Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
oleh
Kelompok 3
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi dengan dosen pengampu
Ns. Muhamad Zulfatul A’la S.kep.,M.kep
oleh
Septiyana Milla Arifin 142310101089
Ikhwan Abbiyu 162310101085
Nekiles Jigibalom 172310101220
i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 3
1.1 Latar belakang ............................................................................ 3
1.2 Tujuan......................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN TEORI ....................................................................... 4
2.1 Pengertian Mikosis ..................................................................... 5
2.2 Sifat Umum Dan Klasifikasi Jamur ........................................... 6
2.3 Toksonomi.................................................................................. 7
2.4 Pertumbuhan Jamur .................................................................... 9
2.5 Faktor-Faktor Pertumbuhan Jamur............................................. 8
2.6 Penyakit yang disebabkan Oleh Jamur....................................... 10
BAB 3. PENUTUP....................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 20
3.2 Saran ............................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PUSTAKA
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
3
mekanisme patogenisitas jamur bersifat kompleks dan poligenik. Kebanyakan
mikosis sangat sulit untuk diobati namun karena jamur bersifat eukariot, mereka
membagikan gen homolog yang banyak, produk gen, dan pathway dengan inang
mereka. Dan ada target untuk kemoterapi dan antibiotik efektif. Dalam hal ini
untungnya ada ketertarikan dalam pengobatan jamur yang signifikan dan pencarian
faktor virulensi dan target terapeutik potensial.
4
BAB 2. TINJAUAN TEORI
5
masuk dan penghubung awal yang paling umum. Namum ada banyak tumpang
tindih, karena mikosis sistemik sering menunjukkan manifestasi subkutan dan
sebaliknya. Sebagian besar pasien yang berinfeksi oportunistik berkembang memiliki
penyakit serius dan penyakit yang membahayakan pertahanan inang. Tapi mikosis
sistemik primer juga terjadi pada pasien tersebut dan infeksi oportunistik sering
menginfeksi individu yg imunokompeten. Selama infeksi, sebagian besar pasien
mengalami perkembangan secara bermakna kekebalan seluler dan imun humoral
yang berespon terhadap antigen jamur.
Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat
yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari. Jamur
tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Mereka hidup dari
senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain. Pada jamur tumbuh
dalam dua bentuk dasar, seperti ragi dan jamur (atau cetakan). Pertumbuhan dalam
bentuk cetakan terjadi pada produksi koloni multiseluler yang berserabut. Koloni ini
terdiri dari cabang tubulus berbentuk silinder yang disebut hifa, hifa bervariasi
diameter dari 2 sampa 10 μm.
Ragi adalah sel tunggal, biasanya bulat hingga elips dan diameternya
bervariasi mulai dari 3 sampai 15 μm. Kebanyakan ragi bereproduksi dengan tunas.
Beberapa spesies yang menghasilkan tunas secara khusus gagal dilepas dan
memanjang; kelanjutan proses pembentukan dengan memproduksi rantai dari sel ragi
yang memanjang disebut pseudohyphae. Koloni ragi biasanya halus, kusam,
berukuran 1 -2 mm dan berwarna krem. Karena koloni dan morfologi mikroskopik
ragi sangat mirip, spesies ragi diidentifikasi berdasarkan tes fisiologis dan beberapa
perbedaan morfologis utama. Beberapa spesies jamur di rubah dan mampu tumbuh
sebagai ragi atau jamur tergantung dari kondisi lingkungan.
Jamur memiliki dinding sel yang kaku yang menentukan bentuk dan
pertahanan dari tekanan osmotik dan lingkungan. Dinding sel sebagian besar terdiri
6
dari karbohidrat berlapis rantai polisakarida panjang serta glikorotein dan lipid.
Tergantung pada spesies jamur, kromosom inti utama terhitung mungkin bisa haploid
dan diploid. Beberapa spesies ada dengan tumbuh berkoloni atau reproduksi aseksual,
dan mutasi genetik. Spesies lain mampu melakukan reproduksi seksual mungkin
memerlukan bantuan genetika yang berbeda untuk perkawinan dan meiosis.
