You are on page 1of 16

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MADU TERHADAP INTENSITAS

NYERI PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI


RSUD Dr. M. YUNUS KOTA BENGKULU
** Putri Risza Gusrina, ** Husni, ** Nehru Nugroho
Mahasiswa Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Email : putririszagusrina@gmail.com

ABSTRACT
Abstract: Pain is a subjective experience that is common in children who are
difficult to accurately identify. One of the main sources of pain that is often
performed in children is invasive medical procedures such as infusion. The use of
the sweet solution technique is easier and can be done by nurses. The aim was to
determine the effect of honey therapy on the intensity of pain in infusion in pre-
school age children. The quasi-experimental method with the type of
nonequivalent control group, post-test only design. Control groups were observed,
and given to children without intervention, intervention groups were observed and
intervened. Samples were taken using purposive sampling with 23 people in one
group and all study samples were 46 people. The analysis used was non-
parametric using the Mann-Whitney test. The results showed no influence or
difference in preschool children in the intervention group given honey therapy and
the control group that was not given honey therapy (P = 0.005). Sweet solution is
a method or technique that can be used to reduce pain by diverting the attention of
clients to overcome the problem of pain in children more easily and can be done
by nurses.

Keywords: Pain in children, non-pharmacological methods, honey therapy.

ABSTRAK
Abstrak: Nyeri adalah pengalaman subjektif yang umum terjadi pada anak-anak
yang sulit untuk diidentifikasi secara akurat. Salah satu yang menjadi sumber
utama nyeri yang sering dilakukan pada anak-anak adalah prosedur medis
invasive seperti pemasangan infus. Penggunaan metode teknik sweet solution
(terapi madu) lebih mudah dan dapat dilakukan oleh perawat. Tujuan mengetahui
pengaruh pemberian terapi madu terhadap intensitas nyeri pemasangan infus pada
anak usia pra sekolah. Metode quasi eksperiment dengan jenis nonequivalent
control group, post-test only design. Kelompok kontrol diobservasi, serta
diberikan bujukkan pada anak tanpa dilakukan intervensi, kelompok intervensi
diobservasi dan dilakukan intervensi. Sampel diambil menggunakan purposive
sampling dengan 23 orang dalam satu kelompok dan seluruh sampel penelitian
adalah 46 orang.. Analisis yang digunakakan adalah non-parametrick dengan
menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil menunjukkan ada pengaruh atau

i
perbedaan pada anak usia prasekolah kelompok intervensi yang diberikan terapi
madu dan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi madu (P = 0,005). Sweet
solution adalah metode atau teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri dengan mengalihkan perhatian klien untuk mengatasi masalah nyeri pada
anak lebih mudah dan dapat dilakukan oleh perawat.

Kata kunci: Nyeri pada anak, metode nonfarmakologi, terapi madu.

PENDAHULUAN dipulangkan kembali kerumah.


