Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
KATA
PENGANTAR
Dokumen ini adalah Laporan Pendahuluan Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan
Pengembang di Kabupaten Purwakarta yang merupakan dokumen awal dari
serangkaian pelaporan atas pekerjaan tersebut.
Secara umum dokumen ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh
oleh tim pelaksana untuk menyelesaikan Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan
Pengembang di Kabupaten Purwakarta.
Laporan Pendahuluan ini akan dibahas untuk dapat dicapai kesepakatan tentang
langkah-langkah yang ditempuh selanjutnya serta kesepakatan tentang substansi
strategis yang harus menjadi pedoman selanjutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya dokumen ini disampaikan terima
kasih.
Tim Penyusun
-i
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................. ii
Daftar Tabel ........................................................................................................................... v
Daftar Gambar ...................................................................................................................... vi
- iii
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
- iv
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
DAFTAR
TABEL
Tabel 3.1 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan ............. III-2
Tabel 3.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2008-2011 .......................... III-16
Tabel 3.3 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Purwakarta ........... III-18
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan .................................................. III-18
Tabel 3.5 Inventarisasi Jalan Kabupaten Tahun 2005-2006 ................................. III-22
Tabel 3.6 Kondisi Jalan Kabupaten Beraspal Tahun 2005-2006 ......................... III-22
Tabel 3.7 Banyaknya Armada Angkutan Umum Kabupaten Purwakarta Tahun 2005
– 2006 ............................................................................................................. III-22
Tabel 4.1 Checklist Data Sekunder Dalam Rangka Identifikasi Penyerahan PSU
Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta ............................ IV-11
Tabel 4.2 Contoh Kuesioner (Untuk Developer) Dalam Rangka Identifikasi Penyerahan
PSU Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta.................... IV-12
Tabel 4.3 Daftar Isian Data Primer Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Yang ada di
Perumahan ....................................................................................................... IV-18
Tabel 5.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................. V-2
-v
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Purwakarta ............................ II-25
Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Purwakarta ....................... II-28
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta ............................................ III-3
Gambar 3.2 Peta Sistem Air Permukaan di Kabupaten Purwakarta...................... III-6
Gambar 3.3 Peta Sistem Air Tanah di Kabupaten Purwakarta ............................... III-8
Gambar 3.4 Proporsi Tutupan Lahan di Kabupaten Purwakarta ............................ III-9
Gambar 3.5 Peta Tutupan Lahan di Kabupaten Purwakarta ................................... III-10
Gambar 3.6 Peta Rawan Gerakan Tanah dan Sesar di Kabupaten Purwakarta III-12
Gambar 3.7 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Purwakarta ..... III-20
Gambar 4.1 Alur Kerja Kegiatan Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan
Pengembang di Kabupaten Purwakarta ............................................... IV-6
Gambar 4.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Identifikasi Penyerahan PSU
Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta ......................... IV-7
- vi
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
1.3 Sasaran
Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini
adalah terlakasananya Kegiatan Identifikasi Penyerahan Prasarana Sarana Dan Utilitas
(PSU) Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta yang sesuai dengan
pemenuhan keseluruhan data perencanaan maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan tahapan selanjutnya.
Sebaran.
Luas.
Perijinan, data pengembang.
Kondisi Prasarana Sarana Utilitas.
dan lain-lain
2. Analisa kondisi Prasarana Sarana Utilitas Perumahan.
3. Penyusunan konsep Identifikasi Penyerahan Prasarana Sarana Dan Utilitas (PSU)
Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta yang akan ditangani.
4. Tahap pengawasan penyerahan PSU :
a. PSU yang sudah diserahkan.
b. PSU bagi yang belum diserahkan.
c. Pembentukan tim pengawas.
I-3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
I-4
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.Sedangkan permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia untuk
menunjukkan suatu tujuan tertentu.
Apabila dikaji dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements
yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. Permukiman memiliki 2 arti yang
berbeda yaitu :
a) Isi, yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun masyarakat di lingkungan
sekitarnya.
b) Wadah, yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen
buatan manusia
bangun, dan industri bahan bangunan yang sehat untuk memberikan keuntungan dan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
e. Asas keterjangkauan dan kemudahan adalah memberikan landasan agar hasil
pembangunan di bidang perumahan dan kawasan permukiman dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, serta mendorong terciptanya iklim kondusif dengan
memberikan kemudahan bagi MBR agar setiap warga negara Indonesia mampu
memenuhi kebutuhan dasar akan perumahan dan permukiman.
f. Asas kemandirian dan kebersamaan adalah memberikan landasan agar
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman bertumpu pada prakarsa,
swadaya, dan peran masyarakat untuk turut serta mengupayakan pengadaan dan
pemeliharaan terhadap aspek-aspek perumahan dan kawasan permukiman sehingga
mampu membangkitkan kepercayaan, kemampuan, dan kekuatan sendiri, serta
terciptanya kerja sama antara pemangku kepentingan di bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
g. Asas kemitraan adalah memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan
melibatkan peran pelaku usaha dan masyarakat, dengan prinsip saling memerlukan,
memercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang dilakukan, baik langsung
maupun tidak langsung.
h. Asas keserasian dan keseimbangan adalah memberikan landasan agar
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan
mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungan, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antardaerah, serta memperhatikan dampak penting terhadap
lingkungan.
i. Asas keterpaduan adalah memberikan landasan agar penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman dilaksanakan dengan memadukan kebijakan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pengendalian, baik intra- maupun
antarinstansi serta sektor terkait dalam kesatuan yang bulat dan utuh, saling
menunjang, dan saling mengisi.
j. Asas kesehatan adalah memberikan landasan agar pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman memenuhi standar rumah sehat, syarat kesehatan lingkungan,
dan perilaku hidup sehat.
k. Asas kelestarian dan keberlanjutan adalah memberikan landasan agar penyediaan
perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan memperhatikan kondisi
lingkungan hidup, dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang terus meningkat sejalan
dengan laju kenaikan jumlah penduduk dan luas kawasan secara serasi dan seimbang
untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
l. Asas keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan adalah memberikan
landasan agar penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan bangunan beserta
infrastrukturnya, keselamatan dan keamananan lingkungan dari berbagai ancaman
II - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
dan pengendalian ini dilaksanakan oleh dinas PU dan instansi terkait secara berkelanjutan
agar pelanggaran terhadap pembangunan fasilias sosial dan fasilittas umum dapat
dihindari.