Reproduksi aseksual dan seksual dapat menghasilkan produksi spora yang
meningkatkan kelangsungan hidup jamur. Spora biasanya tidak aktif, mudah
terdispersi, lebih tahan terhadap kondisi buruk, dan bertunas untuk membentuk sel
vegetatif bila kondisi pertumbuhan menguntungkan. Spora berasal dari reproduksi
aseksual atau seksual disebut anamorphic atau bagian telemorphic berurut. Seperti sel
vegetatif, spora aseksual. Produksi jamur medis dua jenis spora aseksual, konidia
yang diproduksi oleh sebagian besar jamur patogen dan Ordo Mucorales,
sporangiospores.
2.3 Toksonomi
7
hifa. Contoh: kebanyakan ragi patogen (saccaromyces, kandida) dan jamur
(coccidioides, blastomyces, trichophyton).
c. Filum basidiomycota (basidiomycetes) : Hasil dari reproduksi seksual
menghasilkan hifa dikariotik dan empat basidiospora progeni yang ditunjang
oleh basidium yang berbentuk bola. Hifa memiliki kompleks septa. Contoh:
jamur, cryptococcus.
2.4 Pertumbuhan
Kebanyakan jamur terjadi di alam dan mudah tumbuh dengan mudah sebagai
sumber nitrogen dan karbonat. Karakteristik morfologi jamur yang digunakan untuk
identifikai telah dijelaskan dari mulai pertumbuhan pada agar Sabouraud, Namun,
media lain, seperti agar penghambat jamur, telah memfasilitasi pemulihan jamur dan
spesies klinis. Untuk budaya medis, jamur dari spesimen non-steril, antibiotik
antibakteri (misalnya gentamisin, klorafenikol) dan sikloheksimida ditambahkan ke
media untuk menghambat bakteri dan jamur saprobik secara berurutan.
8
6. fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif sama
sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup
9
dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di
bawah 7.0
Disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis. Menurut Entjang (2003), penyakit-
penyakit yang disebabkan jamur yaitu:
10
6. Sporotrichosis yaitu mikosis yang mengenai kulit dan kelenjar lympha
superfisial, penyakit ini mempunyai gejala dengan gejala benjolan atau nodul
yang berada di bawah kulit kemudian dapat membesar, merah, meradang
hingga terjadi proses nekrosis dan kemudian terbentuk ulcus. Penyakit ini
disebabkan Sporotrichum schenckii.
7. Blastomycosis yaitu penyakit yang disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis
dan Blastomyces brasieliensis mikosis yang menyerang kulit, paru-paru,
viscera tulang dan sistem syaraf dengan gejala berupa papula atau pustula
yang berkembang menjadi ulcus kronik dengan jaringan granulasi pada
alasnya.
8. Aspergillosis yaitu infeksi oputunistik yang paling sering terjadi pada
paruparu dengan gejala yang mirip dengan TB paru. Penyakit ini disebabkan
Aspergillus spp. terutama Aspergillus fumigatus.
1. Mikosis superfisial
- Pityriasis Versicolor : Pityarisis versicolor atau biasa disebut panu, infeksi
kronis ringan pada stratum kornemum yang disebabkan oleh Malassezia
globosa, Malassezia restricteda, dan anggota lain dari kompleks furfur
Malassezia. Invasi pada kulit cornifed dan respon host keduanya minimal.
Macula diskrit, serpentin, hiper-hiper atau hipopigmentasi biasanya terjadi
pada kulit, dada, punggung bagian atas, lengan, atau perut. Lesi sangat kronis
dan terjadi seperti makula. Kulit berubah warna yang mungkin membesar dan
menyatu, tapi proses pembuatan skala, peradangan, dan iritasi minimal.
Bentuk yang ditumbal dari jamur ini tidak teratur, berwarna putih – cokelat,
biasa ditemukan di daerah paha, badan, wajah, lengan. Pytiarisis versicolor
diobati dengan aplikasi selenium sulfida tiap hari. Azole yang berupa topikal
atau oral juga efektif
- Tinea nigra : Tinea nigra (atau tine nigra palmaris) adalah penyakit kronis
superefeksi dan infeksi asimtomatik akibat stratum korneum oleh jamur
11
demusaceous Hortae (Exophiala) werneckii. Kondisi ini lebih banyak terjadi
di daerah pesisir yang hangat dan di antara wanita muda. Lesi kasar tampak
seperti gelap (coklat ke hitaman) perubahan warna, dari pada telapak tangan.