Salah satu program Selama proses tersebut, anak
pemerintah terkait optimalisasi dapat mengalami berbagai
tumbuh kembang anak yaitu kejadian berupa pengalaman
Program Nasional Bagi Anak yang sangat traumatik dan penuh
Indonesia 2015 (PNBAI).Tujuan dengan stress (Supartini,2012).
Program Nasional Bagi Anak Nyeri merupakan kondisi
Indonesia 2015 (PNBAI) adalah berupa perasaan tidak
terwujudnya anak Indonesia yang menyenangkan bersifat sangat
sehat, tumbuh dan berkembang, subjektif karena nyeri berbeda
cerdas ceria, berakhlak mulia, pada setiap orang dalam hal skala
dan melindungi diri dari atau tingkatannya, dan hanya
diskriminasi, eksploitasi dan orang tersebutlah yang dapat
kekerasan serta dapat mengalami menjelaskan atau mengevaluasi
peningkatan kesejahteraan. rasa nyeri yang dialaminya
Tumbuh kembang anak (Hidayat, 2009). Nyeri akibat
dipengaruhi oleh berbagai faktor prosedur medis dapat
diantaranya keadaan sakit dan menyebabkan perubahan pada
hospitalisasi. Hospitalisasi pada tanda-tanda vital, seperti Nyeri
anak merupakan suatu proses merupakan kondisi berupa
perawatan karena suatu alasan perasaan tidak menyenangkan
yang direncanakan atau darurat bersifat sangat subjektif karena
mengharuskan anak untuk tinggal nyeri berbeda pada setiap orang
di rumah sakit, menjalani terapi dalam hal skala atau
dan perawatan sampai anak dapat tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat anak setiap tahunnya dimana
menjelaskan atau mengevaluasi 75% mengalami trauma berupa
rasa nyeri yang dialaminya ketakutan dan kecemasan saat
(Hidayat, 2009). Nyeri akibat menjalani perawatan (James,
prosedur medis dapat 2010). Walco meneliti tentang
menyebabkan perubahan pada prevalensi nyeri dan sumber
tanda-tanda vital, seperti jantung. utama penyebab nyeri pada 200
Hal ini disebabkan karena anak yang dirawat di rumah sakit
prosedur medis menyebabkan anak. Hasil tindakan medis IV
ketidak nyamanan dan (intravena) menduduki tindakan
kecemasan yang dapat pertama. Walco juga
merangsang sistem mengevaluasi hasil penelitiannya
neuroendokrin untuk bekerja berdasarkan tingkatan umur dan
sebagai antisipasi terhadap nyeri diperoleh bahwa distress paling
yang dirasakan sehingga terjadi tinggi yaitu 83% dialami oleh
peningkatan denyut jantung dan anak toddler. (Walco, 2008).
perubahan pada ventilasi paru- Berdasarkan hasil studi
paru (Farrokhnia, Fathabadi, & pendahuluan yang dilakukan di
Shahidi, 2011). Sejalan dengan ruang Edelweis RSUD Dr. M.
penelitian El-Gawad dan Elsayed Yunus Bengkulu, jumlah pasien
(2015), yang menyatakan bahwa anak dari bulan Januari sampai
terdapat perbedaan sebelum dan dengan September 2018
sesudah tindakan invasif sebanyak 924 orang. Pada saat
(penusukan vena) pada tanda- observasi diruangan jumlah anak
tanda vital. yang dirawat berjumlah 15 orang,
Berdasarkan data 11 diantaranya menunjukan
UNICEF jumlah anak usia reaksi menangis, merengek,
prasekolah di 3 negara terbesar rewel, takut terhadap tindakan
dunia mencapai 148 juta 958 medis yang dilakukan perawat.
anak dengan insiden anak yang selain itu orang tua anak juga
dirawat di rumah sakit 57 juta mengatakan bahwa anaknya lesu
dan sering terbangun pada malam al., 2010). metode
hari. nonfarmakologi adalah intervensi
Rasa nyeri yang tidak keperawatan yang diberikan
tertangani dengan baik akan tanpa menggunakan obat. Salah
memberikan pengaruh buruk bagi satunya dengan menggunakan
