You are on page 1of 17

MAKALAH

INDIKATOR KESEHATAN WANITA

Di susun oleh :

1. Eka Nur Safitri (S171712)


2. Friska Natalia (S171716)
3. Mariatul Qibtiah (S171719)
4. Melinda herlina Sari (S171721)
5. Ni Putu Widya (S171724)
6. Tenika kristila (S171741)
7. Yulida Friyatni (S171746)

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat,serta penyertaan-Nya sehingga makalah “makalah Indikator kesehatan
wanita” ini dapat kami selesaikan. Dalam penulisan makalah ini kami berusaha
menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya
oleh para pembaca. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami
berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.

Banjarmasin, 9 oktober 2018

Penyusun

ii
Table of Contents
MAKALAH ................................................................................................................................... i
INDIKATOR KESEHATAN WANITA .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
A. Latar Belakang...............................................................................................................iv
B. Tujuan ...........................................................................................................................vi
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................................vi
BAB II ........................................................................................................................................ vii
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... vii
A. Devinisi Indikator kesehatan Wanita ........................................................................... vii
B. Jenis-jenis indicator kesehatan Wanita ....................................................................... vii
BAB III ...................................................................................................................................... xvi
PENUTUP ................................................................................................................................. xvi
A. Kesimpulan .................................................................................................................. xvi
B. Saran ........................................................................................................................... xvi

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Adapun indicator
kesehatan ibu dapat ditijau dari pendidikan, penghasilan, usia harapan hidup, aki,
dan tingkat kesuburan.
Yang pertama dari kacamata indikator pendidikan, sampai tahun 2004,
persentase perempuan yang melek huruf terus mengalami peningkatan, meskipun
persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Secara rasionalangka melek
huruf sudah mencapai 87,9%, pada laki-laki sebesar 92,3% dan pada perempuan
sebesar 83.5%.
Tahun efektif bersekolah pada umur 15 tahun sebesar 7.09% dimana pada
laki-laki 7,62% dan perempuan 6,57%. Angka ini akan menunjukkkan bahwa
secara rata-rata pendidikan penduduk mencapai jenjang pendidikan kelas I SLTP.
Pada tahun 2003 penduduk usia lebih dari 10 tahun yang berpendidikan SLTP
hanya sebanyak 36,21%, pada laki-laki sebesar 39.87% dan pada perempuan
32.57%.
Yang kedua yaitu indikator penghasilan, pada tahun 2012 International
Labour Organization (ILO) menemukan masih ada kesenjangan upah
antargender di Indonesia dengan selisih hingga 19% meskipun memiliki tingkat
pendidikan, pengalaman,kualifikasi dan pekerjaan yang sama.
Pada tahun 2012, perempuan memperoleh upah rata-rata 81% dari upah
laki-laki, meskipun memiliki tingkat pendidikan dan pengalaman yang sama. Di
Indonesia, perempuan mewakili sekitar 38% layanan sipil, tetapi lebih dari
sepertiganya melakukan pekerjaan “tradisional”, seperti mengajar dan mengasuh,
yang cenderung memperoleh upah kurang dari pekerjaan yang didominasi laki-
laki.

iv
Yang ketiga yaitu indikator usia harapan hidup. Menurut U.S. Census
Bureau, International Data Base. (2009) Usia harapan hidup wanita Indonesia
lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari jauhnya
perbedaan jumlah penduduk lansia perempuan dengan laki-laki yaitu Karena
usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka
jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-
laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan
lanjut usia secara umum di Indonesia, sebenarnya tidak lain adalah permasalahan
yang lebih didominasi oleh perempuan.
Sedangkan Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000
kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248
ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Propinsi di Indonesia dengan kasus kematian ibu melahirkan tertinggi
adalah Propinsi Papua, yaitu sebesar 730/100.000 kelahiran hidup, diikuti
Propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 370/100.000 kelahiran hidup, Propinsi
Maluku sebesar 340/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Sulawesi Selatan
berdasarkan profil kesehatan Sulawesi Selatan jumlah kejadian kematian
maternal yang dilaporkan pada Tahun 2007 yaitu sebesar 104/100.000 kelahiran
hidup (Dinkes Propinsi Sulawesi-Selatan, 2008).
Tingginya angka kematian maternal diatas dipengaruhi oleh banyak faktor
dan sangat kompleks yaitu Perdarahan (28%), Eklampsia (24%), Infeksi (11%),
Abortus (5%), partus lama, trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%).
Sebagian kematian maternal banyak terjadi pada saat persalinan, melahirkan dan
sesaat setelah melahirkan.
Kemudian pada indikator tingkat kesuburan pada tahun 2012 lebih dari
80% pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan dan ini
merupakan permasalahan yang sering sekali terjadi pada negara yang sedang
berkembang. 7-15% diantaranya masih tergolong ke dalam usia 15 - 40 tahun

v
dengan rating tertinggi dialami oleh para wanita sebesar 40% sampai dengan
60%.