Tahap selanjutnya yaitu, tahap penyerahan.Pada tahap penyerahan ini harus sesuai
dengan Peraturan Mendagri No 9 Tahun 2009 Tentang Penyerahan Prasarana, Sarana
dan Utilitas Perumahan dan permukiman ke Pemerintahan Daerah.Penyerahan yang
dimaksud dalam Peraturan Mendagri tersebut adalah penyerahan seluruh atau sebagian
prasarana lingkungan, sarana dan utilitas berupa tanah dan bangunan dalam bentuk
asset.Setelah asset tersebut telah memenuhi syarat maka tanggung jawab pengelolaan
prasarana, sarana dan utilitas tersebut diserahkan kepada Pemerintahan
daerah.Perumahan yang telah diserah terimakan itu, perawatannya dilakukan oleh
pemerintahan daerah melalui instansi yang berwenang mengelolanya.Sedangkan
kompleks perumahan yang tidak membangun sarana dan prasarana, dan utilitas umum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat diserahkan pada pemerintahan
daerah.
Setelah dilakukan tahap penyerahan sarana, prasarana lingkungan, dan utilitas umum
dari pengembang kepada pemerintahan daerah, pengembang sudah tidak bertanggung
jawab lagi atas kelangsungannya, baik pembiayaan atau pemeliharaan.Segala
tanggung jawab sepenuhnya telah berada di pihak penghuni dan pemerintahan daerah.
Selanjutnya apabila ada pengembang, badan usaha swasta dan masyarakat yang ingin
melakukan kerja sama pengelolaan fasilitas yang telah diserahkan kepada pemerintahan
daerah untuk keperluan melanjutkan pembangunan perumahannya, seperti diatur dalam
Permendegri pasal 22 ayat (3) No 9 tahun 2009, maka diwajibkan memperbaiki dan
memelihara fasilitas tersebut sehingga pemeliharaan dan pendanaan fasilitas-fasilitas
tersebut menjadi tanggung jawab pengelola.
Pembiayaan dalam pembangunan fasilitas sosial seperti diatur dalam Permendagri No 9
Tahun 2009 adalah dibebankan pada harga rumah.Untuk itu pengembang dapat
menyediakan fasilitas sosial tersebut tanpa menanggung kerugian yang berarti. Pada
hakikatnya, pengembang hanya berkewajiban menyerahkan tanah matang pada
pemerintahan daerah dan pemerintahan daerah melalui dinas terkait yang akan
membangun fasilitas sosial tersebut. Tetapi persoalannya menjadi berbeda ketika
dihubungkan dengan janji pengembang pada calon penghuni dan strategi pemasaran
perumahannya. Tidak adanya kejelasan akan tanggung jawab sebuah fasilitas sosial dan
fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan konsumen mengakibatkan terbengkalainya
kepentingan konsumen. Juga masalah mengenai tidak dilaksanakannya penyerahan
fasilitas sosial dan fasilitas umum oleh pengembang kepada pemerintahan daerah
mengakibatkan adanya peluang bagi pengembang atau pihak ketiga untuk
menyalahgunakan fasilitas tersebut.
II - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Sesuai dengan Pasal 47 UU No.1 Tahun 2011, pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas umum:
1) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
2) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai
dengan rencana, rancangan, dan perizinan.
3) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi
persyaratan:
a. kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan
hunian; dan
c. ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
4) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap
orang harus diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan larangan terkait prasarana, sarana dan utilitas umum juga telah dipertegas
dalam UU No.1 Tahun 2011, yaitu dalam ketentuan dalam Pasal 134 yaitu “setiap orang
dilarang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak membangun
perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasana, sarana, dan utilitas
umum yang diperjanjikan”.
Apabila pihak pengembang sudah menjanjikan namun tidak dibangun atau kriteria,
spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum tidak sesuai, maka dapat
dikenai sanksi administratif yang dapat berupa sebagaimana disebutkan Pasal 150 ayat
(2) UU 1/2011. Selain itu, pihak pengembang yang bersangkutan juga dapat dijerat
pidana berdasarkan Pasal 151 UU 1/2011, yaitu:
1) Setiap orang yang menyelenggarakan pembangunan perumahan, yang tidak
membangun perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana,
sarana, dan utilitas umum yang diperjanjikan, dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2) Selain pidana pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan berupa membangun kembali
perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan
utilitas umum yang diperjanjikan.
Undang-undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, sudah
cukup jelas mengatur mengenai penyelenggaraan perumahan yang meliputi proses
II - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
2.2.6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman Di
Daerah
A. Ketentuan Umum
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan
lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan.
4. Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas adalah penyerahan berupa tanah
dengan bangunan dan/atau tanah tanpa bangunan dalam bentuk asset dan
tanggung jawab pengelolaan dari pengembang kepada pemerintah daerah.
5. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas.
6. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
7. Pengembang adalah institusi atau lembaga penyelenggara pembangunan
perumahan dan permukiman.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya dlsingkat SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang.
9. Masyarakat adalah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) penghuni
perumahan dan permukiman, atau asosiasi penghuni untuk rumah susun.
II - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
10. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBD atau berasal dari perolehan lain yang sah.
11. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah.
12. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
milik daerah.
2. Prinsip
Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman
berdasarkan prinsip:
a. keterbukaan, yaitu masyarakat mengetahui prasarana, sarana, dan utilitas
yang telah diserahkan dan atau kemudahan bagi masyarakat untuk
mengakses informasi terkait dengan penyerahan prasarana, sarana, dan
utilitas;
b. akuntabilitas, yaitu proses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas yang
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
c. kepastian hukum, yaitu menjamin kepastian ketersediaan prasarana, sarana,
dan utilitas di lingkungan perumahan dan permukiman sesuai dengan standar,
rencana tapak yang disetujui oleh pemerintah daerah, serta kondisi dan
kebutuhan masyarakat;
d. keberpihakan, yaitu pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana,
sarana, dan utilitas bagi kepentingan masyarakat di lingkungan perumahan
dan permukiman; dan
e. keberlanjutan, yaitu pemerintah daerah menjamin keberadaan prasarana,
sarana, dan utilitas sesuai dengan fungsi dan peruntukannya,
II - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
2. Sarana
Sarana perumahan dan permukiman antara lain:
1. sarana perniagaan/perbelanjaan;
2. sarana pelayanan umum dan pemerintahan;
3. sarana pendidikan;
4. sarana kesehatan;
5. sarana peribadatan;
6. sarana rekreasi dan olah raga;
7. sarana pemakaman;
II - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
3. Utilitas
Utilitas perumahan dan permukiman antara lain:
1. jaringan air bersih;
2. jaringan listrik;
3. jaringan telepon;
4. jaringan gas;
5. jaringan transportasi;
6. pemadam kebakaran; dan
7. sarana penerangan jasa umum.
II - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Dalam hal Pemerintah daerah melakukan kerja sama pengelolaan prasarana, sarana,
dan utilitas dengan pengembang, badan usaha swasta, dan masyarakat,
pemeliharaan fisik dan pendanaan prasarana, sarana, dan utilitas menjadi tanggung
jawab pengelola.
Pengelola prasarana, sarana, dan utilitas tidak dapat merubah peruntukan
prasarana, sarana, dan utilitas.
J. Pelaporan
Bupati/Walikota menyampaikan laporan perkembangan penyerahan prasarana,
sarana, dan utilitas di daerahnya kepada Gubernur secara berkala setiap 6 (enam)
bulan.
Gubernur menyampaikan laporan perkembangan penyerahan prasarana, sarana,
dan utilitas di wilayahnya kepada Menteri secara berkala setiap tahun.
L. Pembiayaan
Pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas sebelum penyerahan
menjadi tanggung jawab pengembang. Pembiayaan pemeliharaan prasarana,
sarana, dan utilitas setelah penyerahan menjadi tanggung Jawab pemerintah daerah,
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota.
II - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
2.2.7. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 11 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purwakarta Tahun 2011-2031
2.2.7.1. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten terdiri atas:
pengembangan kegiatan industri secara teraglomerasi terutama di bagian utara
wilayah kabupaten dan sekitar pintu tol (interchange);
pengembangan sentra produksi pertanian terintegrasi dalam sistem kawasan
agropolitan dan/atau minapolitan di bagian selatan wilayah kabupaten;
pengembangan kawasan wisata bersinergi dengan kegiatan pertanian dan industri;
pengembangan sistem pelayanan dan permukiman secara berhierarki, didukung
infrastruktur wilayah terpadu, serta bersinergi dengan sistem perkotaan dan kawasan
strategis;
pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung guna mempertahankan
daya dukung lingkungan serta meminimalkan resiko bencana dan efek pemanasan
global; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
II - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Kebijaksanaan terkait yang berlaku dan standar kriteria yang berlaku; dan
RTRW Kabupaten/Kota yang berbatasan, RTRWP Jawa Barat, dan Pedoman teknis
OPD yang terkait dengan urusan tata ruang dan permukiman.
II - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, pengembangan
sekolah kejuruan berbasis industri manufaktur dan agrobisnis berskala regional
maupun nasional, pengembangan lembaga pendidikan tinggi berbasis penelitian,
pengembangan IPTEK dan keunggulan lokal/daerah, serta upaya pendidikan
keterampilan dan penguasaan multimedia bagi masyarakat, khususnya masyarakat
pedesaan melalui bantuan sarana dan prasarana serta tenaga terdidik sebagai
fasilitator pendidikan keterampilan di pedesaan.
4. Peningkatan jiwa religius masyarakat dengan konsep masyarakat yang berakhlakul
karimah secara umum diarahkan melalui upaya pembuatan serta pelaksanaan
program yang bertujuan menciptakan pribadi masyarakat yang bertaqwa lepada
Tuhan YME, berakhlak dan bertoleransi yang diwujudkan dengan upaya peningkatan
pelaksanaan kegiatan berwawasan agama seperti pengembangan kurikulum baca
tulis Al-Qur'an serta pemahamannya, memantapkan fungsi dan peran forum-forum
keagamaan sebagai wadah kerukunan hidup baik interumat beragama maupun antar
umat beragama, implementasi dan aktualisasi pemahaman dan pengamalan agama
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Peningkatan kualitas SDM berorientasi pada maksimalnya efektifitas dan efisiensi
SDM yang diukur dengan berbagai indikator seperti tingkat kemampuan serta
produktivitas dalam bekerja, tingkat potensi ke depan dari SDM, serta tingkat daya
saing yang tinggi dari SDM.
Indikator tersebut diarahkan dengan berbagai upaya peningkatan program seperti
pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan terhadap SDM, pelaksanaan berbagai
sertifikasi untuk SDM, peningkatan kompetensi dan daya saing diarahkan untuk
peningkatan sarana, prasarana dan kurikulum berbasis peluang kerja dan potensi
lokal.
6. Peningkatan kualitas SDM dengan arah kebijakan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk yang diupayakan dengan beberapa program seperti pengendalian laju
pertumbuhan penduduk secara migrasi adalah melalui peningkatan kualitas data
penduduk berdasarkan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi.
Pengendalian pertumbuhan penduduk secara alamiah diprioritaskan pada
peningkatan akseptor kontrasepsi mantap, pengendalian jumlah penduduk secara
alamiah diarahkan pada peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan KB
terutama bagi keluarga miskin.
II - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
II - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Administrasi dan Geografis
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak
diantara 107o30’ – 107o40’ BT dan 6o25’ – 6o45’ LS, dengan luas Wilayah Kabupaten
Purwakarta adalah 97.172 Ha. Secara administratif, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas
wilayah:
Sebelah Utara : Kabupaten Karawang dan Subang.
Sebalah Selatan : Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur.
Sebelah Barat : Kabupaten Cianjur, Karawang, dan Bogor
Sebelah Timur : Kabupaten Subang dan Bandung Barat
Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat
strategis, yaitu Jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.
Secara keseluruhan wilayah administrasi Kabupaten Purwakarta meliputi areal seluas 97.172
Ha. Wilayah administrasi tersebut terbagi kedalam 17 kecamatan dan 192 desa/kelurahan.