fisik, emosi, perilaku, kognitif, metode implementasi atraumatic
dan psikologis. Pengaruh buruk care. Aspek nursing intervention
yang dapat terjadi seperti yaitu pemberian intervensi
ketakutan, kecemasan, penolakan nonfarmakologis berupa
untuk prosedur selanjutnya, pemberian madu yang
penurunan ambang batas nyeri, merupakan bagian intervensi
pengurangan keefektifan keperawatan untuk memenuhi
analgesik. Selain itu juga dampak kebutuhan rasa nyaman
buruk terhadap fisik erat (Czarnecki, et al, 2011,
kaitannya dengan respon stress Skeriptini, 2013).
yang dapat mempengaruhi Madu adalah cairan alami
berbagai sistem tubuh, seperti yang umumnya mempunyai rasa
fungsi kardiopulmoner manis yang dihasilkan oleh lebah
(peningkatan tekanan darah, madu dari sari bunga tanaman
denyut jantung, dan frekuensi (floral nectar) atau bagian lain
pernapasan), metabolisme, dan dari tanaman (ekstra floral
sistem imun.jangka panjang nectar) atau eksresi serangga
dampak nyeri yang dapat terjadi (Wulandari, D, D, 2017).
berupa insomnia, depresi, Penanganan nyeri dengan
perubahan nafsu makan, dan pemberian madu memberikan
kelelahan (Czarnecki, et al, efek menyenangkan yang dapat
2011). menurunkan nyeri. Hal ini
Manajemen nyeri yang kemungkinan disebabkan oleh
digunakan, terbagi menjadi dua kandungan madu yaitu salah
pendekatan yaitu farmakologi satunya sukrosa yang
dan non-farmakologi (Taddio, et memberikan rasa manis dan
memberikan efek analgesia tanpa dilakukan intervensi,
(Sekriptini, 2013). Adanya kelompok intervensi diobservasi
pemanis di mulut dapat dan dilakukan intervensi.
merangsang atau menstimulasi
Sampel pada penelitian ini
meningkatnya pelepasan endorfin
sebagian dari pasien anak pada
dari hipotalamus (Ren, et al.,
pemasangan infus yang dirawat
1997, dalam Kozier, Berman,
di wilayah RSUD Dr. M. Yunus
Snyder, 2011).
Bengkulu tahun 2019. Teknik
sampling yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN
penelitian ini adalah teknik
Desain penelitian yang
purposive sampling, merupakan
digunakan dalam penelitian ini
salah satu teknik sampling non
adalah quasi eksperiment dengan
random sampling.
jenis nonequivalent control
group, post-test only design Analisis data penelitian
(Dharma, 2011). Menggunakan ini menggunakan uji independent
rancangan post-test only with t-test non parametrik Mann
control group design. Penelitian Whitney U test, karena data tidak
ini bertujuan untuk membahas berdistribusi normal setelah
pengaruh pemberian terapi madu dilakukan uji kenormalan dengan
terhadap Intensitas nyeri Kolmogorov-Smirnov dengan
pemasangan infus pada anak usia hasil p-value < 0,05.
1-6 tahun.
HASIL PENELITIAN DAN
Responden pada PEMBAHASAN
penelitian ini dibagi menjadi 2
A. ANALISIS UNIVARIAT
kelompok, yaitu kelompok
1.Karakteristik Responden
kontrol dan kelompok intervensi. Berdasarkan Gambaran Umur
Kelompok kontrol diobservasi, dan Jenis Kelamin di RSUD
serta diberikan tindakan sesuai Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun
2019
dengan prosedur Rumah Sakit
Tabel 5.1 kontrol sebagian besar responden
Karakteristik Responden adalah perempuan 52,2%, rata-
Berdasarkan Gambaran Umur
rata umur adalah 5.30 dengan
dan Jenis Kelamin di RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun standar deviasi 0,876, dengan
2019 usia minimal 3 tahun dan
maksimal 6 tahun, diyakini
Karakteristik Interve Kontrol
bahwa umur responden
nsi N=23
N=23
kelompok kontrol yaitu 4,93–