B. Tujuan
1. Unruk mengetahui Devinisi Indikator kesehatan Wanita
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis indicator kesehatan wanita

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi AKBID Sari mulia Banjarmasin
Laporan ini juga diharapkan bermanfaat untuk dijadikan wawasan bagi
mahasiswa dan menambahkan refrensi di perpustakaan
2. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat memberikan Informasi secara objektif tentang indicator kesehata
wanita sehingga dapat menjadi pedoman dalam memberikan asuhan.
3. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu dan pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan pada
klien dan keluarga.
4. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya wanita
mengenai pentingnya indikaor kesehatan wanita.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi Indikator kesehatan Wanita


Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Adapun indicator
kesehatan ibu dapat ditijau dari pendidikan, penghasilan, usia harapan hidup, aki,
dan tingkat kesuburan.

B. Jenis-jenis indicator kesehatan Wanita


1. Indikator Pendidikan
a. pengertian Pendidikan
Ada beberapa pengertian Pendidikan menurut para ahli diantaranya :
1) Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS no. 20
tahun 2003 adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa
supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif
supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, ketrampilan, dalam
bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak
mulia.
2) Pengertian Pendidikan menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar
Dewantara yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang
bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu
supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu
menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

vii
3) Menurut Gunning dan Kohnstamm, Pendidikan adalah proses
pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penetuan diri
secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
4) Pendidikan menurut Carter. V. Good adalah proses perkembangan
kecakapan individu dalam sikap dan perilaku masyarakat. Proses sosial
dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang teorganisir,
seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan
diri dan kecakapan sosial.
b. Pengaruh Kemiskinan dan Pendidikan Terhadap Sikap Wanita
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi
tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya
biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai
pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator
kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga jender berpengaruh pula
terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat
kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian
yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya.
Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat
mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil
keputusan dalam keluarga dan masyarakat
Pendidikan juga dapat mempengaruhi sikap wanita terhadap
kesehatan, rendahnya pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap
kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang
mungkin terjadi terhadap diri mereka. Sehingga walaupun sarana yang baik
tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena
rendahnya pengetahuan yang mereka miliki. Kualitas sumber daya manusia
sangat tergantung pada kualitas pendidikan, dengan demikian program
pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi
bangsa.

viii
Kondisi ini menunjukkan bahwa taraf pendidikan perempuan belum
setara dengan laki-laki, hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi yang
terbentuk dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi
kaum wanita untuk meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
menyangkut masalah kesehatan sendiri. Seorang wanita yang lulus dari
perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu
berprilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang
memiliki pendidikan rendah. Meningkatnya pendidikan berdampak pada
pengalaman dan wawasan yang semakin luas, pendidikan dapat
meningkatkan status sosial dan kedudukan seorang perempuan didalam
masyarakat sehingga perempuan dapat meningkatkan aktifitas sehari-hari
maupun aktifitas sosialnya. Menurut profil klasifikasi perempuan
diberbagai negara menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan
kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat buruk.
2. Indikator Penghasilan
Penghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan
akan bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan
kebutuhan lain, khususnyapeningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan
berkaitan dengan status sosial ekonomi , dimana sering kali status ekonomi
menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita.Misalnya banyak
kejadian anemia defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali
disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada
ibu hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam keselamatan
ibu.
Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap
sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan
produksi. Sehubungan dengan hal itu maka upah upah yang diterima pekerja
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang
yang diterima secara rutin oleh para pekerja.

ix
b. Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja
jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang iukur berdasarkan benyaknya
barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.
Upah dalam Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang
tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, peran dalam keluarga,
supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.
3. Indikaor Angka kematian ibu
a. Pengertian Indikaor Angka kematian ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu kerena kehamilan,
persalinan, nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup
pada tahun yang sama dengan persen atau permil.
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI
diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah
melahirkan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi AKI
Menurut WHO penyebab tingginya angka kematian ibu dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu infeksi, perdarahan dan penyulit persalinan sedangkan
5 penyebab utama kemantian ibu adalah perdarahn postpartum, abortus,
eklampsia, dan persalinan terhambat. Rendahnya kualitas hidup sebagian
besar perempuan Indonesia disebabkan oleh masih terbatasnya wawasan,
lingkungan sosial budaya yang belum kondusif terhadap kemajuan
perempuan dan belum dipahaminya konsep gender di dalam kehidupan
bermasyarakat dan berkeluarga.
Kasus kekerasan dalam keluarga, perdagangan, tekanan budaya, adat
istiadat, pendidikan rendah dan dominasi pria dalam rumah tangga masih

