Professional Documents
Culture Documents
2089-7669
ABSTRACT
Incidence of low birth weight babies (LBW) Regional General Hospital
Tugurejo Semarang (Hospital) in 2012 as many as 212 LBW infants, babies with
low birth weight is where there are treated with care incubator. Incubator care is
very expensive and separating the baby from his mother. Intermittent kangaroo
care method is one way of taking care of babies with low birth weight infants who
underwent treatment for kangaroo method intermittent breathing frequency, body
temperature, and oxygen saturation better, it can make the baby comfortable and
quiet so that calories can be obtained to improve LBW weight, compared with
infants who did not do kangaroo care method intermittent.
This study to know the difference changes the baby's weight low birth
weight (LBW) conducted kangaroo care method performed intermittently with
incubator care.
This research is quantitative research design used was a pre-experimental
(pre Experiment) research that classifies members of the sample in the experi-
mental group (treatment) and the control group. Population of this study is all
LBW infants were born and cared for in hospitals Tugurejo is 20 infant, samples
were taken of LBW infants who met the inclusion criteria is 14 infant. Using acci-
dental sampling technique. Data collection by measuring the weight loss was lbw after.
The results mean weight gain of LBW performed intermittent kangaroo
care method that is 2.7 grams, the average weight gain of LBW who do care incu-
bator at 3.1 grams. So that there was no difference in weight change LBW infants
who do kangaroo care method with intermittent incubator care (asymp-sign (2-
tailed) is 0.444. Thus p value> 0,05).
Intermittent kangaroo care method once daily for three days yet provide
maximum results in increased body weight LBW. It is recommended that the
implementation of kangaroo care method more often intermittent done every day
in order to deliver maximum results yag.
Keywords: kangaroo care method intermittent, weight LBW.
1 2) 3)
), , = Civitas Akademika Jurusan Kebidanan Semarang
komplikasi tertentu (seperti asfiksia berat, cukup bulan. Mekanisme oralfaring da-
kelainan konginetal dan lain-lain ). pat terganggu oleh usaha memberi ma-
Perawatan bayi BBLR biasanya kan yang terlalu cepat. Penting untuk
dengannguru intermitten ini sudah mu - tidak membuat bayi kelelahan atau me-
lai diajakan pada ibu yang mempunyai lebihi kapasitas mereka dalam meneri-
bayi BBLR, yang akan pulang saja ma makanan. Toleransi yang berhub-
/sebagai bimbingan kepada orang tua ungan dengan kemampuan bayi menyusu
bayi untuk merawat bayi BBLR dirumah. harus didasarkan pada evaluasi status res-
Pemantauan pertumbuhan bayi pirasi, denyut jantung, saturasi oksigen,
berjalan dengan baik dengan dilakukan dan variasi dari kondisi normal dapat
pengukuran berat badan bayi BBLR menunjukkan stres dan keletihan.
tiap hari. .Peneliti tertarik untuk menge- Perawatan Metode Kanguru
tahui adakah perbedaan keefektifan (PMK) adalah perawatan untuk bayi
perawatan metode kanguru intermitten berat lahir rendah dengan melakukan
dengan perawatan inkubator dalam me- kontak langsung antara kulit bayi dan
ningkatkan berat badan bayi BBLR di kulit ibu (skin to skin) (DepKes, 2008).
RSUD Tugurejo Semarang serta me- Kriteria untuk dilakukan perawatan
ngetahui gambaran perubahan berat metode kanguru adalah bayi BBLR
badan BBLR yang dilakukan perawat- dengan berat lahir < 1800 gram, tidak
an metode kanguru intermitten dengan ada kegawatan pernafasan dan
perawatan inkubator dan perbedaan sirkulasi, tidak ada kelainan kongenital
perubahan berat badannya. yang berat, dan mampu bernafas
Bayi berat lahir rendah (BBLR) sendiri.
adalah kelompok bayi yang lahir Inkubator merupakan cara
dengan berat kurang dari 2500 gram memberikan perawatan pada bayi
tanpa memandang usia kehamilannya, dengan di letakkan di dalam alat yang
baik prematur maupun cukup bulan berfungsi membantu tercip-tanya suatu
(DepKes,2008). Pada BBLR mempu- lingkungan yang cukup dengan suhu
nyai kesulitan untuk beradaptasi dgn yang normal ( Surasmi,A. Dkk, 2003 ).
kehidupan ekstra uterine akibat keti- Cara perawatan ada 2 yaitu : Inkubator
dakmatangan sistem organ tubuhnya harus selalu tertutup dan hanya dibuka
seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dalam keadaan tertentu seperti ap-neu,
dan sistem pencernaan-nya Beberapa dan apabila membuka inkubator
masalah gangguan alat pencernaan dan usahakan suhu bayi tetap hangat dan
masalah nutrisi pada BBLR antara lain oksigen selalu disediakan dan Pem-
reflek menelan dan menghisap bayi berian inkubator dilakukan dalam ke-
yang lemah, daya untuk mencerna, adaan terbuka saat pemberian pera-
mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin watan pada bayi.