1) Umur 5,68 tahun.


Mean 4,96 5,30
2. Analisis Kesetaraan Jenis
Median 5,00 6,00
Kelamin Pada Responden di
Stnd. 1,261 0,876 RSUD Dr. M. Yunus
Deviasi 2-6 3-6 Bengkulu tahun 2019
Min-Maks 4,41 – 4,93 –
Tabel 5.2
CI for 5,50 5,68
Analisis Kesetaraan Jenis
Means 95% Kelamin Pada Responden di
2) Jenis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
12 11 tahun 2019
Kelamin
Laki-Laki (52,2%) (47,8%)
Kelompok
Perempuan 11 12 N Variab P
Interven Kontrol
(47,8%) (52,2%) o el Value
si
Dari tabel 5.1 didapatkan
1. Jenis
hasil penelitian pada kelompok Kelami
intervensi sebagian besar n

responden adalah laki-laki Laki – 12 11 0,835


Laki (52,2%) (47,8%)
52,2%, rata-rata umur responden
Peremp 11 12
adalah 4,96 tahun, standar
uan (47,8%) (52,2%)
deviasi 1,261, dengan umur
Tabel 5.2 menunjukkan
minimal 2 tahun dan maksimal 6
bahwa pada jenis kelamin
tahun, diyakini bahwa umur
menggunakan uji chi-square
responden kelompok intervensi
didapatkan nilai p = 0,835 >α
yaitu 4,41 – 5,50 tahun.
0,05 artinya jenis kelamin pada
Sedangkan pada kelompok
kelompok kontrol dan intervensi mean 14,33. Hal ini
adalah setara. menggambarkan bahwa
tingkat nyeri pada kelompok
B. ANALISIS BIVARIAT
kontrol pada sat pemasangan
1. Nilai Rata-Rata Skor Nyeri
infus lebih tinggi
Responden Kelompok
dibandingkan dengan nyeri
Intervensi dan Kontrol di
pada kelompok intervensi
RSUD Dr. M. Yunus
pada saat pemasangan infus.
Bengkulu Tahun 2019
Hasil uji statistik dengan
Tabel 5.4 menggunakan mann-whitney
Perbedaan Nilai Rata-Rata test yang dilakukan terhadap
Skor Nyeri Responden
pengaruh terapi madu
Kelompok Intervensi dan
Kontrol di RSUD Dr. M. terhadap intensitas nyeri pada
Yunus Bengkulu Tahun anak usia pra sekolah (3-6
2019
tahun) saat pemasangan
infuse di dapatkan angka
Vari N Mea Sum Mann P-
abel n Of - Val yang signifikan sebesar
Ran Rea Whit ue 0.005. Karna nilai p < dari
k nk ney U 0,05, dapat di simpulkan
Inter 23 14,3 14,3
bahwa Ha diterima, yang
vens 23 3 3
0,0 berarti ada perbedaan yang
i 32,6 751, 0.000
05 bermakna antara kelompok
Kont 7 50
rol intervensi dan kelompok
Dari hasil Tabel 5.4 kontrol setelah diberikan
telah dilakukan uji Mann pemberian terapi madi
Whitney menunjukan bahwa terhadap pemasangan infus.
responden pada kelompok
INTERPRETASI DAN HASIL
kontrol diperoleh nilai mean
PENELITIAN
32,67 lebih tinggi
dibandingkan dengan Dilihat dari hasil distribusi
kelompok intervensi dengan frekuensi responden berdasarkan
usia pra sekolah pada Hasil penelitian ini
pemasangan infus di RSUD Dr. menunjukkan bahwa responden
M. Yunus Bengkulu didapatkan pada penelitian ini sebagian
bahwa rata-rata usia responden besar adalah laki-laki pada
pada kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi 52,2% dan
4,96 tahun dan pada kelompok pada kelompok kontrol 47,8%.
kontrol yaitu 5,30 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian
ini didukung oleh Pratiwi et all
Pada anak usia pra sekolah
(2016), Hasil penelitian
(3-6 tahun), psikoseksual anak
menunjukkan bahwa sebagian
pada kelompok usia ini
besar responden pada kelompok
membuatnya sangat rentan
kontrol berjenis kelamin laki-laki
terhadap ancaman cedera tubuh.
sebanyak 8 responden (47,1%)
Prosedur infasive, baik yang
dan kelompok intervensi
menimbulkan nyeri maupun yang
sebagian besar berjenis kelamin
tidak, merupakan ancaman bagi
laki-laki sebanyak 13 responden
anak usia pra sekolah yang
(76,5%).
konsep integritas tubuhnya
belum berkembang baik. Anak Secara umum laki-laki dan
pra sekolah dapat bereaksi perempuan tidak berbeda dalam
terhadap injeksi sama berespon terhadap nyeri tetapi
khawatirnya dengan nyeri saat toleransi terhadap nyeri
