaan audit yang bisa digunakan dalam Audit SDM. Pertanyaan dasar :
Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM di organisasi (termasuk pelatihan)?
Bagaimana struktur organisasi SDM ?
Bagaimana anggaran SDM ?
Tentang Perekrutan :
Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial, staff dan
pekerja?
Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku ?
Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Apakah ada proses untuk mengelola isu kesesuaian dengan hukum sesuai yuridiksi yang
berlaku?
Apakah ada proses litigasi ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Kecocokan antara lingkungan dan strategi tidak dapat diabaikan. Karyawan pada
departemen SDM dapat mempelajari strategi perusahaan melalui wawancara dengan
eksekutif utama, tinjauan rencana jangka panjang bisnis, dan pengamatan lingkungan
sistemik yang didesain untuk menemukan perubahan trend/kecenderungan.
Strategi kerja sama tidaklah ditata oleh para profesional SDM, akan tetapi mereka
menentukan kesuksesannya. Strategi kerja sama ini menekankan pada bagaimana agar
perusahaan terus memperoleh keuntungan kompetitif, dengan melaluinuji kekuatan dan
kelemahan internal perusahaan serta ancaman eksternal (melalui analisis SWOT).
Memahami strategi ini mempunyai implikasi yang kuat bagi penyusunan kompensasi
hubungan antara pekerja dan aktivitas SDM lainnya di dalam perusahaan itu yang dapat
dikatakan efektif apabila mereka memberikan kontribusi kepada tujuan strategi perusahaan.
Audit ini mengadakan evaluasi tentang seberapa jumlah para manajer yang mampu
melaksanakan segala kebijakan dan prosedur yang telah digariskan oleh departemen SDM.
Seandainya para manajer mengabaikan kebijakan-kebijakan yang ada atau melanggar hukum
ketenagakerjaan, selayaknya penilaian ini mampu mengungkapkannya. Dengan demikian,
tindakan-tindakan perbaikan segera dapat dilakukan sebelum permasalahan berkembang
terlalu jauh. Dalam pelaksanaan audit fungsi SDM ini, auditor harus:
Audit memang diperlukan bagi suatu perusahaan, namun itu hanyalah merupakan
tindakan untuk melihat keadaan di masa lalu. Audit hanyalah mengungkap tentang
keberhasilan suatu keputusan di masa lalu. Departemen SDM seharusnya menatap jauh ke
depan, karena tanpa pandangan jauh ke depan bidang SDM hanyalah akan menjadi
“reaktif” dan tidak “proaktif”.
Adapun tantangan yang akan menghadang dalam manajeman SDM di masa datang
diperkirakan, antara lain tentang:
Keselarasan tujuan departemen SDM mulai dari tujuan para karyawannya sampai
tujuan berbagai program yang itetapkan pada departemen ini, dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan harus menjadi pertimbangan utama dalam menyusun rencana di
departemen SDM. Adanya keselarasan tujuan akan menjadikan aktivitas organisasi berjalan
seirama dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Disamping itu, hal ini juga
dapat menghindari benturan antar bagian yang ada, yang dipicu oleh kebutuhan jangka
pendek masing-masing bagian berdasarkan ego sektoral masing-masing.