yang larut dalam lemak dan beberapa
mineral tertentu berkurang (Maryuni, METODE PENELITIAN
2013). Tercu-kupinya kebutuhan nutrisi Penelitian ini merupakan pe-
dapat dili-hat dari bertambahnya berat nelitian kuantitatif dengan metode pe-
badan BBLR (Prawitasari dan Cahyo, nelitian eksperimen, rancangan yang
2010). digunakan adalah pra eksperimen yaitu
Bayi preterm menuntut waktu penelitian yang mengelompokan ang-
yang lebih lama dan kesabaran dalam gota sampel pada kelompok ekspe-
pemberian makan dibandingkan bayi
11
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
rimen (perlakuan) dan kelompok kontrol. langsung dengan ibu dimana kontak
Penelitian ini dilakukan di RSUD Tugu- langsung ini (skin to skin) dapat meme-
rejo Semarang pada bulan Juni – Juli rikan efek yang menenangkan bagi bayi
2013, Teknik sampling yang digu- sehingga bayi akan mem-punyai waktu
nakan adalah accidenta lsampling ,sehingga tidur lebih lama, bayi dapat mempert-
didapatkan responden 14 (7 responden ahankan suhu tubuhnya sehingga energi
pada kelompok intervensi dan 7 res- yang dimiliki tidak digunakan untuk
ponden pada kelompok kontro)l. menghasilkan panas /untuk memper-
Analisa univariat dengan men- tahankan kehangatan tu- buh. Sehingga
deskripsikan rata-rata (mean) dari ke- berat badan meningkat lebih cepat.
naikan berat badan bayi yang dila- (Depkes RI, 2008,WHO, 2003).
kukan perawatan metode kanguru Pengukuran dilakukan dua kali
intermitten dan yang dilakukan pera- seminggu (kecuali kalau diperlukan
watan inkubator. Uji nomalitas data lebih sering) sampai berat badan me-
dengan Shapiro wilk dan pengolahan ningkat pada tiga kali penilaian ber-
data menggunakan uji beda yaitu inde- turut – turut dan kemudian dinilai
pendent t test. seminggu sekali selama masih dira-wat
di rumah sakit. Kenaikan berat badan
minimum 10 - 15 gr/kg BB / hari se-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tabel 4.1 dapat digambar- lama tiga hari. Sedangkan dalam pene-
kan bahwa rata-rata kenaikan berat litian ini Perawatan Me tode Kanguru
badan BBLR sebelum dilakukan pera- intermitten dilakukan selama 3 hari
watan metode kanguru intermitten dan dengan tiap harinya dilakukan selama
sesudah dilakukan perawatan metode 60 menit, me nunjukan rata-rata ke-
kanguru inter-mitten yaitu 2,7 gram. naikan 2,7 gram.
Tabel 4.2
Tabel 4.1
Kenaikan berat badan BBLR yang
Kenaikan berat badan bayi yang
dilakukan perawatan inkubator.
dilakukan perawatan metode
kanguru intermitten BB setelah
No BB Lahir Kenaikan
Inkubator
bayi (gram) BB (gram)
BB (gram)
BB Kenaikan
No setelah 01 2312 2315 3
Lahir BB
bayi PMK 02 2416 2420 4
(gram) (gram)
(gram)
03 2312 2316 4
1 2386 2389 3
04 2211 2214 3
2 2017 2019 2
05 2417 2411 4
3 2403 2405 2
06 2012 2016 2
4 2211 2214 3
07 1813 1815 2
5 2215 2219 4
Rata-rata 3,1
6 2217 2218 1
7 2314 2218 4 Pada tabel 4.2 dapat digam-bar-
Rata-rata 2,7 kan bahwa rata-rata kenaikan berat
badan bayi BBLR sebelum dilakukan
Menurut Depkes (2010) bayi yg perawatan inkubator dan sesudah dila-
dilakukan perawatan metode kanguru kukan perawatan inkubator yaitu 3,1 gr.
intermitten memiliki kontak kulit
12
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
13
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
Alimul, A.A. 2011. Metode Peneli- Perinasia. 2003. Materi Pelatihan Pe-
tian Kebidanan dan Teknik rawatan Bayi Berat Lahir Ren-
Analisa Data. Jakarta: Salemba dah Dengan Metode Kanguru.
Medika. Jakarta: Perkumpulan Perinato-
logi Indonesia.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Pene-
Prawitasari,A & Cahyo,I. 2010. BBLR
litian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Berat Badan Lahir Rendah.
Jakarta: Nuha Me-dika.
Dahlan,M.S.2010. Besar Sampel Dan
Cara Pengambilan Sampel Dalam Riwidikdo, H. 2008. Statistika Untuk
Penelitian Kedokteran Dan Kese- Penelitian Kesehatan. Yogya-
hatan.Jakarta: Sa-lemba Medika. karta: Mitra cendekia Press.
14
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 4 April 2013 ISSN.2089-7669
15