jarum dicabut. Pemahaman anak dipengaruhi oleh faktor-faktor
usia pra sekolah yang terbatas biokimia dan merupakan hal
mengenai fungsi tubuh juga yang unik pada setiap individu
meningkatkan kesulitan dalam tanpa memperhatikan jenis
memahami bagaimana dan kelamin (Potter & perry., 2010).
mengapa anggota tubuh
Dari hasil analisis rata-rata
“diperbaiki” sehingga
nilai skor nyeri didapatkan
menyebabkan perasaan lebih
bahwa pada kelompok intervensi
takut terhadap nyeri (Wong,
rata- rata skala nyeri pasien
2008).
adalah 2,22 berada pada skala pada bayi saat injeksi sampai
nyeri ringan. Pada kelompok lima menit setelah injeksi.
kontrol rata-rata skala nyeri Penelitian Ulfah (2014)
pasien adalah 3,96 berada pada menunjukan bahwa ada pengaruh
skala nyeri sedang. Banyak yang signifikan antara pemberian
faktor yang mempengaruhi larutan gula terhadap skala nyeri
pengalaman seseorang terhadap anak selama tindakan pungsi
nyeri. Faktor-faktor ini dapat vena, terlihat bahwa (p-value
meningkatkan atau menurunkan 0,00; α= 0,05) dan Z-hitung
persepsi nyeri pasien, toleransi 5,097 lebih besar dari nilai Z-
terhadap nyeri dan tabel 5000. Penelitian yang
mempengaruhi reaksi terhadap dilakukan oleh Boroumand
nyeri (Czarnecki et al., 2011). Peyman et al. (2013) rata-rata
Beberapa faktor yang dapat skor nyeri pada kelompok kasus
mempengaruhi reaksi nyeri (madu) secara signifikan kurang
tersebut antara lain usia, jenis dari kelompok kontrol (plasebo).
kelamin, pengalaman nyeri Pada hari ke-4 setelah operasi
sebelumnya, dan lingkungan dan skor nyeri pada kelompok kasus
dukungan orang terdekat. adalah 2,5 ± 0,28 dan kelompok
kontrol adalah 2,6 ± 0,3 dari hari
Penelitian yang dilakukan
pertama sampai hari kelima
oleh Harrison et al. (2014)
setelah operasi, kebutuhan untuk
menyebutkan pemberian rasa
analgesik secara signifikan lebih
manis (sukrosa, glukosa dan
rendah pada kelompok madu
permen karet manis) dapat
dibandingkan dengan placebo.
mengurangi nyeri pada anak usia
1-16 tahun. Penelitian lain yang Menurut Puspitasari, 2007;
serupa dilakukan oleh Sekriptini, 2013.Efek analgesik
Susilaningsih dkk (2016) yang glukosa atau sukrosa ini diduga
membuktikan bahwa pemberian akibat pelepasan beta endorphin
glukosa oral 30% memberikan yang merupakan hormon opiate
pengaruh terhadap respon nyeri endogen yang diproduksi sendiri
oleh tubuh yang bersifat seperti kontrol sebagian besar adalah
morfin. Selain mekanisme dari perempuan (52,2%) dengan rata-
preabsorpsi dari rasa manis rata umur 5,30 tahun. Tingkat
tersebut juga memberikan efek nyeri anak usia pra sekolah saat
analgesik karena rasa manis yang pemasangan infus pada
dapat merangsang kelompok intervensi di RSUD
neurotransmiter yang berperan Dr. M. Yunus Bengkulu rata-rata
dalam supresi nyeri dan yaitu 2,22 dengan nyeri ringan.
mengeluarkan opiat endogen di Tingkat nyeri anak usia pra
kelenjar hipopyse seperti β- sekolah saat pemasangan infus
endorpin, begitu juga dengan pada kelompok kontrol di RSUD
serotonin dan GABA (gama Dr. M. Yunus Bengkulu rata-rata
amino butiryc acid) yang yaitu 3,96 dengan nyeri sedang.
berfungsi menurunkan sensasi Ada pengaruh atau perbedaan
nyeri, sedangkan kandungan pada anak usia pra sekolah
flavonoid pada madu memblok kelompok intervensi yang
aksi dari enzim cyklooxygenase diberikan terapi madu dan
yang menghambat pelepasan kelompok kontrol yang tidak
subtansi prostaglandin, dimana diberikan terapi madu (P
prostaglandin inilah yang akan =0,005).
menyebabkan dikeluarkannya
SARAN
zat-zat mediator nyeri seperti
histamin, serotonin yang akan 1. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
menimbulkan sensasi nyeri.
a. Bagi kepala ruangan
KESIMPULAN Edelweiss, Poli Thalasemia,