Bentuk riset ini adalah bentuk yang sederhana. Pendekatan ini menggunakan
perusahaan lain sebagai model, setelah itu membandingkan hasil atau prosedur mereka
dengan yang dari perusahaan lain tersebut. Pendekatan komparatif kerap digunakan untuk
membandingkan maslah ketidakhadiran, perputaran karyawan, dan data gaji. Pendekatan ini
dapat membantu dalam mendeteksi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan. Tim audit
sumber daya manusia membandingkan perusahaan (divisi) dengan perusahaan atau divisi
lainnya guna menyingkap bidang-bidang yang berkinerja buruk. Pendekatan lini lazimnya
digunakan untuk membandingkan hasil-hasil dari aktivitas-aktivitas atau program sumber
daya manusia spesifik. Pendekatan ini membantu mendeteksi bidang-bidang yang
membutuhkan pembenaran
Pendekatan kegiatan ini adalah strategi audit SDM lainnya. Metode ini meninjau
praktik-praktik di masa lalu untuk menentukan apakah tindakan-tindakan tersebut telah
sesuai atau tidak mengikuti kebijakan dan prosedur perusahaan, atau bahkan terjadi
penyimpangan hukum. Cara kerjanya adalah dengan mengambil sampel data/informasi dari
formulir kerja, kompensasi, disiplin, dan penilaian kerja. Tujuan pendekatan ini adalah
untuk memastikan apakah para manajer patuh terhadap peraturan dan ketentuan yang
berlaku di perusahaan. Dengan mengambil sample elemen-elemen system informasi
sumber daya manusia, tim audit mencari penyimpangan-penyimpangan dari berbagai
peraturan, kebijakan, serta prosedur-prosedur perusahaan, melalui upaya-upaya pencarian
fakta, tim audit dapat menemukan apakah terdapat kepatuhan berbagai kebijakan dan
peraturan perusahaan
Pendekatan terakhir adalah meminta staf SDM dan manajer menetapkan tujuan
sesuai dengan tanggung jawab mereka. Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran ini
menciptakan tujuan khusus terhadap kinerja sehingga dapat diukur. Selanjutnya diteliti
kinerja aktual dan membandingkannya dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Proses audit manajemen SDM seperti yang dijelaskan di atas akan dikemukakan
dalam Gambar 21.4 berikut ini:
Riset juga digunakan untuk mengaudit kegiatan SDM. Riset ini diarahkan untuk
meningkatkan kinerja dari departemen tersebut. Beberapa alat pengumpul data dapat
membantu dalam menghimpun data mengenai aktivitas SDM sebuah perusahaan. Setiap
alat menyajikan pandangan yang berbeda mengenai aktivitas SDM sebuah perusahaan.
Seandainya dapat digunakan dengan sebaik mungkin, maka team auditor akan mampu
menyusun pandangan-pandangan tersebut menjadi sebuah gambaran yang jelas mengenai
segala bentuk aktivitas yang ada dalam sebuah perusahaan. Adapun alat-alat tersebut
adalah, sebagai berikut:
Wawancara terhadap karyawan dan manajer memberikan auditor alat yang sangat
kuat untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan SDM dan mengidentifikasi bidang-
bidang yang membutuhkan perbaikan. Contohnya, ketika ada maslah pergantian karyawan
katakanlah pada depatemen Loan Officer diidentifikasikan, kepada divisi SDM dan seorang
konsultan mengadakan wawancara dengan manajer yang terkait untuk mempelajari masalah
tersebut. Di sini kritik dan saran yang didapat dari wawancara dapat membantu
menunjukkan dengan tepat persepsi dan penyebab yang dapat menyusun dasar bagi
tindakan-tindakan ke departemen tersebut.
Demikian pula saran dari manajer-manajer lain dapat mengungkap cara untuk
memberikan mereka pelayanan yang lebih baik. Ketika kritikan tersebut dinyatakan cukup
valid, maka perubahan harus segera dilakukan. Melalui wawancara langsung dapat pula
dilakukan dengan mempersilahkan karyawan mengungkapkan pandangan-pandangan
mereka tentang pekerjaan dan perusahaannya, dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh auditor, seperti contoh berikut ini:
Pewawancara : ……………………………
Wawancara pada : ……………………………
1. Gambar 21.1.dan
Apakah tugas Format Pertanyaan
wewenang Langsung
jabatan Anda saat ini
sesuai dengan harapan Anda ?
2. Berikan pendapat Anda denga jujur tentang:
a. Pekerjaan Anda ? Audit Sumber Daya Manusia 34
b. Kondisi kerja Anda ?
c. Orientasi Anda pada pekerjaan ?
d. Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan
Setiap pendapat atau komentar karyawan dicatat dan kemudian ditinjau selama
audit dilaksanakan untuk mencari penyebab masalah pergantian/berhentinya karyawan,
ketidakpuasan kerja, dan masalah-masalah lainnya. Umumnya karyawan enggan melakukan
kritik, maka pewawancara harus pandai menggunakan waktu untuk menggali dan
mendengarkan pandangan atau tanggapan karyawan dengan hati-hati, di antara
departeman, divisi atau manajer.
2. Informasi Eksternal
Informasi sebagai alat utama auditor. Perbandingan dari luar memberikan auditor
suatu perspektif dalam menghadapi kegiatan-kegiatan perusahaan yang dapat dinilai.
Beberapa informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan mudah, sementara data lain sulit
diperoleh. Sumber informasi yang signifikan adalah dari pemerintah. Melalui Departemen
ini secara rutin mempublikasikan informasi tentang kesempatan kerja di masa mendatang,
tingkat pergantian karyawan, proyeksi karyawan, survei upah dan gaji serta frekuensi
kecelakaan kerja yang dpat dijadikan sebagai pedoman atau pembanding.