Kecamatan Purwakarta yang merupakan ibukota kabupaten dengan luas 2.483 Ha merupakan
kecamatan terkecil, sementara terbesar adalah Kecamatan Sukatani yang meliputi areal seluas
9.543 Ha. Untuk jumlah desa/kelurahan, Kecamatan Plered merupakan kecamatan dengan
jumlah terbanyak, yaitu 16 Desa, sedangkan paling sedikit adalah Kecamatan Sukasari, yaitu
5 Desa.
Luas kawasan terbangun di Kabupaten Purwakarta berdasarkan kondisi pada tahun 2010
seluas 14.503 atau 14,6% dari total luas wilayah kabupaten. Kecamatan dengan luas kawasan
terbangun terluas adalah Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Purwakarta, sementara yang
terkecil adalah Kecamatan Pondoksalam dan Kecamatan Sukasari. Secara umum
perkembangan kawasan terbangun di Wilayah Kabupaten Purwakarta tumbuh di sekitar ibu
kota kabupaten serta di sekitar jalan arteri dan kolektor yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan, termasuk di sekitar pintu tol.
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Struktur geologi Kabupaten Purwakarta cenderung dibentuk oleh lapisan kedap air. Akibatnya,
kemampuan lapisan permukaan bumi di wilayah ini dalam menyimpan air hujan sebagai
sumber air bersih relatif terbatas. Dalam Gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem air tanah
dangkal di sebagian besar wilayah kabupaten termasuk kategori daerah air tanah langka
dan akifer produktivitas rendah. Kondisi di atas semakin perlu diperhatikan, mengingat
Kabupaten Purwakarta pada dasarnya mempunyai curah hujan yang terbatas. Rata-rata curah
hujan yang jatuh di wilayah ini antara 2.500-3.500 mm/tahun. Curah hujan terendah terdapat
di kawasan dataran di utara wilayah kabupaten. Kawasan ini mempunyai curah hujan rata-
rata dibawah 2.000 mm/tahun. Berikut adalah Gambar Peta Sistem Air Tanah di Kabupaten
Purwakarta :
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Cadangan air tanah untuk masyarakat berupa 3 kawasan Cekungan Air Tanah (CAT), yaitu
CAT Bekasi-Karawang di utara wilayah kabupaten, serta CAT Ciater dan Lembang di tenggara
wilayah kabupaten. Namun, pemanfaatan CAT tersebut wajib dilakukan secara selektif. Hal ini
karena ketiga CAT tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi air tanah oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
3.5 Kebencanaan
Bencana alam adalah kejadian yang dapat sangat mengganggu proses peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang senantiasa diupayakan pemerintah daerah. Pengalaman
menunjukkan bahwa kejadian bencana dapat menimbulkan kerugian material, bahkan
kematian yang tidak sedikit. Bencana alam dapat pula menyebabkan kerusakan infrastruktur
yang menghambat berbagai aktivitas masyarakat. Jenis bencana yang teridentifikasi dapat
terjadi di Kabupaten Purwakarta antara lain berupa :
a. Gerakan tanah / Longsor
Kabupaten Purwakarta termasuk daerah yang cukup rawan mengalami gerakan
tanah/longsor. Berdasarkan studi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi
Jawa Barat, hampir diseluruh kecamatan terdapat kawasan rawan gerakan tanah
menengah atau tinggi.
b. Banjir
Bencana banjir adalah bencana yang kerap terjadi di daerah dengan proporsi kawasan
terbangun relatif tinggi. Studi Dinas Cipta Karya dan Pengairan Kabupaten Purwakarta
pada tahun 2012 berhasil mengidentifikasi setidaknya 25 titik daerah genangan di
Kecamatan Purwakarta. Jumlah titik genangan tersebut tidak termasuk titik daerah
genangan di kecamatan lain, seperti di Desa Cikaobandung.
c. Kegagalan Waduk
Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam lingkup Kabupaten Purwakarta terdapat 2
waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur dan Cirata. Berkaitan hal tersebut, keberadaan waduk
di suatu wilayah pada dasarnya selalu mengandung resiko menimbulkan bencana. Bencana
yang dimaksud adalah bencana kegagalan waduk berupa tsunami ketika konstruksi waduk
sudah tidak mampu lagi menahan beban air yang ditampungnya. Kawasan yang
berpotensi mengalami kerusakan akibat kegagalan waduk adalah kawasan di sekitar
sungai yang ada di muka bendungan waduk.
d. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah salah satu jenis bencana yang sampai saat ini masih sulit untuk
diprediksi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh aktivitas vulkanik maupun tektonik.
Amplitudo efek gempa sangat tergantung karakteristik struktur geologi yang ada. Salah
satu karakter struktur geologi yang memperbesar efek gempa adalah sesar. Sebaran sesar
di wilayah Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Gambar Peta 2.6.
e. Gunung Berapi
Sebenarnya tidak terdapat gunung berapi aktif dalam lingkup Kabupaten Purwakarta.
Gunung berapi terdekat adalah Gunung Tangkuban Perahu yang terletak di sebelah
tenggara dan termasuk dalam lingkup wilayah Kabupaten Subang dan Bandung Barat.
Kecamatan yang diperkirakan turut terkena dampak ketika Gunung Tangkuban Perahu
mengalami erupsi adalah Kecamatan Bojong, Wanayasa, dan Kiarapedes.
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Gambar 3.6 Peta Rawan Gerakan Tanah dan Sesar di Kabupaten Purwakarta
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
masyarakat. Citra ini diperburuk oleh banyaknya pertambangan tanpa ijin (PETI) yang
sangat merusak lingkungan.
3. Pencemaran air semakin meningkat
Limbah rumah tangga, industri, dan pertanian merupakan penyumbang terbesar dari
pencemaran air. Pengawasan terhadap kualitas air belum sepenuhnya dilakukan secara
optimal. Hal yang paling nampak yaitu air limbah rumah tangga dan beberapa industri
yang membuang limbahnya ke sungai, sehingga membahayakan kelestarian ekosistem
sungai, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
4. Kualitas udara yang semakin menurun
Senyawa yang perlu mendapat perhatian serius adalah partikulat (PM10), karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2). Pencemaran udara
utamanya disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga,
industri, kebakaran hutan, dan kurangnya tutupan hijau di perkotaan. Akibat
perkembangan modernisasi, jumlah kendaraan bermotor dari waktu ke waktu kian
bertambah, kondisi demikian pada akhirnya makin memperburuk kondisi lingkungan,
terutama menyangkut kualitas udara.