x
menimpa sebagian besar perempuan. Pemerintah daerah belum memliki
kesungguhan mengangkat harkat dan kebijakan perempuan secara
keseluruhan terutama menekan angka kematian ibu melahirkan.
Faktor reproduksi ibu turut menambah besar risiko kematian
maternal. Jumlah paritas satu dan Paritas diatas tiga telah terbukti
meningkatkan angka kematian maternal dibanding paritas 2-3, selain itu
faktor umur ibu melahirkan juga menjadi faktor risiko kematian ibu,
dimana usia muda yaitu < 20 tahun dan usia tua ≥35 tahun pada saat
melahirkan menjadi faktor risiko kematian maternal, sedangkan jarak
antara tiap kehamilan yang dianggap cukup aman adalah 3-4 tahun. Faktor
kematian maternal ini kemudian diidentifikasi sebagai 4 Terlalu (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu rapat jarak kehamilan dan terlalu banyak) Selain
faktor medis dan reproduksi, faktor non-medis turut menambah parah
risiko kematian maternal. faktor non-medis/tidak langsung tersebut yaitu
kondisi sosial budaya, ekonomi, pendidikan, Kedudukan dan peran wanita,
kondisi geografis, dan transportasi, ini kemudian diidentifikasi sebagai tiga
terlambat (3T).
4. Indikator Usia Harapan Hidup
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa
implikasi bertambahnya jumlah lansia.Berdasarkan data, wanita Indonesia yang
memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya.
Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia
lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan
masyarakat.

a. Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih


lama.
Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung
dari beberapa faktor:
1) Pola Makan
2) Penyakit bawaan dari lahir

xi
3) Lingkungan Tempat Tinggal
4) Strees Atau Tekanan

b. Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia


harapan hidup.
1) Gizi
Melewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin
menjadi harapan sebagian manusia. Mereka berpendapat bahwa dengan
semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat dilakukan,
terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya
umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa
faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan.
2) Merokok
Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau
kalau anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata
10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris
mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang
dimuat di Jurnal Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit
yang terkait dengan kebiasaan merokok.
3) Menapause
Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah
meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain
meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke
tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46
tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000.
Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50
tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun
juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus
Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru

xii
mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun
2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5%
dari total penduduk.
Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga
terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan
perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali
mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas
hidupnya. Padahal estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam,
sehingga menurunnya produksi hormon akan berpengaruh terhadap
beberapa perubahan penting dalam tubuh.
a) Gejala gejala awal kurangnya estrogen :
(1) Wajah kemerahan
(2) Keringat pada malamm hari
(3) Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi)
(4) Kekeringan didaerah vagina
(5) Masalah kandung kemih
(6) Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri
(7) Kulit kering
(8) Gangguan tidur
(9) Emosi yang mudah berubah-rubah
(10) Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
(11) Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes)
(12) Sakit kepala
(13) Mudah pingsan
(14) Depresi
(15) Daya ingat menurun
(16) Sulit konsentrasi
(17) Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis),
jantung koroner, stroke, kanker usus besar.
(18) Gangguan tidur

xiii
(19) Emosi yang mudah berubah-rubah
(20) Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
(21) Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes)
(22) Sakit kepala
(23) Mudah pingsan
(24) Depresi
(25) Daya ingat menurun
(26) Sulit konsentrasi
(27) Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis),
jantung koroner, stroke, kanker usus besar.
5. Tingkat Kesuburan wanita
Tingkat Kesuburan wanita sangat ditentukan oleh fungsi hormonal,
kesehatan ovariu, dan sistem metoblisme. Bila tiga hal tersebut tidak
mengalami gangguan, maka dipastikan bahwa wanita tersebut memiliki
tingkat kesuburan yang sangat baik. Usia juga sangat mempengaruhi
kesuburan wanita. Tingkat kesuburan paling tinggi terjadi usia -30 tahun dan
menurun 5-10 persen pada rentang usia 30-35 tahun. Persentase ini menurun
lagi 30 persen jika telah menapaki usia 35-40 tahun. Kesubuaran wanita
akan menurun hingga 50 persen ketika berusia 40 tahun ke atas bahkan
berhenti secara total pada masa menopause. Setelah melewati masa itu,
sebenarnya wanita masih bisa mengalami kehamilan aslakan kondisi
ovarium masih sangat baik.
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan
dimana terdapatsel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila
perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan
terjadi kehamilan. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks
perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
menyebabkan perubahan fisiologis pada klinis seperti, perubahan suhu basal
tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada

xiv
serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor
kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang
bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara :
a. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi
b. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum
c. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk
mendapatkan kehamilan.
d. Membantu mengidentifikasi sebagian masalah infertilitas

xv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Status kesehatan
wanita sangat berpengaruh kepada pendidikan wanita. Dan kemiskinan
berpengaruh kepada pendidikan , seringkali kemiskinan membuat kaum wanita
terabaikan akan pendidikan , karena pria dianggap sebagai pencari nafkah maka
diutamakan dahulu kaum pria. Sehingga kaum wanita kurang akan pengetahuan
yang sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.

B. Saran
Sebagai seorang bidan atau tenaga kesehatan sebaiknya kita harus mengetahui
bagaimana indicator kesehatan wanita, sehingga kita bisa menurunkan AKI di
Indonesia.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003.Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. Tentang sistem


pendidikan nasional.

Notoamodj, Soekidjo. 2011 Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta

Risky Ditha, 2011. Indikator Kesehatan Wanita Berdasarkan Usia


Harapan Hidup dan Tingkat Keseburan.

xvii

You might also like