Karakteristik responden dan IGD selaku penanggung

pada kelompok intervensi jawab di ruangan RSUD Dr.

sebagian besar laki-laki (52,2%) M. Yunus Bengkulu

dengan rata-rata umur 4,96 tahun diharapkan mampu

sedangkan pada kelompok menerapkan tindakan terapi


madu saat pemasangan infus
untuk mengurangi nyeri yang didapatkan bisa lebih akurat.
dirasakan anak-anak. b. Bagi peneliti selanjutnya
perlu meneliti keefektifan
b. Bagi perawat agar dapat
madu yang diual di toko atau
melakukan terapi ini saat
di pasar, sehingga nanti bisa
pemasangan infus untuk
diterapkan denga mudah oleh
mengurangi nyeri terutama
masyarakat yang berdomisili
anak usia prasekolah
di daerah perkotaan.
sehingga mampu
c. Bagi peneliti selanjutnya
meminimalisasi dampak
perlu juga melakukan
hospitalisasi dan trauma pada
penelitian pada anak usia
anak terhadap rumah sakit
sekolah untuk mengetahui
dan tindakan pengobatan
keefektifan dalam penelitian
lainnya.
ini, karena dalam penelitian
2. Insitusi Pendidikan
ini hanya pada anak usia
a. Bagi institusi pendidikan
prasekolah serta perlu juga
umtuk dapat menjadikan
menambahkan variable
terapi ini menjadi refrensi
pengalaman nyeri dan
dalam proses pembelajaran
pendampingan keluarga
dalam mengembangkan
karena kemungkinan
asuhan keperawatan asuhan
pengalaman nyeri dan peran
keperawatan sebagai
keluarga dapat
penanganan non farmakologi
mempengaruhi skala nyeri
pada pasein anak yang
pada anak.
dilakukan pemasangan infus.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya
perlu juga melakukan
penyetaraan dalam
pengalaman hospitalisasi
pada kelompok penelitian
sehingga hasil yang
DAFTAR PUSTAKA statement with clinical practice
recommendations. Pain
Management Nursing : 12(2),
Bisogni, S., Dini, C., Olivini, N., 95-111.
Ciofi, D., Giusti, F., Caprili, S.
(2014). Perception of Daniela, M., Clarisa, N., Virgil, V.,
venipuncture pain in children Elisabeta, V., & Schneider, F.
suffering from chronic (2010). Physiology of pain-
diseases. BMC Research Notes general mechanisms and
: 7(735), 1-5. individual differences. Jurnal
Medical Aradean, 8(4) : 19-23.
Brenner, S., Rupp, V., Boucher, J.,
Weavor, K., Dusza, S., & Dewi S. R. dkk. (2013). Efektifitas
Bokovoy, J. (2013). A Sukrosa Oral Terhadap Respon
randomized, controlled trial to Nyeri Akut Pada Neonatus
evaluate topical anesthetic for Yang Di Lakukan Tindakan
15 minutes before venipuncture Pemasangan Infus.
in pediatrics. The American
Journal of Emergency Devera, Gunardi, & Budiman.
Medicine : 31(1), 20-25. (2007). Larutan Glukosa Oral
Sebagai Analgetik Pada
Boroumand P., Zamani MM., Saidi Pengambilan Darah Tumit
M., Rouhbakhshfar O., Bayi Baru Lahir: Uji Klinis
Acak Tersemar Ganda
Hosseini Motlagh SR,. Aarabi
Moghaddam . (2013) Pasang Dharma, K. K. (2011). Metodologi
Tonsilektomi Nyeri: Dapatkah penelitian keperawatan:
