You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah

pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu

rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara

mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/tolak

ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya

atau berkelanjutan.

Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan

profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan

dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi

perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan

yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar,

fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih

dahulu secara efektif dan efisien (Swansburg, 1993).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?

2. Bagaimana manajemen perencanaan asuhan keperawatan?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai

berikut:

1. Menjelaskan pengertian perencanaan.

2. Menjelaskan manajemen perencanaan asuhan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Perencanaan Asuhan Keperawatan

Manajemen adalah koordinasi dan integrasi sumber-sumber melalui

perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan pengawasan dalam

mencapai tujuan Menurut Huber (1996). Sedangkan manajemen keperawatan

dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman,

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 1998).

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang

merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para staf untuk memberikan

pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen

asuhan keperawatan. Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan

sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang

akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan keperawatan.

Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya

untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan adanya fungsi-

fungsi yang jelas mengenai manajemen. Ada empat fungsi manajemen yang harus

diperhatikan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan. Dalam manajemen keperawatan ada beberapa elemen utama

berdasarkan fungsinya, salah satunya adalah perencanaan (planning).

3
Perencanaan adalah satu proses berkelanjutan yang diawali dengan

merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan

personal, merancang proses dan kriteria hasil, memberikan umpan balik pada

perencanaan yang sebelumnya & memodifikasi rencana yang diperlukan

Swansburg (1999). Perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen

karena perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara

efektif dan efisien.

B. Tujuan Manajemen Perencanaan Asuhan Keperawatan

Dalam proses keperawatan perencanaan membantu untuk menjamin bahwa

klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan

serta pelayanan ini diberikan oleh pekerja keperawatan agar mendapat hasil yang

memuaskan sesuai tujuan. Adapun tujuan perencanaan adalah:

1. Sebagai upaya koordinasi dalam memberikan arahan sehingga semua anggota

paham akan kondisi organisasi dan mengerti kontribusinya dalam mencapai

tujuan baik secara mandiri maupun tim

2. Mengurangi dampak perubahan

3. Memininimalkan hasil yang tidak efektif dan tidak efisien serta menghindari

pengulangan kegagalan

4. Menetapkan standar pengontrolan/ pengendalian: membandingkan kinerja dan

tujuan, deviasi dan tindakan korektif yang diperlukan

5. Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan

6. Efektif dalam hal biaya.

4
C. Prinsip Manajemen Perencanaan Asuhan Keperawatan

Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan yang baik harus memiliki

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu:

a. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan

suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam

rangka mencapai tujuan.

b. Dibuat oleh orang-orang yang mengerti organisasi

c. Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik perencaan

d. Adanya suatu perencanaan yang teliti,yang berarti rencana harus di ikuti

oleh program kegiatan terinci

e. Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan, artinya harus tergambar

bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.

f. Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya

jelas terlihat.

g. Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada perubahan

h. Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak ada seorangpun yang

mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang

i. Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi

organisasi

j. Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang terjadi.

2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang harus

dijawab dengan memuaskan menggunakan pendekatan 5W1H

5
a. What : kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah disepakati.

b. Where : dimana kegiatan akan dilakukan?

c. When : kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?

d. Who : siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?

e. Why : mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?

f. How :bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah

pencapaian tujuan?

3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus

diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah, artinya harus disusun

dengan cara sistematis dan didasarkan pada langkah sebagai berikut:

a. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi

b. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana

c. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul

d. Menetapkan data alternatif pemecahan masalah

e. Melaksanakan rencana yang telah tersusun

f. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah

g. Menilai hasil yang telah dicapai

D. Model Dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan, model asuhan keperawatan yang

yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan,

keperawatan primer dan sistem manajemen kasus.

6
1. Metode kasus

Metode kusus disebut juga sebagai perawatan total (total care) yang

merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung

jawab umtuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam

setiap shift. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian

shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan

keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru.

2. Metode fungsional

Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi

bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan

pendidikan kurang akan melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan

dengan perawatan profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas (job

description), prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini

cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian.

Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan dimana

pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan.

Kepala Ruangan

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat Luka Injeksi Merawat Luka

Pasien/ Klien
Skema 1: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

7
3. Metode tim

Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang

digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan

memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul

karena kemajuan teknologi, kesehatan dan peralatan. Tim keperawatan terdiri dari

perawat profesional (registered nursing), perawat praktis yang mendapat izin serta

pembantu perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih

menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk

belajar.