3. Survei
Untuk survei ini memakan waktu dan biaya yang relatif besar, sehingga dalam
praktiknya dibatasi hanya pada beberapa orang saja, sehingga untuk ini banyak departemen
SDM menggunakan kuesioner untuk memperluas ruang lingkup penelitian mereka.
Kuesioner juga dapat memunculkan jawaban-jawaban yang lebih jujur daripada wawancara
langsung, dengan menggunakan kuesioner seperti berikut ini :
1. Apakah pekerjaan para supervisor sangat memuaskan atau sangat tidak memuaskan ?
2. Apakah para supervisor tertentu memerlukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya ?
3. Sudah diperbaik
4. i sikap-sikap tersebut semenjak survey terakhir.
1. Apa saja unsur-unsur yang umum dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan sikap negatif ? dan
apa yang dapat menimbulkan sikap positif ?
2. Menurut Anda dapatkah pekerjaan yang menimbulkan sikap negatif didesain ulang untuk
meningkatkan kepuasan kerja ?
3. Menurut Anda dapatkah pekerjaan yang menimbulakan sikap negative diberikan jadwal kerja
alternatif (misalnya hari minggu kerja hanya 6 jam atau waktu kerja yang fleksibel)
1. Apakah karyawan pernah berpikir bahwa mereka bekerja untuk perusahaan yang bagus atau
buruk
2. Apakah karyawan pernah berpikir bahwa mereka hanya sekedar memiliki jabatan atau karier ?
3. Apakah karyawan pernah berpikir bahwa mereka memiliki kesempatan untuk memecahkan
masalah di samping atasan mereka sendir ?
4. Apakah karyawan pernah diberitahu perkembangan perusahaan ?
5. Apakah karyawan menegetahui apa yang diharapkan dari mereka dalam pekerjaannya ?
6. Apakah karyawan puas dengan jumlah dan jenis feedback yang mereka dapatkan tentang
kinerjanya ?
7. Apakah karyawan puas dengan gaji mereka ? Tunjangan mereka ?
Gambar 21.2 Masalah Penting yang Perlu Dijawab Melalui Survei Sikap
4. Eksperimen SDM
Cara ini sebagai cara terakhir, terutama eksperimen lapangan, yang membandingkan
kelompok eksperimen dengan kelompok control di bawah kondisi nyata. Cara ini dipakai
untuk penelitian ketidakhadiran, pergantian, kepuasan kerja, kompensasi, keselamatan kerja
karyawan dan kegiatan lainnya. Contoh: departemen SDM mengimplementasikan program
latihan keselamatan kerja untuk sebagian supervisor. Kelompok ini disebut sebagai
kelompok eksperimen, kelompok control terdiri dari supervisor yang tidak diberi latihan.
Lalu dibandingkan dari sisi biaya dan benefitnya dari perusahaan. Eksperimen ini memiliki
kelemahan, karena kemungkinan ada karyawan yang kecewa karena tidak terpilih untuk
mengikuti eksperimen.
Terkadang informasi dapat berisi catatan analisis historis yang seringkali dilakukan
untuk memastikan kepatuhan pada aturan dan prosedur perusahaan, sebagai contoh audit
terhadap keselamatan kerja. Dimana auditor harus mencari keterangan atau catatan tentang
semua pelanggaran keselamatan kerja dan kesehatan kerja, dengan contoh seperti halaman
berikut:
STUDI KOMPENSASI
1. Apakah upah yang diberikan adil, baik secara eksternal maupun internal ?
2. Apakah perhitungan tunjangan dimengerti oleh karyawan ?
3. Apakah paket tunjangan tambahan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan
sejenis setempat atau nasional ?
1. Apakah setiap program SDM telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan ?
2. Apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah dipatuhi oleh departemen SDM
dan para manajer ?
TINGKAT PERSELISIHAN
1. Adakah sebab yang terpola atau yang dapat diamati ? Menurut usia ? Atau
menurut jenis kelamin ? Audit Sumber Daya Manusia 37
2. Bagaimana catatan ini dibandingkan dengan catatan dari perusahaan lainnya ?
3. Menentukan perbedaan sebelum dan sesudah program dilaksanakan untuk
mengurangi pergantian atau ketidak-hadiran karyawan.
6. Audit Internasional
CATATAN SELEKSI
1. Apakah kinerja karyawan lebih baik, daripada menurut sumber tempat dimana mereka
direkrut ?