Madu Mengurangi Persyaratan Pedoman melaksanakan
Analgesik ?. Iran Society of menerapkan hasil penelitian.
Regional Anestesi and Pain Jakarta: Trans Info Media.
Medicine (ISRAPM). Anestesi El-Gawad, S., & Elsayed, L.
Pain : 3 (1): 198-202 (2015). Effect of interactive
distraction versus cutaneous
Craig, K., Lilley, C., & Gilbert, C. stimulation for venipuncture
(2008). Social barriers to pain relief in school age
optimal pain management in children. Journal of
infants and children. Clin J Nursing education and
Pain : 12(4),232–242. Practice : 5(4), 32-40.
Czarnecki, M., Turner, H., Collins,
Farrokhnia, M., Fathabadi, J., &
P., Doellman, D., Wrona, S., &
Shahidi, S. (2011).
Reynolds, J. (2011). Procedural
Investigating the effects of
pain management: a position
cognitive interventions on
reducing pain intensity and Hamid, A. 2008. Buku Ajar Riset
modifying heart rate and Keperawatan, Konsep Etika
oxygen saturation level. dan Instrumentasi. Jakarta:
Journal of Jahrom University EGC
of Medical Sciences : 9(3),26-
33. Ismanto, Y, A., Onibala, F.,
Marniaty, F. (2015). Pengaruh
Handayani, U, C., Alfiyanti, D., Penerapan Atraumatic Care
Nurullita, U. (2014). Pengaruh terhadap Respon Kecemasan
Pemberian Madu Dalam Anak Yang Mengalami
Menurunkan Tingkat Nyeri Hospitalisasi di RSU Pancaran
Pada Bayi Usia 2-18 Bulan Kasih GMIM Manado dan
Yang Di Lakukan Imunisasi di RSUP Prof. DR. R. di Kandou
Puskesmas Ngaliyan Manado. eJournal
Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan (e-Kp) : 3(2).
Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK) : 6 (3), 198-209. James, J., Ghai, S., Rao,
K.,&Sharma, N. (2012).
Hanley, (2008). Emergency Effectiveness of―animated
Nurshing Secrets. Jakarta: cartoons‖ as a distraction
EGC. strategu on behavioral response
to pain perception among
Harrison, D., Joly, C., Chretien, C., children undergoing
Cochrane, S., Ellis, J., venipuncture. Nursing and
Lamontagne, C., Vaillancourt, Midwifery Research Journal :
R. (2014). Pain prevalence in a 6(3), 198-209.
pediatric hospital: raising
awareness during pain Kozier., ERB, Berman., Snyder.
awareness week. Pain (2011). Buku Ajar
Research and Management : Fundamental Keperawatan
19(1), e24-e30. Konsep, Proses, & Praktik,
Volume 2. Edisi 7. Jakarta:
Hidayat, A, A, A. (2005). EGC
Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak 1. Jakarta. Salemba Machfoed , M., & Suharjanti I.
Medika. (2010). Konsensus Nasional
Diagnostik dan
Hockenberry, M., & Wilson, D. Penatalaksanaan Nyeri
(2007). Nursing care of Kepala, Surabaya:Airlangga
infants and children. (8th ed.). University Press
St.louis: Mosby Elsevier.
McGrath, P., Stevens, B., Walker,
S., dan Zempsky, W. (2014).
Oxford textbook of paediatric Saputro, H., Fazrin, I. (2007).
pain. UK : Oxford University Penurunan Tingkat Kecemasan
Press. Anak Akibat