Pemeriksaan mikroskopis kerutan kulit dari pinggiran lesi akan mengangkat
cabang, septat hifa dan sel tunas ragi dengan dinding sel melanized. Tinea
nigra akan merespon untuk pengobatan dengan keratolitik solud, asam
salisilat, atau obat anti jamur azol.
- Piedra Piedra hitam adalah infeksi nodular pada shaf rambut yang
disebabkan oleh Piedraia hortae. Piedra putih, karena infeksi dengan spesies
Trichosporon, memperlihatkan lebih besar, lebih lembut, nodul kekuningan
pada rambut. Ketiak, kemaluan, jenggot, dan rambut kepala bisa terinfeksi.
Pengobatan untuk kedua jenis terdiri dari pengangkatan rambut dan aplikasi
agen antijamur topikal yang terinfeksi. Piedra endemik di negaraa tropis.
2. Mikosis kutan
12
Pembagian penyakit nya :
Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala dan rambut
Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut
(globrous skin )
Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar
anus dapat meluas sampai ke daerah gluteus, perut bagian bawah
dan ketiak atau aksila
Tinea manus dan tinea pedis : bila menyerang daerah kaki dan
tangan, terutama telapak tangan dan kaki serta sela-sela jari.
Tinea unguium : bila menyerang kuku
Tinea barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan
kumis.
Tinea imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi
gambaran klinik yang khas.
3. Mikosis subkutan : Jamur yang menyebabkan mikosis subkutan biasanya
berada di tanah atau di vegetasi. Mereka memasuki jaringan kulit atau
subkutan dengan inokulasi traumatis dengan bahan yang terkontaminasi.
Misalnya, luka atau abrasi yang dangkal dapat memperkenalkan cetakan
lingkungan dengan kemampuan untuk menginfeksi ermis yang terbuka.
- Sphorothircosis penyakit ini disebabkan oleh infeksi
Sporothrixschenckii, yang merupakan jamur dengan habitat pada tumbuh-
tumbuhan atau kayu. Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang
terinfeksi, Getah bening menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit,
terkadang penyebaran infeksi terjadi juga pada persendian dan paru-paru.
Akibat secara histology adalah terjadinya peradangan menahun, dan
nekrosis.
- Chromoblastomycosis penyakit ini adalah infeksi mikotik subkutan yang
biasanya disebabkan oleh inokulasi traumatis agen jamur yang berada di
tanah. Infeksi kronis dan ditandai dengan lambatnya perkembangan lesi
13
granulomatosa progresif yang pada waktunya menginduksi hiperplasia
jaringan epidermis.
14
- Kokidioidomikosis : Disebabkan oleh coccidioidesimmitis menyebabkan
penyakit akut enyerupai influenza dan bisa sembuh sendiri.
- Kriptotoksis: Disebabkan oleh coccidioidesimmitis menyebabkan
penyakit akut enyerupai influenza dan bisa sembuh sendiri.
15
BAB 3. PEMBAHASAN
16
antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan yang mendapat
obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
b. Perlece : Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi
perlunakan kulit yang mengalami erosi. Bibirnya pecah pecah, Faktor
predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan
vitamin B2 (riboflavin), kebersihan sekitar mulut akibat air liur yang
keluar terus, sehingga menempel pada pinggiran atau sudut bibir.
Sehingga Hal ini dapat menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis : Penyakit ini dapat
disebabkan oleh Jamur yang berkontak langsung pada secret-sekret
vagina yang mengalami infeksi. Daerah vulva yang ikut mengalami
infeksi akan terlihat ada bentuk bercak outih kekuningan atau bisa
disebut juga dengan vagilan rush. Didalam bercak-bercak ini terdapat
sel-sel epitel, beberapa jaringan nekrotik dan gumpalan jamur
Kandida. Penyakit ini bermula dengan liang vagina yang dapat
mengeluarkan secret encer, kemudian menjadi kental dan pada
keadaan yang parah akan tampak sepertibutiran tepung yang halus.
Pada secret yang bergumpal ini terdapat elemen-elemenen epitel dan
candida, kemudia secara berkala dapat menyebabkan infeksi di sekitar
atau daerah vulva yang dinamakan vulvovanginitis. Tanda lain yang di
dapatkan oleh penderita ini adalah Labia minora dan mayora akan
membengkak kemudian ulkus-ulkus kecil akan berwarna merah yang
disertai dengan daerah sekitar mengalami erosi. Kelainan hal ini dapat
menjalar sampai kulit sekitarnya sehingga seluruh kulit lipat paha dan
perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat berbentuk lesi-
lesi. Penderita akan selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu
buang air kecil.