2. Apakah biaya perekrutan dan seleksi dapat dibandingkan dengan biaya perekrutan dan
seleksi dari perusahaan lain?
DATA KARYAWAN
- Wawancara
- Kuisioner
Karena wawancara itu menyita waktu dan mahal serta kerap hanya terbatas pada
sedikit orang, banyak departemen sumber daya manusia yang menggunakan kuisioner-
kuisioner untuk memperluas lingkup riset mereka. Selain itu, kuisioner jug dapat
memberikan jawaban-jawaban yang lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap muka.
Adapun sumber data yang bisa digunakan untuk audit SDM adalah :
Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM di organisasi (termasuk pelatihan)?
Bagaimana struktur organisasi SDM ?
Bagaimana anggaran SDM ?
Tentang Perekrutan :
Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial, staff dan
pekerja?
Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku ?
Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
Tentang ketenagakerjaan
Apakah ada proses untuk mengelola isu kesesuaian dengan hukum sesuai yuridiksi yang
berlaku?
Apakah ada proses litigasi ?
Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ?
- Informasi Eksternal
1. Perencanaan SDM
2. Rekrutmen
a. Menentukan kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek pada setiap bidang, jenis
pekerjaan dan levelnya dalam perusahaan.
d. Menyusun program rekrutmen yang terpadu berhubungan dengan aktivitas SDM yang
lain dang dengan kerjasama antara manajer lini dan karyawan.
f. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing metode
rekrutmennya.
g. Melakukan tindak lanjut terhadap para karyawan baik yang ditolak maupun yang diterima
untuk mengevaluasi efektivitas rekrutmen yang dilkukan.
Karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau yang dilakukan oleh individu
selama hidupnya. Pengembangan karier seorang karyawan menunjukkan semakin
3. Kebutuhan karyawan.
3. Penilaian Kinerja
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan system
nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin tinnggi pula kepuasannya terhadap kegiatan
tersebut. Jika kepuasan kerja merupakan gambarab evaluasi seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja, beberapa teori
mengenai mengenai kepuasan kerja yang telah cukup dikenal antara lain:
b. Teori keadilan
Laporan ini digunakan untuk manajer-manajer lini meringkas tugas, tujuan, dan
tanggung jawab sumber daya manusia mereka dimana pada PT Jasa Angkasa Semesta
laporan manajer-manajer lini ini seperti : pewawancaraan pelamar, pelatihan karyawan,
pengevaluasian kinerja, pemotivasian para karyawan, dan pemuasan kebutuhan-kebutuhan
karyawan.
o Biasanya berisi semua informasi yang diberika kepada manajer lini dan spesialis di
dalam departemen sumber daya manusia. Disamping, manajer sumber daya
manusia memperoleh umpan balik mengenai :
o Sikap manajer operasi dan karyawan mengenai servis departemen sumber daya
manusia
o Telaah tujuan departemen dan organisasinya untuk mencapai tujuan tersebut
o Permasalahan sumber daya manusia dan implikasinya
o Rekomendasi untuk yang membutuhkan perubahan yang dapat dinyatakan dalam
prioritas yang dilihat oleh tim audit.
Dengan adanya informasi yang ada di dalam laporan audit, manajer sumber daya
manusia dapat mengambil pandangan luas mengenai fungsi sumber daya manusia.
- Judul
- Daftar Isi
- Ringkasan dan kesimpulan
- Masalah-masalah pokok
- Kesimpulan dan saran
- Tubuh (data, fakta pandangan dan alasan )
- Sumber data
- Lampiran yang dianggap penting.
3.1 Simpulan
Audit SDM di laksanakan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan
baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Artinya audit SDM
mempunyai misi membantu pimpinan dengan memberikan masukan informasi signifikan
hasil penilaian auditor untuk membantu mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh
Departemen. Hasil audit SDM dapat menjadi masukan berharga untuk referensi dalam
membuat keputusan atau mengambil kebijakan tentang SDM sehingga pengelolaan SDM
dapat lebih sesuai dengan perencanaan organisasi jangka panjang.
3.2 Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai
konsep Audit SDM karena hal tersebut akan dapat membantu mengevaluasi kegiatan-
kegiatan SDM yang dilakuakan dalam suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan
balik tentang fungsi SDM bagi para manajer operasional dan departemen SDM. Ini juga
mengemukakan seberapa baik para manajer mengelola tugas-tugas SDM.