Miller, J. (2009). 21st century Hospitalisasi Dengan Penerapan


criminology:a reference Terapi Bermain. Jurnal
handbook. California: Sage. Konseling Indonesia : 3(1), 9-
12.
Noel, M., Chambers, C., McGrath,
P., Klein, R., & Stewart, S. Schmitz, A., Vierhaus, M., &
(2012). The influence of Lohaus, A. (2012). Pain
children’s pain memories on Tolerance In Children And
subsequent pain experience. Adolescents: Sex Differences
PAIN : 115(16), 1563–1572. And Psychosocial Influences
On Pain Threshold And
Notoatmodjo, S. (2010). Endurance. European Journal
Metodologi Penelitian Of Pain : 10(2), 153-157.
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta Schreiber, S., Ronfani, L.,
Chiaffoni, G., Matarazzo, L.,
Ozcetin, M., Suren, M., Karaaslan, Minute, M., Panontin, E., et al.
E., Colak, E., Kaya, Z., & (2013). Does EMLA cream
Guner, O. (2011). Effects of application interfere with the
parent’s presence on pain success of venipuncture
tolerance in children during or venous cannulation? A
venipuncture: a randomized prospective multicenter
controlled trial. Hongkong observational study. Europe
Journal of Paediatrics Journal of Pediatrics : 172,
:16,247-252. 265-268.

Potter & Perry, (2009). Sekriptini. (2013). Pengaruh


Fundamental Of Nursing, Pemberian Madu Terhadap
Fundamental Keperawatan. Penurunan Skor Nyeri Akibat
Buku 1. Edisi 7 (Adriana Tindakan Invasif Pengambilan
Ferderika, Penerjemah.). Darah Intravena Pada Anak Di
Jakarta: Salemba Medika Ruang UGD RSUD Kota
Cirebon
Prasetyo, S.(2010). Konsep dan Setiana, A., dkk. 2018. Riset
Proses Keperawatan Nyeri. Keperawatan. Cirebon:
Yogyakarta : Graha Ilmu. Lovrinz Publishing.
Sikorova, L., & Hrazdilova, P. Philadelphia : Nazareth
(2011). The effect Hospital
psychological intervention on
perceived pain in children Ulfah. (2014). Pengaruh
under going venipuncture, Pemberian Larutan Gula Per
Biomedical Papers : Oral Terhadap Skala Nyeri
155(2),149-154. Anak Usia 1-4 Tahun Yang
Dilakukan Pungsi Vena Di
Silva, M., Pinto, M., Gomes, L., RSUD Tugurejo Semarang
&Barbosa, A et al. (2011). Pain
in hospitalized children: United States Departement of
nursing team perception. Agriculture (USDA). (2018).
Journal of The Sao Paulo : Food composition databases
13(4),314-320. honey content

Supartini, Y. (2004). Buku ajar Walco, G. (2008). Needle Pain in


konsep keperawatan anak. Children: Contextual Factors.
Jakarta : EGC Journal of the America
Academy of Pediatrics : 19 (1),
. (2010).Buku Ajar 55-61.
Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta: EGC. Wulandari, D, D. (2017). Kualitas
Madu (Kesamaan, Kadar Air,
Taddio, A., Appleton, M., dan Kadar Gula Preduksi
Bortolussi, R., Chambers, C., Berdasarkan Perbedaan Suhu
Dubey, V., Halperin, S., et al. Penyimpanan). Jurnal Kimia
(2010). Reducing the pain of Riset : 2(1), 16-22.
childhood vaccination: an
evidence-based clinical Wong, C., Lau, E., Palozzi, L., &
practice guideline. Canadian Campbell, F. (2012). Part 1 -
Medical Association Journal : Pain assessment tools and a
182(18), E843-E855. brief review of
nonpharmacological and
Tamsuri, A. (2012). Konsep dan pharmacological treatment
Penatalaksanaan Nyeri. options. Canadian
Jakarta: EGC Pharmaeutical Journal :
145(5), 222-225.
Taylor, C., Lillis, G., Lemone, P.,
& Lynn, P. (2008). Wong, L. (2008). Keperawatan
Fundamental Of Nursing: Pediatrik. Jakarta : EGC.
The Art And Science Of
Nursing Care. (6th Ed.). Zempsky, W., & Cravero, J.
(2004). Relief of pain and
anxiety in pediatric patients in Journal of Pediatric : 5(5),
emergency medical systems. 114-117.

You might also like