5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan
Masyarakat umumnya menganggap bahwa sumber daya alam akan tersedia selamanya
dalam jumlah yang tidak terbatas, secara cuma-cuma. Air, udara, iklim, serta kekayaan
alam lainnya dianggap sebagai anugerah Tuhan yang tidak akan pernah habis. Demikian
pula pandangan bahwa lingkungan hidup akan selalu mampu memulihkan daya dukung
dan kelestarian fungsinya sendiri. Pandangan demikian sangat menyesatkan, akibatnya
masyarakat tidak termotivasi untuk ikut serta memelihara sumber daya alam dan
lingkungan hidup di sekitarnya.
3.7 Demografi
Secara umum jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta selama periode 2008-2011 mengalami
peningkatan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, pada tahun
2008 jumlah penduduk di wilayah ini masih sebesar 831.383 jiwa, sedangkan pada tahun
2011 telah menjadi sebesar 876.251 jiwa. Dengan demikian selama periode tersebut terjadi
penambahan penduduk sebesar 14.956 jiwa setiap tahunnya.
Namun, dinamika penduduk Wilayah Kabupaten Purwakarta tidak bersifat linear. Dilihat
secara terperinci terdapat fluktuasi angka laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2008 laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,70%, pada tahun 2009 sebesar
0,83%, dan pada tahun 2010 sebesar 2,78%. Demikian pula berdasarkan daerahnya,
sebagian kecamatan mengalami pertumbuhan jumlah penduduk, sedangkan sebagian lainnya
mengalami pengurangan jumlah penduduk. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh kondisi dan
situasi dinamika perekonomian yang terjadi pada tahun berjalan.
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Salah satu tujuan utama pembangunan adalah mengentaskan kemiskinan. Jumlah keluarga
miskin di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2011 tercatat sebanyak 27.653 KK. Kecamatan
dengan jumlah keluarga miskin terbesar adalah Kecamatan Purwakarta, Sukatani, dan
Darangdan.,Selengkapnya jumlah keluarga miskin di tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel
berikut:
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Air Bersih
Laju pertumbuhan jumlah pelanggan PDAM sebesar 1,79 % per tahun (yaitu dari 16.919
unit pada tahun 2004 menjadi 17.228 unit pada tahun 2005). Demikian pula, jumlah air
bersih yang disalurkan mengalami kenaikan sebesar 11,25 % (dari 6.741.000 M3 pada
tahun 2004 menjadi 7.595.700 M3 pada tahun 2005) dan nilai produksi PDAM mengalami
peningkatan sebesar 20,02 % (dari Rp. 9.509.000.000,- pada tahun 2004 menjadi
Rp.11.918.675.000,- pada tahun 2005). Sumber air baku PDAM Purwakarta berasal dari
Desa Salem (Cigoong) Kecamatan Pondok Salam dan dari Waduk Jatiluhur (Desa Cibinong)
dengan kapasitas sebesar 140 liter/detik.
Pengairan dan Irigasi
Sumber air baku di Kabupaten Purwakarta cukup besar yang berasal dari Waduk
Jatiluhur, Waduk Cirata dan beberapa sungai besar serta sumber air lainnya. Waduk
Jatiluhur yang terletak pada ketinggian 111,6 m dari permukaan air laut, merupakan
reservoir air terbesar di Jawa Barat dengan daya tampung sebesar 3.000.000.000 m3 (3
Milyard kubik) serta mengairi lahan sawah seluas 260.000 Ha. Daya tampung Waduk
Cirata sebesar 2.000.000.000 m3 sebagai penyedia air baku dan irigasi dengan debit 14
m3/detik.
Telekomunikasi
Pembangunan fasilitas telekomunikasi dan jaringan transmisi telah dapat melayani sampai
ke pedesaan, walaupun tidak semua rumah tangga menggunakan fasilitas tersebut, tetapi
telah tersedia warung telekomunikasi (wartel) yang dapat digunakan oleh masyarakat.
Pada tahun 2004 di Kabupaten Purwakarta, terdapat 27.000 satuan sambungan telepon,
terdiri dari 25.581 pelanggan dan 1.419 sambungan telepon untuk umum. Sedangkan
pada tahun 2005 di Kabupaten Purwakarta, terdapat 26.608 satuan sambungan telepon,
terdiri dari 25.416 pelanggan dan 1.192 sambungan telepon untuk umum, hal ini
mengalami penurunan 1,45%.
Prasana Jalan
Dukungan sarana dan prasarana jalan yang cukup memadai sangat diperlukan untuk
mempermudah distribusi barang, orang dan jasa dari satu daerah ke daerah lainnya dan
mempermudah mobilitas penduduk, karena prasarana jalan berperan penting dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan perekonomian masyarakat secara
tidak langsung di Kabupaten Purwakarta.
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Sarana Perhubungan
Jumlah angkutan umum baik perkotaan maupun perdesaan, selama periode 2005-2006
relatif tetap. Pada tahun 2005 jumlah angkutan perkotaan adalah 730 unit, sedangkan
pada tahun 2006 berjumlah 734 unit. Sedangkan jumlah angkutan perdesaan selama
periode yang sama bertambah dari 522 pada tahun 2005 menjadi 528 unit pada tahun
2006. Kepada para penyelenggara jasa angkutan umum, pemerintah daerah pada Tahun
Aanggaran 2006 melaksanakan pembinaan laik jalan kendaraan bermotor. Peningkatan
kesadaran akan pengoperasian kendaraan dalam kondisi laik jalan diharapkan akan
dapat meningkatkan jaminan keselamatan para pengguna angkutan umum dan pengguna
jalan lainnya.
Tabel 3.7 Banyaknya Armada Angkutan Umum Kabupaten Purwakarta Tahun 2005
– 2006
Jenis Pelayanan Tahun 2005 Tahun 2006 Perkembangan
1. Angkutan Kota 730 734 0,55 %
2. Angkutan Pedesaan 522 528 1,15 %
JUMLAH 1.252 1.262 0,80 %
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Purwakarta, Tahun 2007
Pada sisi infrastruktur perhubungan, di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2006
terdapat 4 buah terminal tipe C. Terminal tersebut yaitu Terminal Ciganea, Gembong,
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Plered, dan Wanayasa. Melalui kegiatan rehabilitasi terminal angkutan umum, pemerintah
daerah pada Tahun Anggaran 2006 telah melakukan emplasemen untuk sirkulasi
kendaraan, sehingga tingkat layanan terminal dapat tetap dipertahankan optimal.