17
d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis : Sering terjadi pada pria yang
tidak dikhitan, di mana glans penis tertutup terus oleh preputium.
Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan
penis dan sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas
sampai sokrotum, perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat
daerah-daerah eritematosa dan lesi-lesi disertai rasa gatal dan rasa
sakit atau panas.
e. Kandidiasis mukokutan kronis : Kelainan yang timbul dari penyakit
ini yaitu tampak bercak-bercak pada daerah mukokutan, erosi, dan
timbul rasa panas. Penyakit ini merupakan infeksi persisten oleh
kandida yang mengenai yang resistensi terhadap semua pengobatan
topikal karena penyakit ini sering disertai dengan infeksi bakteri lain,
dan karena adanya gangguan imunologik yang bersifat herediter.
18
mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah
kandidiasis perinal.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat
pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian
antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi faktor yang
mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-daerah ini.
b. Kandidiasis Kutis Generalisata : Penyakit ini ditandai dengan Lesi yang
terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut terkena,
seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha, sering
disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa
eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang
generalisata
c. Kandidiasis kutis granulomatosa : Penyakit ini sering menyerang anak-
anak. Pasien yang terserang penyakit ini ditandai dengan Lesi yang berupa
papul merah dan ditutupi oleh krusta tebal bewarna kuning kecoklatan,
Krusta ini melekat erat pada dasarnya, kemudian membentuk granuloma
menyerupai tanduk.
3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Infeksi
kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang keras,
sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang jari-jari
atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi skuamasi atau kulit
yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat disembuhkan selama
penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi primer dapat
disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan tangan.
C. Patogenesis : Pada Kasus Penyakit Kandidiasis ini bervariasi dari yang ringan
hingga berat, pada kasus yang ringan biasanya dapat sembuh dengan
sendirinya. Gejala umum akibat mikosis ini tidak dapat dibedakan dengan
19
infeksi pernafasan bawah akut lain (demam, batuk, dan berkeringat malam).
Kompleks gejala tersebut dikenal sebagai demam valley atau desert
rheumatism. Jika terjadi penyebaran maka dapat mengakibatkan timbulnya
lesi-lesi pada kulit di permukaan terbuka (leher, muka, lengan, dan kaki).
20
BAB 4. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam pempahasan ini dapat disimpulkan bahwa Mikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jamur, yaitu organisme eukariotik yang berevolusi secara
bersama dengan Kingdom Hewan. Kebanyakan jamur bersifat obligat atau fakultatif
aerob, serta jamur bersifat kemoautotrof, dengan mensekresikan enzim jamur dapat
menurunkan substrat organik menjadi larutan makanan yang kemudia diserap atau
dibawa oleh sel secara pasif dengan cara transpor aktif. Jamur dapat menyebabkan
infeksi dalam hal ini infeksi jamur disebut mikosis. Kejadian tertinggi infeksi jamur
atau mikosis, kandidiasis, dermatofitosis disebabkan oleh jamur yang hidupnya
menjadi bagian dari flora normal manusia dan sangat sesuai untuk bertahan hidup
pada inang manusia. Mudahnya mikosis digolongkan sebagai superfisial, kulit,
subkutan atau sistemik, dapat menyerang organ dalam. Mikosis sistemik disebabkan
oleh jamur endemik yang bersifat patogen primer dan patogen sekunder. Dengan
kemajuan dalam bidang medis yang signifikan telah banyak penemuan pengobatan
dalam memperpanjang kelangsungan hidup pasien kanker, AIDS, dan stem cell
hematopoietik atau transplantasi organ padat, dengan kejadian oportunistik mikosis
yang sangat tinggi
1.2 Saran
Untuk perawat dapat diharapkan dapat lebih memahami konsep micology atau
jamur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan berkualitas
untuk pasien. Untuk mahasiswa dapat lebih mengerti pengetahuan tentang konsep
micology sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat nantinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Goedadi, M., Suwito., 2004. Tinea Korporis dan Tinea Kruris. Dalam : Dermatomikosis
Superfisialis. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI.
22