Hal pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua

tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tujuan

metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada

klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua

personil adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan

anggota tim.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Staf Staf

Pasien/ Klien Pasien/ Klien Pasien/ Klien

Skema 2 : Sistem pemberian Asuhan Keperawatan Tim

8
4. Keperawatan Primer

Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24

jam sehari, 7 hari/ minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan

secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer

membutuhkan pengetahuan dan keterampilan manajemen. Perawat primer

mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,

mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan,

dan mengevaluasi keefektivan keperawatan. Sementara perawat lain memberikan

tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan

menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan

lainnya. Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran profesional termasuk

pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan kesinambungan

perawatan. Perawat primer merupakan manejer garis terdepan bagi perawatan

pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.

Dokter Kepala Sarana/


Ruangan Prasarana

Perawat

PP Pagi PP PP

Skema 3 : Sistem Pemberian Keperawatan ”Primary Nursing”

9
5. Sistem manejemen kasus

Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer

kasus (case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama

dirawat. Para manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara

seperti :

a. Dengan dokter dan pasien tertentu.

b. Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit

c. Dengan mengadakan diagnosa.

Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan

seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master

untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Skema 4 : Sistem Pemberian Keperawatan Manajemen Kasus

6. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (struktur

proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat

menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart dan Woods, 1996). Lima

10
Komponen dalam Model Praktek Keperawatan Profesional menurut

Hoffart dan Woods (1996):

a. Nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari model praktek

keperawatan profesional (MPKP)

b. Hubungan antar professional

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

d. Pendekatan manejemen dalam perubahan pengambilan keputusan

e. Sistem kompetensi dan penghargaan.

E. Jenis Kegiatan Dalam Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Asuhan keperawatan memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara

terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan

keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan.

Komponen pengkajian keperawatan meliputi :

a. Pengumpulan data, kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis,

diisi sesuai item yang tersedia, aktual, valid

b. Pengelompokan data, kriteria : data biologis, data psikologis, data sosial,

data spiritual

c. Perumusan Masalah, kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan

norma dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data

yang telahdikumpulkan

11
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data kasus kesehatan pasien,

dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.

Kriteria :

a. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan

pemenuhan kebutuhan pasien

b. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat

c. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/ (PES) atau

terdiri darimasalah dan penyebab (PE)

d. Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi

e. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar

akan terjadi

f. Dapat ditanggulangi oleh perawat.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.

Komponen perencanaan keperawatan meliputi:

a. Prioritas masalah, kriteria:

1) Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas utama

2) Masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua

3) Masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.

b. Tujuan asuhan keperawatan, criteria:

1) Spesifik

2) Bisa diukur

12
3) Bisa dicapai

4) Realistic

5) Ada batas waktu

c. Rencana tindakan, kriteria:

1) Disusun berdasarkan tindakan tujuan asuhan keperawatan

2) Melibatkan pasien/keluarga

3) Mempertimbangkan latar belakang bidaya pasien/keluarga

4) Menentukan alternative tindakan yang tepat

5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,

lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada

6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien

7) Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya yang mudah

dimengerti.

4. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan

dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup

aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan

mengikutsertakan pasien dan keluarganya.

Kriteria : dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan, menyangkut

keadaan bio-psiko- sosio spiritual pasien, menjelaskan setiap tindakan

keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga, sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan, menggunakan sumber daya yang ada, menerapkan prinsip

aseptik dan antiseptik, menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan

13
mengutamakan keselamatan pasien, melaksanakan perbaikan tindakan

berdasarkan respon pasien, merujuk dengan segera bila ada masalah yang

mengancam keselamatan pasien, mencatat semua tindakan yang telah

dilaksanakan, merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan,

melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah

ditentukan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana

untuk menilai perkembangan pasien. Kriteria: setiap tindakan keperawatan

dilakukan evaluasi, evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan

tujuan, hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan

pasien,keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

6. Catatan asuhan keperawatan

Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.

Kriteria : dilakukan selama pasien dirawat nginap dan rawat jalan, dapat

digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan segera

setelah tindakan dilaksanakan, menulisannya harus jelas dan ringkas serta

menggunakan istilah yang baku, sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan,

setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang

melaksanakan tindakan dan waktunya, menggunakan formulir yang baku,

disimpan sesuai dengan pengaturan yang berlaku

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang

merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para staf untuk memberikan

pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen

asuhan keperawatan. Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan

sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang

akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan keperawatan.

Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya

untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan adanya fungsi-

fungsi yang jelas mengenai manajemen. Ada empat fungsi manajemen yang harus

diperhatikan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca

khususnya kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya darah

guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik. Kami menyadari

Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami

menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang

menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2007.Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan

profesional, ed.2.Jakarta: Salemba Medika

Arwani & Supriyatno, H.2006.Manejemen bangsal keperawatan.Jakarta: EGC.

Darul.2012. Triage dan Manajemen Gawat Darurat. HealthandNews.blogspot.com

16

You might also like