Aktivitas perhubungan di Kabupaten Purwakarta senantiasa meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan sosial ekonomi masyarakat. Beberapa permasalahan dan
hambatan yang menjadi tantangan pembangunan bidang perhubungan sampai saat ini
diantaranya yaitu:
a. Purwakarta berada diantara Pusat Kegiatan Regional sehingga through traffic yang
melewati Wilayah Kabupaten Purwakarta cukup tinggi;
b. Ketidakseimbangan pertumbuhan kendaraan bermotor dan panjang jaringan serta
struktur Wilayah Kabupaten Purwakarta yang masih bersifat konsentrik menyebabkan
beberapa lokasi rawan terhadap kemacetan;
c. Rambu lalu-lintas yang masih kurang memadai, perilaku pengguna kendaraan bermotor
yang kurang mengindahkan kaidah tertib berlalu-lintas, dan penggunaan kendaraan
tidak laik jalan tidak jarang menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas;
d. Tingkat layanan angkutan umum dan terminal yang melayani transportasi massal darat
dan danau masih kurang memadai.
Sarana Perumahan
Kondisi perumahan yang ada di Kabupaten Purwakarta saat ini sebagian besar merupakan
perumahan permanen, yang lainnya merupakan perumahan semi permanen dan
sederhana. Penentuan kebutuhan rumah di Kabupaten Purwakarta pada masa yang
akan datang, mengambil asumsi bahwa setiap keluarga membutuhkan rumah sendiri untuk
dapat hidup layak dan sejahtera. Luas setiap kapling dan bangunan ditentukan oleh tingkat
penghasilan penduduk. Semakin besar penghasilan yang didapat, maka semakin baik pula
kualitas yang lebih baik dengan kapling yang lebih besar, begitu pula sebaliknya.
Secara keseluruhan kondisi permukiman/perumahan di Kabupaten Purwakarta masih relatif
baik dibandingkan Kabupaten / kota lain yang memiliki tingkat kepadatan yang lebih
tinggi. Permasalahan umum yang dihadapi dalam hal ini umumnya adalah berhubungan
dengan kualitas jalan lingkungan, jaringan irigasi dan belum luasnya jaringan perpipaan
penyaluran air bersih ke penduduk.
Persampahan
Perkembangan permukiman dan perekonomian berdampak terhadap produksi sampah di
Kabupaten Purwakarta. Jumlah rata-rata produksi sampah per hari pada tahun 2006 tidak
kurang dari ± 210 M3. Sebagian sampah tersebut dikumpulkan pada TPS/TPSS sebelum
diangkut menuju TPA.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, pemerintah daerah mempunyai tenaga kebersihan
sebanyak 89 (delapan puluh sembilan) orang, terdiri dari 58 (lima puluh delapan) orang
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
petugas penyapuan, 3 orang petugas Gedung PKK, 3 orang petugas TPA, dan 25 orang
petugas pertamanan.
Sejak tahun 2006 pembuangan akhir sampah di Kabupaten Purwakarta dialihkan dari TPA
Ciwareng ke TPA Cikolotok. TPA Cikolotok yang terletak di Desa Margasari Kecamatan
Pasawahan berada diatas lahan seluas 5,6 Ha. Metoda pengolahan sampah yang
digunakan pada TPA ini adalah Sistem Land Fill. Dengan luasan dan sistem pengolahan
tersebut, TPA Cikolotok diharapkan dapat menampung sampah lebih dari 10 (sepuluh)
tahun ke depan.
III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
BAB IV
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
4.1. Pendekatan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini metodologi yang digunakan sebagai berikut:
1. Identifikasi dan pengkajian langkah-langkah proses identifikasi tentang perumahan
dan permukiman khususnya fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada di Kabupaten
Purwakarta;
2. Melakukan analisis pelaksanaan serah terima antara pengembang dengan
Pemerintah Kabupaten serta Potensi, permasalahan dan Kendala yang dihadapi baik
oleh pengembang maupun oleh Pemerintah Kabupaten;
Dalam rangka penyusunan data/informasi fasilitas sosial dan fasilitas umum ini perlu
dilakukan kajian-kajian terhadap aspek-aspek yang terkait dalam mekanisme
perumahan dan permukiman. Kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan metode konsultasi,
yaitu melakukan studi literatur dan diskusi-diskusi dengan pihak terkait antara lain dengan
para pengembang perumahan, institusi pemerintahan pusat dan daerah serta stakeholder
lainnya. Agar lebih memperkaya muatan data dan informasi fasilitas sosial dan fasilitas
umum di lingkungan perumahan dan permukiman yang ada di lingkungan Kabupaten
Purwakarta.
Secara garis besar kegiatan Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan Pengembang di
Kabupaten Purwakarta dari pekerjaan lapangan beserta pengolahan dan analisis data,
dapat diterjemahkan melalui beberapa pendekatan, yaitu:
IV - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Metode yang digunakan dalam pendekatan ini tidak kaku dan tidak terstandarisasi.
Kegiatan yang kualitatif sifatnya fleksibel, dalam arti kesesuaiannya tergantung dari
tujuan setiap penelitian. Walaupun demikian, selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi
bukan aturan yang mati (Cassel & Symon, 1994; Strauss, 1987; Taylor & Bogdan, 1984).
Jalannya kegiatan dapat berubah sesuai kebutuhan, situasi lapangan serta hipotesa-
hipotesa baru yang muncul selama berlangsungnya penelitian tersebut.
IV - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
4.2. Metodologi
Metodologi pelaksanaan pekerjaan merupakan langkah-langkah dalam penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan koridor yang telah tertuang dalam kerangka acuan kerja.
Metodologi ini dibuat berdasarkan dasar-dasar pemikiran dalam penyelesaian
pekerjaan yang merupakan pemikiran dalam mencapai maksud dan tujuan dengan
menggunakan ruang lingkup pekerjaan yang telah ditentukan. Selanjutnya akan
dipaparkan dasar pemikiran penyelesaian pekerjaan dan langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk melaksanakan pekerjaan dibuat pedoman/prinsip yang akan menjadi dasar
pelaksanaan studi. Adapun pedoman prinsip dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
IV - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
IV - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Mobilisasi Personil
Pengumpulan Data
Primer & Sekunder
Identifikasi Masalah
Laporan Pendahuluan
Kompilasi Data
Laporan Antara
Seminar
Laporan Akhir
IV - 6
Gambar 4.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan Pen
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
IV - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
8. Mobilisasi tim
Kegiatan mobilisasi tim (tenaga ahli) dilakukan pada tahap awal dimaksudkan
untuk mendapatkan tenaga ahli sesuai dengan yang diminta (sesuai KAK) dengan
kualitas memadai, di samping itu untuk mempercepat koordinasi antar tenaga ahli,
agar tenaga ahli tersebut mampu berkomunikasi dan bekerjasama dalam
pelaksanaan pekerjaan, hal ini dikarenakan informasi dari setiap tenaga ahli
diperlukan oleh tenaga ahli lainnya.
IV - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Alat-alat bantu yang telah dipersiapkan untuk kegiatan survey. Pada tahap ini
dilakukan beberapa kegiatan pokok, meliputi :
Penyusunan kebutuhan data
Penyusunan kebutuhan data meliputi persiapan daftar pertanyaan/checklist data
dilakukan pada tahap persiapan pekerjaan bermanfaat dalam pelaksanaan
survei lapangan. Hal ini disebabkan dalam daftar pertanyaan/checklist tersebut
berisi daftar data beserta narasumbernya (instansi tersedia data) sehingga akan
memudahkan dan mempercepat pengumpulan data dan informasi di lapangan.
Penyiapan peralatan dan perlengkapan survai
Alokasi waktu dan biaya
Penyusunan alokasi waktu dan biaya diperlukan agar waktu dan biaya yang
tersedia dapat digunakan seefektif dan sebaik mungkin.
IV - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Tabel 4.1 Checklist Data Sekunder Dalam Rangka Identifikasi Penyerahan PSU
Perumahan Pengembang di Kabupaten Purwakarta
No Kebutuhan Data Jenis Data Sumber Data
1 Kebijakan-Kebijakan Terkait Data Dinas Tata Ruang dan Permukiman,
RTRW Kabupaten Sekunder Badan Perencanaan Pembangunan,
Purwakarta Penelitian dan Pengembangan Daerah
RDTR
RJPMJD Kabupaten
Purwakarta
RPIJM
Peta-Peta
2 Daftar Perumahan dan Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Permukiman Developer Sekunder Terpadu Satu Pintu, Dinas Tata Ruang
dan Permukiman, Badan Pertanahan
Nasional
3 Site Plan Kawasan Data Developer Perumahan, Dinas
Perumahan dan Permukiman Sekunder Penanaman Modal dan Pelayanan
Developer Terpadu Satu Pintu, Badan Pertanahan
Nasional
4 Jumlah prasarana, sarana, Data Tim Verifikasi Proses Penyerahan Fasos
dan utilitas perumahan dan Sekunder dan Fasum (Unsur Sekretariat Daerah;
permukiman yang telah dan Badan Perencanaan Pembangunan,
belum diserah terimakan oleh Penelitian dan Pengembangan Daerah;
pengembang ke pemerintah Badan Pertanahan Nasional; Satuan
daerah. Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis
terkait; Camat; dan Lurah/Kepala
Desa).
IV - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Tabel 4.2 Contoh Kuesioner (Untuk Developer) Dalam Rangka Identifikasi Penyerahan PSU Perumahan Pengembang di
Kabupaten Purwakarta
No Pertanyaan Jawaban Keterangan
1 Nama Pengembang :
2 Alamat Pengembang :
3 Tahun Pendirian
Perusahaan :
IV - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
8 Jenis Fasus dan Fasos Sebutkan jenis dan macamnya : Sebutkan tahun :
apa saja yang SUDAH
dibangun oleh
developer
IV - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
IV - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Sedangkan cheklist kebutuhan data Fasilitas sosial dan Fasilitas Umum yang ada di
Perumahan di seluruh Kabupaten Purwakarta yaitu terdiri dari :
1. Prasarana Lingkungan
A. Jaringan Jalan
1) Jalan Masuk
2) Jalan Utama
3) Jalan Pembantu
4) Jalan Pembagi
B. Drainase
1) Saluran Primer
2) Saluran Sekunder
3) Sumur Resapan
C. Air Kotor
1) Septik Tank Komunal
2) Septik Tank Personal
3) IPAL
4) Dibuang ke sungai
D. Sampah
1) TPS sementara
2) Mobil Sampah
3) Gerobak sampah
4) Bak Sampah Komunal
2. Prasarana Umum
A. Penerangan Jalan Umum (PJU)
1) Jumlah Tiang PJU (penerangan)
2) Jumlah Tiang Listrik
B. Jaringan Telepon
Jumlah Tiang Telepon
C. Air Bersih
1) Sumber Air Bersih
IV - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
3. Sarana
A. Sarana Pendidikan
1) TK
2) SD
3) SMP
4) SMA
B. Peribadatan
1) Langgar/Musholla
2) Mesjid
3) Lainnya
C. Kesehatan
1) Posyandu
2) BP / BKIA
3) Rumah Bersalin
4) Puskesmas
D. Perekonomian
1) Pasar Lingkungan
2) Toko / Pertokoan
E. Pelayanan Umum
1) Pemakaman
2) Gedung sebaguna
3) Parkir Umum
4) Perpustakaan Lingkungan
F. Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
1) Taman Lingkungan
2) Tempat Bermain
IV - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
3) Lapangan Olahraga
4) Jalur Hijau
Selain itu, dalam pengamatan lapangan (survei primer), digunakan alat bantu GPS
(Global Positioning System). Dengan survei melalui alat ini akan dapat ditentukan lokasi
(koordinat lokasi) keberadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di kawasan perumahan.
Jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Daftar Isian Data Fasilitas Umum dan
Fasilitas Sosial Perumahan yang ada di Kabupaten Purwakarta.
IV - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Tabel 4.3 Daftar Isian Data Primer Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Yang ada di Perumahan
Nama Komplek :
Alamat :
Kecamatan :
Kelurahan :
Developer :
DATA PRASARANA/UTILITAS
Jenis Status
Lokasi Kondisi Konstruksi Sudah
Alamat / Luas (m2)/ Dibangun Bahan Belum
No Jenis Fasilitas Foto GPS (Baik/Sedang
(permanen/ Diserahkan Keterangan
Lokasi Panjang (m) Tahun Bangunan Diserahkan
/Rusak) semi (nomer surat
(alasan)
permanen) penyerahan)
PRASARANA LINGKUNGAN
A Jaringan
Jalan
1 Jalan Masuk
2 Jalan Utama
3 Jalan
Pembantu
4 Jalan
Pembagi
B Drainase
1 Saluran Primer
2 Saluran
Sekunder
IV - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Jenis Status
Lokasi Kondisi Konstruksi Sudah
Alamat / Luas (m2)/ Dibangun Bahan Belum
No Jenis Fasilitas Foto GPS (Baik/Sedang (permanen/ Diserahkan Keterangan
Lokasi Panjang (m) Tahun Bangunan Diserahkan
/Rusak) semi (nomer surat
(alasan)
permanen) penyerahan)
3 Sumur
Resapan
C Air Kotor
1 Septik Tank
Komunal
2 Septik Tank
Personal
3 IPAL
4 Dibuang ke
sungai
D Sampah
1 TPS sementara
2 Mobil Sampah
3 Gerobak
sampah
4 Bak Sampah
Komunal
PRASANA UMUM
E Penerangan
Jalan Umum
(PJU)
1 Jumlah Tiang
PJU
(penerangan)
2 Jumlah Tiang
Listrik
IV - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Jenis Status
Lokasi Kondisi Konstruksi Sudah
Alamat / Luas (m2)/ Dibangun Bahan Belum
No Jenis Fasilitas Foto GPS (Baik/Sedang (permanen/ Diserahkan Keterangan
Lokasi Panjang (m) Tahun Bangunan Diserahkan
/Rusak) semi (nomer surat
(alasan)
permanen) penyerahan)
E Jaringan
Telepon
1 Jumlah Tiang
Telepon
G Air Bersih
1 Sumber Air
Bersih
2 BPAB
(bangunan air)
3 Pengelola
4 Hidran Umum
IV - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
DATA SARANA
Jenis Status
Lokasi Kondisi Konstruksi Sudah
Alamat / Luas (m2)/ Dibangun Bahan Belum
No Jenis Fasilitas Foto GPS (Baik/Sedang (permanen/ Diserahkan Keterangan
Lokasi Panjang (m) Tahun Bangunan Diserahkan
/Rusak) semi (nomer surat
(alasan)
permanen) penyerahan)
A Sarana Pendidikan
1 TK
2 SD
3 SMP
4 SMA
B Peribadatan
1 Langgar/Mush
olla
2 Mesjid
3 Lainnya
C Kesehatan
1 Posyandu
2 BP / BKIA
3 Rumah Bersalin
4 Puskesmas
D Perekonomian
1 Pasar
Lingkungan
2 Toko /
Pertokoan
3
E Pelayanan Umum
IV - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Jenis Status
Lokasi Kondisi Konstruksi Sudah
Alamat / Luas (m2)/ Dibangun Bahan Belum
No Jenis Fasilitas Foto GPS (Baik/Sedang (permanen/ Diserahkan Keterangan
Lokasi Panjang (m) Tahun Bangunan Diserahkan
/Rusak) semi (nomer surat
(alasan)
permanen) penyerahan)
1 Pemakaman
2 Gedung
sebaguna
3 Parkir Umum
4 Perpustakaan
Lingkungan
G Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga
1 Taman
Lingkungan
2 Tempat
Bermain
3 Lapangan
Olahraga
4 Jalur Hijau
IV - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
IV - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
2. Tabulasi data
Yaitu proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel
yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat mampu
meringkas semua data yang akan dianalisis.
Termasuk dalam tabulasi data yaitu proses perhitungan, penjumlahan dan lain
sebagainya.
Tabulasi data dalam pekerjaan ini berisi nama Perumahan dan jenis fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang ada di kawasan perumahan dan permukiman developer di
Kabupaten Purwakarta;
3. Input data Hasil Tracking dan Marking GPS
Yaitu proses menginput data hasil tracking dan marking GPS hasil survei primer
lapangan ke dalam peta berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS).
4. Input data Hasil Visualisasi Lapangan
Yaitu input foto-foto (visualisasi) hasil kegiatan survei lapangan.
IV - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
IV - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
BAB V
ORGANISASI PEKERJAAN
V-1
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
V-2
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
Bulan Ke-
No Kegiatan I II III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a. Analisis terkait dengan kondisi, jumlah dan jenis bangunan fasiitas umum dan fasilitas sosial
b. Analisis Kebijakan dan Strategi tekait dengan serahterima antara pengembang dengan pemerintah
daerah
c. Analisis Kendala yang dihadapi oleh pengembang maupun pemerintah Kabupaten Purwakarta x x x x
d. Pemetaan Lokasi Perumahan beserta fasos dan fasum
e. Kesesuaian Rencana Pola Ruang menurut RTRW Kabupaten Ciebon dengan Trend Perkembangan
Perumahan dan Permukiman di Kabupaten Cirebon
Analisis kondisi perkembangan Fasiitas umum dan fasilitas sosial perumahan dan permukiman x x x x
OUTPUT
1. Menetapkan kebijakan serah terima dan pengelolaan fasos dan fasum
2. Keberadaan Pengembang Perumahan di Lingkungan Kabupaten Purwakarta;
3. Terpetakannya Sebaran Perumahan;
4
4. Terpetakannya Kondisi Fasos dan Fasum; x x
5. Jumlah Fasos dan Fasum yang sudah diserahterimakan
6. Menetapkan Kebijakan Serah terima dan pengelolaan fasos dan fasum dari pengembanga ke
Pemda
Pelaporan Pekerjaan
Laporan Pendahuluan
5
Laporan Antara
Laporan Akhir
Presentasi
Laporan Pendahuluan
6
Laporan Antara
Laporan Akhir
V-3
LAPORAN PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI PENYERAHAN PSU
PERUMAHAN PENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA
V-4